BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Suatu pembangunan dikatakan berhasil dengan melihat tingkat kesejahteraan masyarakatnya. Untuk mewujudkan masyarakat yang sejahtera harus dimulai dari bagian yang terkecil yaitu keluarga. Keluarga terdiri dari ayah, ibu dan anak. Namun terkadang ibu dengan anaknya saja tanpa kehadiran suami (kepala keluarga) atau ayah dengan anaknya atau tanpa kehadiran ibu (istri). Undang-undang Nomor 10 Tahun 1992 menyebutkan bahwa keluarga sejahtera adalah keluarga yang dibentuk berdasarkan atas perkawinan yang sah, mampu memenuhi kebutuhan hidup spiritual dan materiil yang layak, betaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, memiliki hubungan yang serasi, selaras dan seimbang antara anggota keluarga dan antara keluarga dengan masyarakat dan lingkungan. Pengaruh globalisasi yang sangat kuat dan merambah ke segala sendi kehidupan. Keberadaan dan status perempuan pun ikut berubah. Namun perubahan tersebut tidak menggeser tugas utama perempuan sebagai ibu rumah tangga. Bahkan perempuan yang tadinya hanya bekerja sebagai ibu rumah tangga, kini ingin bekerja layaknya seperti kaum laki-laki. Namun kenyataannya walaupun dunia berada diera globalisasi, ternyata masih juga banyak masyarakat yang memiliki pola pikir kuno terutama di daerah pedesaan yang jauh dari perkotaan mengenai posisi perempuan dalam kehidupan keluarga pada khususnya dan masyarakat pada umumnya. 1
Beberapa motivasi perempuan untuk bekerja yaitu suami tidak bekerja, pendapatan rumah tangga rendah sedangkan jumlah tanggungan keluarga cukup tinggi, mengisi waktu luang, ingin mencari uang sendiri dan ingin mencari pengalaman (Asyiek, dkk, dalam Artini dan Handayani, 2009:10). Lebih lanjut Artini dan Handyani (2009:10) mengatakan bahwa umumnya perempuan termotivasi untuk bekerja karena ingin membantu menghidupi keluarganya. Hal lain yang menyebabkan keinginan perempuan untuk bekerja adalah perubahan pola pikir perempuan yaitu mulai berkeinginan untuk hidup lebih mandiri seperti yang diungkapkan oleh Marhaeni dan Manuati (2004:203) masuknya perempuan dalam kegiatan ekonomi terjadi di semua sektor mencerminkan perempuan tidak lagi bergantung pada kaum laki-laki. Usia hidup yang semakin panjang, dengan tingkat kesehatan yang semakin baik menyebabkan perempuan memiliki kesempatan yang semakin panjang untuk bekerja. Walaupun perempuan dikatakan berkeinginan dan mampu untuk bekerja dalam membantu keluarga untuk meningkatkan pendapatan, tapi hal tersebut tidak terimplementasikan secara utuh. Kalaupun bekerja, perempuan pada umumnya bekerja pada sektor informal yang tidak memerlukan ketrampilan khusus seperti menjadi pedagang. Pekerja sektor informal adalah tenaga kerja yang bekerja dalam hubungan kerja sektor informal dengan menerima upah dan atau imbalan (undang-undang ketenagakerjaan No.13 tahun 2003). Penempatan perempuan di sektor informal dan laki-laki di sektor formal, diasumsikan bahwa perempuan secara fisik lemah, namun diakui memiliki kesabaran dan kelembutan. 2
Menurut Roosganda (2007:126-135) perbedaan perilaku antara laki-laki dan perempuan, selain disebabkan faktor biologis, sebagian besar justru terbentuk melalui proses sosial dan kultural. Lebih lanjut, Roosganda (2007:126-135) mengatakan pada perkembangannya citra dan prospek perempuan abad XXI, terbentuk beberapa peran perempuan lainnya antara lain (1) Peran Tradisi, yang menempatkan perempuan dalam fungsi reproduksi, dimana seratus persen hidupnya untuk mengurusi keluarga dan patron pembagian kerja jelas (perempuan di rumah/domestik, laki-laki di luar rumah/publik); (2) Peran Transisi, mengutamakan peran tradisi lebih dari yang lain, pembagian kerja menuruti aspirasi gender, keharmonisan dan urusan rumah tangga tetap tanggung jawab perempuan; (3) Dwiperan, memposisikan perempuan dalam dua dunia kehidupan (peran publik dan domestik sama penting), dukungan moral dan tingkat kepedulian laki-laki yang hakiki untuk menghindari konflik dan (5) Peran Kontemporer, merupakan dampak pilihan perempuan untuk mandiri dalam kesendirian. Hal yang dapat disimpulkan dari pemaparan diatas adalah sebenarnya perempuan memiliki potensi serta daya intelektual yang mampu bersaing dengan kaum laki-laki, bahkan kinerja yang dimiliki jauh lebih baik daripada kaum lakilaki asal perempuan mampu diberdayakan secara maksimal. Istilah emansipasi wanita sering didengungkan. Alasannya tidak lain adalah agar perempuan mendapatkan posisi dan hak yang sama seperti kaum laki-laki terutama dalam hal pendidikan dan lapangan pekerjaan. Bila pemberdayaan perempuan dapat 3
dimaksimalkan diharapkan akan tercapainya masyarakat yang sejahtera, adil dan makmur. Jika kita bandingkan, perempuan di negara-negara maju seperti Eropa dan negara barat lainnya sangat berbeda dengan kondisi yang dihadapi oleh negaranegara berkembang seperti Indonesia. Status kedudukan perempuan sangat dihargai dan mendapatkan kesempatan yang sama dengan kaum laki-laki, bahkan untuk kedudukan penting dalam perusahaan seperti posisi direktur dan manager sering diisi oleh kaum perempuan. Dapat kita lihat juga bahwa banyak perempuan disana sukses menjadi wanita karir dan pebisnis. Perempuan harus diberi kesempatan dalam mengembangkan potensinya. Maka dari itu perlu adanya kerja sama antara pemerintah dan masyarakat dalam peningkatan sumber daya manusia yang lebih baik. Pengetahuan dan keterampilan merupakan salah satu faktor yang sangat besar peranannya dalam kegiatan pengembangan sumber daya manusia (Marhaeni dan Manuati, 2004:203). Meningkatnya pengetahuan dan ketrampilan suatu masyarakat dapat diperoleh melalui pendidikan formal. Namun sudah jelas permasalahan yang dihadapi adalah lagi-lagi pola pikir masyarakat yang tidak memberi kesempatan perempuan untuk berkembang. Salah satu tempat dimana kaum perempuan bekerja di sektor informal adalah pasar. Pada penelitian kali ini, pedagang perempuan di kota Denpasar menjadi objek penelitian. Terdapat 16 pasar tersebar di kota Denpasar. Dari 16 pasar tersebut, 5 pasar merupakan pasar terbesar dan memiliki jumlah pedagang terbanyak yaitu Pasar Badung, Pasar Kumbasari, Pasar Kreneng, Pasar Sanglah 4
dan Pasar Satrya. Jadi untuk menyederhanakan penelitian ini, kelima pasar tersebut akan digunakan sebagai tempat penelitian. Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka pokok permasalahan yang dapat dirumuskan adalah sebagai berikut. 1) Apakah umur, jam kerja, modal, tingkat pendidikan dan jumlah anak secara simultan berpengaruh terhadap pendapatan pedagang perempuan di Kota Denpasar? 2) Bagaimanakah pengaruh umur, jam kerja, modal, tingkat pendidikan dan jumlah anak secara parsial terhadap pendapatan pedagang perempuan di Kota Denpasar? 1.2 Tujuan Penelitian Berdasarkan pada permasalahan yang ada, maka yang menjadi tujuan penelitian adalah. 1. Untuk mengetahui pengaruh umur, jam kerja, modal, tingkat pendidikan dan jumlah anak secara simultan terhadap pendapatan pedagang perempuan di Kota Denpasar. 2. Untuk mengetahui pengaruh umur, jam kerja, modal, tingkat pendidikan dan jumlah anak secara parsial terhadap pendapatan pedagang perempuan di Kota Denpasar. 5
1.3 Kegunaan Penelitian 1. Manfaat teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah refrensi dan informasi mengenai faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi pendapatan pedagang perempuan di Kota Denpasar. 2. Manfaat praktis Dengan mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi pendapatan pedagang perempuan di Kota Denpasar diharapkan dapat memberikan kontribusi pemikiran kepada pemerintah daerah setempat dalam membuat dan menentukan kebijakan-kebijakan. 1.4 Sistematika Penulisan Pembahasan penelitian ini disusun berdasarkan urutan beberapa bab secara sistematis. Adapun penyajiannya sebagai berikut. Bab I : Pendahuluan Pada bab ini diuraikan mengenai latar belakang masalah, tujuan, kegunaan penelitian serta sistematika penulisan. Bab II : Kajian Pustaka dan Rumusan Hipotesis Bab ini menguraikan kajian pustaka dan rumusan hipotesis. Dalam kajian pustaka akan dibahas teori-teori dan konsep yang mendukung penelitian ini. Selain itu terdapat pembahasan hasil penelitian sebelumya serta rumusan hipotesis. 6
Bab III : Metodologi Penelitian Dalam bab ini diuraikan lokasi penelitian, obyek penelitian, identifikasi variabel, definisi operasional variabel, jenis dan sumber data, metode penentuan sampel, metode pengumpulan data serta teknik analisis data. Bab IV : Pembahasan Hasil Penelitian Dalam bab ini diuraikan mengenai gambaran umum lokasi penelitian dan pembahasan penelitian. Bab V : Simpulan dan Saran Pada bab ini dikemukakan simpulan-simpulan mengenai hasil pembahasan dan saran-saran yang akan ditujukan sebagai masukan. 7