PROFIL HAMBATAN BELAJAR EPISTIMOLOGIS SISWA KELAS VIII SMP TERHADAP MATERI ENERGI DAN PERUBAHANNYA BERBASIS ANALISIS TES KEMAMPUAN RESPONDEN

dokumen-dokumen yang mirip
PROFIL HAMBATAN BELAJAR EPISTIMOLOGIS SISWA KELAS VIII SMP PADA MATERI TEKANAN ZAT CAIR MELALUI TES KEMAMPUAN RESPONDEN

PROFIL HAMBATAN BELAJAR EPISTIMOLOGIS SISWA SMA PADA MATERI PERSAMAAN GAS IDEAL BERBASIS HASIL ANALISIS TES KEMAMPUAN RESPONDEN

PROFIL HAMBATAN BELAJAR EPISTIMOLOGIS SISWA PADA MATERI ASAS BERNOULLI KELAS XI SMA BERBASIS ANALISIS TES KEMAMPUAN RESPONDEN

PROFIL HAMBATAN BELAJAR EPISTIMOLOGIS SISWA PADA MATERI PERSAMAAN KONTINUITAS KELAS XI SMA MELALUI TES KEMAMPUAN RESPONDEN

PROFIL HAMBATAN BALAJAR EPISTIMOLOGIS SISWA PADA MATERI MOMENTUM DAN IMPULS KELAS X SMA BERBASIS ANALISIS TES KEMAMPUAN RESPONDEN

Desain Didaktis Pembelajaran Konsep Energi dan Energi Kinetik Berdasarkan Kesulitan Belajar Siswa pada Sekolah Menengah Atas

DESAIN DIDAKTIS KONSEP BARISAN DAN DERET ARITMETIKA PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SEKOLAH MENENGAH ATAS

Absract. Key words: students result of learning, expository learning strategy, contextual teaching learning strategy. Abstrak

BAB III METODE PENELITIAN

PELAKSANAAN REMEDIAL TEACHING DALAM MENCAPAI KETUNTASAN BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN FISIKA DI SMA NEGERI SE-KOTA PEKANBARU

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB III METODE PENELITIAN

THE PRACTICALITY TEST OF MAGNETIC EXPERIMENTAL DEVICES FOR PHYSICS LEARNING OF JUNIOR HIGH SCHOOL

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Annie Resmisari, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Awinda, 2015

MENGATASI HAMBATAN BELAJAR SISWA DALAM MENGGAMBAR GARIS DAN SUDUT DENGAN PENDEKATAN ANTISIPASI DIDAKTIS DI SMP

DESAIN BAHAN AJAR BERBASIS KOMUNIKASI MATEMATIS PADA MATERI ELIPS KELAS XI

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SISWA SMA LB PADA MATERI POKOK SUMBER ENERGI DAN KEGUNAANNYA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN DIRECT INSTRUCTION

MATHEdunesa Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika Volume 3 No 2 Tahun 2014

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan pengalaman peneliti mengajar IPA di MTs Negeri Jeketro,

DESAIN DIDAKTIS KONSEP VOLUME LIMAS PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SMP BERDASARKAN LEARNING TRAJECTORY

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

2015 DESAIN DIDAKTIS KONSEP ASAS BLACK DAN PERPINDAHAN KALOR BERDASARKAN HAMBATAN BELAJAR SISWA PADA TINGKAT SEKOLAH MENENGAH ATAS KELAS X

DESAIN DIDAKTIS KONSEP LUAS DAERAH TRAPESIUM PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

Desain Didaktis Bahan Ajar Matematika SMP Berbasis Learning Obstacle dan Learning Trajectory

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEBAK KATA TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI SISTEM PENCERNAAN MAKANAN PADA MANUSIA

2015 PENERAPAN FIVE STAGE CONCEPTUAL TEACHING MODEL UNTUK MENINGKATKAN KONSISTENSI ILMIAH DAN PRESTASI BELAJAR PADA SISWA SMA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

ANALISIS KEBUTUHAN TERHADAP BAHAN AJAR MATEMATIKA SISWA SESUAI MODEL PEMBELAJARAN STAD

Ulpiyaturahmah, Purwati Kuswarini, Ai Sri Kosnayani ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting bagi kehidupan manusia karena

MODEL INKUIRI DENGAN TIPE INTEGRATED PADA PEMBELAJARAN IPA DI SMP ARTIKEL. Oleh. Etik Khoirun Nisa NIM

KEMAMPUAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL-SOAL URAIAN TERSTRUKTUR POKOK BAHASAN TEORI KINETIK GAS

ANALISIS LEARNING OBSTACLES KONSEP GEOMETRI PADA MAHASISWA SEMESTER 1 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOSEN SEKOLAH DASAR

mengungkapkan gagasan-gagasan matematis secara tulisan atau lisan, menggunakan pendekatan bahasa matematis untuk menyatakan informasi matematis, mengg

Kata kunci : Multi representasi, kemampuan kognitif, kemampuan pemecahan masalah

Abstrak. i Universitas Kristen Maranatha

I. PENDAHULUAN. Proses pembelajaran fisika seringkali dianggap susah oleh siswa karena cara

TESIS. Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Magister Progran Studi Pendidikan Matematika. Oleh: Linda Sunarya NIM.

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA YANG MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DENGAN DISCOVERY-INQUIRY DI SMA

KESULITAN MAHASISWA PPG PENDIDIKAN FISIKA FKIP UNSYIAH DALAM MELAKSANAKAN PROGRAM PENGALAMAN LAPANGAN DI BANDA ACEH

Arif Priyanto et al., Analisis Kesalahan Siswa dalam Menyelesaikan Soal Cerita Matematika...

TESIS. Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi Pendidikan Matematika. Oleh SUSMONO S

Randi Pratama 1 Dinawati Trapsilasiwi 2 Susi Setiawani 3 ABSTRACT

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2013

Skripsi Oleh : Ahmad Hidayat Fauzi K

RADEN RARA VIVY KUSUMA ARDHANI

GAMBARAN PENGENALAN MODEL PEMBELAJARAN QODE (QUESTIONING, ORGANIZING, DOING AND EVALUATING) PADA GURU IPA SMP DI KABUPATEN PROBOLINGGO

Abstrak. i Universitas Kristen Maranatha

Unesa Journal of Chemical Education ISSN: Vol. 5, No.2, pp , May 2016

Abstract. Keyword : Cooperative learning model, picture and picture, charta media, powerpoint media, human digest

Kata Kunci: Sekolah Engagement, metode deskriptif, Convenience sampling.

PENGEMBANGAN SET PRAKTIKUM PEMBIASAN CAHAYA UNTUK PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah.

P 45 DESAIN DIDAKTIS PENGENALAN KONSEP PECAHAN SEDERHANA PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA UNTUK SISWA KELAS III SEKOLAH DASAR

Pembelajaran Melalui Strategi REACT Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Matematis Siswa Sekolah Menengah Kejuruan

DAFTAR ISI ABSTRAK... KATA PENGANTAR... UCAPAN TERIMA KASIH... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. (Kata kunci : College adjustment ) Universitas Kristen Maranatha

Abstrak. Universitas Kristen Maranatha

Pengembangan Alat Peraga Momentum dengan Sistem Sensor

: ZELVIA CHYNTYA DEVI

ANALISIS TINGKAT KETERLAKSANAAN PENILAIAN BERBASIS KELAS PADA MATA PELAJARAN IPA FISIKA KELAS VII SMP NEGERI PEKANBARU

Struktur Materi Usaha, Energi, dan Daya

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN RELASIONAL DAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA KELAS VII MELALUI PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK (PMR) TESIS

Hubungan Kecerdasan Emosional dan Gaya Belajar Terhadap Hasil Belajar Pada Mata Pelajaran TIK Siswa Kelas VIII SMP PGRI 1 Padang Abstract

ABSTRAK. Kata Kunci: Kreativitas, Kecerdasan Emosional, Hasil Belajar Matematika

DESKRIPSI KOMPETENSI MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA DALAM MENYELESAIKAN SOAL-SOAL PREDIKSI MODIFIKASI UJIAN NASIONAL MATA PELAJARAN FISIKA

ANALISIS KESULITAN BELAJAR MATEMATIKA MELALUI TES DIAGNOSTIK PADA MATERI LINGKARAN SISWA KELAS VIII D SMP NEGERI 1 KALIMANAH TAHUN 2014/2015

ANALISIS KESULITAN ANAK TUNAGRAHITA DALAM MENYELESAIKAN SOAL OPERASI PENJUMLAHAN DI SEKOLAH LUAR BIASA (SLB) HARAPAN IBU METRO

Oleh : RISKA DWI JAYANTI Skripsi ini ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan untuk mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan

GERAK, GAYA, DAN ENERGI

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BIOLOGI BERORIENTASI PENGEMBANGAN KECERDASAN MAJEMUK SISWA PADA KONSEP SEL KELAS XI SMA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Abstract. Key word : problem based learning model, approach and environment concepts, ecosystem.

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD 6

I. PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia sedang mendapat perhatian dari pemerintah. Berbagai

Daimul Hasanah. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa

RAHMAT FAUZI NIM. K

A. Latar Belakang Masalah

PENERAPAN STRATEGI REACT DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA KELAS X SMAN 1 BATANG ANAI

IMPLEMENTATION OF PROBLEM BASED LEARNING MODEL TO IMPROVE MATHEMATICAL OF PROBLEM SOLVING SKILLS OF STUDENTS CLASS VIII1 SMP BHAYANGKARI PEKANBARU

ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL-SOAL PADA MATERI HUKUM KIRCHOFF DI SMAN 1 MERANTI

PROFIL KONSISTENSI REPRESENTASI DAN KONSISTENSI ILMIAH SISWA SMP PADA KONSEP GERAK

Nirmawan. Universitas Muslim Nusantara Al Washliyah Jl. Garu II No. 93 Medan Abstrak. Abstract

ANALISIS LEARNING OBSTACLES PADA MATERI PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN LINEAR SATU VARIABEL

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Atamik B, 2013

ABSTRAK. Kata kunci: deskriptif, attachment to God, siswa SMA. iii. Universitas Kristen Maranatha

ANALISIS KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIK SISWA MTs DITINJAU DARI SELF CONFIDENCE

PENGEMBANGAN TES DIAGNOSTIK BERFORMAT FOUR-TIER UNTUK MENGIDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA TOPIK USAHA DAN ENERGI

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Intan Cahyaningrum, 2015

HUBUNGAN ANTARA MINAT BELAJAR DAN PERSEPSI CARA MENGAJAR GURU TERHADAP HASIL KOGNITIF BELAJAR FISIKA SISWA SMA

IMPLEMENTASI MODEL COOPERATIVE LEARNING

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mulyaningsih, 2013

PENERAPAN TEORI BRUNER BERBANTUAN KARTU SAPURA PADA PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN BULAT DI SMP

MENGGUNAKAN MIND WEB UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA. Index Term- Mind Web, understanding of mathematical concepts

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Nurvita Dewi Susilawati, 2013

Transkripsi:

DOI: doi.org/10.21009/03.snf2017.01.oer.02 PROFIL HAMBATAN BELAJAR EPISTIMOLOGIS SISWA KELAS VIII SMP TERHADAP MATERI ENERGI DAN PERUBAHANNYA BERBASIS ANALISIS TES KEMAMPUAN RESPONDEN Yunia Maghfirah a), Heni Rusnayati b), A. F. C. Wijaya c) Departemen Pendidikan Fisika, Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Pendidikan Indonesia, Jl. Dr. Setiabudi No. 229, Bandung 40154 Email: a) yuniamaghfirah@gmail.com, b) heni@upi.edu, c) agus.fany@gmail.com Abstrak Berdasarkan hasil studi pendahuluan melalui angket, tes, dan wawancara diketahui bahwa 52,12% siswa mengalami hambatan belajar epistimologis pada materi energi dan perubahannya yaitu hambatan yang dialami siswa disebabkan karena keterbatasan konteks dalam memahami suatu konsep, dan lebih dari 50% siswa tidak mampu mengerjakan tes pada materi energi dan perubahannya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hambatan belajar epistimologis pada siswa kelas VIII SMP pada materi energi dan perubahannya berdasarkan hasil analisis Tes Kemampuan Responden. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan analisis pendekatan historis menggunakan Tes Kemampuan Responden (TKR) yang berupa tes tertulis uraian yang terdiri atas lima soal yang mencakup materi esensial energi dan perubahannya yang diberikan pada siswa yang telah mempelajari materi energi dan perubahannya di salah satu SMP Negeri di Kabupaten Bandung Barat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 83,3% siswa mengalami hambatan dalam menentukan hubungan antara kecepatan dengan energi kinetik, 86,11% mengalami hambatan dalam menentukan hubungan antara ketinggian dan energi potensial, 100% siswa mengalami hambatan dalam menentukan jumlah energi yang dihasilkan dibandingkan energi yang digunakan pada konsep perubahan energi, serta 88,89% siswa mengalami hambatan dalam menerapkan konsep kekekalan energi mekanik pada kasus gerak jatuh bebas. Kata-kata kunci: hambatan belajar, tes kemampuan responden, energi dan perubahannya. Abstract Based on preliminary studies through questionnaire, test, and interviews, known that 52,12% students have been experiencing epistemological learning obstacles on energy and its transformation subject which is due to the limited context in comprehending a concept, and more than 50% students haven t able yet in doing the task with energy and its transformations. The objective of this study is to acknowledge the epistemological learning obstacles in 8th grade students on energy and its transformation subject based on respondents ability test analysis results. This study held with a qualitative descriptive method with historical approach analysis using respondents ability test which is a written essay test consists of five questions that cover energy and its transformation essential matter which were given to the students who had learned about energy and its transformation in one of public junior high school in Bandung Barat Regency. The result shows that 83,3% students experienced obstacles in determining the relation between velocity and kinetic energy, 86,11% in determining the relation between height and potential energy, 100% in determining the amount of produced energy compared to used energy in energy transformation concept, also 88,89% in applying the concept of conservation of energy in free fall motion case. SNF2017-OER-9

Keywords: learning obstacles, respondents ability test, energy and its transformation. PENDAHULUAN Permendikbud RI Nomor 103 Tahun 2014 tentang Pembelajaran pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah menyatakan bahwa, proses pembelajaran diselenggarakan secara interaktif, menyenangkan, menantang, inspiratif, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, kemampuan, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Menurut Basiran (2012) setiap siswa berhak memperoleh pengajaran yang memuaskan. Namun pada kenyataannya setiap siswa memiliki kebutuhan dan kemampuan yang berbeda-beda. Basiran (2012) menyatakan bahwa perbedaan individual inilah yang menyebabkan adanya perbedaan tingkah laku belajar siswa sehingga siswa tidak dapat belajar sebagaimana mestinya. Lebih jauh lagi, pembelajaran yang diberikan pada siswa tidak dapat memenuhi kebutuhan siswa sehingga siswa akan mengalami hambatan dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Hambatan belajar adalah kesalahan yang tidak tentu dan tidak diharapkan. Kesalahan ini dapat berupa akibat dari pengetahuan siswa yang menurutnya menarik dan benar sekarang terbukti salah atau tidak dapat diterima dengan mudah. Dalam bukunya yang berjudul Theory of Didactical Situation, Brousseau (2002, hal.86) membagi sumber permasalahan hambatan belajar menjadi tiga, yaitu ontogenik, sumber didaktis, dan sumber epistemologi. Brousseau (2002) menyatakan bahwa hambatan belajar epistemologi muncul sebagai pengetahuan yang belum utuh dan hambatan belajar epistemologi cenderung pada kesalahan yang dilakukan akibat hambatan yang ada dalam pengetahuan yang sedang dipelajari. Masih menurut Brousseau (2002) untuk dapat menentukan hambatan belajar epistemologi yang terjadi dapat dilakukan analisis pendekatan historis. Dalam bukunya yang berjudul Theory of Didactical Situation, Brousseau (2002, hal 101) memaparkan analisis pendekatan historis adalah analisis dengan menggunakan pertanyaan agar dapat yang melihat bagaimana siswa; a. Menggambarkan pengetahuan yang dipelajari dan memahami penggunaannya, b. Menjelaskan manfaat dari penggunaan pengetahuan yang telah dipelajari, c. Melihat hubungan dari suatu konsep dengan konsep yang lain, untuk memahami keterbatasan dan kesulitan siswa pada konsep tersebut sehingga akhirnya dapat menemukan penyebab kegagalan konsep tersebut, d. Mengidentifikasi suatu keadaan permasalahan dan memberikan alasan atas penyelesaian yang diberikan, e. Mengulangi respon yang salah pada permasalahan yang sama persis atau mirip, serta bagaimana siswa memahami setiap permasalahan tersebut. Berdasarkan hasil studi pendahuluan melalui angket dan wawancara siswa dan guru, diketahui bahwa 37,5% siswa mengalami hambatan pada materi energi dan perubahannya, dimana 52,12% siswa mengalami hambatan belajar epistimologi yakni hambatan yang dialami siswa karena keterbatasan konteks dalam memahami suatu konsep. Dari hasil tes tertulis yang diberikan juga diperoleh data bahwa 53,12% siswa keliru menentukkan energi yang dimiliki benda dan perubahan energi pada fenomena fisis, serta 50% siswa tidak dapat menentukkan kecepatan benda berdasarkan energi kinetik yang dimilikinya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hambatan epistimologis siswa kelas VIII pada materi energi dan perubahannya. METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif deskriptif dengan analisis pendekatan historis sesuai yang diungkapkan Brousseau dalam bukunya Theory of Didactical Situation (2002, hal 101) menggunakan Tes Kemampuan Responden (TKR) yang berupa tes tertulis uraian yang terdiri atas lima soal yang mencakup materi esensial energi dan perubahannya. Tes SNF2017-OER-10

Kemampuan Responden (TKR) diberikan pada siswa yang telah mempelajari materi energi dan perubahannya. Penelitian ini dilakukan pada siswa yang telah mempelajari materi energi dan perubahannya di salah satu SMP Negeri di Kabupaten Bandung Barat. HASIL DAN PEMBAHASAN Berikut merupakan hasil persentasi hambatan epistimologis peserta didik pada konsep-konsep esensial pada materi energi dan perubahannya berdasarkan jawaban Tes Kemampuan Responden (TKR) awal yang diujikan pada peserta didik yang pernah belajar materi energi dan perubahannya. Energi Kinetik Pada soal nomor 1, siswa diperlihatkan data dengan massa dan energi kinetik tiga buah mobil mainan, sebagai berikut; GAMBAR 1. Soal Uji TKR Nomor 1. Soal ini merupakan adaptasi dari hasil studi pendahuluan dimana siswa tidak dapat menentukan hubungan antara kecepatan dan energi kinetik, dan tidak mampu menentukan kecepatan menggunakan persamaan energi kinetik. Pada soal nomor 1a, siswa diminta mengurutkan besar kecepatan mobil dari yang terbesar hingga yang terkecil, namun banyak siswa tidak mampu menjawab soal nomor 1a dengan tepat karena siswa tersebut tidak mampu menentukan hubungan massa dan energi kinetik benda terhadap kecepatannya. Hal tersebut dibuktikan dengan hasil jawaban siswa pada soal nomor 1c dimana siswa diminta menjelaskan faktor yang mempengaruhi kecepatan mobil dan bagaimana pengaruhnya. GAMBAR 2. Jawaban siswa pada soal nomor 1c. Gambar 2 menunjukkan jawaban siswa yang tidak mampu menjelaskan hubungan energi kinetik dengan kecepatan. Berdasarkan hasil analisis jawaban TKR awal, diperoleh persentase hambatan epistimologis siswa pada konsep energi kinetik sebagai berikut; SNF2017-OER-11

TABEL 1. Hambatan awal peserta didik pada konsep energi kinetik. Coding Hambatan Persentase TKR Awal 1. Tidak mampu mengoperasikan 38,89% persamaan energi kinetik untuk menghitung kecepatan benda 2. a) Tidak mampu menjelaskan 83,33% kecepatan dengan energi kinetik b) Tidak mampu menjelaskan hubungan massa dengan kecepatan 75% Berdasarkan hasil wawancara pada siswa, ketidakmampuan menjawab soal nomor 1c ini adalah karena siswa tidak dapat memaknai konsep fisis dari energi kinetik itu sendiri. Energi Potensial Pada soal nomor 2 siswa diberikan gambar tiga buah bola dengan ketinggian dan massa berbeda, sebagai berikut; GAMBAR 3. Soal Uji TKR Nomor 2. Soal ini diadaptasi dari soal-soal ulangan harian siswa untuk menghitung energi potensial benda. Pada soal nomor 2a siswa diminta mengurutkan besar energi potensial yang dimiliki bola A, B, dan C dari yang terbesar sampai yang terkecil, dan pada soal nomor 2b siswa diminta menghitung besar energi potensial yang dimiliki masing-masing bola. Sebagian besar siswa menjawab soal nomor 2b terlebih dahulu untuk menjawab soal nomor 2a. Hal tersebut terjadi karena siswa tidak mampu memahami pengaruh dari ketinggian dan massa terhadap energi potensial benda. Ketidakmampuan siswa tersebut terbukti dari hasil TKR jawaban siswa pada soal nomor 2c dimana siswa diminta menjelaskan faktor yang mempengaruhi energi potensial benda dan bagaimana pengaruhnya. GAMBAR 4. Jawaban siswa pada soal nomor 2c. Gambar 4 menunjukkan salah satu jawaban siswa yang tidak mampu menjelaskan pengaruh dari ketinggian dan massa terhadap energi potensial benda. Dari hasil TKR diketahui bahwa sebagian besar siswa tidak mampu menjelaskan hubungan massa, ketinggian, dan energi potensial. Berdasarkan hasil analisis jawaban TKR awal, diperoleh persentase hambatan epistimologis siswa pada konsep energi potensial sebagai berikut; SNF2017-OER-12

TABEL 2. Hambatan awal peserta didik pada konsep energi potensial. Coding Hambatan Persentase TKR Awal 1. a) Tidak dapat menjelaskan 86,11% hubungan energi potensial dengan ketinggian 2. b) Tidak dapat menjelaskan hubungan energi potensial dengan massa yang dimiliki benda. 80,56% Pada gambar 4 selain keliru dalam menentukan hubungan massa dan energi potensial, siswa tersebut juga keliru dalam memahami konsep energi potensial yang sebenarnya dimiliki benda karena posisinya bukan dihasilkan benda karena massanya. Maka diketahui bahwa ketidakmampuan tersebut disebabkan karena siswa tidak mampu memaknai konsep fisis dari energi potensial itu sendiri. Energi Mekanik Pada soal nomor 3 siswa diberi soal penerapan konsep kekekalan energi mekanik pada kasus benda jatuh bebas, soal ini diadaptasi dari soal Ujian Nasional IPA SMP tahun 2016, No. 12 seperti berikut; GAMBAR 5. Soal Uji TKR Nomor 3. Berdasarkan hasil analisis jawaban TKR awal, diperoleh persentase hambatan epistimologis siswa pada konsep energi mekanik sebagai berikut; TABEL 3. Hambatan awal peserta didik pada konsep kekekalan energi mekanik. Coding Hambatan Persentase TKR Awal 1. a) Tidak mampu 75% menyebutkan besaran yang dibutuhkan untuk menyelesaikan permasalahan pada konsep kekekalan energi mekanik. b) Keliru menentukan besaran 91,7% yang dibutuhkan untuk menyelesaikan permasalahan pada konsep kekekalan energi mekanik. 2. Tidak mampu menerapkan persamaan kekekalan energi mekanik pada kasus gerak jatuh bebas 100% SNF2017-OER-13

Berikut merupakan salah satu contoh jawaban siswa pada soal nomor 3; GAMBAR 6. Jawaban siswa pada soal nomor 3. Gambar 6 menunjukkan siswa keliru mengidentifikasi besaran pada soal yaitu menentukan ketinggian bola di A adalah 4 meter. Kekeliruan siswa ini terjadi karena siswa tidak dapat memaknai besaran fisis pada soal dan siswa tidak memahami bahwa pengukuran ketinggian benda harus berasal dari titik acuan 0 meter atau dalam soal adalah lantai. Pada gambar 6 juga menunjukkan siswa tidak mampu menerapkan konsep kekekalan energi mekanik untuk menyelesaikan permasalahan pada soal. Dari pengolahan data jawaban TKR diperoleh 100% siswa tidak mampu menerapkan konsep kekekalan energi mekanik untuk menyelesaikan permasalahan pada soal. Hal ini terjadi karena siswa masih menganggap bahwa energi kinetik dan energi potensial dimiliki benda secara terpisah. Mereka tidak mampu memahami hubungan konsep energi kinetik, energi potensial, dan energi kinetik benda. Perubahan Energi Pada soal nomor 4 siswa diminta menyebutkan perubahan energi yang terjadi ketika televisi dinyalakan dan soal nomor 5 diambil dari soal TIMMS dimana siswa diberikan kasus lampu yang menggunakan energi listrik sebagai sumbernya. Berdasarkan hasil analisis jawaban TKR awal, diperoleh persentase hambatan epistimologis siswa pada konsep energi potensial sebagai berikut; TABEL 4. Hambatan awal peserta didik pada konsep kekekalan energi mekanik. Coding Hambatan Persentase TKR Awal 1. Keliru menentukan jenis 66,67% perubahan energi pada peristiwa sehari-hari. 2. Keliru menentukan jumlah energi listrik yang digunakan dibandingkan dengan jumlah energi cahaya yang dihasilkan pada lampu. 88,89% Dari hasil TKR, diketahui bahwa 66,67% siswa masih keliru menentukan energi yang dihasilkan dari perubahan energi pada peristiwa sehari-hari. SNF2017-OER-14

GAMBAR 7. Jawaban siswa pada soal nomor 4. Gambar 7 siswa menunjukkan kekeliruan siswa dalam menyadari jenis-jenis energi dalam kehidupan sehari-hari, yakni dalam menyadari perubahan energi pada telivisi yang sebenarnya mengubah energi listrik menjadi energi cahaya, energi panas, dan energi bunyi. Namun siswa tersebut hanya mampu menyebutkan energi cahaya dan energi gambar. Hal ini disebabkan karena siswa tidak memahami arti energi dan tidak menyadari jenis-jenis energi dalam kehidupan sehari-hari. Pada soal nomor 5 siswa diminta membandingkan jumlah energi listrik yang digunakan dengan jumlah energi cahaya yang dihasilkan. Diketahui 88,89% siswa tidak dapat menentukan jumlah energi yang digunakan dibandingkan dengan energi yang dihasilkan menggunakan konsep kekekalan energi maupun disipasi energi. GAMBAR 8. Jawaban siswa pada soal nomor 5 yang masih mengalami hambatan (1). Gambar 8 menunjukkan siswa masih mengalami hambatan karena gagal menjelaskan mengapa energi listrik yang digunakan lebih dari energi cahaya yang dihasilkan, dimana siswa tersebut tidak paham akan adanya konsep disipasi energi. GAMBAR 9. Jawaban siswa pada soal nomor 5 yang masih mengalami hambatan (2). Gambar 9 menunjukkan siswa tidak mampu menjelaskan mengapa energi listrik yang digunakan sama dengan energi cahaya yang dihasilkan dengan dikaitkan dengan konsep kekekalan energi. Hal tersebut terjadi karena siswa tidak mampu memahami konsep konversi energi pada lampu tersebut dan tidak dapat mengaitkan konsep kekekalan energi dalam kehidupan sehari-hari. SNF2017-OER-15

SIMPULAN Berdasarkan hasil yang didapat dari uji TKR awal pada materi energi dan perubahannya dapat disimpulkan bahwa; a. Pada konsep energi kinetik siswa paling banyak mengalami hambatan dalam menjelaskan hubungan antara kecepatan dan energi kinetik benda, yakni sebanyak 83,33%. b. Pada konsep energi potensial siswa paling banyak mengalami hambatan dalam menjelaskan hubungan antara energi potensial dengan ketinggian benda, yakni sebanyak 86,11% c. Pada konsep kekekalan energi mekanik siswa paling banyak mengalami hambatan dalam menerapkan persamaan kekekalan energi mekanik pada kasus gerak jatuh bebas, yakni sebesar 100%. d. Pada konsep perubahan energi siswa paling banyak mengalami hambatan dalam menentukan jumlah energi yang digunakan dibandingkan dengan energi yang dihasilkan pada kasus lampu dengan sumber daya listrik, yakni sebanyak 88,89%. Maka, pengajar diharapkan mampu menyusun sebuah desain pembelajaran yang dapat mengantisipasi hambatan-hambatan yang dialami siswa tersebut sehingga siswa dapat mengikuti proses pembelajaran secara efektif dan efesien. UCAPAN TERIMAKASIH Terimakasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam penyusunan paper ini. Terimakasih kepada Allah SWT, orang tua tercinta Bapak Agus Muhyidin dan Ibu Dede Mardiani. Terimakasih kepada Ibu Heni Rusnayati selaku pembimbing I, Bapak Agus Fany selaku pembimbing II, beserta teman-teman tim DDR Kartika, Hanna, Gita, dan Arif yang telah membantu dalam berdiskusi mengenai analisis dalam paper ini, Terimakasih pula kepada kaka saya tercinta Septi Rachmah Solihah yang telah membantu dan mendukung dalam segala aspek pada proses penyusunan paper ini. REFERENSI [1] Basiran (2012). Faktor yang Mempengaruhi Kesulitan dalam Belajar. Jurnal Edukasi, 7 (1), hlm. 1-18. [2] Brosseau, G. (2002). Theory of Didactical Simulations in Mathematics. New York: Kluwer Academic Publisher. [3] Nusantara, Fauzan. (2015). Desain didaktis konsep usaha kelas XI SMA berdasarkan analisis kesulitan belajar siswa. Skripsi, Universitas Pendidikan Indonesia. [4] Pemerintah Republik Indonesia. (2014). Permendikbud RI Nomor 103 Tahun 2014 tentang Pembelajaran pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah. Jakarta. [5] Suryadi, Didi. (2010). Penelitian Pembelajaran Matematika Untuk Pembentukan Karakter Bangsa. Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika, hlmn. 1-14. [6] Wariyono, Sukis. (2009). Mari Belajar Ilmu Alam Sekitar 2 untuk Kelas VIII SMP dan Mts. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional. SNF2017-OER-16