PENDAHULUAN. dari tahun 2013 sebesar ,0 ton (BPPKP Kementrian Perdagangan, 2015).

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Kelapa Sawit

I. PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

TINJAUAN PUSTAKA. Amerika Jacquin. Taksonomi dari kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) adalah:

PENGARUH PERBEDAAN KOMPOSISI MEDIA TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT KELAPA SAWIT PADA TAHAP PRE NURSERY. Aang Kuvaini. Abstrak

TINJAUAN PUSTAKA. Guineensis berasal dari Guinea (pantai barat Atrika), Jacq berasal dari nama

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang

BAB I. PENDAHULUAN A.

TINJAUAN PUSTAKA. saat ini adalah pembibitan dua tahap. Yang dimaksud pembibitan dua tahap

PENDAHULUAN. Indonesia menyebabkan industri kehutanan mengalami krisis bahan baku.

I. LATAR BELAKANG MASALAH. Tanaman kelapa sawit mulai dibudayakan secara komersial pada tahun 1911.

I. PENDAHULUAN. Pertambahan jumlah penduduk dan peningkatan pendapatan turut meningkatkan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Latar Belakang Permasalahan. Perkebunan merupakan sektor yang strategis bila dilihat dari tingkat

BAB I PENDAHULUAN. untuk ekspor maupun komoditi yang diharapkan dapat meningkatkan pendapatan dan

TINJAUAN PUSTAKA. produksi dan mutu kelapa sawit mengingat tanaman kelapa sawit baru akan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA Padi Gogo

PENDAHULUAN. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Produktivitas Tahun Luas Area (ha) Produksi (ton) (ton/ha)

I. PENDAHULUAN. Tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) adalah tanaman yang berasal dari

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L.] Merr.) merupakan tanaman pangan terpenting ketiga

PENDAHULUAN. Kelapa sawit merupakan tanaman penghasil minyak nabati utama di

PENDAHULUAN BAHAN DAN METODE

BAB I PENDAHULUAN. diolah menjadi makanan seperti kue, camilan, dan minyak goreng. kacang tanah dari Negara lain (BPS, 2012).

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Badan Standardisasi Nasional (2010) papan partikel merupakan

I. PENDAHULUAN. kandungan karbondioksida mengakibatkan semakin berkurangnya lahan. subur untuk pertanaman padi sawah (Effendi, 2008).

I. PENDAHULUAN. industri minyak bumi serta sebagai senyawa intermediet pada pembuatan bahan

I. PENDAHULUAN. kakao unggul dalam pembudidayaan tanaman kakao (Mertade et al., 2011).

BAB I PENDAHULUAN. Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) merupakan komoditas perkebunan unggulan

BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN

merang terutama selulosa (Subaryanto, 2011). Bersumber dari pernyataan tersebut, sangat mungkin sekali mengganti media tumbuh jamur merang yang

PENDAHULUAN. yang penting di Indonesia dan memiliki prospek pengembangan yang cukup

Tabel 13. Biaya tenaga kerja pada pre nursery kelapa sawit ( Elaeis guineesis Jacq) sebelum pengembangan bisnis pada areal 1 Ha selama 1 tahun

Pertumbuhan tanaman dan produksi yang tinggi dapat dicapai dengan. Pemupukan dilakukan untuk menyuplai unsur hara yang dibutuhkan oleh

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PERBANDINGAN MEDIA TANAM TOP SOIL DAN PUPUK KANDANG PADA WADAH BAMBU TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT MUCUNA BRACTEATA

HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Tanaman. lingkungan atau perlakuan. Berdasarkan hasil sidik ragam 5% (lampiran 3A)

I. PENDAHULUAN. Tanaman melon (Cucumis melo L.) merupakan tanaman semusim yang saat ini

HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Tinggi Tanaman (cm) ciherang pada minggu ke-10 menunjukkan bahwa umur kelapa sawit memberikan

I. PENDAHULUAN. Keinginan untuk berswasembada kedelai telah beberapa kali dicanangkan, namun

II. TINJAUAN PUSTAKA. dari umbi. Ubi kayu atau ketela pohon merupakan tanaman perdu. Ubi kayu

Hasil dari tabel sidik ragam parameter tinggi tanaman menunjukkan beda. nyata berdasarkan DMRT pada taraf 5 % (lampiran 8) Hasil rerata tinggi tanaman

PENDAHULUAN. terhadap produktivitas, kualitas produk, dan keuntungan. Usaha peternakan akan

PENGAIRAN DAN PEMELIHARAAN SALURAN PENGAIRAN TANAMAN JAGUNG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

yang khas, ukuran buah seragam, dan kandungan gizi sama dengan tomat buah. Kecenderungan permintaan tomat rampai yang semakin meningkat dipasaran akan

BAB I PENDAHULUAN. memiliki potensi sangat besar dalam menyerap tenaga kerja di Indonesia.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. Pakan merupakan salah satu faktor penentu utama yang mempengaruhi produksi

TINJAUAN PUSTAKA. Teknik Budidaya Melon

APLIKASI SOLID PADA MEDIUM BIBIT KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI MAIN NURSERY

BAB I PENDAHULUAN. tanaman di dalam larutan hara yang menyediakan semua unsur unsur hara yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.)

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam dan luar negeri terhadap tanaman selada, komoditas ini mempunyai

UJI PEMBERIAN VOLUME AIR MELALUI SISTEM IRIGASI TETES PADA PEMBIBITAN UTAMA (Main nursery) KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq)

HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil Percobaan I. Pengaruh Suhu Air dan Intensitas Perendaman terhadap Perkecambahan Benih Kelapa Sawit

I. PENDAFIULUAN. Tanaman kelapa sawit {Elaeis guineensis Jacq') merapakan tanaman

BAB I PENDAHULUAN. tanaman kedelai, namun hasilnya masih kurang optimal. Perlu diketahui bahwa kebutuhan

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN. Percobaan 1 : Pengaruh Pertumbuhan Asal Bahan Tanaman terhadap Pembibitan Jarak Pagar

n. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kelapa sawit {Elaeis guineensis Jacq.) Tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq) adalah tumbuhan yang termasuk family

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L.] Merill) merupakan salah satu komoditas pangan utama

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tebu ( Saccharum officinarum L.) merupakan tanaman penting sebagai penghasil

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. opportunity cost. Perbedaan opportunity cost suatu produk antara suatu negara

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

UJI BEBERAPA KONSENTRASI PUPUK CAIR Azolla pinnata PADA BIBIT KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI PEMBIBITAN AWAL

PRINSIP AGRONOMIK BUDIDAYA UNTUK PRODUKSI BENIH. 15/04/2013

PENGAIRAN KEDELAI PELATIHAN TEKNIS BUDIDAYA KEDELAI BAGI PENYULUH PERTANIAN DAN BABINSA PUSAT PELATIHAN PERTANIAN

I. PENDAHULUAN. Nenas adalah komoditas hortikultura yang sangat potensial dan penting di dunia.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Viabilitas benih diartikan sebagai kemampuan benih untuk tumbuh menjadi

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Kondisi Umum Lokasi Penelitian

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tanaman kedelai (Glycine max (L.) Merril) merupakan salah satu

TINJAUAN PUSTAKA. bawah umumnya lebih besar disebut bongkol batang. Sampai umur 3 tahun batang

Hasil dan pembahasan. A. Pertumbuhan tanaman. maupun sebagai parameter yang digunakan untuk mengukur pengaruh lingkungan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. di daerah yang minim nutrisi. Rumput gajah membutuhkan sedikit atau tanpa

I. PENDAHULUAN. perdagangan buah tropika dunia. Berdasarkan hasil statistik tahun 2000,

Kakao (Theobroma cacao L.) merupakan salah satu komoditas. berbunga dan berbuah sepanjang tahun, sehingga dapat menjadi sumber

PEMBERIAN KOMBINASI PUPUK LIMBAH CAIR BIOGAS DENGAN PUPUK KANDANG AYAM PADA BIBIT KELAPA SAWIT

I. PENDAHULUAN. Plastik sebagai kemasan produk menjadi suatu kebutuhan bagi masyarakat

I. PENDAHULUAN. setelah beras. Selain itu juga digunakan sebagai pakan ternak dan bahan baku

UJI EFEKTIVITAS PUPUK ORGANIK HAYATI (Bio organic fertilizer) UNTUK MENINGKATKAN PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KANGKUNG DARAT (Ipomea reptans Poir)

penyumbang devisa terbesar di sektor pertanian, oleh karenanya mempunyai peran

(PERSYARATAN LINGKUNGAN TUMBUH) IKLIM IKLIM TANAH

PENGARUH VOLUME MEDIA DALAM POLYBAG TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.)

I. PENDAHULUAN. Padi (Oryza sativa L.) adalah tanaman pangan utama sebagian besar penduduk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

LAPORAN TUGAS AKHIR. BUDIDAYA DAN PENGOLAHAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI PT. BAKRIE PASAMAN PLANTATIONS - PASAMAN SUMATRA BARAT

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit

ISSN Abstract

Transkripsi:

Latar Belakang PENDAHULUAN Kelapa sawit (Elaeis guinensis Jacq.) mengalami pertumbuhan produksi yang cukup pesat dibandingkan dengan tanaman perkebunan lainnya di Indonesia. Produksi kelapa sawit di indonesia meningkat tahun 2014 sebesar 29.344,5 ton dari tahun 2013 sebesar 27.782,0 ton (BPPKP Kementrian Perdagangan, 2015). Kelapa sawit juga merupakan sumber devisa bagi negara yang sangat potensial karena mampu menempati urutan teratas dari sektor perkebunan (Gultom et al, 2014). Pemerintah sedang menyiapkan moratorium untuk lahan kelapa sawit dan lahan tambang sejalan dengan telah dikeluarkannya aturan, terkait tentang penundaan pemberian izin baru di lahan gambut mulai 13 Mei 2015. Jokowi menjelaskan, lahan kelapa sawit yang ada saat ini dinilai sudah cukup menopang produksi. Menurutnya, tidak perlu meluas lahan kelapa sawit untuk meningkatkan produksi. Karena sebetulnya, untuk meningkatkan produksi dua kali lipat bukan pada perluasan wilayah, akan tetapi menggunakan bibit-bibit unggul (Jewarut dan Christophorus, 2016). Untuk mendapatkan produksi kelapa sawit yang tinggi, salah satunya adalah oleh faktor bibit, dimana bibit yang ditanam harus bibit yang berkualitas yang didapat melalui proses pembibitan yang baik, mulai dari mendapatkan benih yang bersertifikat sampai pada proses pengelolaan pembibitan juga harus dilakukan dalam keadaan baik (Dwiyana, 2015). Fase pembibitan adalah fase yang sangat penting untuk menghasilkan produksi kelapa sawit (Elaeis guinensis Jacq.). Pembibitan merupakan langkah awal dari seluruh rangkaian kegiatan pembudidayaan tanaman kelapa sawit. Melalui tahap pembibitan ini diharapkan dapat menghasilkan bibit yang baik dan

berkualitas, sehingga pada akhirnya bibit tersebut mampu tumbuh baik di lapangan. Pertumbuhan dan vigor bibit tersebut sangat ditentukan oleh kecambah yang ditanam, morfologi dan cara penanamannya. Pertumbuhan awal bibit merupakan periode kritis yang sangat menentukan keberhasilan tanaman dalam mencapai pertumbuhan yang baik di pembibitan (Usman et al, 2014). Pembibitan awal (pre nursery) merupakan tempat kecambah kelapa sawit ditanam dan dipelihara hingga berumur 3 bulan. Selanjutnya bibit tersebut di pindah ke pembibitan utama (main nursery). Pembibitan yang dilakukan dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya adalah ketersediaan air yang cukup bagi benih yang akan di tanam. Bibit diberikan 0,5 liter air per hari di pre nursery dan 1,5 2,5 liter air per hari di main nursery (Zulkifli, 2010). Penyiraman yang tepat memberikan ketersediaan air terpenuhi bagi bibit sehingga laju fotosintesis dan distribusi asimilat tidak terganggu, berdampak positif pada pertumbuhan tanaman baik fase vegetatif maupun fase generatif. Pada kondisi tanah yang kering, penyerapan air dari tanah sangat terhambat, sehingga tanaman kekurangan air. Kekurangan air yang berkelanjutan mengakibatkan tekanan turgor sel menurun, sehingga tekanan kearah luar pada dinding sel minim. Kondisi tersebut menyebabkan proses pembesaran sel terganggu dan akhirnya menurunkan aktivitas pembelahan sel (Nababan et al, 2014). Adapun faktor penentu lain dalam pengolahan benih tersebut dipengaruhi oleh media tanam yang digunakan. Umumnya digunakan adalah tanah lapisan atas (top soil) yang subur, menurut Pusat Penelitian Kelapa Sawit (2005) media tanam

yang biasa digunakan dalam pembibitan kelapa sawit adalah top soil dengan ketebalan 10 30 cm. Selain penggunaan top soil, dapat dilakukan upaya untuk meningkatkan pertumbuhan dari tanaman kelapa sawit tersebut yaitu dengan penambahan sabut kelapa pada media tanam yang berfungsi menahan kandungan air. Adapun penyebab tanaman mengalami kekeringan diantaranya transpirasi tinggi dan diikuti dengan ketersediaan air tanah yang terbatas pada saat musim kemarau (Maryani, 2012). Untuk mengatasi masalah kekeringan adalah menggunakan media tanaman yang mampu menjaga ketersedian air bagi tanaman. Penambahan media tanam sabut kelapa dapat menjaga kelembaban tanah karena kemampuan menahan airnya yang tinggi. Sabut kelapa telah digunakan sebagai bahan penyimpan air pada lahan pertanian (Subiyanto et al, 2003). Sabut kelapa merupakan hasil limbah pertanian yang murah dan mudah didapatkan ( Novia, et al 2012). Sabut kelapa tersebut tersusun atas senyawa lignoselulosa (senyawa kompleks lignin, selulosa, dan hemiselulosa). Hemiselulosa bersifat hidrofibil (mudah menyerap air) yang mengakibatkan strukturnya yang kurang teratur dan pada selulosa dalam keadaan kering bersifat higroskopik (baik menyerap air), keras, juga rapuh. Sifat dari selulosa ini yaitu tidak larut didalam air dan sangat mudah menyerap air (Nisa dan Widya, 2014). Lignin yang terdapat didalam dinding sel sangat erat hubungannya dengan selulosa yang berfungsi untuk memberikan ketegaran pada sel, lignin juga tidak larut dalam air dan bersifat hidrofibik. Serat sabut kelapa mengandung lignin yang tinggi sehingga membuat serat yang ketat dan kaku, porositas udara tinggi (95%),

tahan panas, biodegradable, dan dianggap sebagai sumber terbarukan (Westerlind and Berg, 1988). Pemakaian sabut kelapa sebagai bahan tambahan media tanam masih jarang dilakukan. Umumnya yang digunakan adalah serbuk sabut kelapa sebagai media tanam tanpa penggunaan tanah. Menurut Muharam dan Rusyadi (2003) Pertumbuhan vegetatif dan generatif mawar pada media serbuk sabut kelapa, serbuk sabut kelapa + zeolit dan tanah lebih baik dibandingkan pada serbuk gergaji. Tanaman pada serbuk sabut kelapa + 100 g zeolit tertinggi yaitu 39,4 cm. Pada media serbuk sabut kelapa tanaman mempunyai bobot total 1,8 kali dan waktu inisiasi bunga 29 hari lebih awal dibandingkan pada media serbuk gergaji. Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk mengetahui penambahan sabut kelapa pada media tanam kelapa sawit dan frekuensi penyiraman terhadap pertumbuhan benih kelapa sawit (Elais Guineensis Jacq.) di pre nursery. Tujuan Penelitian Untuk mengetahui pengaruh penambahan sabut kelapa pada media tanam kelapa sawit dan frekuensi penyiraman terhadap pertumbuhan kecambah kelapa sawit (Elais Guineensis Jacq.) di pre nursery. Hipotesa Penelitian Ada pengaruh yang signifikan dengan penambahan sabut kelapa pada media tanam dan frekuensi penyiraman terhadap pertumbuhan kecambah kelapa sawit (Elais Guineensis Jacq.) di pre nursery serta interaksi keduanya.

Kegunaan Penulisan Untuk mendapatkan data sebagai bahan penyusunan skripsi sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar sarjana pertanian di Fakultas Pertanian,, Medan. Serta sebagai bahan informasi dalam budidaya pembibitan kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.).