EVALUASI PENYIMPANAN DAN PENDISTRIBUSIAN OBAT DI INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT SILOAM MANADO

dokumen-dokumen yang mirip
EVALUASI PENYIMPANAN DAN PENDISTRIBUSIAN OBAT DI GUDANG FARMASI PSUP PROF. DR. R.D. KANDOU MANADO

EVALUASI PENYIMPANAN DAN PENDISTRIBUSIAN OBAT DI GUDANG INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT ADVENT MANADO

EVALUASI PENYIMPANAN DAN PENDISTRIBUSIAN OBAT DI PT. UNGGUL JAYA CIPTA USAHA MANADO

EVALUASI PELAYANAN KEFARMASIAN DALAM PENDISTRIBUSIAN SEDIAAN FARMASI DI INSTALASI FARMASI RSUP PROF. Dr. R. D. KANDOU MANADO

IMPLEMENTASI SISTEM PENYIMPANAN OBAT DI PUSKESMAS RAWAT INAP SIDOMULYO KOTAMADYA PEKANBARU

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Puskesmas menurut Permenkes No. 75 tahun 2014 adalah fasilitas

INTISARI. Kata Kunci : penyimpanan, gudang obat, indikator penyimpanan, puskesmas

PERESEPAN, PEMESANAN DAN PENGELOLAAN OBAT

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 1. Data hasil wawancara mengenai perencanaan obat di Instalasi Farmasi RSUD Pohuwato HASIL WAWANCARA

EVALUASI PENYIMPANAN DAN DISTRIBUSI OBAT PSIKOTROPIKA DI RUMAH SAKIT JIWA PROF. DR. V. L. RATUMBUYSANG MANADO

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengelolaan Sediaan Farmasi di Rumah Sakit. seleksi (selection), perencanaan dan pengadaan (procurement), distribusi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Manajemen adalah suatu proses tahapan kegiatan yang terdiri atas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Gudang merupakan sarana pendukung kegiatan produksi industri farmasi

Permenkes Nomor 3 tahun 2015 PEREDARAN, PENYIMPANAN, PEMUSNAHAN, DAN PELAPORAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Penyimpanan Sediaan Farmasi di Gudang Farmasi RSUD

PEDOMAN WAWANCARA UNTUK PENANGGUNG JAWAB FARMAKMIN INSTRUMEN PENELITIAN MANAJEMEN PENYIMPANAN OBAT DI PUSKESMAS KECAMATAN JAGAKARSA TAHUN 2008

Penyimpanan Obat. Standar penyimpanan obat yang sering di gunakan adalah sebagai berikut :

KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS MUARA DELANG NOMOR : / / / SK / I / TENTANG PELAYANAN OBAT KEPALA PUSKESMAS MUARA DELANG,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

INTISARI GAMBARAN SISTEM DISTRIBUSI OBAT UNIT DOSE DISPENSING DI DEPO TULIP RSUD ULIN BANJARMASIN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengambilan data ini di lakukan mulai tanggal 6 Januari 2012 sampai 20

GAMBARAN EVALUASI KESESUAIAN PENGELOLAAN OBAT MEMINIMALKAN YANG KADALUARSA DI INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT DR.H

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. berupa data primer yang diperoleh melalui kuesioner dan wawancara bulan

GAMBARAN PELAKSANAAN STANDAR PELAYANAN KEFARMASIAN DI APOTEK WILAYAH KECAMATAN LAWEYAN KOTA SOLO TAHUN 2007 SKRIPSI

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. secara ekonomi. Instalasi farmasi rumah sakit adalah satu-satunya unit di rumah

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya5.

PHARMACY, Vol.08 No. 03 Desember 2011 ISSN

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT. Menurut Undang-Undang RI Nomor 44 tahun 2009, rumah sakit adalah

BAB I DEFINISI A. Pengertian Perbekalan farmasi Penyimpanan perbekalan farmasi Bahan beracun berbahaya B. Tujuan 1. Tujuan Umum 2.

1. Apakah puskesmas telah memiliki tenaga Apoteker? 2. Apakah Puskesmas juga memiliki tenaga teknisi

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT. upaya kesehatan dengan memfungsikan berbagai kesatuan personel terlatih dan

Tugas pokok pengelolaan perbekalan farmasi :

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT. Rumah sakit adalah salah satu sarana kesehatan tempat menyelenggarakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

EVALUASI STANDAR PELAYANAN KEFARMASIAN DI APOTEK WILAYAH KOTA SALATIGA TAHUN 2011 SESUAI PERUNDANGAN YANG BERLAKU NASKAH PUBLIKASI

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT. Rumah sakit adalah salah satu sarana kesehatan tempat menyelenggarakan upaya

EVALUASI SISTEM PENGELOLAAN OBAT DI INSTALASI FARMASI RSUP Dr. KARIADI SEMARANG TAHUN 2007 ABSTRACT

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT. Rumah sakit adalah salah satu dari sarana kesehatan tempat

ANALISIS MANAJEMEN PENYIMPANAN DAN PENDISTRIBUSIAN OBAT DI INSTALASI FARMASI CHASAN BOESOIRIE TERNATE Fera The*, Jimmy Posangi*, Fatimawali*

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT. upaya kesehatan dengan memfungsikan berbagai kesatuan personel terlatih dan

PUSKESMAS KECAMATAN KEBON JERUK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang berfungsi untuk menyimpan bahan baku, bahan kemas, dan obat jadi yang

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT. karateristik tersendiri yang dipengaruhi oleh perkembangan ilmu pengetahuan

SOSIALISASI STANDAR PELAYANAN KEFARMASIAN DI SARANA KESEHATAN

KEGIATAN BELAJAR 2: PENYIMPANAN

INTISARI EVALUASI SISTEM PENGELOLAAN PENYIMPANAN OBAT DI UPT INSTALASI FARMASI KABUPATEN BANJAR

EVALUASI PENYIMPANAN DAN DISTRIBUSI OBAT ANTI TUBERKULOSIS DI DINAS KESEHATAN PROVINSI SULAWESI UTARA

PENGELOLAAN OBAT DAN ADMINISTRASI APOTEK. Heru Sasongko, S.Farm.,Apt.

EVALUASI MANAJEMEN PENYIMPANAN OBAT DI GUDANG OBAT INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH dr. R. SOEDJONO SELONG LOMBOK TIMUR

KAJIAN KESESUAIAN PENYIMPANAN SEDIAAN OBAT PADA DUA PUSKESMAS YANG BERADA DI KOTA PALANGKA RAYA. Christine Anggraini Farmasi

BAB I PENDAHULUAN. yang merupakan bagian dari pembangunan nasional dengan tujuan

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT. Rumah sakit adalah salah satu dari sarana kesehatan tempat

PERANAN APOTEKER DI RUMAH SAKIT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Standar Pelayanan Kefarmasian Di Apotek. dalam rangka keselamatan pasien (patient safety) (Menkes, RI., 2014).

Evaluasi Penerapan Standar Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas Kabupaten Magelang Berdasarkan Permenkes RI No.74 tahun 2016

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan oleh pemerintah dan / atau masyarakat (UU No.36, 2009).

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. serta memiliki satu Instalasi gudang farmasi kota (Dinkes Kota Solok, 2014).

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada tanggal 25 Maret 2012 di Apotek RSUD Toto

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Obat merupakan komoditi utama yang digunakan manusia untuk

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT DAN INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT. Rumah sakit merupakan suatu unit yang mempunyai organisasi teratur,

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Stabat dalam rangka pembinaan Puskesmas. BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pusat Kesehatan Masyarakat yang disingkat puskesmas adalah unit

EVALUASI PENYIMPANAN SEDIAAN FARMASI DI GUDANG FARMASI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BANYUMAS

FAKTOR PENYEBAB KEJADIAN STAGNANT DAN STOCKOUT DI INSTALASI FARMASI UPT RUMAH SAKIT MATA MASYARAKAT JAWA TIMUR

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

ABSTRAK KUALITAS PELAYANAN RESEP DI APOTEK RUMAH SAKIT UMUM DAERAH HADJI BOEDJASIN PELAIHARI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Obatadalah sediaan atau paduan yang siap digunakan untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masalah kesehatan di Indonesia sebagai salah satu negara berkembang

EVALUASI PERENCANAAN DAN PENGADAAN OBAT DI INSTALASI FARMASI RSUP PROF. DR. R. D. KANDOU MANADO BERDASARKAN ANALISIS ABC-VEN

UPT. PUSKESMAS KLUNGKUNG I

IDENTIFIKASI KESALAHAN PENGOBATAN (MEDICATION ERROR) PADA TAHAP PERESEPAN (PRESCRIBING) DI POLI INTERNA RSUD BITUNG

PENGELOLAAN OBAT DI PUSKESMAS

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rumah Sakit dr. Raden Soedjati Soemodiardjo merupakan rumah sakit umum milik pemerintah daerah Kabupaten

Lampiran 2. Struktur Organisasi Instalasi Farmasi RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang II. Tujuan A Umum B. Khusus III. Ruang lingkup

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT. institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT DAN INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT

ANALISA PENGELOLAAN OBAT KADALUARSA DI INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SUKOHARJO TAHUN 2011 TUGAS AKHIR

BAB 11: PERBEKALAN FARMASI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi mendorong masyarakat untuk semakin memperhatikan derajat

BAB 1 : PENDAHULUAN. berfungsi menyelenggarakan pengobatan dan pemulihan, peningkatan, serta pemeliharaan

Perencanaan. Pengadaan. Penggunaan. Dukungan Manajemen

EVALUASI IMPLEMENTASI KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN NOMOR 35/MENKES/SK/2014 TENTANG PELAYANAN KEFARMASIAN DI APOTEK KABUPATEN SLEMAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur

EVALUASI KESESUAIAN PENGELOLAAN OBAT PADA PUSKESMAS DENGAN STANDAR PENGELOLAAN OBAT YANG ADA DI KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2009 SKRIPSI

INTISARI KESESUAIAN PENYIMPANAN OBAT HIGH ALERT DI INSTALASI FARMASIRSUD ULIN BANJARMASIN

Calyptra: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya Vol.2 No.2 (2013) STUDI PENYIMPANAN OBAT DI PUSKESMAS PADA DUA KECAMATAN DI KOTA SURABAYA

ABSTRAK TATALAKSANA FARMASI DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN CIANJUR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT. tempat pencegahan dan penyembuhan penyakit, peningkatan dan pemulihan

UNIVERSITAS INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ANALISIS MANAJEMEN PENGELOLAAN OBAT DI PUSKESMAS WENANG KOTA MANADO Fikri Kobandaha, Febi K. Kolibu*, Ardiansa A. T. Tucunan*

Analisis Penyimpanan Obat Di Gudang Farmasi Rumah Sakit Permata Medika kota Semarang tahun 2015

KOMITE FARMASI DAN TERAPI. DRA. NURMINDA S MSi, APT

PEDOMAN PELAYANAN TENTANG PENYIAPAN DAN PENYALURAN OBAT DAN PRODUK STERIL DI RUMAH SAKIT ISLAM NAMIRA

PHARMACY, Vol.07 No. 03 Desember 2010 ISSN Agus Priyanto, Moeslich Hasanmihardja, Didik Setiawan

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT

Transkripsi:

EVALUASI PENYIMPANAN DAN PENDISTRIBUSIAN OBAT DI INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT SILOAM MANADO Julyanti 1), Gayatri Citraningtyas 1), Sri Sudewi 1) 1) Program Studi Farmasi FMIPA UNSRAT Manado, 95115 ABSTRACT Poor drug storage can cause drug damage as well as hospital losses, so medications should be stored well in order to stay awake until the drug is distributed to the patient. The distribution of drugs includes delivery of medicinal preparations provided by the Pharmaceutical Installation to patients with safety and accuracy of the drug, patient accuracy, timeliness, date, time, method of administration, personal accuracy of the drug provider to the patient as well as the integrity of the drug. This study aims to evaluate the storage and distribution of drugs in Siloam Hospitals Manado using descriptive observational methods and evaluation with data collection techniques prospects. The result of the research shows that the Pharmacy Installation of Siloam Hospitals Manado in applying the storage and distribution procedure of medicine in the warehouse is mostly in accordance with the provisions in the hospital pharmaceutical service standard based on the Regulation of the Minister of Health, but must be added with the ventilated window and also apply the drug storage based on therapeutic class Or efficacy. The distribution of drugs using the method of centralization, so that all medicines and medical devices are served directly from Pharmacy Installation. Keywords: Evaluation, Drug Storage, Drug Administration, Siloam Hospitals Manado ABSTRAK Penyimpanan obat yang tidak baik dapat menyebabkan kerusakan obat serta kerugian pada rumah sakit, sehingga obat harus disimpan dengan baik agar tetap terjaga sampai obat didistribusikan ke pasien. Distribusi obat mencakup penghantaran sediaan obat yang telah disediakan instalasi farmasi ke pasien dengan keamanan dan ketepatan obat, ketepatan penderita, ketepatan jadwal, tanggal, waktu, metode pemberian, ketepatan personal pemberi obat kepada penderita serta keutuhan obat. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi penyimpanan dan pendistribusian obat di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Siloam Manado menggunakan metode observasional yang bersifat deskriptif dan evaluasi dengan teknik pengumpulan data secara prospekti. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Manado dalam menerapkan prosedur penyimpanan dan pendistribusian obat di gudang sebagian besar sudah sesuai dengan ketentuan dalam standar pelayanan kefarmasian rumah sakit berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan, namun harus ditambahkan dengan adanya jendela berventilasi dan juga menerapkan penyimpanan obat berdasarkan kelas terapi atau khasiat. Pendistribusian obat menggunakan metode sentralisasi, sehingga semua obat-obatan dan alat kesehatan dilayani langsung dari Instalasi Farmasi. Kata Kunci: Evaluasi, Penyimpanan Obat, Pendsitribusian Obat, Rumah Sakit Siloam Manado 1

PENDAHULUAN Sesuai dengan SK Menkes Nomor 1333/Menkes/SK/XII/1999 tentang standar pelayanan rumah sakit bahwa sebagian besar rumah sakit di Indonesia belum melakukan kegiatan pelayanan farmasi seperti yang diharapkan, mengingat beberapa kendala antara lain kemampuan tenaga farmasi, terbatasnya pengetahuan manajemen rumah sakit akan fungsi farmasi rumah sakit, kebijakan manajemen rumah sakit, serta terbatasnya pengetahuan pihak-pihak terkait tentang pelayanan farmasi rumah sakit. Obat dan bahan kimia yang digunakan untuk mempersiapkan obat diberi label yang secara jelas terbaca memuat nama, tanggal pertama kemasan dibuka, tanggal kadaluwarsa dan peringatan khusus (Anonim, 2016). Pengelolaan obat sangat penting untuk menunjang pelayanan kesehatan pada pasien. Pengelolaan obat salah satu pendukung penting dalam pelayanan kesehatan hal ini perlu dilakukan agar dapat melakukan perbaikan kualitas dasar (Anonim, 2010). Pada tahap penyimpanan obat-obatan yang diterima agar aman (tidak hilang), terhindar dari kerusakan fisik maupun kimia dan mutunya tetap terjamin. Penyimpanan yang tidak baik dapat menyebabkan kerusakan pada obat dan dapat menyebabkan kerugian pada rumah sakit. Sistem distribusi obat mencakup penghantaran sediaan obat yang telah didispensing instalasi farmasi ke daerah tempat perawatan penderita dengan keamanan dan ketepatan obat, ketepatan penderita, ketepatan jadwal, tanggal, waktu, metode pemberian, ketepatan personal pemberi obat kepada penderita serta keutuhan mutu obat (Febriawati, 2013). Rumah Sakit Siloam Manado melayani pasien rawat jalan, rawat inap, dan pasien pulang. Gudang obat Siloam Hospitals Manado melakukan pendistribusian obat kepada pasien yaitu berupa palayanan resep dari pasien rawat jalan, rawat inap dan Pasien pulang. Berdasarkan survei awal di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Siloam Manado, peneliti mendapatkan beberapa permasalahan pada sistem penyimpanan dan pendistribusian obat diantaranya yaitu ada beberapa obat yang tidak diletakkan di atas rak dan penempatan obat tidak tertata dengan baik sedangkan pada pendistribusian obat menggunakan Aerocom untuk obat yang mudah pecah masih belum di lengkapi bahan anti pecah. Berdasarkan pengamatan tersebut, maka peneliti melakukan penelitian tentang evaluasi penyimpanan dan pendistribusian obat di gudang obat Rumah Sakit Siloam Manado. METODE Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan pada bulan Desember 2016 - Februari 2017 di Rumah Sakit Siloam Manado. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan metode observasional yang bersifat deskriptif dan evaluasi, dimana dilakukan pemantauan kegiatan yang sedang berjalan. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang digunakan pada penelitian yaitu observasi, pengambilan data dan wawancara. Alat dan Bahan 2

Alat yang digunakan pada penelitian ini ialah alat tulis menulis untuk mencatat hasil observasi, Pengambilan data dengan menggunakan alat perekam untuk wawancara dan kamera untuk pengambilan foto-foto dokumentasi. Bahan yang digunakan ialah Peraturan Dirjen Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan (2010) dan Peraturan Menteri Kesehatan (2014). HASIL DAN PEMBAHASAN Penyimpanan Obat Penelitian terkait kondisi ruangan dan fasilitas pada gudang penyimpanan obat di Istalasi Farmasi Rumah Sakit Siloam Manado. Hasil yang diperoleh dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Kondisi Ruangan dan Fasilitas pada Gudang Penyimpanan Obat di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Siloam Manado berdasarkan Dirjen Kefarmasian dan Alat Kesehatan Republik Indonesia (2010). NO Variabel Evaluasi Ya Tidak Keterangan 1. Gudang penyimpanan obat terpisah dari ruang pelayanan atau Instalasi Farmasi 2 Gudang cukup besar untuk menyimpan semua persediaan obat dan aman untuk pergerakan petugas 3 Terdapat ruang penyimpanan obat yang terpisah dengan alat kesehatan 4 Atap gudang dalam keadaan baik dan tidak bocor 5 Lantai dibuat dari segel/semen 6 Dinding gudang dibuat licin Sistem satu pintu 7 Gudang memiliki ventilasi Karena gudang memiliki pengatur suhu berupa AC 8 Gudang memiliki jendela yang bertralis Jarak jendela tinggi 9 Penerangan gudang yang cukup 10 Adanya pengaturan suhu 24 C-25 C ruangan 11 Adanya pengaturan kelembapan 44-45 % 12 Terdapat ruang/lemari terpisah untuk obat yang mudah terbakar 3

13 Terdapat ruang / lemari untuk obat berbahaya 14 Gudang dilengkapi dengan kunci ganda 15 Tersedia termometer ruangan 16 Tersedia lemari khusus yang terkunci untuk menyimpan obat narkotika dan psikotropika 17 Tersedia rak/ lemari penyimpanan obat 18 Tersedia lemari pendingin untuk menyimpan jenis obat tertentu yang memerlukan suhu dingin 19 Tersedia rak atau lemari khusus untuk obat rusak dan kadaluarsa 20 Tersedia alat bantu pemindahan obat dalam gudang 21 Tersedia kartu stok obat untuk memberi keterangan di rak/ lemari penyimpanan 22 Tersedia pallet/ papan alas untuk barang 23 Jarak pallet dengan lantai (min.10 cm) 24 Jarak pallet dengan dinding (min. 30 cm) 25 Tersedia keterangan untuk obat berbahaya 26 Tersedia keterangan untuk obat yang mudah terbakar Obat-obat yang harus disimpan dikulkas seperti vaksin,supositoria, insulin dll, Hanya tersedia rak untuk obat kadaluarsa Ada dua jenis pallet dan berjarak dari lantai 14cm dan 15cm 27 Tersedia pendingin ruangan/ac Gudang yang tersedia di Rumah Sakit Siloam Manado terdiri dari beberapa ruangan yang cukup besar untuk menyimpan semua obat-obatan dan alat kesehatan. Dari hasil observasi gudang di Manado sudah 80% memenuhi standar mengenai kondisi ruangan dan fasilitas 4

pada gudang penyimpanan obat berdasarkan Dirjen Kefarmasian dan Alat Kesehatan Republik Indonesia (2010). Gudang penyimpanan obat di Rumah Sakit Siloam Manado tidak terpisah dengan ruang pelayanan atau Apotek rumah sakit, karena Rumah Sakit Siloam Manado menggunakan sistem satu pintu. Terdapat ruang penyimpanan obat yang terpisah dengan alat kesehatan, hal ini agar obat-obatan tidak tercampur dengan alat kesehatan. Gudang di Instalasi Rumah Sakit Siloam Manado memiliki atap gudang dalam keadaan baik dan tidak bocor untuk terhindar dari hujan. Lantai terbuat dari segel/semen dan dinding gudang dibuat licin untuk terhindar dari bakteri dan debu. Gudang tidak memiliki ventilasi dan jendela bertalis, namun jarak jendela tinggi yang memungkinkan untuk tidak masuknya pencurian. Penerangan dalam gudang juga cukup terang untuk mendukung kegiatan dalam gudang. Ada pengaturan suhu dan pelembab untuk mengatur atau mengontrol suhu dan pelembab dalam gudang. Disediakan lemari terpisah untuk obat yang mudah terbakar dan berbahaya, agar mudah dibedahkan oleh petugas/pegawai gudang. Gudang memiliki kunci ganda dan tersediah termometer ruangan. Tersedia juga untuk Tabel 2. lemari khusus yang terkunci untuk menyimpan obat narkotika dan psikotropika untuk terhindar dari salah pengambilan obat oleh petugas gudang dan mudah untuk membedakan dengan obat lain. Tersedia rak penyimpanan obat, agar obat disimpan berdasarkan sediaan obat di tiap-tiap rak yang disediakan. Gudang Rumah Sakit Siloam Manado juga menyediakan lemari pendingin untuk menyimpan jenis obat seperti vaksin, supositoria, insulin dan obat lainnya yang memerlukan suhu dingin. Untuk obat yang sudah kadaluarsa disimpan di lemari tersendiri, untuk terhindar dari kesalahan dalam pengambilan obat. Agar mudah untuk memindahkan obat dalam gudang, Instalasi Farmasi Rumah Sakit Siloam Manado menyediakan alat bantu pemindahan obat seperti troli. Tersedia juga kartu stok untuk mencatat setiap pengambilan dan penambahan obat di rak. Pallet/papan pengalas yang tersedia di gudang berjarak dari lantai minimal 10cm dan berjarak dari dinding minimal 30 cm. Obat berbahaya dan obat mudah terbakar diberi keterangan pada rak agar mudah diketahui. Tersedia juga AC sebagai pendingin ruangan sehingga dapat mengontrol suhu didalam ruangan penyimpanan Prosedur Sistem Penyimpanan Obat di Instalasi Farmasi Siloam Rumah Sakit Manado Berdasarkan Ketentuan dalam standar Pelayanan Kefarmasian Rumah Sakit Permenkes No. 58 Tahun (2014). No. Variabel Evaluasi Ya Tidak Keterangan 1. Penyimpanan obat sesuai metode FEFO 2. Penyimpanan obat sesuai metode FIFO 3. Penyimpanan obat disimpan dalam gudang/ ruangan khusus untuk obat, tidak dicampur dengan peralatan lain 5

4. Obat diletakkan diatas rak/ lemari 5. Obat tidak diletakkan langsung di lantai 6. Penyimpanan obat LASA (Look alike sound alike) tidak ditempatkan berdekatan dan harus diberi penandaan khusus 7. Obat tidak diletakkan menempel dinding 8 Penyimpanan obat berdasarkan bentuk sediaan 9 Penyimpanan obat berdasarkan kelas terapi atau khasiat 10 Penyimpanan obat berdasarkan abjad 11 Penyimpanan obat berasarkan jenis obat 12 Obat yang rusak diletakkan terpisah dengan obat yang masih baik 13 Obat yang kadaluarsa diletakkan terpisah dengan obat yang masih baik 14 Obat-obatan Narkotika dan psikotropika diletakkan dilemari yang terpisah 15 Lemari obat-obatan narkotika dan psikotropika selalu terkunci 16 Diberikan pelabelan (nama obat) pada rak/ lemari Untuk sediaan sirup dan cairan infus belum di berikan pelabelan. Prosedur penyimpanan obat di Gudang Instalasi Farmasi Rumah Sakit Siloam Manado sudah sesuai berdasarkan ketentan dalam standar pelayanan kefarmasian rumah sakit, yaitu menggunakan metode FIFO (First In First Out) dan FEFO (First Expired First), obat disimpan dalam gudang/ruangan khusus obat yang tidak tercampur dengan peralatan lain, obat diletakan di atas rak/lemari dan tidak diletakkan langsung di lantai untuk mencegah kerusakan obat, obat LASA tidak ditempatkan berdekatan agar tidak terjadi kesalahan dalam pengambilan, obat tidak diletakkan menempel di dinding. Penyimpanan obat berdasarkan bentuk sediaan namun belum disimpan berdasarkan kelas terapi atau khasiat, tujuannya untuk mudah dalam pengambilan dan penyimpanan obat. Obat disimpan berdasarkan abjad dan jenis obat, agar mudah untuk mencari obat. Obat yang rusak dan kadaluarsa diletakkan terpisah dengan obat yang masih baik, untuk mencegah kesalahan pengambilan obat. Lemari obat psikotropika dan narkotika 6

selalu terkunci dan diletakkan di lemari terpisah. Diberikan pelabelan nama obat pada rak, namun seperti sediaan sirup dan cairan infus belum diberikan pelabelan. Terkhususnya untuk obat-obatan yang penampilan dan penamaan mirip LASA ditempatkan tidak berdekatan dan diberi penandaan khusus berupa ditandai dengan pemberian kode disetiap jollybox dan penempatan obat yang bukan LASA ditengah di antara obat LASA, hal ini untuk menghindari kesalahan dalam pengambilan obat. Sistem penataan gudang di Manado menggunakan gabungan antara metode FIFO dan FEFO. First In First Out (FIFO) adalah mekanisme penggunaan obat yang tidak mempunyai masa kadaluarsa. Prioritas penggunaan obat berdasarkan kedatangan obat. Semakin awal kedatangan obat tersebut, maka semakin menjadi prioritas untuk digunakan. Sedangkan First Expire First Out (FEFO) yaitu mekanisme penggunaan obat yang berdasarkan prioritas masa kadaluarsa obat tersebut. Semakin dekat masa kadaluarsa obat tersebut, maka semakin menjadi prioritas untuk digunakan. Pendistribusian Obat Sistem pendistribusian obat di Manado berdasarkan Standar Pelayanan Kefarmasian Rumah Sakit Permenkes 58 Tahun (2014) Tabel 3. Distribusi Obat Instalasi Farmasi ke Depo-depo/ruangan satelit Rumah Sakit Siloam Manado Dengan Ketentuan Dalam Standar Pelayanan Kefarmasian Rumah Sakit Permenkes 58 Tahun (2014). Standar Pelayanan Rumah Sakit Ya Tidak Keterangan Menggunakan Metode Sentralisasi Menggunakan Metode Desentralisasi Menggunakan Resep Perorangan Menggunakan Sistem Floor Stock Menggunakan Sistem One Day Dose Dispensing Menggunakan Sistem Kombinasi Metode pendistribusian obat yang dipakai Manado yaitu metode sentralisasi. Metode sentralisasi merupakan penyimpanan dan pendistribusian semua obat/barang farmasi setiap unit perawatan/pelayanan baik untuk kebutuhan individu atau kebutuhan dasar ruangan disuplai langsung dari pusat pelayanan farmasi tersebut. Sehingga untuk persediaan penyimpanan ruangan 7

satelit dan resep obat yang diterima pasien dari dokter akan di layani langsung dari pusat pelayanan farmasi. Resep perorangan ialah sistem ini memungkinkan semua resep dokter dapat dianalisis langsung oleh apoteker dan terjalin kerja sama antara dokter, apoteker, perawat dan pasien. Keuntungan dari sisten ini adalah resep dapat dikaji lebih dahulu oleh apoteker, ada interaksi antara apoteker, dokter dan perawat dan adanya legalisasian persediaan. Kemudian sistem floor stok, pada sistem ini perbekalan farmasi diberikan kepada masing-masing unit perawat sebagai persediaan. Sistem ini memungkinkan perbekalan farmasi tersedia bila diperlukan. Misalnya persediaan untuk obat emergensi. Dan sistem One Day Dose Dispensing. Sistem ini sebagai obat-obatan yang diminta, disiapkan, digunakan dan dibayar dosis perhari yang berisi obat dalam jumlah yang telah ditetapkan untuk satu hari pemakaian. Instalasi Farmasi Rumah Sakit Siloam Manado juga menyediakan alat Aerocom. Aerocom merupakan alat transportasi resep dan bisa digunakan sebagai pengiriman obat ke ruangan atas permintaan persediaan ruangan bila dalam jumlah sedikit karena mengingat ukuran tabung aerocom yang sangat kecil, tetapi formulir sudah ditandatangi terlebih dahulu sebelum melakukan pengiriman. Namun aerocom ini belum tersedia bahan anti pecah yang berguna untuk melapisi obat yang kemasannya mudah pecah. KESIMPULAN Dari hasil penelitian yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa Manado dalam menerapkan prosedur penyimpanan dan pendistribusian obat di gudang 80% sudah sesuai dengan ketentuan dalam standar pelayanan kefarmasian rumah sakit berdasarkan peraturan Menteri Kesehatan Nomor 58 Tahun (2014), namun harus di lengkapi lagi dengan adanya jendela bertralis dan juga menerapkan penyimpanan obat berdasarkan kelas terapi atau khasiat. Pendistribusian obat ke ruangan satelit dan pasien menggunakan metode sentralisasi, sehingga semua yang menyangkut dengan obat-obatan dan alat kesehatan dilayani langsung dari Instalasi Farmasi. SARAN 1. Manado agar lebih memperhatikan lagi prosedur-prosedur penyimpanan dan pendistribusian obat yang belum di terapkan, sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan RI. 2. Untuk peneliti selanjutnya, bisa melakukan penelitian tentang pengadaan obat di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Siloam Manado. DAFTAR PUSTAKA Adikoesoemo, S. 2003. Manajemen Rumah Sakit. Sinar Harapan: Jakarta. Anshari, M. 2009. Aplikasi Manajemen Pengelolaan Obat dan Makanan. Medical Book. Jogjakarta. Alamsyah, D. 2011. Manajemen Pelayanan Kesehatan. Nuha Medika: Yogyakarta. Anonim. Undang-undang No. 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit. Lembaga Negara Republik 8

Indonesia Tahun 2009: Jakarta. Anonim. 2013. Profile Direktorat Jendral Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan 2012. Bakti Husada. : Jakarta. Yogyakarta. Vol.4 No.1 Januari 2010. Warman. 2004. Manajemen Pergudangan. Terj, Begdjomodjo. Penerbit Pustaka Sinar Harapan: Jakarta Anonim. 2010. Pedoman Pengelolaan Perbekalan Farmasi di Rumah Sakit. Japan International Coolperation Agency: Jakarta. Anonim. 2014. Standar Pelayanan Kefarmasian Di Puskesmas. Peraturan Menteri Kesehatan RI: Jakarta. Depkes RI. 2004. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 1197/ Menkes /SK /X/2004 tentang Standar Pelayanan Farmasi di Rumah Sakit: Jakarta. Siregar, C.G.P., dan Amalia. 2004. Farmasi Rumah Sakit Teori dan Terapan Penerbit Buku Kedokteran EGC: Jakarta. Syair. 2008. Manajemen Pengelolaan Obat di Puskesmas Ahuhu Kabupaten Konawe Tahun 2008. Diakes Pada pada tanggal 28 oktober 2011. Sheina, baby. 2010. Penyimpanan Obat di Gudang Instalasi Farmasi RSU Muhammadiyah Yogyakarta Unit 1. Fakultas Kesehatan Masyarakat. Universitas Ahmad Dahlan: 9