BAB II METODOLOGI A. Kerangka Berfikir Studi Fenomena Anak-anak senang ketika banjir datang. Peringatan dari orang lain atau orang tua yang di acuhkan. Anak-anak suka bermain secara berkelompok maupun individual. Game digital sangat laris di masyarakat, akan tetapi banyak efek buruknya. Game board sudah mulai hilang, padahal permainan seperti ini dapat menumbuhkan rasa sosial yang tinggi, juga menghasilkan komunikasi yang erat antar pemain. Metodologi Membeli permainan Monopoli sebagai bahan referensi. Mencari game board lain di internet. Mencari referensi game board di toko buku. Studi banding dengan karya sejenis. Observasi bagaimana cara anak-anak bermain, khususnya anak-anak dari golongan ekonomi menengah kebawah. Data Game board. Bencana banjir di Jakarta. Ilustrasi gambar. Teknik Pop Up sederhana. Teknik pemasangan game board: gunting, lipat dan lem. Referensi ukuran game board di pasaran : 30x30cm, 36x36cm, 40x40cm Jenis kertas : HVS, Art paper, Mate paper, Art Carton, Duplex(coated), Samson, Fancy Paper, Dll. Teknik Cetak. Packaging. Laminasi: Doff dan Glossy. 9
Output Permainan interaktif tanggap bencana banjir di Jakarta. Ukuran game board 43x43cm. Kartu, pion, packaging dan pop up menggunakan kertas art karton 260 gram. Cover, alur papan, menggunakan kertas art paper 150 gram. Lem yang digunakan: lem putih fox untuk cover dan alur papan permainan. Lem UHU untuk merekatkan pion kekarton 3mm. Analisa Cara kerja game board. Bencana banjir di Jakarta. Anak-anak Sekolah Dasar di Jakarta dan sekitarnya. Menerapkan konsep permainan. Format dan ukuran game board. Jenis kertas yang akan digunakan. Menggunakan karton 3mm sebagai papan board. 10
B. Proses perancangan (Strategi Desain) 1. Diagram Alir KONSEP SKETSA PROSES DIGITAL ALTERNATIF DESAIN PROSES PRODUKSI DUMMY PEMILIHAN MATERIAL CETAK PACKAGING, KARTU, PION, KERTAS PETUNJUK, KARAKTER DAN POP UP. CETAK COVER, ALUR PERMAINAN FINISHING DAN PACKING 2. Rincian Proses Perancangan Konsep Tahapan pertama yaitu dengan mencari konsep yang dapat menarik konsumen yaitu anak-anak sekolah dasar. Proses ini membutuhkan data-data untuk menjadikan konsep yang kuat dan orisinil. Sketsa Sketsa dimaksudkan agar penulis dapat mengingat konsep-konsep yang menurut penulis menarik, agar ketika konsep tersebut mempunyai data yang lebih kuat dibanding konsep-konsep lainnya, maka penulis mudah untuk mengingat. Selain untuk mengingat, proses sketsa juga di peruntukan sebagai gambar awal yang nantinya akan dijadikan gambar digital. Proses Digital Setelah sketsa di matangkan, maka hal selanjutnya yang penulis lakukan adalah membuat gambar digital agar memudahkan untuk mencetak. Adapun aplikasi yang penulis gunakan selama proses digital berlangsung adalah Corel Draw X5. 11
Alternatif Desain Alternatif desain penulis buat berguna sebagai bahan pertimbangan untuk melihat kekurangan dari setiap desain. Jika ada kekurangan maka penulis memperbaikinya sehingga desain tersebut menjadi desain yang memiliki konsep yang kuat. Pemilihan Material Setelah alternatif desain sudah ditentukan mana yang memiliki konsep yang kuat, maka hal selanjutnya adalah menentukan material kertas apa yang baik guna menunjang konsep yang sudah penulis buat. Material yang penulis pilih jatuh ke beberapa jenis kertas, antara lain adalah : - Cover menggunakan kertas Art Paper 150 gram ukuran A1 dengan laminasi Doff, alasan pemilihan jenis kertas tersebut karena kertas art paper 150 gram adalah jenis kertas yang banyak di pasaran, maka jika permainan interaktif penulis di produksi masal, tidak akan ada kesulitan dalam hal jenis kertas. - Alur Game/Isi Bagian Dalam Game Board Penulis menggunakan kertas Art paper 150 gram laminasi Doff dengan ukuran A2, dengan alasan yang sama seperti cover, penulis berupaya agar alur game dapat di mainkan dengan baik tanpa ada kerusakan ketika dimainkan, maka laminasi Doff adalah pilihan terbaik karena dengan laminasi Doff, selain kertas terjaga dari kotor, desain dari kertas juga terlihat elegan. - Karton 3 mm Agar permainan interaktif ini dapat terlihat rapih maka penulis memberikan karton 3mm sebagai alas dari game board. Selain itu, teknik Pop Up juga membutuhkan karton 3 mm agar ketika game board tersebut di buka, maka Pop Up tersebut dapat berdiri dengan sempurna. 12
- Petunjuk permainan Petunjuk permainan menggunakan kertas yang sama dengan cover dan alur game, Art paper 150 gram ukuran kertas A3 dengan laminasi Doff. - Kartu, Pop Up, Pion dan Packaging. Adapun untuk yang lainnya seperti kartu, pion, Pop Up dan Packaging. Menggunakan kertas Art Carton 260 gram A3 laminasi Doff. Alasannya adalah karena benda tersebut harus memiliki ketebalan kertas yang sesuai dengan fungsinya. Sebagai contoh, kartu yang sering di pegang oleh anak-anak haruslah menggunakan kertas yang tebal karena jika kertasnya tipis, maka akan cepat sobek. Dummy atau Contoh Karya Setelah pemilihan jenis kertas yang sesuai dengan jenis pemakaiannya, maka hal selanjutnya adalah membuat dummy, dummy diperlukan agar penulis dapat mengetahui dimana letak kesalahan-kesalahan saat pemasangan cover ke karton 3 mm, maupun saat pemasangan Pop Up, karena pasti ada beberapa kesalahan ketika baru pertama kali mencoba sesuatu karya yang baru. Proses Produksi Proses produksi terbagi menjadi 2, yaitu kelompok 1 cetak packaging, kartu, pion, kertas petunjuk, karakter dan pop up, dengan kelompok 2 yaitu cetak cover dan alur permainan. Hal ini karena jenis mesin cetak yang digunakan berbeda. Kelompok 1 menggunakan jenis mesin cetak Indigo, sedangkan kelompok 2 menggunakan jenis mesin Offset. Itu dikarenakan kertas A2 dan A1 tidak dapat di cetak dengan mesin yang berukuran kecil, oleh karena itu jenis mesin yang digunakan berbeda. Finishing dan Packing Proses terakhir adalah finishing dan Packing, maksud finishing disini adalah gunting, Lem dan pemasangan karya. Sedangkan Packing adalah memasukan semua karya yang sudah selesai di buat ke packaging yang juga sudah di buat. 13