KONSTANTA ELASTIK PADA POROSITAS HIDROKARBON BATUGAMPING DENGAN KONVERSI DINAMIK KE STATIK

dokumen-dokumen yang mirip
Konversi Konstanta Elastik Dinamik ke Statik pada Porositas Hidrokarbon Batupasir (Sandstone)

STUDI KOMPARASI KONVERSI MODULUS YOUNG DINAMIK KE STATIK PADA BATUPASIR DAN BATUGAMPING

BAB III TEORI FISIKA BATUAN. Proses perambatan gelombang yang terjadi didalam lapisan batuan dikontrol oleh

SIFAT FISIK TANAH DAN BATUAN. mekanika batuan dan dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu :

Fisika Batuan 2 sks/ MFG 2943

PENGUKURAN MODULUS ELASTISITAS DINAMIS BATUAN DENGAN METODE SEISMIK REFRAKSI

matematis dari tegangan ( σ σ = F A

ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA RESPON SEISMIK SINTETIK PP DAN PS BERDASARKAN PEMODELAN SUBSTITUSI FLUIDA PADA SUMUR

C iklm = sebagai tensor elastisitas

INTERPRETASI RESERVOIR HIDROKARBON DENGAN METODE ANALISIS MULTI ATRIBUT PADA LAPANGAN FIAR

BAB II GELOMBANG ELASTIK DAN EFEK VIBRASI

Jurusan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Riau Kampus Binawidya Pekanbaru, 28293, Indonesia.

PENDEKATAN TEORITIK. Elastisitas Medium

DAFTAR ISI... HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... HALAMAN PERSEMBAHAN... HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN... KATA PENGANTAR... RINGKASAN...

FENOMENA ELEKTROKINETIK DALAM SEISMOELEKTRIK DAN PENGOLAHAN DATANYA DENGAN MENGGUNAKAN METODE PENGURANGAN BLOK. Tugas Akhir

Klasifikasi Fasies pada Reservoir Menggunakan Crossplot Data Log P-Wave dan Data Log Density

BAB 2. TEORI DASAR DAN METODE PENELITIAN

GELOMBANG SEISMIK Oleh : Retno Juanita/M

Studi Modulus Elastisitas (Modulus Young) untuk Karakterisasi Berbagai Jenis Batubara Berdasarkan Analisis Kecepatan Gelombang

BAB IV DATA DAN PENGOLAHAN DATA

BAB III TEORI DASAR. Metode seismik refleksi merupakan suatu metode yang banyak digunakan dalam

III. TEORI DASAR. melalui bagian dalam bumi dan biasa disebut free wave karena dapat menjalar

BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI

Ikatan Ahli Teknik Perminyakan Indonesia ISSN JTMGB. Jurnal Teknologi Minyak dan Gas Bumi. Society of Indonesian Petroleum Engineers

MAKALAH MEKANIKA BATUAN

PENGEMBANGAN PERANGKAT LUNAK PENGOLAHAN CITRA UNTUK PENENTUAN SIFAT FISIS BATUAN

Cara uji modulus elastisitas batu dengan tekanan sumbu tunggal

BAB I PENDAHULUAN. Sebuah lapangan gas telah berhasil ditemukan di bagian darat Sub-

BAB III METODE PENGUJIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V ANALISA. dapat memisahkan litologi dan atau kandungan fluida pada daerah target.

ANALISA INVERSI ACOUSTIC IMPEDANCE (AI) UNTUK KARAKTERISASI RESERVOIR KARBONAT PADA LAPANGAN X FORMASI PARIGI CEKUNGAN JAWA BARAT UTARA

BAB IV STUDI KASUS 4.1 UMUM

IDENTIFIKASI JENIS BATUAN CANDI DUKUH, CANDI NGEMPON DAN CANDI GEDONG SONGO MENGGUNAKAN SONIC VIEWER-SX 5251

BAB III METODE KAJIAN

Metode Seismik Dalam Usaha Pendeteksian Reservoir Minyak Dan Gas Bumi (Penerapan Metode AVO)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

V. PEMBAHASAN. dapat teresolusi dengan baik oleh wavelet secara perhitungan teoritis, dimana pada

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

KARAKTERISASI RESERVOIR MENGGUNAKAN METODE INVERSI LAMBDA MU RHO (LMR) DAN ELASTIC IMPEDANCE PADA LAPANGAN X

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

ANALISIS INDEPENDENT INVERSION GELOMBANG PP DAN PS DENGAN MENGGUNAKAN INVERSI POST-STACK UNTUK MENDAPATKAN NILAI Vp/Vs

Bab III Metodologi Penelitian

PEMANFAAT FREKUENSI BUNYI MATERIAL SEBAGAI DASAR PENGUJIAN MODULUS ELASTISITAS PADA PENGUJIAN TANPA MERUSAK (NON DESTRUCTIVE TEST) ABSTRACT

Cara uji tekan triaksial pada batu di laboratorium

BAB I PENDAHULUAN. Pliosen Awal (Minarwan dkk, 1998). Pada sumur P1 dilakukan pengukuran FMT

BAB II PERAMBATAN GELOMBANG SEISMIK

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Rumusan Masalah

KUMPULAN ABSTRAK TESIS DISERTASI DOKTOR 2005 INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

BAB II DASAR TEORI. Elastik Linier (reversible)

Estimasi Porositas pada Reservoir KarbonatMenggunakan Multi Atribut Seismik

I. PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Penelitian Gambar 1.1

BAB III TEORI DASAR. dimensi pergerakan partikel batuan tersebut. Meskipun demikian penjalaran

BAB III STUDI KASUS 1 : Model Geologi dengan Struktur Lipatan

Bab 10 Atenuasi Gelombang SEISMIK

BAB IV PENGOLAHAN DATA

BAB IV STUDI KASUS II : Model Geologi dengan Stuktur Sesar

FISIKA BATUAN Pendekatan Estimasi Permeabilitas dan Saturasi Air Berbasiskan Data Seismik

BAB III PELAKSANAAN PENGUJIAN

METODE PENENTUAN LOKASI SUMUR PENGEMBANGAN UNTUK OPTIMASI PENGEMBANGAN LAPANGAN X DENGAN MENGGUNAKAN

BAB I PENDAHULUAN. Lapangan TERRA adalah salah satu lapangan yang dikelola oleh PT.

Pengukuran Tinggi Permukaan Air Berbasis Gelombang Ultrasonik Menggunakan Kalman Filter

PEMODELAN RESERVOIR BATUPASIR A, FORMASI MENGGALA DAN PENGARUH HETEROGENITAS TERHADAP OOIP, LAPANGAN RINDANG, CEKUNGAN SUMATRA TENGAH

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Tujuan Praktikum

Analisis Atribut Seismik dan Seismic Coloured Inversion (SCI) pada Lapangan F3 Laut Utara, Belanda

BAB II TINJAUAN UMUM SUMUR

Acara Well Log Laporan Praktikum Geofisika Eksplorasi II

BAB 3 TEORI DASAR. Seismik refleksi merupakan salah satu metode geofisika yang digunakan untuk

TUGAS AKHIR. Oleh: LUSY MARYANTI PASARIBU NIM :

Analisa Pola dan Sifat Aliran Fluida dengan Pemodelan Fisis dan Metode Automata Gas Kisi

DAFTAR ISI Halaman iv vii viii xiii 9

Jurnal OFFSHORE, Volume 1 No. 1 Juni 2017 : ; e -ISSN :

LAMPIRAN 1 DIAGRAM PENGARUH R. E. FADUM (1948) UNTUK NAVFAC KASUS 1. Universitas Kristen Maranatha

Hukum Hooke. Diktat Kuliah 4 Mekanika Bahan. Ir. Elisabeth Yuniarti, MT

BAB I PENDAHULUAN. reservoar, batuan tudung, trap dan migrasi. Reservoar pada daerah penelitian

BAB III TEORI DASAR. Metode seismik refleksi adalah metoda geofisika dengan menggunakan

BAB IV SIFAT MEKANIK LOGAM

JUDUL HALAMAN PENGESAHAN

Rani Widiastuti Jurusan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut t Teknologi Sepuluh hnopember Surabaya 2010

seekementerian PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA FAKULTAS TEKNIK SOAL UJIAN PERIODE SEMESTER GENAP TAHUN AKADEMIK 2012/2013

BAB II LANDASAN TEORITIS

DAFTAR GAMBAR. Gambar 5. Pengambilan Conventinal Core utuh dalam suatu pemboran... Gambar 6. Pengambilan Side Wall Core dengan menggunakan Gun...

BAB IV PENGOLAHAN DATA DAN PEMBAHASAN

SIFAT FISIK DAN MEKANIK BATUAN UTUH

BAB I PENDAHULUAN. Dalam eksplorasi dan eksploitasi hidrokarbon, seismik pantul merupakan metoda

ESTIMASI FAKTOR KUALITAS SEISMIK SEBAGAI INDIKATOR ZONA GAS

Studi Lapisan Batuan Bawah Permukaan Kawasan Kampus Unsyiah Menggunakan Metoda Seismik Refraksi

PENGARUH PROSES PEMBASAHAN TERHADAP PARAMETER KUAT GESER c, ϕ DAN ϕ b TANAH LANAU BERPASIR TAK JENUH ABSTRAK

ANALISIS PETROFISIKA DAN PERHITUNGAN CADANGAN GAS ALAM LAPANGAN KAPRASIDA FORMASI BATURAJA CEKUNGAN SUMATERA SELATAN

Perkiraan Luas Reservoir Panas Bumi dan Potensi Listrik Pada Tahap Eksplorasi (Studi Kasus Lapangan X)

Prosiding Teknik Pertambangan ISSN:

BAB III TEORI DASAR. Metoda seismik memanfaatkan perambatan gelombang elastis ke dalam bumi

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH KATA PENGANTAR ABSTRAK DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR ISTILAH

KARAKTERISASI RESERVOAR BATUPASIR PADA LAPANGAN SG MENGGUNAKAN INVERSI ACOUSTIC IMPEDANCE (AI) DAN ELASTIC IMPEDANCE (EI)

Pemanfaatan Teknologi Seismik 4D dalam Pengelolaan Lapangan Minyak Tua ( Usulan Sumur Tambahan untuk Pengurasan Bypass-Oil )

Kata kunci: recovery factor, surfactant flooding, seven-spot, saturasi minyak residu, water flooding recovery factor.

IDENTIFIKASI ZONA RETAS PADA RESERVOAR KUALITAS RENDAH MENGGUNAKAN INVERSI SEISMIK

Seminar Nasional Cendekiawan 2015 ISSN:

Karakterisasi Reservoar Menggunakan Inversi Deterministik Pada Lapangan F3 Laut Utara, Belanda

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

Transkripsi:

Volume 7, No. 1, April 2014 Halaman 19-26 ISSN: 0216-9495 KONSTANTA ELASTIK PADA POROSITAS HIDROKARBON BATUGAMPING DENGAN KONVERSI DINAMIK KE STATIK Mochammad Ahied Program Studi Pendidikan IPA, Universitas Trunojoyo Madura ahiedalgaff@gmail.com Abstrak: Pengukuran dinamik untuk mendapatkan konstanta elastik dihubungkan dengan besaran petrofisika utamanya porositas dan saturasi air sangat penting untuk penerapan penyebaran adanya reservoar. Sedangkan pengukuran statik biasanya dilakukan juga di dunia Migas untuk mendapatkan parameter mekanika batuan seperti, modulus Young, modulus onggok (bulk) dan nisbah Poisson, sehingga perlu dilakukan mendapatkan hubungan keduanya untuk mendapatkan secara langsung. Dari pengukuran dinamik dan statik dibuat model hubungan konstanta elastik seperti, modulus Young (E), modulus bulk (K), dan nisbah Poisson dengan porositas terhadap batugamping yang tersaturasi secara penuh (Sw = 100%). Sehingga dengan diketahuinya satu konstanta elastik dari pengukuran dinamik saja, maka dapat ditentukan pula semua konstanta elastik pada pengukuran statik tanpa mengukurnya. Kata kunci: Mekanika batuan, modulus onggok, modulus young, nisbah poisson, porositas, dan saturasi. Abstract: Dynamic measurements to obstain the elastic constants associated with values of petrophysics especially porosity and water saturation is very important for applying the spread of the reservoir. While static measurements are usually done well in world oil and gas to get the parameter rock mechanics such as, young modulus (E), modulus bulk (K) and poisson ratio (ν), so we need both relationship. From dynamic and static measurements are made of constants elastic the relationship model such as, young modulus (E), modulus bulk (K) and poisson ratio (ν) the porosity of limestone which are fully saturated by water (Sw = 100%). So that, it new one the measurements of dynamic elastic constants only, it can be determined also all on the measurements of static elastic constants without measuring it. Keywords : Modulus bulk. modulus young, poisson ratio, porosity, saturated, and rock mechanics. 19

20 Jurnal Rekayasa Vol. 7, No. 1, April 2014, hlm. 19-26 PENDAHULUAN Dalam dua dekade terakhir, banyak usaha dilakukan untuk meningkatkan penggunaan data seismik untuk estimasi minyak bumi dan gas (migas). Secara umum para ahli mengukur dan menghasilkan waktu penjalaran gelombang seismik (travel time) dan impedansi akustik yang kemudian dapat mencerminkan litologi batuan. Perkembangan selanjutnya memperlihatkan usaha dikembangkannya cara untuk mengekstraksi data seismik lebih jauh guna mendapatkan parameter-parameter petrofisika dari reservoar migas yang dalam hal ini disebut petrofisika seismik. Besaran petrofisika yang dimaksud disini adalah porositas dan saturasi fluida reservoar dengan menggunakan model hubungan antara besaran elastik nisbah poisson dan impedansi akustik. Jenis data lain yang semakin dirasakan pentingnya dalam dunia perminyakan dan gas adalah data mekanika batuan. Khususnya aplikasi dalam perekahan hidraulik (hidrautic fracturing) dan aplikasi dalam operasi pemboran. Perekahan hidraulik (hidrautic fracturing) gunanya untuk merekahkan atau meluaskan rekahan pada batuan reservoar sehingga menambah laju minyak di sumur. Aplikasi dalam operasi pemboran membantu dalam pemilihan bit yang tepat. Parameter mekanik batuan yang diperlukan tersebut seperti kuat tekan (τc), nisbah Poisson (ν), modulus young (E), disamping parameter sifat mekanik yang lain umumnya diperoleh dari uji kompresi triaksial atas batuan perconto atau pengukuran statik. Modulus young (E) adalah parameter mekanik yang kerap dipakai dalam aplikasi perekahan hidraulik (hidrautic fracturing) sedangkan nisbah Poisson (ν) sering digunakan untuk mengestimasi gradien tekanan rekah (Fr). Namun pengukuran statik tersebut tidak banyak dilakukan karena hanya mengkonsentrasikan pada deformasi, kekuatan batuan (strength), dan keruntuhan batuan utuh (failure of intact rock). dan oleh karena itu maka data statik tersebut, pada umumnya, masih kurang tersedia di lapangan. Data-data elastik diperoleh berdasarkan kelakuan kurva tegangan (stress) regangan (strain) dari batuan. Alternatif lain adalah dengan melakukan pengujian dinamis yaitu melalui uji akustik baik di laboratorium, survei seismik, maupun log akustik, secara umum dapat diperoleh secara luas. Permasalahannya adalah survei dinamik sering dianggap tidak representatif dan tidak menunjukkan perilaku elastik batuan yang sesungguhnya. Untuk ini survei statik tetap dianggap terbaik. Dengan bertolak dari kenyataan diatas maka perlu untuk mencari hubungan statik-dinamik. Tujuan dari makalah ini adalah membuat pemodelan porositas dan konstanta elastik yang didapat dari pengukuran akustik di laboratorium (dinamik) dan parameter mekanik (statik) dari uji triaksial untuk batugamping. Dengan menggunakan hubungan tersebut, diharapkan akan mempermudah para praktisi lapangan migas untuk memperoleh data mekanika batuan statik dari data mekanika batuan dinamik yang secara umum lebih mudah diperoleh dan lebih murah. METODE PENELITIAN Metodologi penulisan makalah ini terdiri dari tahap-tahap untuk mempelajari tentang mekanika batuan, yang terdiri dari pengukuran dinamik (acoustic test) dan statik (uji kompresi triaksial) serta memahami keterkaitan dari penjalaran gelombang dilatasi tp dan ts dari pengukuran dinamik (acoustic test) terhadap konstanta elastisitas dan hubungannya dengan statik (uji kompresi triaksial). Adapun bagan alir dari metode penulisan makalah dapat dilihat pada Gambar 1. Untuk mendapatkan pemahaman tentang keterkaitan data pengukuran dinamik dan statik dari batugamping (limestone), maka ditempuh langkah-langkah sebagai berikut: 1. Pembuatan plot silang antara lain, Ed (dari pengukuran dinamik) vs porositas (ϕ) yang tersaturasi air secara penuh (S w = 100%), Es (dari pengukuran dinamik) vs porositas (ϕ) yang tersaturasi air secara penuh (S w = 100%), juga modulus onggok (K) vs porositas (ϕ). 2. Pemodelan antara data dinamik dan statik untuk semua konstanta elastik dengan porositas. (Misalnya plot silang antara porositas vs E dinamik dan E statik, porositas vs K dinamik dan K statik, Poisson vs E dinamik dan E statik.

Ahied, M., Konstanta Elastik Pada Porositas 21 Mekanika batuan Dinamik Statik Dry Core Dry Core Routine Measurement Routine Measurement L, k, D, ρ, ϕ, etc. L, D, σ 3, etc. Acoustik Velocity test t p, t s, E, K, μ,ν, v p, v s,, ϕ, etc Acoustik Velocity test F, dl, t, K, σ 1, εa, ν, etc Saturasi air E, UCS, ν, etc Sw = 1 Saturasi air Sw = 1 Plot silang antara pengukuran akustik dan uji triaksial Gambar 1. Bagan alir metodologi penulisan makalah HASIL DAN PEMBAHASAN Hubungan Antara Konstanta-Konstanta Elastik Perbandingan properti batuan dari laboratorium dinamik (kecepatan gelombang akustik) dan pengukuran statik telah banyak dilakukan karena antara keduanya selalu terdapat perbedaan yang cukup berarti. Beberapa peneliti seperti Onodem (1962), Sutherland (1962), Morgan dan Terry (1957), Simmons dan Brace (1956), dan Gregory (1962) menyatakan bahwa parameter elastik batuan yang diturunkan dari pengukuran dinamik selalu lebih besar daripada pengukuran statik [3]. Zisman (1936) lebih dari setengah abad yang lalu menyatakan bahwa nilai modulus onggok dinamik lebih besar 4 sampai 20% dari statik [3]. Sutherland (1962) melihat perbedaan yang mencolok antara konstanta dinamik dan statik sangat dipengaruhi oleh crack dan pori dan tidak ada hubungan sama sekali pada konstanta poisson. King (1965)

22 Jurnal Rekayasa Vol. 7, No. 1, April 2014, hlm. 19-26 merekomendasikan modulus onggok dinamik selalu lebih besar daripada statik mulai dari confining pressure 6000 Psia [2]. King (1969) juga melaporkan perilaku dari batupasir, dimana diukur perbandingan antara modulus onggok statis dan dinamik ( ). Cheng dan Johnson (1981) juga melakukan pengukuran yang sama pada batupasir. Batu pasir dan granit menunjukkan mulai 0.5 pada tekanan atmosfir sampai 2 kilobar yang sama dengan hasil yang diperoleh Simmons dan Brace [2]. Tahun (1985) Lin melaporkan perbandingan pada batuan Mesa Verde dan menekankan bahwa modulus onggok dinamik lebih besar dari statik, sedangkan nisbah poisson dinamik lebih kecil dari statik, Namun Lin agak ragu karena perbandingan poisson dinamik tidak sama pada material sejenis di lapangan lain [1]. Dari penelitian terdahulu tersebut hanya dijelaskan tentang perbandingan pengukuran statik dan dinamik modulus onggok yang didapatkan pada deformasi maksimum dari berbagai jenis material. Tidak ditemukan hubungan secara teoritis antara pengukuran statik dan dinamik. Sedangkan dalam makalah ini terdapat hubungan keduanya sehingga akan mempermudah nantinya praktisi lapangan untuk mengkonversi antara keduanya. PERHITUNGAN DAN ANALISIS Perhitungan Kecepatan Gelombang Dari pengukuran akustik didapat t, dari gelombang akustik yang merambat sepanjang batuan, sehingga diperoleh kecepatan rambat (v): V = (1) L = panjang sampel batuan (meter) t = t p untuk waktu rambat gelombang primer dan t s untuk waktu rambat gelombang sekunder (detik) Namun dalam penghitungannya sendiri terdapat banyak koreksi berkenaan dengan presisinya alat, sehingga penghitungan t sendiri sebagai berikut, t = T + t d - t instrumen T + t d = time arrival, yaitu time pada waktu mendekati gelombang dengan saat gelombang itu diterimanya. T adalah waktu yang dibaca dari CRT (Cathode Ray Tube), sehingga: T = t osciloscop.time/dive, dalam μs T d = t delay 0.5, dalam μs Sedangkan t instrumen adalah 2.8μs untuk waktu rambat gelombang primer dan 3.4μs untuk waktu rambat gelombang sekunder. Perhitungan Pengukuran Statik Dari pengukuran statik, dapat dihitung konstanta elastik seperti, modulus young (E), modulus onggok (K), dan nisbah poisson (ν). Perhitungan modulus young sesuai dengan rumus: E = (2) σ xx = perubahan tegangan aksial saat elastis, pada tekanan overburden 1000 Psia ε xx = regangan, μs Hasil perhitungan K (modulus onggok) untuk batuan berpori tersaturasi air penuh, dapat dituliskan sebagai berikut [9]: K = K d + (3) K d = modulus onggok batuan berpori dalam keadaan kering

Ahied, M., Konstanta Elastik Pada Porositas 23 S w = saturasi air S hc = saturasi hidrokarbon C w = kompresi air C hc = kompresi hidrokarbon K f = = (4) Sedangkan, Nisbah Poisson (ν) adalah perbandingan antara regangan lateral (ε l) dengan delta regangan vertikal (ε v) yang diukur pada suatu delta tegangan vertikal saat terjadi tahapan elastis pada batuan. Dapat dituliskan, sebagai berikut: Nisbah Poisson (ν) = (5) Hubungan Porositas Dengan Konstanta Elastik Dinamik Dan Statik Sesuai tujuan penulisan makalah ini untuk mendapatkan model dengan hanya didapat satu pengukuran dinamik maka didapat semua konstanta elastik statik, dengan adanya koreksi, model terlihat bagus. Porositas, % 60 50 40 30 20 Lab.=26% 10 Lab.=17% 0 22000 23500 25000 26500 28000 29500 31000 32500 34000 E dinamik, MPa Gambar 2. Hubungan modulus young dinamik, statik dengan porositas batugamping S w=100% pada P overburden =1000 psia Gambar 2. Pada porositas tertentu dengan ditarik garis horisontal dari porositas dan ditarik vertikal ke bawah didapat E dinamik dan ditarik ke atas didapat E statik batugamping tersaturasi air secara penuh (S w=100%) dengan P overburden = 1000 Psia dengan validitasnya terhadap pengukuran laboratorium. 60 %, s ita s ro o P 50 40 30 20 10 Lab.φ=26% Lab. φ=17% 0 5.8 6 6.2 6.4 6.6 6.8 7 7.2 7.4 7.6 K dinamik, Mpa Gambar 3. Hubungan modulus onggok dinamik, statik porositas batugamping S w=100% pada P overburden =1000 psia

24 Jurnal Rekayasa Vol. 7, No. 1, April 2014, hlm. 19-26 Hubungan porositas dengan K statik laboratorium. dan K dinamik Gambar 3. dengan validasi Φ= 26% dan Φ= 17% darii 500 E statik, Mpa 465 430 395 360 325 0.34 0.32 0.37 0.40 0.43 nisbah Poisson 290 255 0 200 400 600 800 1000 1200 K statik, Mpa Gambar 4. Hubungan modulus young statik, modulus onggok statik dengan porositas batugamping S w=100% pada P overburden= 1000 psia Dengan adanya konstanta elastik modulus onggok (K) dan modulus young (E), maka didapat nisbah poisson Gambar 4. didapat hubungan E statik dengan K statik dan poisson, Gambar 5. didapat E statik, K statik dengan porositas terlihat bahwa semakin besar K statik terdapat jarak yang semakin besar ke Poisson dan E statik. 0.50 n o s is o P h a b is n 0.40 0.30 0.20 310 335 360 385 E statik, MPa 410 0.10 0.00 200 350 500 650 800 950 1100 K statik, MPa Gambar 5. Hubungan modulus Young statik, mod. onggok statik dengan porositas batugamping S w=100% pada P overburden= 1000 psia Perbedaan Pengukuran Dinamik Dan Statik Tidak dapat dipungkiri bahwa secara laboratorium hasil dari pengukuran dinamik dan statik pada batugamping terdapat perbedaan. Adapun faktor-faktor yang membedakan dipengaruhi antara lain oleh:

Ahied, M., Konstanta Elastik Pada Porositas 25 Prosedur Eksperimen Awalnya prosedur eksperimen antara statik dan dinamik sangat kontras untuk perbandingan modulus elasik dinamik dengan secant dan statik dengan tangen. Ternyata dari waktu ke waktu ditemukan bahwa koreksi untuk panjang pada per conto batuan lebih dapat dipertanggung jawabkan. Dalam makalah ini ternyata pengukuran statik masih bisa dilakukan sampai 1000 psia sedangkan pada dinamik sampai 5000 psia. Dan koreksi panjang batuan memang masih belum diperhatikan benar, karena pengukuran dinamik telah dilakukan sedangkan pengukuran statik dalam tahap belajar but this is not to say that there will not be experimental error. Penjalaran Gelombang Persepsi akurasi eksperimen pengukuran statik dan dinamik adalah fundamental pada hubungan stress - strain dari batuan, pada kenyataannya tidak hanya perbedaan amplitudo strain, dispersi, dan atenuasi tapi disebabkan oleh: 1. Kecepatan batuan dalam keadaan kering tidak terpengaruh frekuensi 2. Frekuensi yang dipakai dalam saturasi meminimalkan efek hamburan pada frekuensi tinggi. Pengukuran dinamik (pengukuran akustik) dalam penelitian ini dipakai frekuensi 400 khz untuk gelombang kompresi dan 150 khz untuk gelombang shear. Gelombang akustik frekuensi tinggi (ultrasonik) cenderung mengalami atenuasi oleh faktor-faktor non geometrik seperti osilasi fasa fluida dan padatan yang tidak sempurna, Johnston dkk [7] sehingga akan memperlambat Vp. Waktu selama putaran gelombang pada frekuensi rendah tercukupi untuk aliran terjadi, sehingga tekanan fluida akan seimbang dan batuan akan relaks. Sedangkan, pada frekuensi tinggi waktu tidak tercukupi untuk aliran terjadi sehingga batuan tidak relaks di tempatnya. Ini menyebabkan batuan akan lebih kaku pada frekuensi tinggi dan kecepatan gelombang akan lebih tinggi. Pengaruh Pori Dan Struktur Microcrack Konfigurasi pori dan struktur mikrocracks berdampak pada nilai statik dan banyak juga dalam pengukuran dinamik. Ide, 1936 menyatakan kecepatan gelombang dari penjalaran akustik kurang dipengaruhi oleh mikrocracks di conto batuan. Strain disebabkan statik stress, karena dianggap energi akustik melewati banyak cracks, biasanya paralel dengan arah penjalaran [5]. Sedangkan menurut Walls, 1965 pada pengukuran statik berhubungan dengan menutupnya cracks,. Karenanya pengaruh mikrocracks dan pori menghasilkan perbedaan antara E dinamik dan E statik [2]. Pengaruh Confining Pressure Pada tekanan rendah sampai tidak adanya confining pressure, gelombang akustik dipengaruhi struktur cracks dan porositas. Semakin besar kecepatan akan melewati rekahan dan kecepatan tidak cukup kuat berpengaruh. Pada tekanan rendah sampai tidak adanya confining pressure, pembebanan statik (loading static) menjadikan menutupnya cracks sehingga akan mengecilkan kekakuan dan modulus dinamik akan meningkat. Pengaruh Saturasi Jika cracks diisi fluida sekecil apapun akan mempengaruhi modulus. Dalam pengukuran dinamik kecepatan akan semakin besar seperti dibahas sebelumnya sedangkan dalam pengukuran statik tidak begitu berpengaruh tergantung apakah medium dapat mengalir atau tidak. Pengukuran statik tergantung difusi dan pembebanan (loading).

26 Jurnal Rekayasa Vol. 7, No. 1, April 2014, hlm. 19-26 KESIMPULAN Dari penulisan makalah diatas dapat diambil kesimpulan, sebagai berikut: 1. Dengan dibuatnya pemodelan maka dengan hanya satu data dinamik (E dinamik) dapat ditentukan data statik seperti E statik, K statik, dan nisbah Poisson pada batugamping tersaturasi air secara penuh (S w =100%). 2. Modulus young (E) dinamik lebih besar daripada modulus Young (E) statik sama seperti penelitian terdahulu, sedangkan modulus onggok (K) dinamik lebih kecil daripada modulus onggok (K) statik sedangkan pada penelitian terdahulu dahulu lebih besar. 3. Kecepatan gelombang dari penjalaran akustik kurang dipengaruhi mikrocracks, energi akustik lewat begitu saja meskipun banyak mikrocracks. Sedangkan, pada statik berpengaruh pada saat menutupnya mikrocracks akan mengecilkan modulus young. 4. Untuk penelitian lebih lanjut mungkin perlu dicoba dengan meningkatkan tekanan overburden diatas 1000 psia dan diperbaiki kekurangan-kekurangan selama penelitian ini misalnya kesalahan prosedur seperti ketelitian sehingga tidak mengurangi sampel. 5. Memperbanyak sampel terutama yang dalam keadaan kering sehingga bisa dipasang strain gauge untuk mendapat nilai nisbah Poisson. DAFTAR PUSTAKA [1] Blangy, J.P., Strandeuces, S., Moos,D., dan Nur, A., 1985, Ultrasonic Velocities in Sands-Revisited, Geophysics, hal..344. [2] Cheng, C.H. dan Johnston, D.H., 1981, Dynamic and Static Moduli, Geophysical Research, January 1981, Exxon Production Research Company, Houston, Vol.8 No.1 hal 39-42. [3] Gregory, A.R., 1981, Rock Physicks in Seismik Interpretation, Jurnal Geophysical, hal. 30 32. [4] Hartawan, D., 2001, Pengolahan Data Uji Kekuatan Batuan dan Desain Alat Uji Triaksial, Tugas Akhir, Jurusan Teknik Perminyakan ITB, Bandung. [5] Hudson, J dan Harrison, J, 1997, Engineering Rock Mechanics, Pergamon. [6] Munadi, S., 2000, Aspek Fisis Seismologi Eksplorasi, Program studi Geofisika FMIPA-UI, Depok. [7] Schőn, J.P., 1999, Physical properties of Rocks Fundamental and Principles of Petrophysics, Vol.18, Handbook of geophysical exploration. [8] Saptono, F., 2001, Pemodelan Sifat Elastik dan Petrofisika Batuan untuk Penentuan Porositas dan Saturasi Fluida dengan Bantuan Data Seismik, Tesis Program Pascasarjana Bidang Sains dan Matematika, Studi Ilmu Fisika, Kekhususan Geofisika, UI, Jakarta...