A. IDE GAGASAN PERANCANGAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V PENUTUP. Gambar V.1 Aplikasi Ide (Sumber : Penulis) commit to user

Gambar V.1 Aplikasi Ide (Sumber : Penulis)

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN DAN HASIL DESAIN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN. Bagan 4.1 Kerangka Berpikir Konsep

BAB III KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB III KAJIAN LAPANGAN

BAB IV KONSEP DESAIN. Konsep utama dari pool dan lounge yang akan dibuat adalah FUN atau menyenangkan

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BANDUNG CITY HOTEL. di kota Bandung mulai dari pemerintahan pusat daerah, pendidikan,

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

Konsep BAB V KONSEP. 5.1 Kerangka Konsep. 5.2 Konsep Young Dynamic

Bab IV. Konsep Perancangan

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab 4 KONSEP PERANCANGAN INTERIOR

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Gaya dari perancangan interior Museum permainan tradisional Jakarta ini mengarah pada gaya

BAB V KONSEP PERANCANGAN

Konsep Lantai. Studio Balet. Area Lobby. Perpustakaan. Tugas Akhir. Perancangan Interior Sekolah Balet di Surabaya dengan Nuansa Fairy

BAB.IV. KONSEP DESAIN. IV.1 Tema Perancangan Tema Perancangan Proyek medical spa ini adalah, Refreshing, Relaxing and Theurapetic,

BAB III KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN MUSEUM BANK INDONESIA BANDUNG

BAB 4 HASIL & PEMBAHASAN

Putih Abu Hitam Coklat

Penjelasan Skema : Konsep Citra yang diangkat merupakan representasi dari filosofi kehidupan suku Asmat yang berpusat pada 3 hal yaitu : Asmat sebagai

BAB III KONSEP PERANCANGAN

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN DESAIN

Natural Friendly Neoclassical Style. Architecture

BAB V KONSEP PERANCANGAN DAN HASIL DESAIN

BAB V KONSEP PERANCANGAN

KONSEP DESAIN. WARNA Warna yang digunakan adalah warna khas budaya Toraja yang terdapat pada elemen arsitektural dan motif ornamen.

BAB 4. Analisis dan Bahasan

BAB III STUDI LAPANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN. aktivitas dan kegiatan yang bergerak di bidang fashion muslimah dan. optimalitas dalam mendukung perkembangan dunia

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Beberapa simpulan dari hasil perancangan ini adalah:

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN

Bab 4 KONSEP PERENCANAAN DESAIN

PERANCANGAN RUANG DALAM

hunian lama, BERNYAWA BARU Fotografer Lindung Soemarhadi

BAB III KONSEP PERANCANGAN MUSEUM SENJATA API RUSIA

BAB IV Konsep Perancangan Museum Mobil Klasik. ini adalah Vintage Industrial. Tema ini terdiri dari kata Vintage dan

BAB V PENUTUP. Dari tinjauan dan analisa pada bab sebelumnya, maka diperoleh beberapa

BAB IV ANALISA DESAIN. dikawasan pusat keramaian dengan lokasi yang strategis.

KONSEP MAKRO & KONSEP MIKRO

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Kebutuhan : Kekinian, penataannya simetris, dapat diartikan bercampur dengan gaya lain sebelumnya

ELEMEN ESTETIS. Topeng Cepot pada Dinding. Ukiran pada partisi

BAB IV KONSEP PERENCANAAN DESAIN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN


BAB 4 KONSEP PERANCANGAN

ELEMEN PEMBENTUK RUANG INTERIOR

Gambar 5. 1 Citra ruang 1 Gambar 5. 2 Citra ruang 2 2. Lounge Lounge merupakan salah satu area dimana pengunjung dapat bersantai dan bersosialisasi de

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III PERANCANGAN RUMAH SAKIT ANAK DI BANDUNG

TEoRI DAN DeSAIN TERPILIH

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Taman

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP. 30

BAB V KONSEP PERANCANGAN

HASIL PERANCANGAN ... BAB IV. 4.1 Deskripsi Umum Projek

BAB III KAJIAN LAPANGAN

Architecture. Modern Aesthetic. Neoclassic Style Teks: Widya Prawira Foto: Bambang Purwanto. Home Diary #009 / 2015

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN


BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

House Of Sampoerna. Nama Objek : Museum House Of Sampoerna. Lokasi : Jalan Taman Sampoerna 6,Surabaya. Kepemilikan : Sampoerna

KONSEP PERANCANGAN INTERIOR RUANG TIDUR UTAMA

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB III PERMASALAHAN & DATA SURVEY PEMBANDING

BAB V HASIL RANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB 5 HASIL RANCANGAN


BAB IV KONSEP STYLE DESAIN INTERIOR

BAB IV KONSEP PERENCANAAN INTERIOR

BAB IV Konsep Perencanaan Interior 4.1 Konsep Perancangan Konsep Gaya Y. Sumalyo, Arsitektur Modern Akhir Abad XIX dan Abad XX (1996)

KONSEP DESAIN Konsep Organisasi Ruang Organisasi Ruang BAB III

BAB 1. Desain Interior Furniture Store di Surakarta dengan Konsep Industrial Modern PENDAHULUAN

KISI-KISI PEDOMAN WAWANCARA

BAB IV. KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB III KONSEP PERANCANGAN PUSAT ILMU PENGETAHUAN DAN KEBUDAYAAN RUSIA

BAB III KAJIAN LAPANGAN

BAB IV SINTESA PEMBAHASAN. yang diusung dalam sebuah konsep desain Hotel Mulia adalah luxurious

Desain Interior Restoran 1914 Surabaya dengan konsep Kolonial Luxury

BAB IV TINJAUAN KHUSUS

BAB IV PROGRAMMING. Gambar 4.7. Foto Udara Lokasi Perancangan

PERANCANGAN INTERIOR PUSAT KEBUDAYAAN YOGYAKARTA INTERIOR DESIGN OF YOGYAKARTA CULTURAL CENTER

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Gambar 5.2 Mind Mapping Perawat dan Pengunjung Gambar 5.3 Mind Mapping Site dan Bangunan 1

Desain Interior Restoran pada Rest Area di Kabupaten Probolinggo Berkonsep Jawa Rustik dengan Sentuhan Ikon Khas Probolinggo

BAB III STUDI LAPANGAN. Syariah Hotel Lor In Solo adalah sebuah Hotel syariah berbintang 4

BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

Desain Interior Kantor PT. Insastama dengan Konsep Industrial Modern

BAB V KESIMPULAN ARSITEKTUR BINUS UNIVERSITY

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB IV PERANCANGAN MUSEUM ETNOBOTANI INDONESIA

BAB V KONSEP PERANCANGAN

5.2 Konsep Citra Konsep citra ruang yang ingin dicapai adalah ruang yang memberikan kesan menyegarkan, nyaman dan menonjolkan suasana alami namun teta

BAB V KONSEP PERENCANAAN. 5.1 Konsep Desain

Transkripsi:

BAB V KONSEP DESAIN A. IDE GAGASAN PERANCANGAN Perencanaan dan perancangan Music Center ini merupakan proyek perancangan fasilitas komersial yang dapat menunjang kegemaran masyarakat terhadap band The Rolling Stones, serta segala jenis kebutuhan tentang musik The Rolling Stones. Dengan begitu para penggemar musik The Rolling Stones memiliki sebuah wadah untuk berkumpul dalam satu komunitas dan mendapatkan wawasan lebih tentang musik rock n roll, serta memperkenalkan musik The Rolling Stones kepada masyarakat awam. The Rolling Stones Music Center adalah sebuah bangunan pusat rekreasi informasi dan entertainment dengan fasilitas dan sarana yang kompleks yang dibalut nuansa interior retro dengan memunculkan karakter yang sangat khas pada The Rolling Stones, yaitu band pemberontak dan kesan rock star, sehingga pengunjung dapat merasakan suasana ruang bergaya The Rolling Stones dalam balutan nuansa retro, konsep tersebut dirancang sebagai wujud apresiasi bagi The Rolling Stones selaku Legend of Rock n roll. B. TEMA PERANCANGAN The Rolling Stones Music Center didesain menggunakan pendekatan tema retro, perancangan akan menggunakan perpaduan warna-warna tanah ataupun warna pop seperti merah, kuning, dan biru serta garis-garis geometrik optik serta warna-warna elektrik yang sesuai dengan ciri khas gaya retro yang berfungsi sebagai element estetis untuk memperindah ruang. Ide gagasan mengambil konsep retro karena, ingin menghadirkan suasana nostalgia pada era kesuksesan awal dan periode kejayaan The Rolling Stones, sehingga diharapkan pengunjung yang datang dapat merasakan kembali suasana kenangan masa lalu terkait The Rolling Stones pada jaman itu. T h e R o l l i n g S t o n e s M u s i c C e n t e r 99

C. ASPEK SUASANA DAN KARAKTER RUANG Karakter dan suasana yang ingin diciptakan pada The Rolling Stones Music Center adalah suasana nostalgia, karakter band pemberontak dan juga atmosfer rock star. Suasana dan karakter ruang tersebut dipilih karena sangat kuat melekat pada The Rolling Stones sebagai legenda rock n roll. Konsep retro tersebut menjadikan interior di bangunan ini berfungsi sebagai, pembangkit kenangan masa lalu akan kejayaan band The Rolling Stones. Dengan begitu, sesuai suasana nostalgia yang ingin diciptakan, yaitu dengan keberadaan konsep retro yang sangat dominan sehingga dapat mengakomodasi memori pengunjung akan segala yang berkaitan dengan The Rolling Stones. Keberadaan wallpaper custom, poster dan foto-foto The Rolling Stones dengan dominasi nuansa warna hitam putih ciri khas urban street anak muda pemberontak mewakili karakter band The Rolling Stones yang berantakan sebagai band pemberontak di jamannya. Keberadaan replika gitar, vandel penghargaan, foto-foto, serta poster sampul album yang mendominasi dekorasi pada ruangan tertentu dan ruangan khusus yang dipersiapkan untuk mengakomodasi barang-barang tersebut agar tercipta kesan rock star serta legend of rock n roll yang sarat sejarah serta pengalaman, sekaligus menjadi salah satu sumber informatif dan edukatif kepada pengunjung tentang segala hal tentang The Rolling Stones. D. ASPEK PENATAAN RUANG Penataan ruang pada perancangan ini dibuat dengan deretan ruang. Masing-masing dihubungkan dengan ruang lain yang sifatnya memanjang, ruang dihubungkan secara langsung. Ruang foyer dan diorama ditata memanjang (linier), dipilih memanjang agar memudahkan sirkulasi, dan jalannya terpusat ke satu arah sehingga mudah untuk menuju ke ruangan berikutnya, serta pengelompokan fungsi ruangnya lebih sederhana. Penataan mengelompok atau terpusat hanya diterapkan untuk retro rock cafe. Organisasi linier terdiri dari sederetan ruang yang berhubungan langsung satu sama lain atau dihubungkan melalui ruang linier yang berbeda dan terpisah. Organisasi linier terdiri dari ruang-ruang yang berulang mirip dalam hal ukuran, bentuk dan fungsinya. Sirkulasi diarahkan oleh rancangan bangunan yang commit permanen, to user pengunjung membentuk satu jalur memakai pintu masuk dan keluar yang sama. Selain itu pengunjung berjalan melalui jalur T h e R o l l i n g S t o n e s M u s i c C e n t e r 100

yang menerus dari ruang ke ruang (room to room), pengunjung mengunjungi ruang secara berurutan dari ruang yang satu ke ruang berikutnya. Organisasi terpusat, merupakan komposisi terpusat yang dikelompokkan mengelilingi sebuah ruang pusat yang besar dan dominan. Organisasi terpusat bersifat stabil. Sistem terpusat mempunyai kelebihan, yaitu memiliki pusat kegiatan atau orientasi dengan efisiensi dan efektivitas yang tinggi E. ASPEK PEMBENTUK RUANG a. Dinding Dinding pada retro rock cafe serta ruang-ruang yang berhubungan langsung dengan retro rock cafe, akan dibuat khusus menggunakan material peredam suara seperti, accoustic board, hal ini dimaksudkan agar suara tidak tembus keluar dan tidak mengganggu lingkungan sekitar. Pintu-pintu pada ruang yang berhubungan langsung dengan retro rock cafe juga berfungsi sebagai pintu ganda, dengan menggunakan material kedap suara, dimaksudkan agar ketika pintu retro rock cafe dibuka tutup pada saat adanya pengunjung yang keluar masuk suara tidak langsung tembus keluar. Dinding pada ruang foyer 1 dibuat dengan dekorasi wallpaper bergambar The Rolling Stones berwarna hitam putih khas urban street. Sedangkan, pada foyer 2 dan ruang utama, yaitu retro rock cafe lebih dominan menggunakan wallpaper bercorak retro dengan penambahan foto-foto, serta lukisan The Rolling Stones yang bersifat informatif kepada pengujung. Sedangkan, pada area diorama dan foyer 3 lebih bersifat netral dengan menggunakan cat warna putih, karena ruangan lebih dimaksudkan untuk menonjolkan barang-barang yang dipajang di lemari kaca. b. Lantai Pada ruang utama retro rock cafe dan ruang foyer 2, lantai menggunakan materialmaterial yang berkesan hangat, seperti parquet dan karpet yang dilapis rubber agar tidak berkesan kaku dan keras, pemberian stiker bergambar logo The Rolling Stones berbahan vintech berukuran besar pada lantai ruang utama dan di depan akses keluar masuk dimaksudkan untuk menunjukkan branding yang diangkat, yaitu band The Rolling Stones. Sedangkan, pada foyer 1 dan foyer 3 dengan menggunakan material keramik motif kotak-kotak khas commit retro. to Pada user stage area material lantai akan T h e R o l l i n g S t o n e s M u s i c C e n t e r 101

menggunakan vynil motif berwarna hitam untuk memunculkan kesan rock star yang gagah dan dipuja. c. Ceiling Ceiling merupakan salah satu elemen pembentuk ruang yang berfungsi sebagai penutup pada bagian atap. Ceiling yang baik adalah ceiling yang kuat, tidak mudah roboh, dan bisa memperindah ruangan. Penggunaan ceiling pada perancangan ini juga berfungsi untuk peredaman suara, karena itu penggunaan accoustic board sangat dominan di ruang utama, yaitu retro rock cafe dan ruangan yang berhubungan langsung dengan ruang utama tersebut, hanya saja motif dan warna pada ruang satu dengan yang lain berbeda, pada ruang utama lebih didominasi warna orange khas retro, sedangkan pada ruang foyer 2 menggunakan drop ceiling dengan material plywood agar terkesan hangat. Ruang foyer 1 dan foyer 3 menggunakan gypsum board dengan finishing cat warna abu-abu. Pada stage area ditreatment khusus mendukung sistem peredaman dan distribusi suara yang baik dengan ketinggian ceiling yang berbeda-beda menggunakan material GRC (Glassfiber Reinforced Cement). F. ASPEK PENGISI RUANG a. Aspek Bentuk Dasar-dasar yang menjadi pertimbangan dalam pemilihan bentuk dan warna perancangan adalah bentuk-bentuk khas retro seperti persegi dan lingkaran, serta sentuhan retro lainnya seperti aksen garis-garis, lengkung dan curvy. Bentuk lengkung membuat retro terasa lebih lembut dan tidak kaku. Bentuk lengkung disini antara lain oval, lingkaran, atau lingkaran acak. Dengan karakter seperti itu retro akan terlihat lebih dinamis. b. Aspek Warna Warna yang akan dgunakan pada The Rollling Stone Music Center warna akan mengacu pada tema dan ide gagasan pada perancangan, yaitu menggunakan warnawarna khas retro seperti coklat, orange, ungu, merah muda, merah, hijau, biru muda, dan putih. T h e R o l l i n g S t o n e s M u s i c C e n t e r 102

Warna merupakan karakter retro yang dapat diidentifikasi dengan mudah, diantaranya berupa warna-warna tanah ataupun warna pop seperti merah, kuning, dan biru. c. Aspek Material Material yang akan dgunakan pada The Rolling Stone Music Center pada umumnya menggunakan material yang berkesan hangat dan lembut, diantaranya gypsum, plywood, wallpaper, accoustic board, keramik, parquet, karpet, kayu, stainless steel, oak wood, fiber, dan sebagainya. d. Aspek Finishing Finishing yang akan digunakan sebagian besar untuk menambah kuat karakter retro dan The Rolling stones, seperti penggunaan chrome pada sebagian furniture dan warna-warna tanah yang hangat, seperti warna dari corak asli kayu, serta pengggunaan polyurethane dan cat ducco yang dapat memberikan banyak variasi warna. e. Aspek Furniture Pertimbangan furniture yang akan digunakan dalam The Rolling Stones Music Center adalah fungsi (furniture diharapkan bersifat fleksible dan moveable), faktor kenyamanan (karena digunakan dalam jangka waktu yang lama) dan keselamatan ergonomic, ketahanan baik secara konstruksi maupun nilai estetis disesuaikan dengan tema yang akan ditampilkan adalah retro, berkarakter pada gaya-gaya yang ikonik di jaman dulu. G. INTERIOR SISTEM a. Pencahayaan Pada keseluruhan ruang utama, yaitu retro rock cafe dan ruang-ruang yang berhubungan langsung menggunakan pencahayaan buatan dengan cahaya yang redup dan berkesan hangat, agar suasana akrab tercipta, serta penggunaan lampu yang bersifat menghias (decorative lighting) untuk keperluan pertunjukan musik serta aksentuasi pada barang-barang yang ditampilkan seperti foto-foto, lukisan, serta vandel dapat terlihat dengan baik. T h e R o l l i n g S t o n e s M u s i c C e n t e r 103

b. Penghawaan Pada perancangan ini penghawaan sepenuhnya menggunakan penghawaan buatan yaitu berasal dari AC central, karena lebif efektif dan efisien dengan luas ruang 1000m 2. c. Akustik Dinding pada retro rock cafe serta ruang-ruang yang berhubungan langsung dengan retro rock cafe akan dibuat khusus menggunakan material peredam suara seperti accoustic board, hal ini dimaksudkan agar suara tidak tembus keluar dan tidak mengganggu lingkungan sekitar. Pintu-pintu pada ruang yang berhubungan langsung dengan retro rock cafe juga berfungsi sebagai pintu ganda, dengan menggunakan material kedap suara, dimaksudkan agar ketika pintu retro rock cafe dibuka tutup pada saat adanya pengunjung yang keluar masuk suara tidak langsung tembus keluar. Pada ceiling juga akan ditreatment khusus untuk mendukung sistem peredaman suara dengan menggunakan material-material kedap suara, seperti accoustic board dan GRC. H. SISTEM KEAMANAN a. Pengamanan Umum. Untuk menjamin keamanan music center akan dilakukan oleh para petugas keamanan. Selain itu juga akan menggunakan kamera CCTV untuk memantau seluruh aktifitas dari pengunjung sampai pengelola. Penggunaan barcode detector juga akan digunakan pada ruang-ruang tertentu, yang bersifat komersial. b. Pengamanan terhadap kebakaran Music center akan memasang pendeteksi asap sebagai pendeteksi awal terjadinya kebakaran, apabila terdeteksi kebakaran, maka sprinkle akan segera menyemprotkan pemadan api berupa gas, selain itu juga akan menggunakan tabung pemadam sebagai pemadam kebakaran kecil. T h e R o l l i n g S t o n e s M u s i c C e n t e r 104

I. AKSESBILITAS Akses masuk menggunakan tangga pada pintu masuk utama dan ramp untuk penyandang cacat. Pintu darurat juga disediakan bagi pengunjung The Rolling Stone Music Center untuk meminimalkan resiko dari suatu bencana, seperti kebakaran. Untuk ramp minimal lebar 25 inc (63,5 cm) sesuai standard Chairbound people, Barrier free design,1977. T h e R o l l i n g S t o n e s M u s i c C e n t e r 105