III. KERANGKA PEMIKIRAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

VI. ANALISIS LINGKUNGAN DAN PERUMUSAN STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA SATE SOP KAMBING

BAB 2 LANDASAN TEORI

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KERANGKA TEORI

III KERANGKA PEMIKIRAN

III. METODE PENELITIAN Definisi Operasional, dan Pengukuran Variabel

BAB III GAMBARAN UMUM INDUSTRI KERUDUNG ATIKA COLLECTION. Nama Atika diambil dari nama putri ketiga pemilik Atika Collection yang

III. KERANGKA PEMIKIRAN

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. METODE KAJIAN. B. Pengolahan dan Analisis Data

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II KAJIAN TEORI. bagi suatu perusahaan untuk tetap survive di dalam pasar persaingan untuk jangka panjang. Daya

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN. teoretik. Manajemen strategi didefinisikan sebagai ilmu tentang perumusan

BAB 2 LANDASAN TEORI

III. KERANGKA PEMIKIRAN

METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB IV METODE PENELITIAN

III KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II KERANGKA TEORI. Menurut Anoraga (2000: 338), strategi adalah alat ukur sebuah organisasi

PERENCANAAN STRATEGIS. Roedhy Poerwanto Departemen Agronomi & Hortikultura Faperta-IPB

BAB 2 LANDASAN TEORI. Persaingan antar organisasi bisnis yang semakin ketat beberapa dekade terakhir

LANDASAN TEORI. Dimana : TR = Total penerimaan, TC = Total biaya, NT = Biaya tetap, dan NTT = Biaya tidak tetap.

Strategi pemasaran untuk meningkatkan penjualan telur Ayam Ras Petelur UD. Barokah Jaya di Dusun Sumber Pocok Bangkalan. Syaifu Matrowi ( )

BAB IV ANALISIS DATA. A. Strategi Kompetitif Porter dalam Menghadapi ACFTA. kompetitif sendiri, agar tidak kalah dalam persaingan global, baik itu

IV METODE PENELITIAN

BAB 2 LANDASAN TEORI

II. TINJAUAN PUSTAKA Manajemen Strategis

III. METODE PENELITIAN. untuk mendapatkan data melakukan analisa-analisa sehubungan dengan tujuan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memasarkan barang atau jasa yang dihasilkan, baik yang datang dari dalam

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Jenis dan Sumber Data

BAB II URAIAN TEORITIS

IV. METODE PENELITIAN

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pearce dan Robinson (2008, p2) menyatakan bahwa strategi merupakan suatu

PERUMUSAN STRATEGI PERUSAHAAN PT X MENGGUNAKAN MATRIKS EVALUASI FAKTOR

BAB II LANDASAN TEORI. menengah (UMKM) adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang

BAB 3 SWOT DAN STRATEGI BERSAING

III. KERANGKA PEMIKIRAN

penelitian ini diharapkan mampu menghasilkan alternatif strategi yang lebih objektif.

BAB VII FORMULASI DAN PEMILIHAN STRATEGI. oleh perusahaan. Pengidentifikasian faktor-faktor eksternal dan internal dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. semakin meningkatnya jumlah penjualan mobil dari tahun ke tahun. Dengan jumlah penduduk yang lebih dari 200 juta jiwa, para pelaku

BAB III KERANGKA BERPIKIR DAN KONSEP. Kerangka pemikiran yang dituangkan dalam penelitian ini berdasarkan

STRATEGI PENGEMBANGAN BISNIS TOKO FAJAR BARU

Distinctive Strategic Management

BAB IV KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. menganalisis biaya dan pendapatan usaha warung tenda seafood di Kota

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

IV. METODOLOGI PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN

IV. METODE PENELITIAN

dan produktivitasnya sehingga mampu memenuhi kebutuhan IPS. Usaha

III KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. lebih lanjut dalam perencanaan dan perumusan strategi bisnis. Jadi akan di jabarkan

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN Konsep Pendapatan dan Biaya Usahatani. keuntungan yang diperoleh dengan mengurangi biaya yang dikeluarkan selama

IV METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan di kawasan Kalimalang, Jakarta Timur.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN. pengorganisasian, dan pengendalian atas keputusan-keputusan atau tindakan

BAB III METODE PENELITIAN. atau Sagela Pengucapaan yang sering di pakai masyarakat Gorontalo ini, terletak

BAB I PENDAHULUAN. semakin berat, tidak hanya bertujuan untuk dapat survive melainkan harus mampu

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB II KERANGKA TEORI. Sebelum melakukan penelitian,seorang peneliti harus menyusun suatu

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II KERANGKA TEORI. Strategi didefinisikan sebagai berbagai cara untuk mencapai tujuan. Selain

III. KERANGKA PEMIKIRAN

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Purnomo dan Zulkieflimansyah (2000 : 8), istilah strategi berasal dari bahasa Yunani

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Analisis SWOT (strengths-weaknessesopportunities-threats)

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Metode Penentuan Responden

digunakan dalam identifikasi variabel lingkungan eksternal perusahaan. Lingkungan eksternal perusahaan secara teoritis dirumuskan oleh David

PENGANTAR BISNIS MINGGU KE-2. Disusun oleh: Nur Azifah., SE., M.Si PERUSAHAAN DAN LINGKUNGAN PERUSAHAAN

ANALISIS. Entrepreneurship Center Universitas Dian Nuswantoro

III. KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II STRATEGI DAN ANALISIS SWOT. likuidasi, dan joint venture. Strategi adalah tindakan potensial yang

BAB 3 METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif, yaitu metode

Transkripsi:

III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Analisis Usaha Keberhasilan usaha dapat dilihat dengan cara melakukan analisis pendapatan. Komponen yang digunakan adalah biaya investasi, biaya tetap, biaya variabel dan penerimaan usaha yang diperoleh. Investasi adalah pengeluaran yang dilakukan pada kegiatan usaha dan pada saat tertentu untuk mendapatkan keuntungan di masa mendatang yang dinyatakan dalam satuan rupiah atau nilai suatu barang dan jasa yang nilainya tidak habis dalam satu tahun dan dapat dipakai bertahun-tahun. Penerimaan usaha adalah perkalian dari jumlah produk dengan harga produk. Keuntungan adalah selisih antara hasil yang diterima dari penjualan dengan biaya sumberdaya yang telah dipergunakan, jika biaya lebih besar dari pendapatan maka keuntungan negatif atau mengalami kerugian. Biaya tetap adalah biaya yang jumlahnya tetap atau konstan tidak dipengaruhi oleh perubahan intensitas volume kegiatan (Lipsey dan Richard, 1995). 3.1.2 Teori Biaya Biaya dari perusahaan yang kegiatannya memproduksi barang adalah nilai input yang akan digunakan untuk memproduksi outputnya. Sedangkan konsep biaya adalah suatu pengorbanan yang dilakukan untuk memperoleh suatu barang ataupun jasa yang diukur dengan nilai uang, baik itu pengeluaran berupa uang, melalui tukar-menukar ataupun melalui pemberian jasa. Penggolongan biaya pada umumnya ditentukan atas dasar tujuan yang hendak dicapai dari penggolongan biaya tersebut (Lipsey dan Richard, 1995). Biaya produksi merupakan semua pengeluaran yang dilakukan oleh perusahaan untuk memperoleh faktor-faktor produksi dan bahan-bahan mentah yang akan digunakan untuk menciptakan barang-barang yang diproduksikan perusahaan tersebut. Apabila jumlah suatu faktor produksi yang digunakan selalu berubah-ubah, maka biaya produksi yang dikeluarkan juga berubah-ubah nilainya. Namun, apabila jumlah suatu faktor produksi yang digunakan adalah tetap, maka biaya produksi yang dikeluarkan untuk memperolehnya adalah berubah nilainya.

Dengan demikian keseluruhan jumlah biaya produksi yang dikeluarkan produsen dapat dibedakan menjadi dua jenis biaya, yaitu biaya tetap dan biaya biaya variabel. Biaya tetap adalah biaya yang tidak berubah meskipun output berubah, jumlahnya tidak tergantung atas besar kecilnya kuantitas produksi yang dilaksanakan. Misalnya gaji tenaga kerja administrasi dan pemasaran, penyusutan peralatan, dan lain-lain. Biaya seperti ini seringkali disebut biaya overhead atau biaya yang tidak dapat dihindari. Biaya variabel adalah biaya yang jumlahnya berubah-ubah sesuai dengan perubahan kuantitas produksi yang dihasilkan. Biaya variabel merupakan biaya yang berkaitan langsung dengan output yang bertambah besar dengan meningkatnya produksi dan berkurang dengan menurunnya produksi. Yang termasuk dalam biaya ini antara lain adalah biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan lain-lain. Perhitungan atas biaya secara umum yaitu: TB = BT + BV Keterangan: TB TR = P x Q BT BV Keterangan: TR P Q = Total biaya (Rp/bln) = Biaya Tetap (Rp/bln) = Biaya Variabel (Rp/bln) = Penerimaan penjualan (Rp/bln) = Harga per unit (Rp) = Jumlah output yang dijual Biaya penyusutan peralatan yang digunakan dalam usaha dihitung berdasarkan metode garis lurus (Stright Line Method) yaitu nilai pembelian dikurangi tafsiran nilai sisa dibagi dengan umur ekonomis. Rumus yang digunakan adalah : Penyusutan = Nb-Ns n Keterangan: Nb Ns n = Nilai pembelian barang (Rp) = Tafsiran nilai sisa (Rp) = Umur ekonomis barang (Th)

3.1.3 Pendapatan Dalam analisis pendapatan, terdapat dua tujuan utama, yaitu menggambarkan keadaan sekarang dan menggambarkan keadaan yang akan datang dari suatu perencanaan atau tindakan. Analisis pendapatan memberikan bantuan untuk mengukur apakah kegiatan usaha pada saat ini berhasil atau tidak (Soeharjo dan Patong, 1986). Pendapatan selain diukur dengan nilai mutlak dapat pula diukur dengan nilai efisiennya. Salah satu alat yang digunakan untuk mengukur nilai efisiensi pendapatan tersebut yaitu penerimaan untuk setiap biaya yang dikeluarkan atau imbangan penerimaan dan biaya atau Revenue and Cost Ratio (R/C ratio). Analisis R/C rasio ini digunakan untuk melihat keuntungan relatif dari suatu cabang usaha dengan cabang usaha yang lainnya berdasarkan keuntungan finansial. Dalam analisis R/C rasio akan diuji seberapa jauh nilai rupiah yang dipakai dalam kegiatan usaha yang bersangkutan dapat memberikan sejumlah nilai penerimaan sebagai manfaatnya dan nilai R/C rasio tidak mempunyai satuan (Soeharjo dan Patong, 1986). Analisis R/C rasio dilakukan untuk mengetahui seberapa besar penerimaan yang mungkin dihasilkan dari setiap satu satuan rupiah yang dikeluarkan. Nilai R/C rasio dapat digunakan sebagai tolak ukur efisiensi dari suatu aktivitas kegiatan usaha sebagai berikut: 1. R/C rasio > 1, artinya menunjukkan bahwa dalam suatu usaha setiap satu rupiah biaya akan menghasilkan penerimaan yang lebih besar dari satu. Dengan kata lain usaha tersebut dapat dikatakan lebih efisien. 2. R/C rasio < 1, artinya menunjukkan bahwa dalam suatu usaha setiap satu rupiah biaya akan menghasilkan penerimaan yang lebih kecil dari satu. Dengan kata lain usaha tersebut dapat dikatakan tidak efisien. 3. R/C rasio = 1, artinya menunjukkan bahwa dalam suatu usaha setiap satu rupiah biaya akan menghasilkan penerimaan yang sama dengan satu. Dengan kata lain usaha tersebut dapat dikatakan efisien. Analisis pendapatan dapat dihitung dengan rumus: П = TR TC Keterangan: П = Keuntungan (Rp/bln)

TR TC = Total penerimaan (Rp/bln) = Total biaya (Rp/bln) 3.2 Konsep Strategi Strategi berasal dari bahasa Yunani yang berati seni berperang, suatu strategi mempunyai dasar-dasar atau skema untuk mencapai sasaran yang dituju. Strategi merupakan suatu alat untuk mencapai sasaran atau tujuan yang bersifat jangka panjang. Sasaran merupakan hal yang ingin dicapai oleh suatu organisasi (Umar, 2008) Strategi sangat menentukan bagaimana perkembangan serta kemajuan suatu organisasi dalam jangka panjang, karena itu penyusun strategi merupakan individu yang sangat menentukan kemajuan dalam sebuah organisasi Menurut Stoner dan Freeman (1998) konsep strategi dapat didefinisikan berdasarkan dua prespektif yaitu prespektif apa yang suatu organisasi ingin lakukan dan prespektif apa yang organisasi akhirnya lakukan. Berdasarkan prespektif pertama tersebut strategi dapat didefinisikan sebagai program untuk menentukan dan mencapai tujuan organisasi serta mengimplementasikannya, sedangkan berdasarkan prespektif kedua, strategi sebagai pola tanggapan atau respon organisasi terhadap lingkungannya. 3.3 Konsep Manajemen Strategi Manajemen strategis merupakan suatu tindakan yang direncanakan dan dilakukan untuk menghasilkan strategi yang efektif supaya tujuan suatu organisasi dapat tercapai. Manajemen stategi dapat didefinisikan sebagai seni dan ilmu untuk memformulasi, mengimplementasi, dan mengevaluasi keputusan yang memungkinkan organisasi dapat mencapai tujuannya (David, 2006). Pengertian manajemen strategis menurut Pearce dan Robinson (1997), yaitu sekumpulan keputusan dan tindakan yang menghasilkan perumusan (formulasi) dan pelaksanaan (implementasi) rencana-rencana yang dirancang untuk mencapai sasaran-sasaran perusahaan.

Tujuan dari manajemen strategi adalah untuk mengeksploitasi dan menciptakan peluang baru yang berbeda untuk masa depan (perencanaan jangka panjang) dan mencoba mengoptimalkan tren sekarang untuk masa datang. Usaha bisnis yang menerapakan manajemen strategis akan mendapatkan manfaat bagi orgnisasinya baik finansial maupun non finansial, yang berdampak fositif dalam peningkatan profitabilitas, produktifitas serta penjualan. Manfaat non finansial yang didapat yaitu meningkanya kesadaran atas ancaman dari eksternal (David, 2006) 3.3.1 Manajemen Strategis Proses manajemen strategis terdiri dari tiga tahapan (David, 2006) yaitu formulasi, implementasi strategi dan evaluasi stretegi. 3.3.1.1 Formulasi Strategi Dalam formulasi strategi dilakukan pengembangan visi dan misi, mengidentifikasi peluang dan ancaman eksternal, mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan internal, menetapkan tujuan jangka panjang, merumuskan alternatif strategi dan memilih strategi tertentu yang akan dijalankan. Pengambil keputusan harus menentukan alternatif strategi yang akan menguntungkan organisasi dengan mempertimbangkan keterbatasan dari sumberdaya yang ada. Tahap formulasi strategi terdiri dari beberapa tahapan yaitu menentukan visi dan misi, analisis lingkungan internal, analisis lingkungan eksternal dan menetapkan tujuan jangka panjang 1. Menentukan Visi Misi dan Tujuan Visi dan misi suatu perusahaan memegang peranan yang penting dalam memformulasikan, implementasi dan evaluasi strategi, visi dan misi yang jelas akan menghindarkan perusahaan dari tindakan yang merugikan kepentingan untuk jangka panjang. Visi menggambarkan apa yang ingin dicapai oleh suatu perusahaan sedangkan misi merupakan hasil dari pengembangan dan merupakan pernyataan tujuan jangka panjang yang akan membedakan organisasi dengan organisasi yang serupa. Tujuan merupakan hasil yang diinginkan oleh organisasi dalam menjalankan misinya, tujuan disusun secara hierarkis dari yang paling penting sampai yang kurang penting.

2. Analisis Lingkungan Internal Lingkungan internal perusahaan menggambarkan kuantitas dan kualitas sumber daya manusia, fisik, finansial perusahaan dan juga dapat memperkirakan kelemahan dan kekuatan struktur organisasi maupun manajemen perusahaan Kekuatan merupakan faktor-faktor keunggulan bersaing yang dimiliki oleh organisasi di pasar sasaran sedangkan kelemahan merupakan faktor-faktor yang menjadi kelemahan organisasi dengan pesaingnya dalam pasar. Setiap organisasi memiliki kekuatan dan kelemahan yang berbeda-beda sehingga penting bagi sebuah organisasi untuk mengetahui dengan jelas apa kekuatan dan kelemahan yang ada dalam organisasi agar dapat memanfaatkan peluang dan menghindari ancaman yang ada di luar perusahaan. Faktor-faktor internal yang dianalisis menurut David (2006), yaitu : 1. Fungsi Pemasaran Menganalisis kekuatan dan kelemahan dari kegiatan pemasaran termasuk penjualan, promosi, harga, distribusi dan penelitian pasar. 2. Fungsi Produksi Menganalisis kekuatan dan kelemahan dari kegiatan pabrikasi dan produksi serta teknologi yang digunakan. 3. Fungsi Sumberdaya Manusia Menganalisis kemampuan sumberdaya manusia yang ada baik ditingkat manajemen dan tenaga kerja. 4. Fungsi Keuangan Menganalisis kekuatan dan kelemahan dari sistem yang telah dijalankan melalui kinerja keuangan perusahaan. 3. Analisis Lingkungan Eksternal Analisis lingkungan eksternal dibutuhkan agar organisasi dapat memahami peluang dan ancaman utama yang dihadapi agar dapat diformulasikan strategi untuk memanfaatkan peluang secara maksimal dan menghindari ancaman, tujuan yang ingin dicapai dari analisis lingkungan eksternal adalah agar organisasi dapat mengetahui peluang yang dapat memberikan manfaat dan menghindari ancaman. Menurut Kotler (1997), kekuatan eksternal yang dapat mempengaruhi kinerja perusahaan dibedakan menjadi lingkungan makro dan lingkungan mikro.

Lingkungan makro terdiri dari kekuatan-kekuatan sosial yang berada di luar pengaruh kontrol dari suatu organisasi tetapi mampu mempengaruhi seluruh pelaku di lingkungan mikro perusahaan yaitu : 1. Kekuatan Ekonomi Suatu strategi sangat dipengaruhi oleh faktor ekonomi yang terjadi dalam masyarakat, lingkungan ekonomi terdiri dari faktor-faktor yang mempengaruhi daya beli dan pola pengeluarannya yang tergantung dari pendapatan, harga, tabungan, utang serta ketersedian kredit. 2. Faktor Alam Berkaiatan erat dengan kegiatan produksi suatu organisasi, pemasar harus memperhatikan ancaman atau peluang yang berhubungan dengan lingkungan alam yaitu kekurangan bahan baku, peningkatan biaya energi, peningkatan tingkat polusi dan perubahan peran pemerintah. 2. Faktor Teknologi Perubahan teknolgi memberikan pengaruh besar terhadap suatu organisasi sehingga diperlukan inovasi-inovasi agar memberikan keunggulan kompetitif bagi suatu organisasi. Perkembangan teknologi memberikan dampak terhadap pola konsumsi pasar yang berimplikasi terhadap sistem pemasaran suatu organisasi. 4. Faktor Politik dan hukum Lingkungan ini dibentuk oleh hukum, badan pemerintah dan kelompok penekan yang mempengaruhi dan membatasi beragam organisasi dan individu, faktor-faktor ini dapat memperbesar atau memperkecil peluang dan acaman utama bagi organisasi. 5. Faktor sosial dan budaya Analisis terhadap kekuatan sosial dan budaya sangat penting karena faktorfaktor tersebut memberikan pengaruh hampir di semua produk, faktor ini selalu berubah sesuai dengan perkembangan masyarakat dan kebutuhan masyarakat. Faktor sosial budaya dapat mempengaruhi apa, kapan dan bagaimana konsumen berprilaku.

Lingkungan mikro perusahaan terdiri dari pelaku-pelaku yang berada dekat dengan perusahaan yang langsung mempengaruhi untuk melayani pasarnya (Stoner dan Freeman, 1998), yaitu : 1. Pemasok Suatu bisnis usaha dan perorangan yang menyediakan sumberdaya yang dibutuhkan oleh perusahaan dan pesaingnya dalam hal memproduksi barang dan jasa. Dimana sumberdaya yang disediakan oleh pemasok dapat berupa bahan baku, energi, modal tenaga kerja, jasa dan sebagainya. Perkembangan pemasok memiliki dampak yang besar terhadap operasi pemasaran perusahaan, sehingga perusahaan harus dapat mengikuti perkembangan harga dan ketersedian semua faktor produksi yang digunakan dalam perusahaan. 2. Pelanggan Pelanggan merupakan inti dari kegiatan analis pasar, perubahan prilaku pelanggan harus selalu diantisipasi oleh suatu organisasi agar dapat disusun strategi yang tepat. 3. Pesaing Perusahaan akan menghadapi pesaing baik itu yang menawarkan produk yang sama ataupun produk subtitusi, sehingga perusahaan harus memberikan nilai dan kepuasan pelanggan lebih besar dari pesaingnya sehingga perusahaan akan memperoleh keunggulan strategi serta mendapat posisi yang kuat atas barang atau jasa yang ditawarkan. 3.3.1.2 Implementasi Strategi Implementasi strategi yaitu tahapan dimana alternatif pilihan strategi dijalankan dengan memanfatkan sumberdaya yang dimiliki untuk mencapai tujuan organisasi. Menurut David (2006), implementasi strategi adalah tahap tindakan manajemen strategi yaitu mengubah strategi yang telah dirumuskan menjadi sebuah tindakan, alternatif strategi dikategorikan menjadi 4 jenis dengan 12 tindakan yaitu : 1. Strategi Integrasi Strategi ini melibatkan akuisisi kepemilikan atau meningkatkan kontrol terhadap distributor, pemasok atau pesaing, tipe strategi terdiri dari : a. Integrasi ke depan yaitu peningkatan kontrol terhadap distributor atau

pengecer. b. Integrasi ke belakang yaitu strategi mencari kepemilikan atau meningkatkan kontrol atas pemasok perusahaan. c. Integrasi horizontal yaitu mencari kepemilikan atau meningkatkan kontrol atas pesaing perusahaan. 2. Strategi Intensif Strategi intensif membutuhkan usaha yang intensif agar kompetitif perusahaan dengan produk yang ada saat ini membaik. Tipe strategi terdiri dari : a. Penetrasi Pasar yaitu meningkatkan pangsa pasar untuk produk dengan upaya pemasaran lebih besar. b. Pengembangan Pasar yaitu mengembangkan pasar dengan cara memperkenalkan produk yang sudah ada pada wilayah geografi yang baru. c. Pengembangan Produk yaitu strategi meningkatkan penjualan dengan memperbaiki produk yang ada atau melakukan modifikasi produk. 3. Strategi Diversifikasi Strategi ini dilakukan dengan cara mendiversitifikasikan aktifitas bisnis, tipe stategi diversifikasi yaitu : a. Diversifikasi kosentrik yaitu menambah produk atau jasa baru yang berhubungan secara umum. b. Diversifikasi horizontal yaitu menambah produk baru yang tidak berkaitan untuk pelanggan yang sudah ada. c. Diversifikasi konglemerat yaitu menambah produk baru yang tidak berkaitan. 4. Strategi Defensif Tipe strategi defensif terdiri dari : a. Divestasi yaitu menjual satu divisi atau bagian suatu organisasi. b. Likuidisasi yaitu menjual seluruh aset perusahaan secara terpisah-pisah untuk nilai riilnya. Tahapan implementasi merupakan tahapan yang sulit karena dalam implementasi strategi membutuhkan banyak individu yang terlibat, karena itu kemampuan interpersonal sangat dibutuhkan dalam tahap implementasi.

3.3.1.3 Evaluasi Strategi Tahapan evaluasi strategi merupakan tahap akhir dalam manajemen strategi, ini dilakukan untuk mengetahui apakah strategi berjalan dengan baik sesuai dengan harapan. Evaluasi dibutuhkan karena faktor eksternal dan internal perusahaan selalu berubah sehingga selalu membutuhkan penyesuain dalam menghadapi perubahan tersebut. 3.4 Analisis SWOT Analisi SWOT adalah identifikasi sistematis atas kekuatan dan kelemahan serta peluang dan ancaman berdasarkan analisis internal dan eksternal yang dihadapi perusahaan, dengan analisis ini diharapkan perusahaan dapat menyusun strategi bersaing berdasarkan kombinasi antar faktor tersebut (David, 2006). Matrik SWOT digunakan untuk merumuskan alternatif strategi perusahaan dari mencocokan faktor eksternal kunci berupa peluang dan ancaman dengan fakor internal kunci berupa kekuatan dan kelemahan. Menurut Umar (2008), matrik SWOT merupakan alat analisis yang penting untuk para manajer mengembangkan empat tipe strategi. Empat alternatif strategi tersebut yaitu strategi SO atau kekuatan-peluang menggunakan kekuatan internal perusahaan untuk memanfaatkan peluang ekternal, Strategi WO atau strategi kelemanan-peluang bertujuan untuk memperbaiki kelemahan dengan memanfaatkan peluang eksternal, Strategi ST atau strategi kekuatan-ancaman menggunakan kekuatan perusahaan untuk menghindari atau mengurangi dampak ancaman eksternal dan strategi WT atau strategi kelemahan-ancaman merupakan taktik defensif yang diarahkan untuk mengurangi kelemahan internal dan menghindari ancaman lingkungan eksternal (David, 2006) 3.5 Kerangka Pemikiran Operasional Meningkatnya persaingan yang terjadi akibat banyak bermunculan usaha sate sop kambing mengakibatkan pengaruh perubahan pendapatan yang diterima oleh pelaku usaha, serta permasalahan lain yang dihadapi oleh pelaku usaha sate sop kambing sehingga pelaku usaha yang bergerak dalam usaha ini harus dapat

membuat strategi yang tepat, agar mampu bertahan dan berkembang sehingga diharapkan dengan penerapan strategi pengembangan yang tepat. Berdasarkan uraian di atas maka alur dari pemikiran operasional dapat dilihat pada Gambar 1.

Krisis Ekonomi dan Tingginya Tingkat Pengangguran Usaha Kecil Menengah Sate Sop Kambing Alternatif Usaha Pengembangan Usaha Sate Sop Kambing Identifikasi Karakteristik Usaha Analisis Pendapatan Usaha Analisis Lingkungan Eksternal dan Internal Total Penerimaan Total Biaya R/C Ratio Analisis SWOT Rekomendasi Alternatif Strategi Pengembangan Usaha Terbaik Gambar 1. Kerangka Pemikiran Operasional Penelitian