BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Propinsi Sumatera Utara yang terdiri dari daerah perairan yang mengandung sumber daya ikan yang sangat banyak dari segi keanekaragaman jenisnya dan sangat tinggi dari segi tingkat kesuburan. Sub sektor perikanan yang merupakan kemungkinan potensial yang sangat luas sekali. Kalau kemungkinan tersebut digunakan sebaik-baiknya maka kebutuhan pokok rakyat akan terpenuhi (Djojohadikusumo, 2001). Perikanan merupakan suatu kegiatan perekonomian, dimana manusia mengusahakan sumberdaya alam perikanannya secara lestari guna mendapatkan manfaat yang sebesar-besarnya bagi kesejahteraan umat manusia (Ilyas dan Cholik, 1992). Pembangunan sub sektor perikanan bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan nelayan dan petani ikan menuju terwujudnya masyarakat adil dan makmur. Sedangkan sasaran pembangunan yang ingin dicapai pada tahun 2004 adalah perolehan devisa sebesar US$ 4,69 Milyar, produksi sebesar 6,65 juta ton, konsumsi ikan 22,87 kg/kapita/tahun dan tambahan penyerapan tenaga kerja sebanyak 354,56 ribu orang. Untuk mewujudkan tujuan dan sasaran pembangunan tersebut, strategi yang dikembangkan adalah peningkatan daya saing komoditi perikanan melalui pengembangan di bidang penangkapan dan budidaya ikan yang didukung dengan peningkatan kualitas sumberdaya manusia serta pemberian
kesempatan yang sama pada seluruh pelaku usaha di bidang perikanan (Wahyono, 2000). Produksi perikanan tahun 1998 tercatat sebesar 4,5 juta ton, yaitu 3,5 juta ton produksi perikanan laut dan 1,0 juta ton produksi perikanan darat. Dibandingkan tahun 1997, produksi perikanan tahun 1998 mengalami penurunan sebesar 2,49 %. Penurunan produksi ini lebih banyak disebabkan karena menurunnya produksi perikanan laut yaitu sebesar 3,41 %. Tetapi pada tahun 1999, produksi perikanan mengalami peningkatan 11,29 % dibandingkan tahun sebelumnya yaitu mencapai 5,0 juta ton (Badan Pusat Statistik, 2000). Sub sektor perikanan merupakan sub sektor yang berpotensi sangat besar untuk dikembangkan, disamping karena ketersediaan sumber dayanya yang cukup besar juga karena potensi pasarnya yang cukup tinggi, dan sub sektor ini menyangkut kebutuhan hidup orang banyak. Permintaan akan perikanan untuk pemenuhan kebutuhan gizi akan seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk. Dalam pembangunan perikanan nasional ada lima tujuan yang harus dicapai, yaitu: (1) pemenuhan kebutuhan konsumsi produk perikanan untuk dalam negeri: (2) peningkatan perolehan devisa: (3) peningkatan produksi perikanan sesuai dengan potensi lestari dan daya dukung lingkungan: (4) pemeliharaan kelestarian stok ikan dan daya dukung lingkungannya: dan (5) peningkatan kesejahteraan nelayan dan petani ikan. Secara umum pemanfaatan sumberdaya perikanan tersebut masuk dalam kategori rendah. Hal ini terjadi karena produksi perikanan nasional lebih dari 80% disumbangkan oleh perikanan rakyat yaitu nelayan dengan perahu tanpa motor dan petani ikan dengan system budidaya tradisional (Mulyadi, 2005).
Rendahnya tingkat pendidikan, keterampilan dan peralatan yang dimiliki oleh nelayan menyebabkan rendahnya tingkat pendapatan dan tingkat produktivitas, karena tidak ada penyesuaian dengan tingkat teknologi yang menyebabkan tingkat pendapatannya rendah, sehingga kehidupan nelayan semakn tua semakin berat yang ditanggung (Emerson, 1979). Untuk memanfaatkan sumberdaya perikanan laut secara optimal dan lestari masih terdapat banyak kendala yang dihadapi, terutama menyangkut permodalan dan sistem perbankan yang belum kondusif bagi investasi usaha penangkapan ikan di laut, sistem perizinan yang kurang efisien dan cenderung mempersulit, sistem charter kapal asing yang cenderung merupakan lahan bagi pencarian ikan di laut, penangkapan ikan dengan menggunakan cara yang merusak sumberdaya dan habitatnya, pelayanan di pelabuhan perikanan yang dapat mengakibatkan biaya ekonomi tinggi, tidak terpadunya rencana tata ruang di wilayah laut dan kurang tegasnya penegakan hukum dan peraturan di laut serta penyalagunaan perizinan dan pengawasan kapal-kapal asing (www.dkp.go.id) Daerah penangkapan nelayan (fishing ground) tergantung pada besar kecilnya kapal, alat tangkap dan jenis ikan laut yang akan ditangkap. Nelayan yang menggunakan kapal tanpa motor (perahu) umumnya melakukan penangkapan ikan laut di pinggir pantai/sekitar pantai. Sedangkan nelayan yang menggunakan kapal motor <5 GT melakukan penangkapan setelah kapal berlayar ke arah tengah laut sejauh 100 meter dari pantai dan daerah penangkapan rata-rata sejauh 5.760 meter. Nelayan yang mengguanakan kapal motor >5 GT melakukan penangkapan
setelah kapal bergerak ke tengah laut sejauh 500 m dari pantai dan daerah penangkapan rata-rata sejauh 28.800 meter (Simanjuntak, 2002). Pasar bagi pedagang adalah tempat mereka menggantungkan hidupnya beserta keluarganya dengan kata lain pasar mempunyai peranan yang penting bagi pedagang khususnya pedagang kaki lima sejak dahulu hingga sekarang. Belum diketahui sejauh mana dan bagaimana proses dan wujud peranan pasar yang akan menimbulkan suatu perubahan di bidang ekonomi pedagang (Ikram, 1990). Dalam penjualan hasil tangkapan sering terjadi perbedaan harga pada tingkat nelayan dengan harga pada tingkat konsumen. Perbedaan ini kadang-kadang sangat besar dimana harga tingkat nelayan lebih rendah, sedangkan harga ikan di tingkat konsumen lebih tinggi atau mahal. Biaya dari tangan produsen ke tangan konsumen disebut sebagai biaya pemasaran. Biaya pemasaran yang besar disebabkan antara lain oleh panjangnya rantai pemasaran atau banyak pedagang perantara yang terlibat di dalamnya. Produk ikan, merupakan komoditi yang bersifat mudah/cepat busuk sehingga resiko yang dihadapi oleh para pelaku tataniaga besar. Biaya ini pada umumnya dibebankan ke dalam biaya tataniaga. Pada saat ini Desa Pantai Percut merupakan tempat pendaratan ikan yang masih aktif di pantai timur Propinsi Sumatera Utara dan sangat strategis tempatnya berkenaan dengan banyaknya makanan ikan yang dekat dengan daerah-daerah penangkapan. Maka Dirjen Perikanan memutuskan untuk memusatkan kegiatan tangkahan yang ada dengan menyediakan semua fasilitas umum dari suatu tempat pelelangan ikan (TPI). Pelabuhan ikan perikanan Percut ini bertujuan untuk mengamankan keluar masuknya kapal-kapal penangkap ikan yang mendarat di
Percut, memperlancar proses bongkar muat dan memungkinkan semua ikan yang didaratkan dijual melalui pusat pelelangan umum/ tempat pelelangan ikan (TPI). Adanya fasilitas dermaga pendaratan dan pelayanan yang baru, juga gedung lelang akan memungkinkan lagi pendaratan ikan-ikan yang telah meningkat untuk dilelang dalam waktu yang singkat, dengan demikian membantu dalam meningkatkan mutu ikan dan harganya dapat lebih baik. Dengan adanya TPI ini sudah tentu akan membantu nelayan dalam memasarkan ikannya dengan cepat dan harga yang layak sehingga keadaan ini diharapkan memberi dampak positif bagi nelayan. Nelayan di TPI ini memberikan suatu penawaran harga untuk kepada setiap pedagang, nelayan juga bebas memilih kepada siapa yang menawarkan harga hasil laut yang lebih tinggi kepada nelayan tersebut. Dengan adanya pedagang di TPI (Tempat Pelellangan Ikan) ini sudah tentu akan membantu nelayan dalam memasarkan hasil lautnya dengan cepat dan harga yang layak. Sehingga keadaan ini diharapkan memberi dampak positif bagi nelayan. Pada kenyataannya nelayan tidak dapat menentukan harga ikan. Nelayan hanya menerima harga yang ditentukan oleh pedagang pengumpul. Tetapi pedagang bisa menetapkan harga jual hasil lautnya sendiri kepada konsumen. Pedagang bisa menjual lebih murah atau pun lebih mahal lagi. Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian terhadap pengaruh faktor sosial ekonomi terhadap pendapatan pedagang di Desa Percut Sei Tuan.
1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian di atas maka dapat dirumuskan beberapa permasalahan penelitian sebagai berikut : 1. Apa saja kegiatan pelelangan ikan di daerah penelitian? 2. Berapa pendapatan pedagang hasil laut di daerah penelitian? 3. Bagaimana pengaruh factor social ekomomi (umur, pendidikan formal, pengalaman, jumlah tanggungan keluarga, modal) terhadap pendapatan pedagang di daerah penelitian? 4. Apa kendala atau hambatan pedagang hasil laut di daerah penelitian? 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui kegiatan pelelangan ikan di daerah penelitian. 2. Untuk mengetahui pendapatan pedagang hasil laut di daerah penelitian. 3. Untuk menganalisis pengaruh faktor sosial ekonomi(umur,pendidikan formal,pengalaman,jumlah tanggungan keluarga, modal) terhadap pendapatan pedagang di daerah penelitian. 4. Untuk mengetahui kendala atau hambatan pedagang yang ada di daerah penelitian.
1.4 Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini adalah : 1. Berguna dalam pengembangan ilmu pengetahuan bagi peneliti. 2. Sebagai bahan informasi dan referensi bagi pemerintah dalam hal pengambilan kebijakan. 3. Sebagai bahan penelitian bagi peneliti selanjutnya baik akademik maupun non akademik.