BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. layar lebar dan televisi dari Universitas Loloya Marymount, Los Angeles. Ankoku

BAB I PENDAHULUAN. Sastra seringkali digunakan sebagai alat untuk mengungkapkan suatu

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Darma Persada

BAB I PENDAHULUAN. indah dan berusaha menyalurkan kebutuhan keindahan manusia, di samping itu

BAB I PENDAHULUAN. Perilaku seseorang timbul disebabkan adanya motivasi. Motivasi merupakan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Bab 2. Landasan Teori. Tokoh-tokoh tersebut tidak saja berfungsi untuk memainkan cerita, tetapi juga berperan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Suatu penelitian dapat mengacu pada penelitian-penelitian yang telah dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. dari sastra adalah karya sastra. Hal yang dilakukan manusia biasanya dikenal

BAB I PENDAHULUAN. Secara etimologis kata kesusastraan berasal dari kata su dan sastra. Su berarti

BAB I PENDAHULUAN. berarti tulisan. Demikian pula dalam bahasa indonesia, kata sastra diambil dari

BAB I PENDAHULUAN. penokohan, plot/alur, latar/setting, sudut pandang dan tema. Semua unsur tersebut

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perasaan dan jiwa. Aristoteles menyatakan bahwa jiwa merupakan unsur

BAB 1 PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan produk pengarang yang bermediakan bahasa dan

BAB II KONSEP, TINJAUAN PUSTAKA, DAN LANDASAN TEORI. Dalam penelitian ini melibatkan beberapa konsep seperti berikut ini.

BAB I PENDAHULUAN. imajinatif yang kemudian ditunjukkan dalam sebuah karya. Hasil imajinasi ini

BAB I PENDAHULUAN. ekspresi dan kegiatan penciptaan. Karena hubungannya dengan ekspresi, maka

ANALISIS PSIKOLOGIS TOKOH UTAMA PADA NOVEL MUSYAHID CINTA KARYA AGUK IRAWAN MN DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI SMA

NALISIS PSIKOLOGI BAWAH SADAR NOVEL SURAT DAHLAN KARYA KHRISNA PABICHARA DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

BAB I PENDAHULUAN. terkenal adalah Senseijutsu Satsujin Jiken. Novel ini berhasil menjadi finalis dalam

BAB I PENDAHULUAN. Sastra sebagai cabang dari seni, yang keduanya unsur integral dari

ANALISIS PSIKOLOGI TOKOH UTAMA NOVEL HUJAN DI BAWAH BANTAL KARYA E. L. HADIANSYAH DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI SMA

PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah

PENDEKATAN- PENDEKATAN/ALIRAN DALAM PSIKOLOGI

BAB I PENDAHULUAN. yang berupa tulisan yaitu novel yang menceritakan tentang kehidupan tokohtokoh

BAB I PENDAHULUAN. Sastra lahir dari keinginan awal manusia untuk membuktikan keberadaan

BAB II TINJAUAN UMUM TERHADAP NOVEL THE DEVIL S WHISPER DAN KONSEP PSIKOANALISA SIGMUND FREUD

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan sastranya. Bisa dibilang, kehidupan masyarakat Jepang sangat erat kaitannya

I. PENDAHULUAN. Sastra merupakan tulisan yang bernilai estetik dengan kehidupan manusia sebagai

BAB I PENDAHULUAN. perenungan dan imajinasi secara sadar dari hal-hal yang diketahui, dihindari,

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia yang diterbitkan oleh Pusat Bahasa

BAB II LANDASAN TEORI. Secara etimologis psikologi berasal dari bahasa Yunani Psyche dan logos.

BAB 2 LANDASAN TEORI. yang memuaskan sehingga banyak sastrawan yang mencoba membuat batasan-batasan

BAB I PENDAHULUAN. Situmorang (1995: 3) menjelaskan bahwa kebudayaan adalah sebuah jaringan makna

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan masyarakat dalam suatu karya sastra, karena hakekatnya sastra merupakan cermin

BAB I PENDAHULUAN. Secara etimologi sastra berasal dari bahasa sanskerta, sas artinya mengajar,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perasaan dan realitas sosial (semua menyangkut aspek kehidupan manusia) yang

BAB I PENDAHULUAN. berarti di dalamnya bernuansakan suasana kejiwaan sang pengarang, baik

BAB II LANDASAN TEORI. Psikologi Tokoh Eko Prasetyo dalam Novel Jangan Ucapkan Cinta Karya

BAB I PENDAHULUAN. tentang kisah maupun kehidupan sehari-hari. Seseorang dapat menggali,

BAB I PENDAHULUAN. Peristiwa atau kejadian yang ada dalam kehidupan sehari-hari dapat menimbulkan tekanan

BAB I PENDAHULUAN. adalah hal-hal yang terkandung dalam tulisan tersebut. Keindahan dalam karya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang dikembangkan di Jepang pada akhir abad ke 19. Istilah manga dalam Bahasa

Psikologi muncul sebagai ilmu pengetahuan di Jerman (psikologi asosiasi) Filsafat Descartes: cogito ergo sum saya berfikir maka saya ada.

BAB I PENDAHULUAN. Nadia menjadi CEO Asma Nadia Publishing House yang menerbitkan buku-buku

BAB I. Imajinasi yang diciptakan berasal dari diri sendiri dan lingkungan sekitar

BAB 1 PENDAHULUAN. definisi serta perbedaan karya sastra sebagai karya seni dan karya sastra sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini, peneliti akan menyajikan latar belakang masalah, rumusan masalah,

BAB I PENDAHULUAN. maupun kehidupan sehari-hari. Seseorang dapat menggali, mengolah, dan

BAB 1 PENDAHULUAN. disampaikan dengan bahasa yang unik, indah dan artistik, serta mengandung nilainilai

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. yang ada di luar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. objeknya adalah manusia dan kehidupannya, dengan menggunakan bahasa

BAB I PENDAHULUAN. Sastra adalah suatu karya yang terlahir dari perasaan dan imajinasi, perasaan

BAB I PENDAHULUAN. adalah manusia dan kehidupan, yang menggunakan bahasa sebagai medium. Sebagai

BAB I PENDAHULUAN. dikatakan sebagai luapan emosi pengarang yang diekspresikan melalui kata-kata.

BAB I PENDAHULUAN. dapat dilepaskan dari masyarakat pemakainya. Bahasa yang dipakai dalam

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra dapat dikatakan bahwa wujud dari perkembangan peradaban

BAB II TINJAUAN UMUM TERHADAP NOVEL CATATAN ICHIYO, TOKOH ICHIYO DAN PSIKOANALISA SIGMUND FREUD

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA

Psikologi Kepribadian I Sejarah Psikoanalisa Dasar & Teori Sigmund Freud

BAB I PENDAHULUAN. imajinasi, kemudian tercipta suatu pemikiran imajinatif yang akan tercermin lewat

KAJIAN PSIKOLOGI SASTRA ASPEK KEPRIBADIAN TOKOH LASI NOVEL BEKISAR MERAH KARYA AHMAD TOHARI DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

BAB 1 PENDAHULUAN. memiliki arti atau keindahan tertentu (Mihardja, 2012: 2). Dalam Kamus Istilah Sastra (dalam Purba, 2012: 2) Panuti Sudjiman

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR. A. Tinjauan Pustaka

ANALISIS PSIKOLOGI UNSUR BAWAH SADAR TOKOH UTAMANOVEL MERPATI BIRU KARYA ACHMAD MUNIF DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI SMA

BAB I PENDAHULUAN. peneliti ingin meneliti salah satu karya dari Asa Nonami berjudul Kogoeru Kiba.

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN KERANGKA TEORI. Medah (2013) dengan penelitiannya yang berjudul Diskriminasi Gender

BAB I PENDAHULUAN. dan ketertarikan terhadap masalah manusia serta kehidupan sosialnya atau keinginannya

BAB II LANDASAN TEORI. yang representatif dalam suatu alur atau suatu keadaan yang agak kacau atau kusut.

BAB I PENDAHULUAN. Pengkajian terhadap karya sastra berarti penelaahan, penyelidikan, atau

BAB I PENDAHULUAN. diungkapkan dengan bahasa dan gaya bahasa yang menarik.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II KAJIAN TEORI. tingkah laku yang dapat dilihat dari segi kehidupannya. Tingkah laku merupakan

BAB I PENDAHULUAN. puisi. Latar belakang kehidupan yang dialami pengarang, sangat berpengaruh

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

ASPEK KEPRIBADIAN TOKOH RAIHANA DALAM NOVEL PUDARNYA PESONA CLEOPATRA KARYA HABIBURRAHMAN EL SHIRAZY DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. A. Kajian Pustaka. analisis psikologi sastra yang sudah didokumentasikan sehingga memberikan

BAB I PENDAHULUAN. dan permasalahan yang ada pada manusia dan lingkungannya, Sastra merupakan. lukisan ataupun karya lingkungan binaan/arsitektur.

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Kegelisahan adalah perasaan gelisah; kekhawatiran; kecemasan. Konsep kegelisahan

BAB I PENDAHULUAN. Jepang merupakan salah satu negara yang terkenal akan ragam

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. sosial, ekonomi, dan keagamaan keberadaannya tidak merupakan keharusan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Nellasari Mokodenseho dan Dian Rahmasari. Untuk lebih jelasnya akan diuraikan

BAB I PENDAHULUAN. pengarang, lahir melalui proses perenungan dan pengembaraan yang muncul dari

BAB I PENDAHULUAN. memberikan atau menyampaikan suatu hal yang di ungkapkan dengan cara

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Konsep Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005:588), konsep

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Terry Eagleton (dalam Dewojati, 2014: 1) pernah memaparkan karya sastra

BAB I LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Pandangan Teori Perkembangan Psikoanalisis menurut Sigmund Freuds

BAB I PENDAHULUAN. (fiction), wacana naratif (narrative discource), atau teks naratif (narrativetext).

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada hakikatnya setiap manusia, baik secara individu maupun sebagai bagian dari masyarakat sosial tidak bisa dilepaskan dari sastra. Karena dalam kehidupan tidak bisa terlepas dari penggunaan bahasa sebagai medium untuk berkomunikasi. Penyampaian manifestasi kehidupan dalam medium Bahasa itu yang disebut sastra. Sastra atau Kesusastraan adalah pengungkapan dari fakta artistik dan imajinatif sebagai manifestasi kehidupan manusia. (dan masyarakat) melalui bahasa sebagai medium dan memiliki efek yang positif terhadap kehidupan manusia (kemanusiaan) Mursal Esten (1978 : 9). Dalam setiap karya sastra, tercipta suatu objek imajinatif sebagai gambaran terhadap kehidupan masyarakat. Sastra itu adalah lembaga sosial yang menggunakan bahasa sebagai medium. Bahasa itu sendiri merupakan ciptaan sosial. Sastra menampilkan gambaran kehidupan, dan kehidupan itu sendiri adalah suatu kenyataan sosial, Sapardi (1979: 1). Kehidupan masyarakat sosial, terdiri dari individu-individu. Setiap individu mempunyai karakter yang berbeda-beda. Baik itu dari sifat, latar belakang, emosi, dan sebagainya. Maka dari itu, di dalam setiap interaksi antara individu tersebut tidak jarang terjadi konflik, bahkan karena manusia merupakan makhluk komplek yang mempunyai jiwa dan pemikirannya sendiri, manusia bisa terjebak dalam konflik yang tidak melibatkan individu lain, melainkan dirinya sendiri. Manusia dalam menghadapi persoalan hidupnya tidak terlepas dari jiwa manusia itu sendiri. Jiwa di sini meliputi pemikiran, pengetahuan, tanggapan, khalayak dan jiwa itu sendiri (Bimo Walgito, 1997:7). Meskipun bersifat fiktif, namun tokoh dalam setiap karya sastra merupakan subjek yang mempunyai karakter dan menjalankan peran, alur, dan cerita di dalam kehidupan yang tercermin pada karya sastra itu sendiri. Dengan kata lain, suatu tokoh akan diberikan raga dan jiwa oleh pengarangnya. Hal ini 1

tentu memungkinkan kita untuk menganalisis tokoh dalam karya sastra dengan ilmu psikologis. Maka penelitian yang meggunakan pendekatan psikologi terhadap karya sastra merupakan bentuk pemahaman dan penafsiran karya sastra dari sisi psikologi. Alasan ini didorong karena tokoh-tokoh dalam karya sastra dimanusiakan, mereka semua diberi jiwa, mempunyai raga bahkan untuk manusia yang disebut pengarang mungkin memiliki penjiwaan yang lebih bila dibandingkan dengan manusia lainnya terutama dalam hal penghayatan megenai hidup dan kehidupan (Andre Hardjana, 1985:60). Karya sastra sangatlah beragam dan salah satu bentuk karya sastra yang merupakan cerminan kehidupan manusia secara individu maupun interaksinya dengan kehidupan sosial adalah novel. Berbagai permasalahan dalam kehidupan tersebut diungkapkan kembali dengan penuh kesungguhan melalui sarana sastra dalam pandangan pengarangnya. Novel memiliki Unsur Intrinsik dan Unsur Ekstrinsik yang keduanya saling berhubungan karena sangat berpengaruh dalam kehadiran sebuah karya sastra. Unsur Intrinsik merupakan unsur yang membangun sebuah karya sastra atau karangan novel dari dalam yang akan mewujudkan struktur karya sastra, seperti tema, tokoh atau penokohan, alur cerita, latar, sudut pandang, gaya bahasa yang digunakan, dan amanat, sedangkan Unsur Ekstrinsik merupakan unsur yang membangun dari luar sebuah karya sastra seperti aspek ekonomi si penulis, budayanya, agama, latar belakang penulis, dan pendidikan penulis. Selain itu Novel juga memiliki nilai-nilai norma seperti Nilai Sosial, Nilai Ethik, Nilai Hedorik, Nilai Spirit, Nilai Koleksi, dan Nilai Kultural. Banyak novel menjadikan tokoh sebagai kekuatan utamanya. Karakter tokoh dalam novel tersebut bisa saja berdasarkan lingkungan pengarang dalam kehidupannya sehari-hari ataupun dari pengalamanya selama ini. Dari sekian banyak novel menarik yang menceritakan tokoh dengan karakter yang unik, terdapat satu novel dari jepang yang berjudul Ankoku Joshi. Sebuah novel dengan kekuatan kepribadian karakternya yang sangat kuat. Novel Ankoku Joshi merupakan salah satu karya terbaik penulis asal Jepang, Akiyoshi Rikako. Akiyoshi Rikako merupakan lulusan pertama dari fakultas sastra di universitas Waseda. Kemudian dia mendapatkan gelar Master di 2

bidang layar lebar dan televisi dari universitas Loyola Marymount. Karyanya yang berjudul Yuki No Hana (Terbit: September 2009) mendapatkan penghargaan Yahoo! JAPAN Literary prize yang ke tiga. Selain itu beberapa karya yang telah dibuat oleh Rikako antara lain, Ankoku Joshi (Terbit: Juni 2013), Hokagou Ni Shinsha Wa Modoru (Terbit: November 2014), Seibo (Terbit: September 2015) dan Jisatsu Yoteibi (Terbit: April 2016 Tokyo Sogensha). (https://ja.wikipedia.org/wiki/ 秋吉理香子 ) Novel Ankoku Joshi menceritakan tentang tujuh siswi SMA dari sekolah katolik putri Santa Maria. Para siswi itu tergabung dalam sebuah klub sastra yang dan diketuai oleh Siswi paling populer bernama Siraishi Itsumi. Suatu hari, sekolah dikejutkan dengan kematian Siraishi Itsumi yang diduga melompat dari gedung sekolah. Kejadian tersebut kemudian menjadi perbincangan di sekolah dan penyebab kematian Itsumi pun menjadi misteri. Namun kemudian muncul dugaan bahwa Itsumi dibunuh oleh salah satu anggota klub sastra sendiri. Demi mengenang kematian Itsumi, Sumikawa Sayuri selaku ketua klub yang baru meminta setiap anggota klub untuk membuat sebuah cerita pendek bertemakan kematian Itsumi yang nantinya akan dibacakan oleh masing-masing anggota pada upacara yami-nabe, sebuah tradisi klub yang dilakukan setiap tahun. Ternyata cerita pendek yang dibuat masing-masing anggota mengungkapkan kebenciannya pada anggota klub yang lain dan menuduh anggota tersebut sebagai pembunuh Itsumi. Hal tersebut menjadikan novel ini mempunyai enam versi sudut pandang yang berbeda namun saling berkaitan. Di bagian akhir novel ini, diungkapkan bahwa kematian Itsumi hanya rekayasa yang dibuat oleh Itsumi sendiri. Dengan dibantu oleh Sayuri, Itsumi merekayasa kematiannya agar bisa balas dendam kepada anggota klub yang lain karena telah membocorkan hubungan dia dengan gurunya. Namun pada akhirnya Itsumi benar-benar dibunuh oleh Sayuri, wakil ketua klub sekaligus sahabatnya sejak kecil. Penulis meneliti novel Ankoku Joshi ini karena tertarik kepada kepribadian setiap karakternya. Setiap karakter mempunyai masalah dan latar belakang yang 3

berbeda-beda. Meskipun demikian, penelitian ini hanya di fokuskan kepada tokoh Sumikawa Sayuri.. Sayuri dan Itsumi sudah bersahabat sejak sekolah dasar. Kedua sahabat itu mempunyai karakter yang saling bertolak belakang. Itusmi adalah seorang gadis yang aktif dan ambisius sedangkan Sayuri lebih pendiam dan selalu dijahili oleh teman-temannya saat masih kecil. Meskipun demikian, keduanya menjadi sahabat dengan selalu menutupi kekurangan masing-masing. Hingga keduanya dijuluki matahari dan bulan. Sayuri selalu menganggumi Itsumi yang ambisius. Namun pandanganya kepada Itsumi berubah saat Itsumi bercerita tentang masa depannya dengan guru yang selama ini dicintainya. Menurut Sayuri, Itsumi yang selama ini selalu ambisius menjadi wanita sederhana yang mudah ditebak. Itsumi telah kehilangan cahayanya. Sehingga Sayuri merasa lebih pantas menggantikan Itsumi yang sekarang lalu membunuhnya. Sifat Sayuri yang menjadi teman yang baik ketika dia ingin melihat Itsumi selalu bersemangat, namun ketika Itsumi bukan lagi menjadi seperti yang dia bayangkan Sayuri bahkan secara langsung menginginkan menggantikan posisi Itsumi di akhir cerita novel ini Kepribadian Sayuri yang selalu berubah-ubah dimana Sayuri hanya mengikuti apa yang dikehendakinya tanpa melihat nilai-nilai moral yang terdapat dalam kehidupan. Membuat peneliti tertarik untuk meneliti struktur kepribadian dari diri Sumikawa Sayuri dengan ditelaah menggunakan metode Psikoanalisis Sigmund Freud yang mengacu pada struktur kepribadian seseorang menurut Sigmund Freud. 1.2 Identifikasi Masalah Novel Ankoku Joshi menceritakan tentang kematian seorang siswi yang merupakan ketua klub sastra di sebuah sekolah elit putri. Dimana cerita berpusat kepada pengungkapan dalang pembunuhan siswi tersebut. Dalam jalan ceritanya, diungkapkan setiap tokoh yang mempunyai kepribadian dan berasal dari latar belakang yang berbeda-beda. Perbedaan perbedaan tersebut yang kemudian menyebabkan terjadinya konflik antar tokoh. Termasuk kedua tokoh utama yaitu 4

Shiraishi Itsumi dan Sumikawa Sayuri yang mempunyai kepribadian yang bertolak belakang namun bersahabat sejak kecil. 1.3 Pembatasan Masalah Dalam setiap penelitan perlu adanya batasan agar penelitan tidak melenceng dan tetap berada sesuai dengan alur masalah yang sedang diteliti. Penulis membatasi masalah pada unsur intrinsik dan ekstrinsik novel. Pembahasan unsur intrinsik novel dengan menggunakan teori sastra yaitu, tokoh/penokohan, latar, alur, dan unsur ekstrinsik novel yang merupakan pembahasan mengenai kepribadian tokoh Sayuri dalam novel Ankoku Joshi yang ditelaah melalui teori psikoanalisis Sigmund Freud, mengenai struktur kepribadian yang terdiri dari id, ego dan superego. 1.4 Perumusan Masalah Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut: 1. Bagaimanakah unsur intrinsik yang terdapat dalam novel Ankoku Joshi? 2. Bagaimanakah kepribadian tokoh Sayuri dalam novel Ankoku Joshi berdasarkan teori psikoanalisis Sigmund Freud? 1.5 Tujuan Penelitian Sesuai dengan perumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui unsur-unsur Intrinsik yang terdapat dalam novel Ankoku Joshi. 2. Untuk mengetahui kepribadian tokoh Sayuri dalam novel Ankoku Joshi berdasarkan teori psikoanalisa Sigmund Freud. 5

1.6 Landasan Teori Penelitian ini menggunakan teori sastra sebagai unsur intrinsiknya, yaitu terdiri dari tokoh dan penokohan, latar, dan alur. Serta melalui pendekatan psikologi dengan teori kepribadian psikoanalisis Sigmund Freud yang difokuskan pada struktur kepribadian, yaitu id, ego dan superego sebagai unsur ekstrinsik. 1.6.1. Unsur Intrinsik. a. Tokoh dan Penokohan. Struktur yang akan dianalisis dalam novel ini akan difokuskan pada tokoh dan penokohan. stilah tokoh dan penokohan menunjuk pada pengertian yang berbeda. Tokoh menunjuk pada pelaku cerita, penokohan dan karakteristik menunjuk pada penempatan tokoh-tokoh tertentu dengan watak-watak tertentu dalam sebuah cerita. Dalam sebuah cerita tokoh seringkali merupakan salah satu unsur penting yang digunakan penulis dalam menghidupkan cerita yang dia buat. Sudah tentu kehadiran tokoh dalam cerita sangat berkaitan dengan terjadinya konflik, dalam hal ini tokoh berperan membuat konflik dalam sebuah cerita rekaan (Burhan Nurgiyantoro, 2009:164). Penokohan dan karakterisasi-karakterisasi sering juga disamakan artinya dengan karakter dan perwatakan yang menunjuk pada penempatan tokoh-tokoh tertentu dengan watak-watak tertentu dalam sebuah cerita. (Nurgiyantoro, 2009:165). b. Latar Menurut Abrams (1981: 175 via Nurgiantoro, 2009: 216) latar adalah landasan atau tumpuan yang memiliki pengertian tempat, hubungan waktu, dan lingkungan sosial tempat terjadinya peristiwaperistiwa yang diceritakan. enggambaran latar yang tepat akan mampu memberikan suasana tertentu dan membuat cerita lebih hidup. Dengan adanya penggambaran latar tersebut segala peristiwa, keadaan dan suasana yang dilakukan oleh para tokoh dapat dirasakan oleh pembaca. 6

c. Alur Dalam sebuah karya sastra seperti novel terdapat sebuah unsur yang membangun sehingga cerita tersebut memiliki arah yang berkesinambungan. Menurut Staton (via Nurgiyantoro, 2009: 113) alur/plot adalah cerita yang berisi urutan kejadian yang di dalamnya terdapat hubungan sebab akibat. 1.6.2 Unsur Ekstrinsik. Teori Psikoanalisis Sigmund Freud Menurut Freud, kehidupan jiwa memiliki tiga tingkatan kesadaran, yakni sadar (conscious), prasadar (preconscious), dan taksadar (unconscious). Konsep dari teori Freud yang paling terkenal adalah tentang adanya alam bawah sadar yang mengendalikan sebagian besar perilaku. Selain itu, dia juga memberikan pernyataan bahwa perilaku manusia didasari pada hasrat seksualitas (eros) yang pada awalnya dirasakan oleh manusia semenjak kecil dari ibunya. Alam bawah sadar yang digambarkan freud memiliki 3 sistem yaitu id, (das es), ego (das ich), dan superego (das ueber ich). Id adalah aspek biologis yang merupakan sistem asli dalam kepribadian, dari sini aspek kepribadian yang lain seperti ego dan superego tumbuh. Kepribadian seseorang yang tercermin dalam prilakunya sangat berpengaruh dari ketiga struktur ini. Ketiga struktur ini sangat berkaitan satu sama lain dan saling menyeimbangkan. Ketiga unsur ini juga tidak bisa dipisahkan dalam kepribadian seseorang a. Id berisikan hal-hal yang dibawa sejak lahir dan termasuk dari prilaku naluriah dan primitif. Id didorong oleh prinsip kesenangan yang berusaha untuk memenuhi semua keinginan dan kebutuhan, apabila tidak terpenuhi maka akan timbul kecemasan dan ketegangan. yang 7

menjadi pedoman id dalam berfungsi adalah menghindarkan diri dari ketidakenakan dan mengejar kenikmatan. Untuk mengejar kenikmatan itu id mempunyai dua cara, yaitu: tindakan refleks dan proses primer, tindakan refleks seperti bersin atau berkedip, sedangkan proses primer seperti saat orang lapar membayangkan makanan (Sumadi Suryabrata, 1993:145-146). b. Ego adalah aspek psikologis dari kepribadian yang timbul karena kebutuhan individu untuk berhubungan baik dengan dunia nyata. Dalam berfungsinya ego berpegang pada prinsip kenyataan atau realitas. ego berkembang dari id dan memastikan bahwa dorongan dari id dapat dinyatakan dalam cara yang dapat diterima di dunia nyata. Fungsi ego baik di pikiran sadar, prasadar, dan tidak sadar. Ego dapat pula dipandang sebagai aspek eksekutif kepribadian, karena ego mengontrol jalan yang ditempuh, memilih kebutuhan-kebutuhan yang dapat dipenuhi serta cara-cara memenuhinya. Dalam berfungsinya sering kali ego harus mempersatukan pertentangan-pertentangan antara id dan superego. Peran ego ialah menjadi perantara antara kebutuhan-kebutuhan instingtif dan keadaan lingkungan (Sumadi Suryabrata, 1993:146-147). c. Superego adalah aspek sosiologi kepribadian, merupakan wakil dari nilai-nilai tradisional serta cita-cita masyarakat sebagaimana yang ditafsirkan orang tua kepada anaknya lewat perintah-perintah atau larangan-larangan. Superego dapat pula dianggap sebagai aspek moral kepribadian, fungsinya menentukan apakah sesuatu itu baik atau buruk, benar atau salah, pantas atau tidak, sesuai dengan moralitas yang berlaku di masyarakat. Fungsi pokok 8

superego adalah merintangi dorongan id terutama dorongan seksual dan agresif yang ditentang oleh masyarakat. Mendorong ego untuk lebih mengejar hal-hal yang moralistis dari pada realistis, dan megejar kesempurnaan. Jadi super ego cenderung untuk menentang id maupun ego dan membuat konsepsi yang ideal (Sumadi Suryabrata, 1983:148-149). 1.7 Metode Penelitian Metode penelitian dalam penelitian ini adalah metode kualitatif. Metode penelitian kualitatif merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan tentang sifat-sifat suatu individu, keadaan atau gejala dari kelompok tertentu yang dapat diamati. Pengumpulan data dengan melakukan studi pustaka yaitu dengan mencari sumber kepustakaan terkait dengan sumber data tertulis novel Ankoku Joshi sebagai sumber utama dengan didukung oleh berbagai sumber lain seperti buku-buku dan juga internet. 1.8 Manfaat Penelitian Dengan penelitian ini diharapkan dapat membantu memberi sumbangan analisis pikiran melalui lintas disiplin ilmu yaitu antara sastra dengan psikologi, diharapkan para pembaca dapat lebih memahami isi cerita dalam novel Ankoku Joshi karya Akiyoshi Rikako, terutama karakter Sayuri dan konflik kejiwaan yang dihadapi karakter tersebut. 1.9 Sistematika Penyajian BAB I: PENDAHULUAN Berisikan latar belakang masalah, identifikasi masalah, batasan masalah, perumusan masalah,tujuan penelitian, landasan teori,metode penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penyajian. 9

BAB II: BAB III: BAB IV: ANALISIS UNSUR INTRINSIK NOVEL ANKOKU JOSHI memahami tentang unsur intrinsik novel dari novel Ankoku Joshi karya Akiyoshi Rikako yang berisikan tokoh dan penokohan, latar dan alur. ANALISIS UNSUR EKSTRINSIK NOVEL ANKOKU JOSHI memahami kepribadian tokoh Sumikawa Sayuri dalan novel Ankoku Joshi karya Akiyoshi Rikako melalui teori Psikoanalisa Sigmund Freud. KESIMPULAN Berisikan tentang kesimpulan dari bab-bab sebelumnya dan memberikan saran-saran atas kesimpulan yang diambil. 10