BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Pasar modal adalah pertemuan antara pihak yang memiliki kelebihan dana dengan pihak yang membutuhkan dana dengan cara memperjualbelikan sekuritas. Dengan demikian, pasar modal juga bisa diartikan sebagai pasar untuk memperjualbelikan sekuritas yang umumnya memiliki umur lebih dari satu tahun, seperti saham dan obligasi. Sedangkan tempat di mana terjadinya jual-beli sekuritas disebut dengan bursa efek. Bursa efek yang terdapat di Indonesia yaitu Bursa Efek Indonesia (BEI). (Tandelilin, 2010: 26). Suatu indeks diperlukan sebuah indikator untuk mengamati pergerakan harga dari sekuritas-sekuritas. Dengan adanya indeks, trend harga saham pada saat ini dapat diketahui, apakah sedang naik, stabil atau turun. (Jogiyanto, 2013: 125) Menurut Jogiyanto (2013:125) saat ini Bursa Efek Indonesia (BEI) mempunyai beberapa indeks harga saham, yaitu: Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), Indeks LQ45, Indeks-indeks IDX (Indonesia Stock Exchange) Sektoral, Jakarta Islamic Index (JII), Indeks Papan Utama dan Indeks Papan Pengembangan, Indeks Kompas 100, Indeks BISNIS-27, Indeks PEFINDO25, Indeks SRI-KEHATI, Indeks Saham Syariah Indonesia (Indonesia Sharia Stock Index atau ISSI), dan Indeks IDX30. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang mencakup semua saham yang tercatat (yang sebagian besar kurang aktif diperdagangkan) dianggap kurang tepat sebagai indikator kegiatan pasar modal. Oleh karena itu pada tanggal 24 Februari 1997 dikenalkan alternatif indeks yang lain, yaitu Indeks Liquid-45 (ILQ45). Indeks LQ45 dimulai pada tangal 13 Juli 1994 dan tanggal ini merupakan hari dasar indeks dengan nilai awal 100. Indeks LQ45 terdiri dari 45 emiten dengan likuiditas tinggi, yang diseleksi melalui beberapa kriteria pemilihan. Selain penilaian atas likuiditas, seleksi atas emiten-emiten tersebut juga mempertimbangkan kapitalisasi pasar. Kriteria pemilihan saham Indeks LQ 45 sebagai berikut: 1. Telah tercatat di BEI minimal selama 3 bulan 1
2. Aktivitas transaksi pasar reguler yaitu nilai, volume dan frekuensi transaksi 3. Jumlah hari perdagangan di pasar reguler 4. Kapitalisasi pasar pada periode waktu tertentu. 5. Selain mempertimbangkan kriteria likuiditas dan kapitalisasi pasar tersebut di atas, akan dilihat juga keadaan keuangan dan prospek pertumbuhan perusahaan tersebut Bursa Efek Indonesia secara rutin memantau perkembangan kinerja emitenemiten yang masuk dalam perhitungan indeks LQ45. Setiap tiga bulan sekali dilakukan evaluasi atas pergerakan urutan saham-saham tersebut. Pergantian saham akan dilakukan setiap enam bulan sekali, yaitu pada awal bulan Februari dan Agustus. Untuk menjamin kewajaran (fairness) pemilihan saham, BEI juga dapat meminta pendapat kepada komisi penasehat yang terdiri dari para ahli dari Bapepam-LK, universitas dan profesional di bidang pasar modal yang indipenden. (Sumber: Sahamok.com diakses pada 9 November 2015) 1.2 Latar Belakang Penelitian Setiap orang dihadapkan pada berbagai pilihan dalam menentukan proporsi dana atau sumber daya yang mereka miliki untuk konsumsi saat ini dan di masa datang. Investasi dapat diartikan sebagai komitmen menanamkan sejumlah dana pada saat ini dengan tujuan memperoleh keuntungan di masa datang. Dengan kata lain, investasi merupakan komitmen untuk mengorbankan konsumsi sekarang dengan tujuan memperbesar konsumsi di masa datang. Investasi dapat berkaitan dengan penanaman sejumlah dana pada aset real seperti: tanah, emas, rumah dn aset real lainnya atau pada aset finansial seperti: deposito, saham, obligasi dan surat berharga lainnya. (Tandelilin, 2010) Salah satu sarana untuk melakukan investasi adalah melalui pasar modal. Pasar modal merupakan pasar untuk memperjualbelikan obligasi (surat utang), saham (ekuiti), reksa dana, instrumen derivatif maupun instrumen lainnya. (sumber: www.idx.co.id diakses pada tanggal 9 november 2015) Adapun Jogiyanto (2013:29) pasar modal merupakan sarana perusahaan untuk 2
meningkatkan kebutuhan dana jangka panjang dengan menjual saham atau mengeluarkan obligasi. Sebagai salah satu instrumen perekonomian maka pasar modal tidak terlepas dari pengaruh yang berkembang di lingkungannya, baik yang terjadi di lingkungan ekonomi maupun di lingkungan non ekonomi. Menurut Manullang (2004) lingkungan ekonomi makro seperti perubahan suku bunga tabungan dan deposito, kurs valuta asing, serta berbagai regulasi dan deregulasi ekonomi yang dikeluarkan pemerintah turut berpengaruh pada fluktuasi harga dan volume perdagangan pada pasar modal yang efisien. Salah satu peristiwa Ekonomi yang dapat mempengaruhi keadaan pasar modal adalah peristiwa pengumuman paket kebijakan ekonomi setelah dilakukannya Reshuffle Kabinet Kerja Presiden Joko Widodo tanggal 12 Agustus 2015. Seperti yang kita ketahui pemerintah mengumumkan paket kebijakan ekonomi jilid II pada tanggal 29 september 2015 sebagai kebijakan baru untuk memperbaiki keadaan ekonomi Indonesia saat ini, setelah dilakukannya reshuffle Kabinet Kerja Presiden Joko Widodo. Inilah isi lengkap kebijakan ekonomi tahap II Presiden Joko Widodo: Tabel 1.1 Isi Paket Kebijakan Ekonomi Jilid II No. Paket Kebijakan Ekonomi 1. Memberikan layanan cepat dalam bentuk pemberian izin investasi dalam waktu tiga jam di Kawasan Industri 2. Pengurusan Tax Allowance dan Tax Holiday Lebih Cepat Pemerintah akan memberikan insentif berupa tidak memungut PPN 3. untuk beberapa alat transportasi, terutama adalah galangan kapal, kereta api, pesawat, dan termasuk suku cadangnya 4. Insentif fasilitas di Kawasan Pusat Logistik Berikat di Cikarang terkait sektor manufaktur dan di Merak terkait BBM 5. Insentif pengurangan pajak bunga deposito. Insentif ini berlaku terutama eksportir yang berkewajiban melaporkan Devisa Hasil (bersambung) 3
(sambungan tabel 1.1) Ekspor (DHE) ke Bank Indonesia. Perampingan Izin Sektor Kehutanan. Izin untuk keperluan investasi 6. dan produktif sektor kehutanan akan berlangsung lebih cepat. (sumber: bisnis.tempo.com diakses pada tanggal 17 November 2015) Euforia terhadap Paket Kebijakan Ekonomi September II menyebabkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali menguat. Sebab, setelah poinpoin penting paket tersebut dijabarkan, investor optimistis kinerja pertumbuhan ekonomi akan lebih baik. Meskipun sempat tergelincir ke level 4.170,54, IHSG akhirnya menguat 45,5 poin (1,09 persen) di level 4.223,91 pada Rabu, 30 September 2015. Mayoritas sektor saham tercatat bergerak positif dengan sahamsaham perbankan yang kembali menjadi penggerak indeks. Saham BBRI melonjak 3,59 persen ke level Rp 8.350 per lembar saham, sedangkan BBCA meningkat tajam 3,15 persen menjadi Rp 11.900 per lembar saham. (sumber: bisnis.tempo.com diakses pada tanggal 18 november 2015) Menurut Jogiyanto (Pratama et al, 2015) Peristiwa pengumuman paket kebijakan ekonomi merupakan faktor eksternal yang dapat mempengaruhi harga saham yaitu, regulasi dari pemerintah yang hanya berdampak pada harga dan volume sekuritas perusahaan tertentu yang terkena regulasi tersebut. Jika peristiwa tersebut mengandung informasi yang relevan maka diharapkan pasar akan bereaksi yang di tunjukkan dengan adanya perubahan harga saham. Kecepatan reaksi harga saham terhadap suatu peristiwa menggambarkan tingkat efesiensi suatu pasar. Semakin efisien suatu pasar maka semakin cepat informasi yang terefleksi dalam harga saham Penelitian mengenai pengaruh suatu peristiwa terhadap aktivitas perdagangan dilakukan melalui studi peristiwa (event study). Menurut Jogiyanto (2013:585), event study merupakan studi yang mempelajari reaksi pasar terhadap suatu peristiwa (event) yang informasinya dipublikasikan sebagai suatu pengumuman. Event Study dapat digunakan untuk menguji kandungan informasi (information content) dari suatu pengumuman dan dapat juga digunakan untuk menguji efisiensi pasar bentuk setengah kuat. 4
Secara empiris bentuk pengujian yang umum digunakan dalam event study adalah bertujuan untuk menguji ada atau tidak ada Abnormal Return di seputar pengumuman peristiwa (Tandelilin, 2010:571). Abnormal return merupakan kelebihan dari return yang sesungguhnya terjadi terhadap return ekspektasian (Jogiyanto, 2013). Selain menggunakan abnormal return, reaksi pasar terhadap informasi juga dapat dilihat melalui parameter pergerakan aktivitas volume perdagangan saham di pasar. Suryawijaya dan Setiawan (dalam Wardhani, 2013) menyatakan bahwa peningkatan volume perdagangan di pasar modal sebagai bentuk reaksi pasar modal terhadap suatu peristiwa, dapat memiliki dua arti. Jika volume perdagangan yang meningkat diakibatkan oleh peningkatan permintaan, hal itu mengindikasikan bahwa peristiwa tersebut merupakan berita baik (good news) bagi para pelaku pasar, sedangkan apabila peningkatan volume perdagangan merupakan akibat dari peningkatan penjualan, maka dapat diartikan bahwa peristiwa tersebut merupakan kabar buruk (bad news). Penelitian yang sudah dilakukan sebelumnya menghasilkan abnormal return bervariasi namun tidak signifikan secara statistik pada event study pelantikan Joko Widodo sebagai presiden republik Indonesia ke-7 penelitian yang dilakukan oleh Pratama et al (2015). Begitu juga penelitian yang dilakukan oleh Dewi dan Putra (2013) tidak berpengaruh signifikan terhadap abnormal return perusahaanperusahaan yang melakukan right issue namun berpengaruh signifikan terhadap volume perdagangan saham. Dan penelitian yang dilakukan Sadikin (2011) tidak terdapat perbedaan abnormal return antara sebelum dan sesudah stock split dan terdapat perbedaan antara volume transaksi saham sebelum dan sesudah stock split dilakukan. Reaksi pasar modal terhadap peristiwa ekonomi juga bisa menghasilkan respon yang positif, misalnya penelitian yang dilakukan oleh Maryati (2012:26) bahwa event study merger bursa efek Jakarta dan bursa efek Surabaya menghasilkan respon positif terlihat dari perbedaan yang signifikan dari sebelum dan sesudah hari pengumuman tersebut. Dan penelitian yang dilakukan oleh 5
Indarti dan Purba (2011:57) juga menghasilkan perbedaan yang signifikan harga saham dan volume perdagangan saham sebelum dan sesudah event tersebut. Berdasarkan beberapa penelitian diatas yang dapat disimpulkan pengaruh peristiwa terhadap pasar modal sangat bervariasi dan latar belakang yang telah dikemukakan diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul Analisis Perbedaan Abnormal Return dan Volume Perdagangan Saham Sebelum dan Sesudah Pengumuman Paket Kebijakan Ekonomi Jilid II (Studi Kasus Pada Kelompok Saham LQ45 di BEI Tahun 2015). 1.3 Perumusan Masalah Informasi mengenai kinerja pasar saham seringkali diringkas dalam suatu indeks yang disebut indeks pasar saham (stock market indexes). Indeks pasar saham merupakan indikator yang mencerminkan kinerja saham-saham di pasar dan menggambarkan pergerakan harga-harga saham. Intensitas transaksi setiap sekuritas di pasar modal berbeda-beda, sebagian sekuritas memiliki frekuensi yang sangat tinggi dan aktif, sebagian memiliki sedikit frekuensi transaksi dan cenderung bersifat pasif. Karena itu perkembangan dan tingkat likuiditas IHSG kurang mencerminkan keadaan yang sebenarnya di bursa efek. Di Indonesia masalah tersebut dipecahkan dengan menggunakan indeks LQ45 (Tandelilin, 2010). Peristiwa (event) yang terjadi dalam lingkungan perusahaan emiten akan mempengaruhi harga saham dan dapat menghasilkan return tidak normal (abnormal return), misalnya kebijakan merger dan divestasi, pengumuman dividen, insider trading, dan pengumuman laba. Selain itu event yang berkaitan dengan lingkungan eksternal perusahaan turut berpengaruh pada fluktuasi harga dan volume perdagangan pada pasar modal yang efisien (Manullang dalam penelitian Sirait et al, 2012). Setiap peristiwa yang dipublikasikan dan dilakukan penelitian tidak semuanya menghasilkan abnormal return dan Volume perdagangan saham sehingga diperlukan penelitian lebih lanjut. 6
1.4 Pertanyaan Penelitian Sesuai dengan perumusan masalah yang telah diuraikan, maka pertanyaan penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Apakah terdapat perbedaan Abnormal Return Sebelum dan Sesudah Pengumuman Paket Kebijakan Ekonomi Jilid II 2015? 2. Apakah terdapat perbedaan Volume Perdagangan saham Sebelum dan Sesudah Pengumuman Paket Kebijakan Ekonomi Jilid II 2015? 1.5 Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang, rumusan masalah dan pertanyaan penelitian, maka tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui perbedaan Abnormal Return Saham Sebelum dan Sesudah Pengumuman Paket Kebijakan Ekonomi Jilid II 2015 2. Untuk mengetahui perbedaan Volume Perdagangan Saham Sebelum dan Sesudah Pengumuman Paket Kebijakan Ekonomi Jilid II 2015 1.6 Manfaat Penelitian 1.6.1 Aspek Teoritis Penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan referensi bagi para peneliti yang akan melakukan penelitian mengenai event study menggunakan variabel abnormal return dan volume perdagangan saham untuk mengetahui reaksi pasar modal. 1.6.2 Aspek Praktis a. Bagi investor, hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu mereka dalam membuat keputusan-keputusan investasi. b. Peneltian ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi peneliti selanjutnya dalam mengembangkan penelitian pada event study. 1.7 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini merupakan perbandingan abnormal return dan volume perdagangan saham sebelum dan sesudah peristiwa pengumuman paket kebijakan 7
ekonomi jilid II. Objek penelitian yang digunakan adalah kelompok perusahaan LQ45 periode Agustus 2015 Januari 2016 saham harian selama bulan September Oktober 2015. 1.8 Sistematika Penulisan Tugas Akhir Pembahasan dalam tugas akhir ini dibagi dalam lima bab yang terdiri dari beberapa sub-bab antara lain: BAB I PENDAHULUAN Bab ini menggambarkan gambaran umum objek penelitian, latar belakang penelitian, perumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian sampai pada sistematika penelitian. BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LINGKUP PENELITIAN Bab ini berisi tentang rangkuman teori yang berkaitan dengan topik atau masalah, penelitian terdahulu, kerangka pemikiran, dan hipotesis penelitian. BAB III METODE PENELITIAN Bab ini berisi jenis penelitian, variabel operasional, tahapan penelitian, populasi dan sampel, pengumpulan data, dan teknik analisis data. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab ini berisi pembahasan hasil penelitian, dimana hasil penelitian akan digunakan untuk menguji hipotesis yang ditentukan sebelumnya. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini menjelaskan penafsiran dan pemaknaan penelitian terhadap hasil analisis temuan peneliti, yang disajikan dalam bentuk kesimpulan penelitian, dan saran yang dirumuskan secara kongkrit. 8