BAB VI PENUTUP Dalam bab penutup ini dari rangkaian penulisan skripsi ini, penulis merumuskan beberapa pokok pemikiran sebagai suatu kesimpulan serta saran yang kiranaya bermanfaat bagi mosalaki dalam hal ini sebagai pihak ketiga atau mediator, ketua suku, tokoh adat dari kedua suku yang berkonflik. A. Kesimpulan 1. Aspek Menciptakan Forum Dalam mengadakan pertemuan bersama untuk menciptakan forum menyelesaikan konflik tanah ulayat, pertemuan ini dilakukan di lokasi yany dipersengketakan tanali dengan menghadirkan tokoh-tokoh masyarakat dari kedua pihak yang berkonflik. Pihak ketiga (mosalaki) sebagai mediator dan pengendali konflik tanah dapat dilihat dari peran mosalaki untuk mengadakan pertemuan kedua suku yang di hadiri oleh tokoh masyarakat dari masingmasing suku atau pihak yang berkonflik yang turut hadir untuk melaksanakan pertemuan demi mencarai jalan keluar menuju perdamaian. 2. Aspek penyelesaian masalah Pada aspek penyelesaian masalah, mosalaki(lpa) melakukan kerjasama dengan pihak yang berkonflik untuk menyelesaikan permasalahan tanah
ulayat dengan cara adat dan merumuskan agenda dalam mediasi dengan melalui beberapa tahap yakni menciptakan rasa aman, tutur sejarah penguasaan tanah dari kedua pihak yang berkonflik dan tahap mendamaikan pihak yang berkonflik. Mosalaki bersama pihak yang berkonflik meninjau lokasi batas wilayah tanah adat agar menemukan jalan untuk proses damai 3. Aspek Pengambilan Keputusan Pada aspek pengambilan keputusan, mosalaki berhasil mengadakan pertemuan tahap akhir untuk membantu para pihak yang berkonflik dalam perbedaanperbedaan pemahaman antara pihak yang berkonflik, atau mendesak para pihak yang berkonflik untuk menerima setiap keputusan yang dikeluarkan agar persoalantersebut dapat diselesaikan dengan aman dan baik dan mosalaki juga menginginkan pihak yang berkonflik untuk membuat tanda perjanjian dengan melakukan pardamaian secara adat di lokasi yang dipersengketakan. B. SARAN 1. Masalah perbatasan tanah ulayat antara suku Lape dan suku Toto meskipun sudah ada hasil kesepakatan antara kedua suku dengan berdamai secara adat, namun dalam proses penyelesaian belum ada kesepakatan yang jelas untuk menetapkan letak perbatasan berdasarkan peninggalan leluhur atau kesepakatan anatar mosalaki terdahulu yang telah membuat letak perbatasan, oleh karena itu
mosalaki yang berkaitan menangani langsung sengketa tanah ulayat antara suku yang mempunyai tugas utama untuk mengayomi masyarakat. 2. Mediator dalam hal ini mosalaki diharapkan dalam mengambil keputusan secara bijaksana sesuai dengan warisan tutur sejarah yang benar agar tidak terjadi ketimpangan penguasaan dan persoalan baru di kemudian hari, dan juga mosalaki harus betul-betul netral dalam menjalankan tugas dan perannya yang dipercayakan oleh pihak yang berkonflik agar tidak ada kesalapahaman antara pihak yang berkonflik. 3. Perlu adanya peta untuk mengetahui secara jelas dan pasti letak perbatasan tanah agar tidak terjadi konflik dan kesalapahaman antara pihak-pihak yang berkonflik. Buku buku: DAFTAR PUSTAKA Bolong, Berthomeus, 2003, Problema Pembangunan Masyarakat lokal, Yokyakarta: Yayasan Panca Kasih Faisal, Sanapiah, 2010, Format-Format Penelitian Sosial, Jakarta: Rajawali Pers Kartono, Kartini, 1968, Pemimpin dan Kepemimpinan, Jakarta: CV Rajawali Lelo, Leonardus, 2012, Modul mata kuliah Kepemimpinan Organisasi dalam Pemerintahan, UNWIRA Kupang Mulyadi, Dedi, Veithzal, 2012, Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi, Jakarta: Penadia Group Mas oed, Mohtar, Andrews, Colin, 2011, Perbandingan Sistem Politik, Jogja: UGM Nawawi, Ismail, 2009, Manajemen Konflik Industrial, Surabaya: ITSPers Pide, M. Suriyaman,2015, Hukum Adat Dahulu, kini, dan Akan Datang, Jakarta: Penadia Group
Sumarjono, Maria, 2005, kebijakan Pertanahan Antara Regulasi dan Implementasi, Jakarta: kompas Varma, SP, 2010, Teori Politik Modern, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada Undang-Undang Pokok Agraria Nomor 6 Tahun 1960 Undang-Undang Dasar Tahun 1945 Witak, Theresia Avilla, 2011, Skripsi Peran Pemerintah Sebagai Mediator Penyelesaian Konflik Tanah Adat Tobi vs Lewokeleng di Pulau Adonara Kabupaten Flores Timur Tula, Andi Stanislaus, 2015, Skripsi Strategi Pemerintahan Kecamatan dalam Penyelesaian Konflik Tnah Adat/Ulayat(Studi Kasus Konflik Tanah Adat Antara Suku Bompor dan Suku Monewalu di Desa Dirun Kecamatan Lamaknen Kabupaten Belu Internet: Ejurnal Administrasi Negara, volume1 nomor 4 tahun 2013 http://www,pengertian mediasi diakses pada tanggal 10 april 2016 pukul 18.30
LAMPIRAN PEDOMAN WAWANCARA PERANAN ELIT LOKAL (MOSALAKI) SEBAGAI MEDIATOR DALAM PENYELESAIAN KONFLIK TANAH ULAYAT DI KELURAHAN LAPE KECAMATAN AESESA KAPUPATEN NAGEKEO I. PENJELASAN UMUM 1. Penelitian ini semata-mata bertujuan ilmiah dalam kaitannya dengan tugas akhir. 2. Mohon kesediaan Bapak/Ibu /Saudara/i untuk memberikan jawaban secara tepat dan jujur demi kelancaran analisis hasil penelitian. 3. Atas kesedian Bapak/Ibu/Saudara/i meluangkan waktu, tenaga dan pikiran peneliti mengucapkan terimah kasih. II. IDENTITAS RESPONDEN Nama :
Jenis Kelamin Umur Pendidikan Pekerjaan Jabatan Alamat tempat tinggal :. :.. :.. :.. :.. : III. DAFTAR PERTANYAAN A. Aspek Menciptakan Forum 1. Apakah dalam menciptakan forum yang disiapkan oleh oleh mosalaki disetujui oleh pihak yang berkonflik? 2. Bagaimana cara mosalaki mengadakan pertemuan bersama antara kedua pihak yang berkonflik? 3. Bagaimana cara mosalaki mengembangkan, menyampaikan dan melakukan klasifikasi masalah terhadap pihak yang berkonflik? B. Aspek Penyelesaian Masalah 1. Bagaimana cara mosalaki menyusun dan menetapkan agenda? 2. Bagaimana cara mosalaki melakukan identifikasi dan klasifikasi masalah terhadap penyelesaian konflik tanah ulayat? Jelaskan 3. Pilihan-pilihan apasajayang diberikan mosalaki kepada pihak yang berkonflik dalam proses penyelesaian masalah? C. Aspek Pengambilan Keputusan 1. Kapan dan dimana mosalaki mengadakan pertemuan tahap akhir terhadap pihak yang berkonflik? 2. Apakah dalam pengambilan keputusan diterima oleh pihak yang berkonflik? 3. Tanda perjanjian apasaja yang diberikan oleh mosalaki untuk membantu penyelesaian konflik tanah ulayat? 4. Bagaimana mosalaki mendesak para pihak dalam penyelesaian konflik?
RIWAYAT HIDUP A. IDENTITAS Nama : Martina Lejo No. regis : 411 12 031 Tempat, tanggal Lahir : Penginanga, 17 Desembar 1992 Alamat Ayah Ibu : Penginanga, Kelurahan Lape, Kecamatan Aesesa : Fransiskus Karolus Kewa : Ernesta Ona B. PENDIDIKAN SD SMP SMA Perguruan Tinggi : SDK Supilape Tahun 1999-2005 : SMPN I Aesesa Tahun 2005-2008 : SMK Budi Luhur Maumere Tahun 2008-2011 : FISIP UNWIRA Kupang Tahun 2012-2016
ORGANISASI DAN PERSONALIA A. PEMBIMBING: 1. Nama : P. Dr. Gregorius Neonbasu, SVD Jabatan : Pembimbing I Hubungan Kerja : Konsultan Alamat : FISIP UNWIRA Kupang 2. Nama : Veronika I.A. Boro, SIP, M.Si Jabatan : Pembimbing II Hubungan Kerja : Konsultan Alamat : FISIP UNWIRA Kupang B. PENELITI Nama : Martina Lejo No. regis : 411 12 031 Jabatan Alamat : Peneliti : FISIP UNWIRA Kupang No Hp : 0853 3948 6663
Gambar 01. Foto wawancara bersama ketua Lembaga Pemangku Adat Gambar 02. Foto wawancara bersama ketua suku Lape Gambar 03. Foto wawancara bersama angota suku Toto
Gambar 04. Wawancara barsama lurah Lape Gambar 05. Wawancara bersama sekretaris kelurahan
Gambar 06. Wawancara bersama angota suku Gambar 07. Wawancara bersama ketua suku Lape Gambar 08. Wawancara bersama anggota suku Lape