BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. tidak dapat dipungkiri. Selama ini masyarakat memenuhi berbagai kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. Akhir-akhir ini dampak kehadiran pasar modern terhadap keberadaan

BAB I PENDAHULUAN. pasar-pasar modern yang berkembang pesat di tiap-tiap kota. Pada prinsipnya, kegiatan operasi perusahaan, yang terdiri atas laba.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat terjadi. Pada umumnya, semua pasar tradisional yang ada di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. dan Perdagangan Nomor 23/MPP/KEP/1/1998 tentang Lembaga-lembaga

BAB I PENDAHULUAN. merambah, tidak saja di Kota Jakarta, tetapi kota-kota lain di luar. apakah pasar tradisional akan tetap eksis di era munculnya

PENDAHULUAN. budaya masyarakat sudah mulai bergeser dan beralih ke pasar modern ritel

BAB I PENDAHULUAN. Pasar merupakan tempat pertemuan antara penjual dan pembeli barang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kehidupan saat ini nyaris tidak dapat dilepaskan dari pasar.

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya setiap orang memerlukan barang untuk kebutuhan pribadi dan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Masalah Pada era globalisasi saat ini persaingan bisnis antar industri ritel sangat ketat, baik di pasar

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan pasar modern di Indonesia saat ini menunjukkan angka yang

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian nasional, terutama dalam aspek-aspek seperti: peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pasar memegang peran penting dalam menggerakkan ekonomi masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. mengikuti pertumbuhan jumlah penduduk. Kelangsungan usaha eceran sangat

BAB I PENDAHULUAN. pada tahun Pada era 1970 s/d 1980-an, format bisnis ini terus berkembang.

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Salah satu tujuan pembangunan nasional adalah meningkatkan kinerja. perekonomian agar mampu menciptakan lapangan kerja dengan tujuan

BAB I PENDAHULUAN. eceran di Indonesia yang telah berkembang menjadi usaha yang berskala

BAB I PENDAHULUAN. peritel tetap agresif melakukan ekspansi yang memperbaiki distribusi dan juga

BAB I PENDAHULUAN. membuat sebagian besar rakyat Indonesia terjun ke bisnis ritel. Bisnis ritel

TINJAUAN PUSTAKA. mall, plaza, pusat perdagangan maupun sebutan lainnya; Pasar Tradisional adalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang bergerak dibidang perdagangan eceran (retail) yang berbentuk toko,

BAB I Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. apa yang dibutuhkan oleh konsumen dan tidak mengetahui bagaimana cara

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. persaingan bisnisnya menunjukan perkembangan yang cukup pesat, namun tidak

BAB I PENDAHULUAN. sektor yang memiliki prospektif peluang besar dimasa sekarang maupun

JURNAL EKONOMI Volume 22, Nomor 1 Maret 2014 ANALISIS SUMBER MODAL PEDAGANG PASAR TRADISIONAL DI KOTA PEKANBARU. Toti Indrawati dan Indri Yovita

I. PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan dunia bisnis semakin pesat, ditandai dengan makin

BAB I PENDAHUALAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kemajuan dibidang perekonomian selama ini telah banyak

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan. Sedangkan ritel modern adalah sebaliknya, menawarkan tempat

BAB I PENDAHULUAN. terjadi proses tawar-menawar. Pada pasar tradisional terdapat kios-kios atau gerai,

PENDAHULUAN LATAR BELAKANG. baik minimarket, supermarket, departmen store, hypermarket, dan mall. Hasil

BAB II TINJAUAN TENTANG PASAR MODERN

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum bidang usaha ritel atau pengecer modern di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. penjual. Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 53/M-DAG/PER/12/2008

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat seiring

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai makhluk sosial, manusia diwajibkan untuk saling membantu satu sama lain,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN UKDW. alat pemasaran yang disebut dengan bauran pemasaran(marketing mix). Marketing

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan penduduk maka semakin besar pula tuntutan kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. tertentu. Keberadaan perusahaan ritel yang bermunculan di dalam negeri

BAB I PENDAHULUAN. pasar tradisional menjadi salah satu wadah atau sarana untuk mencapai

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan bisnis ritel di Indonesia pada saat ini semakin cepat salah

POTENSI LOKASI PUSAT PERDAGANGAN SANDANG DI KOTA SOLO (Studi Kasus: Pasar Klewer, Beteng Trade Center dan Pusat Grosir Solo) TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. mengalami perubahan dari profit orientied kepada satisfied oriented agar mampu

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dahulu keinginan dan kebutuhan, konsumen pada saat ini dan yang akan datang.

BAB I PENDAHULUAN. mall, supermarket, department store, shopping centre, waralaba, toko mini

PENERAPAN PENDEKATAN EKOLOGI TERHADAP KONDISI LINGKUNGAN PASAR UJUNG BERUNG KOTA BANDUNG 1

BAB I PENDAHULUAN. Industri ritel merupakan salah satu industri yang strategis di Indonesia.

BAB 1 PENDAHULUAN. hal itu, Ghanimata (2012) mengatakan para pemasar harus menerapkan. ujung tombak keberhasilan pemasaran.

TINJAUAN PUSTAKA. kebudayaan di mana mekanisme tertanam. Mekanisme tawar-menawar. merupakan unsur khas pasar tradisional (Listiani,2009).

BAB I PENDAHULUAN. disebut dengan pasar. Sejak zaman prasejarah pasar diawali dengan sistem

Judul : Analisis Pendapatan Usaha Warung Tradisional Dengan Munculnya Minimarket Di Kota Denpasar Nama : Ida Ayu Sima Ratika Dewi NIM :

BAB 1 PENDAHULUAN. Perubahan yang dimaksud adalah efisiensi dalam pemenuhan kebutuhan

BAB 1 PENDAHULUAN. Dewasa ini permintaan dan kebutuhan konsumen mengalami perubahan dari waktu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. seperti Pemutusan Hubungan Kerja (PHK). Hal ini tentunya membuat jumlah

BAB 1 PENDAHULUAN. Adanyaera globalisasi yang semakin pesat dan perkembangan gaya hidup

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pusat Perbelanjaan dan Toko Modern, memberikan definisi pasar tradisional dan

BAB I PENDAHULUAN. (Tjokroaminoto dan Mustopadidjaya, 1986:1). Pembangunan ekonomi dapat

BAB I PENDAHULUAN Sejarah PT Carrefour di Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PENGARUH GENDER DAN TINGKAT PENDIDIKAN TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN MENGENAI PELAYANAN HYPERMART SOLO GRAND MALL

BAB I PENDAHULUAN. Bisnis retail Indonesia saat ini berada di peringkat 12 dunia dalam Indeks

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi Indonesia. Menurut Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU),

BAB I PENDAHULUAN. Amir (2011) kepuasan konsumen didefinisikan sejauh mana manfaat sebuah

BAB I PENDAHULUAN. tiap tahun naik sekitar 14%-15%, dalam rentang waktu tahun 2004 sampai dengan

BAB I PENDAHULUAN. Bisnis ritel modern di Indonesia saat ini berkembang semakin pesat seiring

BAB I PENDAHULUAN UKDW. ritel modern seperti minimarket daripada pasar tradisional. strategis serta promosi yang menarik minat beli.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang terus berupaya

BAB 1 PENDAHULUAN. Dunia bisnis ritel di Indonesia telah berkembang demikian pesat sesuai dengan

PENGARUH GENDER DAN PENDIDIKAN TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN MENGENAI PELAYANAN HYPERMART SOLO GRAND MALL SKRIPSI. Disusun oleh: HAIKAL HABIB HUSAIN

BAB I PENDAHULUAN. mengalami pertumbuhan yang signifikan, sumber:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. secara mayoritas merupakan kegiatan usaha kecil dan perlu dilindungi untuk. mencegah dari persaingan usaha yang tidak sehat.

BAB I PENDAHULUAN. Pasar Tradisional, Ruang untuk Masyarakat yang semakin Terpinggirkan.

BAB 1 PENDAHULUAN. dapat menerima produk/jasa yang dihasilkan oleh bisnis tersebut. Oleh karenanya

BAB I PENDAHULUAN. eceran di tengah-tengah masyarakat menjadi semakin penting. Peranan industri

BAB I PENDAHULUAN. pembelian dan mengkonsumsi. Untuk memenuhi ketiga aktivitas tersebut, terjangkau terutama bagi masyarakat berpenghasilan sedang.

satu yang bisa disebut sukses adalah Hero Supermarket. Dengan jumlah cabang

Revitalisasi Pasar Tradisional, Jumlah Kunjungan, Pendapatan Pedagang, dan Pendapatan Pasar

BAB I PENDAHULUAN. memilih untuk melakukan transaksi pembelanjaan kebutuhan sehari-hari di gerai

BAB I PENDAHULUAN. Dengan jumlah penduduk yang lebih dari 250 juta jiwa pada tahun 2014,

BAB I PENDAHULUAN. perkotaan. Industri ritel dibagi menjadi 2 yaitu ritel tradisional dan ritel

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. waktu. Untuk hal itu, orang mencari tempat berbelanja kebutuhan sehari-hari

BAB I PENDAHULUAN UKDW. banyak bermunculan perusahaan dagang yang bergerak dibidang

BAB I PENDAHULUAN. bahkan hypermarket, yang menjadi lahan subur pemilik modal asing berebut

STUDI POLA APRESIASI MASYARAKAT TERHADAP PASAR MODERN DI KOTA SEMARANG TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. para pelaku usaha ritel modern telah memberi warna tersendiri bagi

BAB 1 PENDAHULUAN. Perdagangan eceran atau sekarang kerap disebut perdagangan ritel, bahkan

BAB I PENDAHULUAN. makmur berdasarkan Pancasila. Pembangunan ekonomi merupakan salah satu

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Persaingan bisnis ritel dewasa ini semakin meningkat. Peningkatan persaingan bisnis ritel dipicu oleh semakin menjamurnya bisnis ritel modern yang sekarang banyak didirikan di kota-kota kecamatan. Menurut Ma ruf (2005;7) Ritel modern adalah ritel yang bersifat modern, di mana barangbarang yang diperjual belikan dengan harga pas dan dengan layanan sendiri (swalayan). Ritel modern dapat berupa mall, plaza, supermarket, minimarket, dan toko swalayan. Menurut survei yang dilakukan oleh Bank Mandiri pada September 2014, kenaikan pangsa pasar perdagangan ritel modern di Indonesia meningkat cukup pesat. Market share ritel modern meningkat dari 25% pada 2002 menjadi 44% pada 2012. Meskipun pangsa pasar masih lebih rendah dari ritel tradisional, namun peningkatan market share tersebut menunjukkan peningkatan yang sangat signifikan. Pertumbuhan ritel modern pada format minimarket mengalami kenaikan tertinggi. Dilihat dari perkembangan jumlah gerai selama 10 tahun terakhir, format minimarket tumbuh rata-rata 17,4%. Pasal 6 Undang-Undang nomor 20 tahun 2008, tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah menjelaskan bahwa minimarket dikategorikan sebagai ritel modern yang tidak termasuk kriteria Usaha Kecil dan Menengah karena manajemen pengelolaannya diselenggarakan oleh perusahaan besar dan barang yang dijual beragam serta dalam kuantitas yang relatif banyak, bisa mencapai puluhan ribu item barang. Dari segi tempat lebih tertata dan dikelola dengan manajemen modern. Kesempatan tawar menawar harga dengan konsumen atau pelanggan menjadi tertutup dengan sistem harga pas. Kenaikan jumlah gerai terutama dipicu oleh pertumbuhan gerai minimarket, dengan pemain utama Alfamart dan Indomaret. Jika pada 2007 total gerai minimarket hanya 8.889 maka pada 2013 melonjak pesat hingga mencapai sekitar 15.538 buah. 1

2 Bisnis ritel modern memang menjanjikan karena tingkat keuntungan yang tinggi karena sifat penjualan langsung kepada konsumen. Bisnis ritel memiliki tingkat likuiditas yang tinggi, karena penjualan ke konsumen dilakukan secara tunai, sementara pembayaran ke pemasok umumnya dapat dilakukan secara bertahap. Ritel modern kemudian berkembang pesat sehingga dikhawatirkan memiliki dampak negatif pada ritel tradisional. Ritel tradisional merupakan penjualan eceran berupa toko-toko kelontong ataupun pasar-pasar tradisional. Pasar tradisional merupakan tempat bertemunya penjual dan pembeli serta ditandai dengan adanya transaksi penjual dan pembeli secara langsung. Proses transaksi di pasar tradisonal terjadi tawar menawar, bangunan biasanya terdiri dari kios-kios atau gerai, los dan dasaran terbuka yang dibuka oleh penjual maupun suatu pengelola pasar. Kebanyakan menjual kebutuhan sehari-hari seperti bahan makanan berupa ikan, buah-buahan, sayur, telur, daging, pakaian, elektronik, jasa dan lain-lain. Menurut Media Data (2009: 91) Penjualan di ritel modern dilakukan secara eceran dan dengan cara swalayan, konsumen mengambil sendiri barang dari rak dagangan dan membayar ke kasir. Ritel modern berbeda dengan ritel tradisional, ritel modern tidak mengharuskan penjual dan pembeli bertransaksi secara langsung. Pembeli melihat harga pada label yang tercantum dalam barang berada dalam bangunan dan pelayananya secara mandiri (swalayan) atau dilayani oleh Pramuniaga. Awalnya ritel modern menyasar konsumen menengah ke atas, namun sekarang ini kondisinya sudah banyak berubah, banyak minimarketminimarket seperti Alfamart dan Indomart yang didirikan di kota-kota Kecamatan dan daerah pedesaan yang menyasar seluruh lapisan konsumen. Seperti halnya yang terjadi di Kecamatan Gemolong, terdapat beberapa ritel modern di antaranya Aneka Swalayan, Prima Swalayan, lima Indomaret, dan empat Alfamart yang semua letaknya saling berdekatan di sepanjang jalan Gemolong dan berdekatan pula dengan pasar tradisional Gemolong. Ritel-ritel modern tersebut menawarkan pelayanan yang lebih baik dari pasar tradisional yang ada, selain pelayanan mereka juga menawarkan harga yang hampir sama, variasi barang yang dijual lebih banyak, tempat belanja

3 yang nyaman dan ber-ac. Mereka saling berusaha untuk menambah fasilitas dan meningkatkan kualitas pelayanan dengan tempat parkir gratis, tempat duduk untuk istirahat di teras swalayan, dan jam buka yang lebih panjang. Keuntungan lain berbelanja di ritel modern adalah kelengkapan dan ketersediaan produk yang dijual, kualitas produk, potongan harga (discount) yang diberikan, terdapatnya paket-paket khusus dengan harga khusus, letak yang strategis, suasana di dalam Swalayan, kebersihan ruangan, penataan dan pengelompokan produk, keramahan pelayanan, dan adanya papan petunjuk harga untuk memudahkan dalam mencari produk sehingga membuat para konsumen beralih dari ritel tradisional ke ritel modern. Kondisi berbeda didapati di ritel atau pasar tradisional Gemolong yang kondisinya kurang terawat, los-los pasar kelihatan kurang bersih, jalan di lorong-lorong pasar juga becek jika hujan, selain itu barang-barang yang dijual misalnya pakaian dan elektronik mutunya kurang baik. Hanya sayuran dan bahan kebutuhan pokok saja yang yang transaksinya relatif stabil. Kondisi pasar tradisional Gemolong yang kurang terawat membuat pengunjung kurang nyaman berbelanja di sana. Konsumen sedikit demi sedikit mulai bergeser ke ritel modern yang menawarkan kenyamanan dengan kualitas barang yang lebih baik dan harga yang bersaing. Banyak masyarakat yang tinggal di sekitar pasar kini beralih memilih belanja di minimarket maupun swalayan dengan alasan lebih lengkap dan nyaman atau sekedar melihat-lihat, meskipun sebenarnya produk-produk yang ada di minimarket atau swalayan pun tersedia di pasar Gemolong. Kehadiran ritel modern meski berdampak positif terhadap konsumen, ada kemungkinan bahwa persaingan antar ritel modern berdampak negatif terhadap ritel tradisional, karena yang berdagang di pasar-pasar tradisional dan umumnya berskala kecil. Kehadiran ritel modern otomatis mengurangi jumlah pengunjung pasar tradisional, mengurangi pendapatan dan keuntungan usaha pedagang pasar. Hasil observasi terhadap pedagang ritel tradisonal di Kecamatan Gemolong menunjukkan bahwa kondisi usaha dan kinerja menunjukkan penurunan setelah beroperasinya ritel modern di sekitar mereka. Pedagang

4 ritel tradisional mengalami penurunan omset untuk jenis komoditi: terigu, minyak goreng, daging sapi, telur dan semangka. Ini memberikan Gambaran perbedaan adanya dampak yang berbeda terhadap kelompok komoditas sembako, daging telur dan buah-buahan. Sementara untuk kelompok sayursayuran tidak terpengaruh, ditunjukkan oleh tren omset yang sama-sama meningkat. Dilihat dari segi perputaran barang dagangan, ritel tradisional mengalami penurunan perputaran barang, yang berarti terjadi penurunan aktivitas pasokan barang kepada pedagang, atau lebih lama tesimpan di gudang. Akibat penurunan omset pengeluaran maka perputaran persediaan barang menurun. Demikian halnya dengan jumlah pengunjung atau pembeli yang juga ikut berkurang. Dari segi tingkat keuntungan terjadi penurunan margin harga yang cukup besar, para pedagang terpaksa mematok harga yang lebih rendah agar dapat menawarkan harga komoditas yang tetap bersaing. Pengukuran dampak keberedaan ritel modern terhadap ritel tradisional diperlukan untuk mempertahankan keberadaan pasar tradisional karena pasar tradisional memiliki fungsi sosial. Pasar tradisional memiliki fungsi sebagai tempat pertemuan sosial dan tukar informasi diantara pengunjung dapat bertukar informasi. Pertemuan pengunjung itu mengandung dampak positif, bahwa di balik kedatangan mereka dengan tujuan yang berbeda beda dapat berjumpa dengan seseorang yang berasal dari kampung yang berbeda, baik yang masih ada hubungan kekeluargaan maupun yang tidak ada sama sekali. Kelompok pedagang saling bertukar informasi tentang naik turunnya harga, masalah kredit dari bank, penjualan hasil pertanian, kebijaksanaan pemerintah tentang perdagangan. Oleh karena itu, tidaklah mengherankan jika pasar dipandang sebagai tempat pertemuan sosial serta media yang baik untuk menyampaikan informasi. Berdasarkan uraian di atas maka dilakukan penelitian dengan judul: ANALISIS DAMPAK KEBERADAAN RITEL MODERN TERHADAP KEUNTUNGAN USAHA RITEL TRADISIONAL DI DAERAH GEMOLONG KECAMATAN GEMOLONG.

5 B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah dapat diidentifikasi permasalahan sebagai berikut: 1. Kondisi pasar tradisional yang kurang terawat, kumuh, kurang bersih, dan jalannya becek 2. Kehadiran ritel modern menawarkan kenyamanan dan variasi produk yang lebih banyak serta harga yang bersaing 3. Ritel modern menawarkan konsep belanja yang lebih mudah dengan memberikan kebebasan kepada konsumen untuk memilih barang tanpa harus menanyakan harga karena sudah ada pada label 4. Jumlah ritel modern semakin banyak dan bermunculan di sekitar Pasar Gemolong 5. Pengunjung pasar tradisional semakin berkurang dan beralih ke ritel modern, hal ini berdampak pada berkurangnya jumlah pendapatan dan keuntungan usaha ritel tradisional. C. Pembatasan Masalah Permasalahan dalam penelitian ini dibatasi sebagai berikut: 1. Ritel modern dibatasi pada toko yang menggunakan sistem pelayanan mandiri, dimana pembeli memilih sendiri barang yang dibeli dan membayarnya di kasir, seperti mall, supermarket, hypermarket, minimarket, dan swalayan. Ritel modern yang diteliti adalah minimarket dan toko swalayan di Kecamatan Gemolong. 2. Ritel tradisional dibatasi pada penjualan eceran yang mempertemukan penjual dan pembeli secara langsung serta ada tawar menawar seperti ritel tradisional, toko kecil, dan warung atau kios. Ritel tradisional dalam hal ini dibatasi pada toko kecil dan ritel tradisonal di Kecamatan Gemolong. 3. Keuntungan usaha dibatasi pada perhitungan selisih antara penerimaan atau pendapatan total dan jumlah seluruh biaya. Keuntungan usaha dibatasi pada jumlah laba kotor per hari yang diperoleh masing-masing pedagang ritel tradisional di Kecamatan Gemolong.

6 D. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut: 1. Bagaimanakah gambaran ritel modern dan ritel tradisional di Kecamatan Gemolong? 2. Apakah kehadiran ritel modern memiliki dampak terhadap keuntungan usaha ritel tradisional di Kecamatan Gemolong? E. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk: 1. Untuk mendeskripsikan kondisi ritel modern dan ritel tradisional di Kecamatan Gemolong 2. Untuk mengetahui dampak kehadiran ritel modern terhadap keuntungan usaha ritel tradisional Kecamatan Gemolong F. Manfaat atau Kegunaan Penelitian 1. Manfaat atau Kegunaan Teoritis a. Penelitian ini diharapkan memberi kontribusi bagi perkembangan ilmu pengetahuan khususnya pengetahuan tentang persaingan usaha b. Menambah cakrawala pengetahuan khususnya mengenai upaya mengantisipasi dampak negatif ritel modern terhadap kelangsungan usaha pedagang tradisional 2. Manfaat atau Kegunaan Praktis a. Bagi Pemerintah Daerah, memberikan informasi dan masukan bagi pemerintah daerah dalam pembuatan kebijakan pasar b. Bagi Masyarakat, memberikan sumbangan pengetahuan dan informasi kepada masyarakat dalam rangka memberikan penilaian, tanggapan, dan sikap terhadap keberadaan ritel modern c. Bagi Pedagang Pasar, memberikan wawasan bagi pedagang pasar tradisional untuk meningkatkan kualitas produk dan strategi pemasarannya. d. Bagi Penulis, penelitian ini dapat menjadi sarana penerapan ilmu yang diperoleh selama menempuh kuliah.