PENGENALAN DOSEN PENASEHAT AKADEMIK

dokumen-dokumen yang mirip
Perpustakaan Informasi mengenai perpustakaan di UB.

MANUAL PROSEDUR PENETAPAN PENASEHAT AKADEMIK

Pedoman Penasehat Akademik UNSIMAR Poso PJM. Pusat Penjaminan Mutu Unsimar 1

Instruksi Kerja PEMBIMBINGAN AKADEMIK PROGRAM STUDI ILMU GIZI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Fakultas Ilmu Administrasi, 2008 All Rights Reserved

MANUAL PROSEDUR BIMBINGAN KONSELING MAHASISWA

Fakultas Ilmu Administrasi, 2013 All Rights Reserved

BIMBINGAN KONSELING. A. Tugas Staf Pembimbing Akademik.

Standard Operating Procedure BIMBINGAN KONSELING MAHASISWA

Menumbuhkan kesadaran dan pemahaman mahasiswa akan:

PEDOMAN PENASEHAT AKADEMIK DI SUSUN OLEH: TIM PENYUSUN

Pengertian Bimbingan dan Konseling? Bimbingan dan Konseling adalah bantuan yang diberikan oleh guru pembimbing kepada semua siswa baik secara perorang

Standard Operating Procedure. Penasehat Akademik

Sigit Sanyata

Sigit Sanyata

BIMBINGAN BELAJAR BAGI MAHASISWA

KAJIAN BIMBINGAN DAN KONSELING

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam rangka mencapai visi, misi dan tujuan pendidikan yang telah ditetapkan

STANDAR KOMPETENSI KEMANDIRIAN PESERTA DIDIK. Mengenal tujuan dan arti ibadah.

BIMBINGAN DAN KONSELING KOMPREHENSIF

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang dan Masalah. 1. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah suatu kebutuhan yang sangat penting bagi manusia.

1. PENDAHULUAN. kegiatan belajar mengajar di dalam kelas adalah sebuah proses dimana

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) DASAR-DASAR BIOPROSPEKSI. BIO 4007 (3 SKS) Semester III

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan Bangsa yang kaya dengan budaya dan bahasa, lebih dari

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Sekolah merupakan lembaga pendidikan yang memiliki peran penting dalam

BIMBINGAN. Cecep Kustandi KONSELING

BAB I PENDAHULUAN. Muhamad Kamaludin, Hubungan Persepsi Siswa Terhdap Kompetensi Pendagogik Guru Mata Pelajaran Alat Ukur Dengan

POKOK BAHASAN MATA - KULIAH BK PRIBADI SOSIAL (2 SKS) :

KEDUDUKAN BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM SITEM PENDIDIKAN NASIONAL BERORIENTASIKAN BUDAYA

STANDAR KOMPETENSI KEMANDIRIAN (SKK)

KATA PENGANTAR. LPM Universitas PGRI Semarang

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2009 TENTANG STANDAR PEMBIMBING PADA KURSUS DAN PELATIHAN

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan bangsa suatu negara. Dalam penyelenggaraannya, pendidikan di

TATA NILAI, BUDAYA KERJA, DAN KODE ETIK PEGAWAI DI LINGKUNGAN KEMENRISTEKDIKTI BIRO SUMBER DAYA MANUSIA KEMENRISTEKDIKTI JAKARTA 2018

PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS RIAU SEBAGAI BENTUK STUDENT SUPPORT

Kemandirian sebagai tujuan Bimbingan dan Konseling Kompetensi peserta didik yang harus dikembangkan melalui pelayanan bimbingan dan konseling adalah k

I. PROGRAM STUDI : BIMBINGAN DAN KONSELING. A. Identitas Program Studi

BAB I PENDAHULUAN. Kepala Sekolah mempunyai peran dan fungsi yang menjamin mutu

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

STUDI EKPLORASI PERSEPSI MAHASISWA TENTANG BIDANG LAYANAN PRIBADI, SOSIAL, BELAJAR DAN KARIR

Tujuan Bimbingan dan Konseling Bagaimana belajar efektif Bagaimana hidup produktif Bagaimana menjadi individu yang bertanggungjawab Bagaimana mencapai

PEDOMAN BIMBINGAN DAN KONSELING MAHASISWA

A. KUALIFIKASI PEMBIMBING

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk paling unik di dunia. Sifat individualitas manusia

BAB I PENDAHULUAN. Kepala Sekolah pada suatu waktu dan guru-guru tetap menjalankan aktivitas

BAB I PENDAHULUAN. menanggulangi perilaku kenakalan peserta didik serta membina peserta didik untuk berakhlakul karimah.

PENGELOLAAN LAYANAN BIMBINGAN KONSELING DAN PERSIAPAN PEMINATAN DIREKTORAT P2TK DIKDAS 2014

BAB I PENDAHULUAN. Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul merupakan aset yang paling berharga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan pada hakekatnya adalah proses pengembangan

FUNGSI PEMBIMBING DALAM BIMBINGAN KELOMPOK MELAKUKAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK BAGI SISWA MENGEMBANGKAN PROSES KELOMPOK DI SEKOLAH UNTUK KEPENTINGAN

BAB I PENDAHULUAN. Nasional pada pasal 1 ayat 6 yang menyatakan bahwa guru pembimbing sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Umbara, Bandung, 2003, hlm Ahmad Juntika Nurihsan dan Akur Sudiarto, Manajemen Bimbingan dan Konseling di

BAB I PENDAHULUAN. Problem pembelajaran sastra di sekolah, lagi-lagi harus berkait

ASSALAMU ALAIKUM WR.WB.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. dikemukakan pada Bab IV dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut. belajar siswa berada pada kategori sedang.

BAB I PENDAHULUAN. hidup (life skill atau life competency) yang sesuai dengan lingkungan kehidupan. dan kebutuhan peserta didik (Mulyasa, 2013:5).

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berdasarkan Permendiknas No. 16 Tahun 2007, guru harus memiliki

Posisi Bimbingan dan Konseling dalam Kerangka Ilmu Pendidikan. Siti Fatimah, S.Psi., M.Pd

Manual Prosedur. Pencegahan dan Pengendalian Mahasiswa terkena Evaluasi Studi dan terancam Putus Kuliah (Drop Out)

BAB I PENDAHULUAN. pengajaran dan pendidikan agama dari guru Pendidikan Agama Islam.

dikembangkan suatu sistem pengembangan faktor-faktor psikologis siswa.2

Sebuah Rekonseptualisasi Yang Dilatarbelakangi Oleh Sebuah Fakta

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan nasional bertujuan untuk memberikan arah semua. kegiatan pendidikan didalam kesatuan pendidikan yang ada di negara kita.

BAB V PENUTUP. terhadap permasalahan kekerasan pasangan suami isteri, yakni: 1. Peran Pendeta sebagai Motivator terhadap Permasalahan Ekonomi

KULIAH KERJA NYATA (KKN) APA MENGAPA BAGAIMANA

BAB I HAKEKAT BIMBINGAN DI SD

BAB I PENDAHULUAN. mencerdasan kehidupan bangsa, serta membentuk generasi yang berpengetahuan

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI UPTD SANGGAR KEGIATAN BELAJAR (SKB) UNGARAN

Sebuah Rekonseptualisasi Yang Dilatarbelakangi Oleh Sebuah Fakta

A. LATAR BELAKANG PENELITIAN

UPAYA MAHASISWA, DOSEN DAN PIHAK UNIVERSITAS DALAM PEMBENTUKAN KARAKTERISTIK MAHASISWA YANG IDEAL. Oleh : Annisa Ratna Sari, S. Pd

I. PENDAHULUAN. Sekolah merupakan salah satu lembaga pendidikan formal, yang masih

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 111 TAHUN 2014 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan

KARTU BIMBINGAN PPL DI SEKOLAH MITRA TAHUN AKADEMIK 2014/2015

BAB 1 PENDAHULUAN. menganggap dirinya sanggup, berarti, berhasil, dan berguna bagi dirinya sendiri,

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan yang paling dominan dilakukan adalah melalui pendidikan. Pendidikan

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2009 TENTANG STANDAR PENGUJI PADA KURSUS DAN PELATIHAN

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2009 TENTANG STANDAR PENGUJI PADA KURSUS DAN PELATIHAN

BAB I PENDAHULUAN. Lokasi SMKN Wonorejo di lingkungan pesantren yang merupakan. lembaga sekolah kejuruan yang bernuansa pesantren, siswa SMKN Wonorejo

KAJIAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SD

KODE ETIK GURU INDONESIA

PEMBAHASAN. A. Pengertian Bimbingan dan Konseling

BAB I PENDAHULUAN. belajar untuk mencapai tujuan belejar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Layanan Bimbingan Siswa (Studi Kasus)

PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN PENDIDIKAN AGAMA PADA SEKOLAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Evino Sugriarta (Politeknik Kesehatan Kemenkes Padang)

saaaaaaaa1 BAB I PENDAHULUAN

MANUAL PROSEDUR BIMBINGAN & KONSELING MAHASISWA

BAB I PENDAHULUAN. peranan sekolah dalam mempersiapkan generasi muda sebelum masuk

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. warga binaan di Lembaga Pemasyarakatan Klas IIA Ambon melalui peraturan tentang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan potensi yang dimiliki oleh masing-masing anak didik. Untuk

BAB III METODE PENELITIAN

Model Hipotetik Bimbingan dan konseling Kemandirian Remaja Tunarungu di SLB-B Oleh: Imas Diana Aprilia 1. Dasar Pemikiran

PERATURAN KEPALA MADRASAH IBTIDAIYAH AL-FALAHIYYAH Nomor : b / MAF / HK-2 / I / 14

PROGRAM I-MHERE. INDONESIA-Managing Higher Education for Relevance and Efficiency (I-MHERE) Project Sub Component B.2a DOKUMEN

Transkripsi:

PENGENALAN DOSEN PENASEHAT AKADEMIK

Sub Pokok Bahasan : Tugas dan peran dosen PA Karakteristik dosen PA yang efektif Modalitas yang dimiliki dosen sebagai PA Masalah yang dihadapi dosen PA Faktor-faktor yang mempengaruhi pembimbingan PA sebagai konselor

TUGAS DOSEN PENASEHAT AKADEMIK (BUKU PEDOMAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA, 2016) a. Memberikan informasi tentang pemanfaatan sarana dan prasarana penunjang bagi kegiatan akademik dan non akademik. b. Membantu mahasiswa dalam mengatasi masalah-masalah akademik. c. Membantu mahasiswa dalam mengembangkan sikap dan kebiasaan belajar yang baik (keterampilan belajar) sehingga tumbuh kemandirian belajar untuk keberhasilan studinya sebagai seorang ahli. d. Memberi rekomendasi tentang tingkat keberhasilan belajar mahasiswa untuk keperluan tertentu. e. Membantu mahasiswa dalam mengembangkan kepribadian menuju terwujudnya manusia Indonesia seutuhnya yang berwawasan, berfikir dan berperilaku sesuai dengan nilai-nilai Agama, Kebangsaan serta adat dan berbagai norma positif lainnya. f. Membantu mahasiswa mengembangkan wawasan belajar keilmuan secara mandiri sepanjang hayat. g. Memberi peringatan tentang evaluasi akademik terhadap, mahasiswa yang IP-nya selama 2 (dua) semester berturut-turut kurang dari 2 (dua) dan sks yang dicapai kurang dari 20 sks.

PERAN DOSEN PENASEHAT AKADEMIK 1. NARASUMBER. Sebagai sumber informasi yang berkaitan dengan proses belajar 2. PEMBIMBING. Memberikan pembimbingan dalam perencanaan studi dan melaksanakan studi 3. PENASEHAT. Memberikan pengarahan dan saran atau nasehat kepada mahasiswa dan menanggulangi problem belajar dan problem pribadi yang lain. 4. MOTIVATOR. Memberi semangat dan dorongan dalam mengembangkan potensi pribadi yang lain 5. MODEL. Memberikan keteladanan sebagai seorang pendidik profesional

Karakteristik Sikap Dosen Penasehat Akademik Bersedia dan ikhlas menerima mahasiswa bimbingan Penghargaan yang wajar bagi pribadi mahasiswa Sungguh-sungguh dalam melaksanakan fungsi sebagai penasehat Teguh dalam menjaga kerahasiaan pribadi mahasiswa Peka dalam menangkan /menerima keadaan mahasiswa beserta masalah yang dihadapinya Teliti, cermat dan arif dalam mengambil keputusan dan bertindak Bertanggung jawab terhadap keputusan yang diambil, terutama yang menyangkut nasib mahasiswa bimbingannya Akrab, empati dan penuh perhatian terhadap mahasiswa bimbingannya

Modalitas dosen sebagai penasehat akademik Memiliki pengetahuan tentang segala ketentuan yang tercantum dalam buku pedoman akademik (Universitas maupun Fakultas) Memiliki pengetahuan tentang kebijakan mahasiswa, masalah yang dihadapi, latar belakang sosial ekonomi dan budaya, perkembangan nilai-nilai mahasiswa yang mempengaruhi perilakunya Memiliki kemampuan berkomunikasi agar terjalin hubungan yang harmonis dengan mahasiswa Memiliki kemampuan membantu mahasiswa dalam mengatasi masalah yang berkaitan dengan pendidikan serta mengembangkan sikap dan perilaku belajar yang baik

Masalah yang dihadapi dosen PA Bila dosen tidak memiliki karakteristik dan modalitas sebagai penasehat akademik Bila masalah yang dihadapi mahasiswa sangat kompleks sehingga memerlukan tindakan lebih lanjut konseling dosen tidak memiliki kapasitas sebagai konselor Bila masalah yang dihadapi mahasiswa tergolong berat sehingga walaupun sudah dikonseling, masih memerlukan konseling lanjutan rujuk

Faktor-faktor yang mempengaruhi bimbingan Kualitas pribadi dosen PA bersifat terbuka, proaktif, mampu menjalin komunikasi & hubungan, memiliki pemahaman terhadap dunia mahasiswa, dll Hubungan dosen PA mahasiswa bimbingan hubungan yang sewajarnya, empatik, autentik (tidak dibuat-buat) Faktor-faktor pada mahasiswa bimbingan penampilan fisik, kenyamanan, motivasi Pengaruh harapan dan optimisme Harapan dan optimisme dosen dapat menular pada mahasiswa (menumbuhkan harapan mereka pada diri mereka sendiri)

PA sebagai konselor Apakah karakteristik dan modalitas dosen sebagai penasehat akademik cukup untuk menjadikan dosen sebagai konselor? Apakah diperlukan tambahan keterampilan sebagai konselor?

BIMBINGAN DAN KONSELING Bimbingan dan konseling (BK) adalah proses pemberian bantuan secara sistematis dan intensif yang dilakukan oleh tenaga ahli yang bertugas khusus itu kepada mahasiswa dalam rangka pengembangan pribadi, sosial, dan ketrampilan belajar (learning skill) demi karir masa depannya, yang dilakukan oleh tim di tingkat fakultas yang bertugas khusus untuk itu.

BIMBINGAN DAN KONSELING 1. Tujuan Membantu mahasiswa dalam : a. Mewujudkan potensi dirinya secara optimal, baik untuk kepentingan dirinya maupun masyarakat. b. Menempatkan dan menyesuaikan diri dengan lingkungannya secara konstruktif. c. Memecahkan persoalan akademik dan non akademik yang dihadapinya secara realistis. d. Mengambil keputusan mengenai berbagai pilihan secara rasional. e. Melaksanakan keputusan secara konkrit dan bertanggung jawab atas keputusan yang ditetapkan. f. Menyusun rencana untuk masa depan yang lebih baik.

BIMBINGAN DAN KONSELING 2. Fungsi Bimbingan dan Konseling serta Penasehat Akademik sebagai berikut: a. Penyaluran : bimbingan berfungsi dalam membantu mahasiswa mendapatkan lingkungan yang sesuai dengan keadaan dirinya. b. Penyesuaian (adaptasi) : bimbingan berfungsi dalam rangka membantu mahasiswa menyesuaikan diri dengan lingkungannya, baik lingkungan sosial pemukiman maupun lingkungan belajar di UB serta sebaliknya membantu UB menyesuaikan kebijakan sesuai dengan keadaan mahasiswa. c. Pencegahan : bimbingan berfungsi dalam rangka membantu mahasiswa menghindari kemungkinan terjadinya hambatan dalam perkembangan diri untuk mencapai sukses belajar dirinya secara optimal dalam mencapai sukses belajar. d. Perbaikan : bimbingan berfungsi dalam membantu mahasiswa memperbaiki kondisinya yang dipandang kurang memadai.

KESIMPULAN Melihat tugas-tugas bimbingan dan konseling yang serupa dengan tugas dosen penasehat akademik, dosen penasehat akademik seharusnya mampu melakukan tugas sebagai konselor.