ISSN Abstract
|
|
- Johan Irawan
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 ISSN PENGARUH LIMBAH CAIR PABRIK KELAPA SAWIT SEBAGAI SUBSTITUSI PUPUK ANORGANIK (N, P DAN K) TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT KELAPA SAWIT (ELAEIS GUINEENSIS JACQ.) THE EFFECT OF PALM OIL MILL EFFLUENT AS SUBSTITUTE OF INORGANIC FERTILIZERS (N, P, AND K) ON THE GROWTH OF OIL PALM SEEDLINGS (ELAEIS GUINEENSIS JACQ.) Elis Kartika *, Elly Indraswari *, Antony ** *Staf Pengajar dan **Mahasiswa Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Jambi Kampus Pinang Masak Mendalo Darat, Jambi 36361, Telp./Fax: Abstract This research was conducted to determine the effect of palm oil mill effluent on the substitution of inorganic fertilizers and find the best value of the ratio of substitution on the growth of oil palm seedlings in the main nursery. This research was conducted in the planting media in polybags at the experimental station of Faculty of Agriculture Jambi University. The research design used was Completely Randomized Design with one factor: the substitution of inorganic fertilizers with palm oil mill effluent (LCPKS) which consists of five levels: 100% Inorganic, Inorganic 75% + 25% LCPKS, 50% Inorganic + 50 % LCPKS, 25% + 75% Inorganic LCPKS, and 100% LCPKS. The results showed that the substitution of inorganic fertilizers with high LCPKS significant effect on seed, seedling diameter, leaf area, leaf number, dry weight and root dry weight disappear and the substitution of 50% inorganic fertilizer + 50% LCPKS or equal to 30 grams NPKMg + 6, 4 liters LCPKS per polybag oil palm seedlings growth in the best. Keywords : Palm Oil Mill Effluent, substitute, inorganic fertilizers, Elaeis guineensis PENDAHULUAN Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) merupakan tanaman dengan nilai ekonomis cukup tinggi karena menghasilkan minyak nabati. Di Indonesia kelapa sawit memiliki arti penting bagi perkebunan nasional. Selain mampu menciptakan kesempatan kerja yang mengarah pada kesejahteraan masyarakat, juga sebagai sumber perolehan devisa negara. Pada saat ini minyak sawit digunakan untuk berbagai macam keperluan diantaranya adalah untuk bahan baku pembuatan mentega, minyak goreng, kosmetika, sabun, obatobatan, bahkan sebagai substitusi minyak bumi. Provinsi Jambi merupakan salah satu sentra produksi kelapa sawit di Indonesia. Pada tahun 2001 luas areal perkebunan kelapa sawit di provinsi Jambi mencapai ha dengan produksi sebesar ton dan mengalami peningkatan pada tahun 2005 yaitu ha dengan produksi sebesar ton (Dinas Perkebunan Provinsi Jambi, 2006). Hal ini menunjukkan bahwa kelapa sawit berkembang pesat di provinsi Jambi. Perkembangan luas areal perkebunan haruslah diimbangi dengan upaya penyediaan bibit dengan kondisi baik agar diperoleh produksi yang lebih tinggi. Dalam usaha membudidayakan kelapa sawit salah satu kendala yang dihadapi adalah pengadaan bibit yang bermutu dimana bibit tersebut merupakan faktor penentu pertumbuhan kelapa sawit di lapangan. Menurut Risza (1994) untuk mendapatkan bibit dalam kondisi baik pada pembibitan awal perlu dilakukan pemupukan. Pupuk dapat dibedakan menjadi dua, yaitu pupuk organik dan pupuk anorganik. Pupuk organik merupakan bahan yang penting dalam menciptakan kesuburan tanah baik secara fisik, kimia dan biologi tanah. Pupuk anorganik yang sering digunakan untuk kegiatan pertanian adalah pupuk yang mengandung unsur N, P, K. Penggunaan pupuk anorganik terbukti mampu meningkatkan hasil pertanian, namun penggunaan pupuk anorganik secara terus menerus tanpa diimbangi pupuk organik dapat merusak tanah dan menimbulkan pencemaran lingkungan terutama pencemaran air (Sutanto, 2006). Bahan organik yang dihasilkan oleh pabrik kelapa sawit, yang selama ini masih sering 33
2 Jurnal Agronomi Vol. 12 No. 1, Januari - Juni 2008 dianggap sebagai limbah sebenarnya merupakan sumber hara yang potensial bagi tanaman, selain itu dapat pula berfungsi sebagai bahan pembenah tanah (Sutarta dan Darmosarkoro, 2001). Salah satu bahan organik yang dapat digunakan adalah limbah cair pabrik kelapa sawit (LCPKS). Limbah cair pabrik kelapa sawit merupakan bahan organik yang mengandung hara yang diperlukan tanaman, oleh karena itu aplikasi limbah cair tersebut merupakan usaha daur ulang sebagian hara (nutrient recycling) yang terikut melalui panen tandan buah segar (TBS) kelapa sawit, sehingga akan mengurangi biaya pemupukan yang tergolong sangat tinggi untuk budidaya tanaman kelapa sawit (Nainggolan, 2002). Menurut Kanagaratnan (1981) dalam Siregar dan Liwang (2001) LCPKS mengandung mg/l N, mg/l P 2 O 5, mg/l K 2 O dan mg/l MgO. Bila dilihat dari komposisi nutrisinya, maka limbah cair tersebut berpotensi besar sebagai alternatif untuk menggantikan fungsi dari pupuk buatan. Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor : KB.310/452/MENTAN /XII/95 tentang standarisasi pengolahan limbah PKS, setiap limbah PKS yang akan digunakan untuk aplikasi lahan harus diproses terlebih dahulu sehingga tingkat BOD-nya < mg/l. Pemanfaatan limbah ini disamping sebagai sumber pupuk juga akan mengurangi biaya pengolahan limbah hingga sebesar % (Sutarta, et al,, 2003). Berbagai hasil penelitian dan pengamatan aplikasi limbah cair pada perkebunan kelapa sawit umumnya melaporkan bahwa aplikasi tersebut secara nyata dapat meningkatkan produksi kelapa sawit. Menurut Huan (1987) dalam Sutarta, et al. (2003), hasil penelitian aplikasi limbah cair di kebun Aek Nabara Selatan PT. Perkebunan Nusantara III menunjukkan bahwa dari analisis tanah atas (0-20 cm) yang diambil di sekitar flatbed menunjukkan bahwa aplikasi limbah cair nyata memperbaiki beberapa sifat tanah seperti peningkatan ph tanah, ketersediaan kation-kation K, Ca, Mg, KTK, bahan organik tanah, hara N dan P. Peningkatan tersebut sejalan dengan peningkatan dosis pemberian limbah cair. Selanjutnya menurut penelitian Mardiah (2004) menunjukkan bahwa pemberian LCPKS terhadap bibit kelapa sawit di pembibitan utama berpengaruh nyata terhadap bobot kering pupus, namun tidak berpengaruh nyata pada tinggi bibit, luas daun total, diameter bibit dan bobot kering akar serta pemberian LCPKS pada dosis 1,875 l/polybag memberikan pertumbuhan bibit kelapa sawit yang terbaik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh limbah cair pabrik kelapa sawit terhadap substitusi pupuk anorganik dan mengetahui nilai perbandingan substitusi yang terbaik terhadap pertumbuhan bibit kelapa sawit di pembibitan utama. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Jambi Mendalo Darat, Kecamatan Jambi Luar Kota, Kabupaten Muara Jambi, Propinsi Jambi. Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Perlakuan yang dicobakan terdiri dari 5 taraf perlakuan. Adapun perlakuan yang dicobakan adalah sebagai berikut : L 0 = 100 % Anorganik L 1 = 75 % Anorganik + 25 % LCPKS L 2 = 50 % Anorganik + 50 % LCPKS L 3 = 25 % Anorganik + 75 % LCPKS L 4 = 100 % LCPKS. Masing-masing perlakuan diulang sebanyak 5 kali, sehingga diperoleh 25 petak percobaan. Setiap petak terdiri dari 4 tanaman sehingga jumlah tanaman seluruhnya adalah 100 tanaman, penentuan sampel dilakukan dengan sistem acak. Pada setiap petak percobaan diambil 2 tanaman sampel sehingga jumlah seluruh tanaman sampel adalah sebanyak 50 tanaman sampel. Media tanam yang digunakan adalah tanah lapisan atas (Ultisol). Tanah tersebut diayak untuk memisahkan sisa-sisa akar atau kotoran kemudian tanah dimasukkan ke dalam polybag ukuran 40 x 50 cm sebanyak 10 kg. Bibit yang digunakan berasal dari bibit varietas D x P yang diambil dari pembibitan awal yang telah berumur sekitar 3 bulan, dengan kriteria bibit antara lain tinggi bibit 20 cm dan jumlah daun 3-4 helai. Seminggu sebelum bibit dipindahkan, polybag yang telah diisi tanah disiram dengan air sampai mencapai kapasitas lapang. Bibit dari pembibitan awal dipindahkan ke pembibitan utama dengan cara menyayat dasar baby polybag kemudian dipindahkan ke polybag besar yang sebelumnya telah diisi tanah dan dibuat lubang seukuran baby polybag. Tanah dari baby polybag rata dengan tanah di polybag besar kemudian dipadatkan. Setelah penanaman bibit disusun di areal pembibitan sesuai denah penelitian. Pemberian LCPKS dibagi menjadi 10 kali pemberian yaitu 9 kali diberi sebelum tanam dan 1 kali diberi setelah tanam, sedangkan pupuk anorganik diberikan per tahap sesuai dosis anjuran 34
3 Elis Kartika, Elly Indraswari, dan Antony : Pengaruh Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit Sebagai Substitusi Pupuk Anorganik (N, P Dan K) terhadap Pertumbuhan Bibit Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) dari Pusat Penelitian Kelapa Sawit (Lampiran 4) kecuali untuk perlakuan 100% LCPKS (L 4 ). Adapun dosis keseluruhan yang diberikan yaitu : L 0 = 60 g NPKMg/bibit. L 1 = 45 g NPKMg/bibit, 3,2 liter LCPKS/bibit. L 2 = 30 g NPKMg/bibit, 6,4 liter LCPKS/bibit. L 3 = 15 g NPKMg/bibit, 9,6 liter LCPKS/bibit. L 4 = 12,8 liter LCPKS/bibit. Pemeliharaan tanaman yang dilakukan selama penelitian meliputi : penyiraman, penyiangan gulma dan pengendalian hama penyakit. Peubah yang diamati adalah tinggi bbit, diameter bibit, luas daun, jumlah daun, bobot kering pupus dan bobot kering akar. Semua data yang diperoleh dari setiap peubah yang diamati dianalisis dengan sidik ragam dan dilanjutkan dengan uji Duncan pada taraf α = 5 %. Sebagai data penunjang dilampirkan analisis tanah awal dan analisis Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit. HASIL DAN PEMBAHASAN Pada penelitian ini ternyata diperoleh bahwa substitusi pupuk anorganik dengan limbah cair pabrik kelapa sawit (LCPKS) memberikan pengaruh yang nyata terhadap semua peubah yang diamati (tinggi bibit, diameter bibit, luas daun, jumlah daun, bobot kering pupus dan bobot kering akar bibit kelapa sawit) (Tabel 1). Berdasarkan Tabel 1 terlihat bahwa tinggi tanaman, diameter bibit, luas daun, jumlah daun, bobot kering pupus dan bobot kering akar bibit kelapa sawit tertinggi diperoleh pada pemberian 50 % pupuk anorganik + 50 % LCPKS (L 2 ) yang berbeda nyata dari perlakuan lainnya kecuali dengan perlakuan pemberian 25 % pupuk anorganik + 75 % LCPKS (L 3 ).. Pemberian 50 % pupuk anorganik + 50 % LCPKS (L 2 ) atau setara dengan 30 gram NPKMg + 6,4 liter LCPKS per polybag memberikan pengaruh yang terbaik terhadap semua peubah yang diamati. Hal ini diduga karena pemberian 50 % pupuk anorganik + 50 % LCPKS (L 2 ) dapat memenuhi kebutuhan unsur hara bibit kelapa sawit di pembibitan utama selama 3 bulan secara optimal. Tabel 1. Rata-rata tinggi bibit, diameter bibit, luas daun, jumlah daun, bobot kering pupus dan bobot kering akar terhadap substitusi pupuk anorganik dengan LCPKS Perlakuan L 0 (100 % Anorganik) L 1 (75 % Anorganik + 25 % LCPKS) L 2 (50 % Anorganik + 50 % LCPKS) L 3 (25 % Anorganik + 75 % LCPKS) L 4 (100 % LCPKS) Tinggi Bibit (cm) 37,06 c 37,72 bc 40,57 a 39,48 ab 36,42 c Diameter Bibit (mm) 2,88 c 24,24 bc 26,70 a 26,36 ab 24,12 bc Luas Daun (cm 2 ) 455,48 b 481,42 b 555,96 a 536,24 a 466,87 b Jumlah Daun (helai) 8,2 b 8,6 b 9,3 a 9,1 a Bobot Kering Pupus (g) 23,48 b 25,70 b 32,52 a 30,74 a Bobot Kering Akar (g) 11,16 b 12,08 b 14,52 a 14,08 a 11,26 b 8,3 b 24,20 b Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf kecil yang sama pada kolom yang sama berarti tidak berbeda nyata menurut uji Duncan 5 % Pemberian LCPKS terhadap bibit kelapa sawit pada polybag menyebabkan unsuk hara yang terkandung di dalam cairan LCPKS terserap ke dalam tanah namun sebagian besar membeku dan membentuk kerak pada permukaan tanah di dalam polybag. LCPKS merupakan bahan organik yang mengandung unsur hara esensial dalam jumlah yang memadai bagi kebutuhan bibit kelapa sawit, akan tetapi unsur hara tersebut tidak dapat segera digunakan oleh tanaman karena terdapat dalam kerak. Pembekuan ini menyebabkan unsur hara dalam LCPKS baru dapat digunakan oleh tanaman dalam waktu yang relatif lambat sehingga berkemungkinan kebutuhan tanaman terhadap unsur hara tidak selalu dapat terpenuhi dalam jumlah optimal. Substitusi LCPKS dengan pupuk anorganik sebesar 50 % (L 2 ) diduga dapat menutupi kekurangan unsur hara akibat pembekuan sebagian LCPKS, karena sifat pupuk anorganik yang mudah tersedia bagi tanaman (Novizan, 2005). Pemberian 50 % pupuk anorganik + 50 % LCPKS (L 2 ) diduga merupakan perbandingan yang paling proporsional untuk memenuhi kebutuhan unsur hara bibit kelapa sawit karena perbedaan sifat kedua jenis pupuk ini yang saling menutupi kelemahan masing-masing. Pemberian LCPKS disamping dapat memberikan unsur hara esensial bagi bibit kelapa sawit juga dapat meningkatkan ph tanah Ultisol yang bersifat asam sehingga dengan semakin meningkatnya ph tanah ke arah netral menyebabkan semakin banyak unsur hara 35
4 Jurnal Agronomi Vol. 12 No. 1, Januari - Juni 2008 yang dapat diserap bibit kelapa sawit. Kemampuan LCPKS untuk meningkatkan kesuburan fisik dan biologi tanah merupakan salah satu faktor yang menyebabkan pertumbuhan bibit menjadi lebih optimal. Kemungkinan kurang tersedianya unsur hara yang dapat diserap bibit dari LCPKS akibat pembekuan LCPKS dapat ditutupi dengan pemberian 50 % pupuk anorganik (L 2 ) yang diduga merupakan persentase yang mampu memenuhi kekurangan unsur hara yang dibutuhkan bibit kelapa sawit. Pemberian 100 % pupuk anorganik (L 0 ) dan 100 % LCPKS (L 4 ) menunjukkan nilai yang terendah dibanding dengan perlakuan substitusi (L 1, L 2, L 3 ). Hal ini dikarenakan masing-masing pupuk memiliki kelebihan dan kelemahan tersendiri. LCPKS mampu meningkatkan ph tanah Ultisol dan mengandung unsur hara dalam jumlah yang memadai namun pada saat aplikasi di polybag sebagian besar membentuk kerak sehingga baru dapat digunakan oleh bibit kelapa sawit dalam waktu yang relatif lama. Sementara itu pupuk anorganik dapat diserap langsung oleh tanaman namun ph tanah yang bersifat asam menyebabkan penyerapan unsur hara tidak berlangsung optimal. Subtitusi pupuk anorganik dengan LCPKS pada taraf 50 % diduga mampu memenuhi kebutuhan unsur N bibit kelapa sawit, hal ini terbukti dengan tinggi bibit pada taraf perlakuan 50 % pupuk anorganik + 50 % LCPKS (L 2 ) yang berbeda nyata dibandingkan dengan perlakuan 100 % LCPKS (L 4 ) ataupun 100 % pupuk anorganik (L 0 ). Nitrogen merupakan unsur yang berperan penting untuk memacu pertumbuhan tinggi tanaman. Menurut Lingga (1994) peranan utama N bagi tanaman adalah untuk merangsang pertumbuhan tanaman secara keseluruhan khususnya batang, cabang dan daun. Senyawa N digunakan oleh tanaman untuk membentuk asam amino yang akan diubah menjadi protein, dan berperan dalam fotosintesis karena merupakan unsur yang membentuk klorofil (Novizan, 2005). Proses fotosintesis membentuk fotosintat dalam jumlah yang cukup agar dapat meningkatkan pertumbuhan vegetatif tanaman. Pada umumnya unsur hara mudah diserap akar tanaman pada ph netral karena pada ph tersebut tanah mudah larut dalam air. Ultisol merupakan tanah yang bereaksi masam, sesuai dengan hasil penelitian Muzar (2007), aplikasi dosis LCPKS yang makin meningkat cenderung menurunkan Al-dd dan meningkatkan ph tanah Ultisol. Dengan demikian peningkatan ph tanah akibat penambahan LCPKS menyebabkan penyerapan unsur hara untuk fotosintesis menjadi lebih optimal sehingga fotosintat yang dihasilkan lebih besar. Menurut Gardner, Pearce dan Mitchell (1991), fotosintat yang terbentuk selama proses fotosintesis sebagian digunakan untuk pembentukan sel-sel baru pada jaringan meristem ujung. Selain itu hasil sintesis protein tersebut didistribusikan ke bagian lain dari organ tanaman seperti untuk menambah jumlah daun. Dengan terbentuknya daun baru dan ketersediaan fotosintat yang cukup maka terjadi perbanyakan jumlah daun yang mengakibatkan bertambahnya tinggi bibit kelapa sawit. Pada Tabel 1 terlihat bahwa substitusi 50 % pupuk anorganik + 50 % LCPKS (L 2 ) menunjukkan diameter bibit kelapa sawit yang terbesar dibanding dengan substitusi 25 % pupuk anorganik + 75 % LCPKS (L 3 ), 75 % pupuk anorganik + 25 % LCPKS (L 1 ), 100 % LCPKS (L 4 ) maupun 100 % pupuk anorganik (L 0 ). Perbedaan diameter bibit kelapa sawit yang nyata akibat substitusi pupuk anorganik dengan LCPKS ini diduga erat kaitannya dengan proses pembelahan dan diferensiasi sel, terutama terjadi pada jaringan meristematik pada titik tumbuh batang dan ujung akar. Pembelahan dan diferensiasi sel yang terjadi selama fase vegetatif ini membutuhkan karbohidrat dalam jumlah besar karena dinding sel terdiri dari selulosa dan protoplasma yang juga mengandung karbohidrat (Harjadi, 1991). Menurut Wattimena (1988), pada waktu terjadi pembelahan sel, karbohidrat yang dihasilkan akan ditransfer ke titik tumbuh batang yang menyebabkan terjadinya pembesaran ukuran diameter batang. Substitusi pupuk anorganik dengan LCPKS menunjukkan pengaruh yang berbeda nyata terhadap luas daun bibit kelapa sawit. Adanya perbedaan luas daun total bibit kelapa sawit diduga erat kaitannya dengan kandungan N dimana semakin tinggi kandungan N sampai mencapai batas tertentu akan mempercepat sintesis karbohidrat yang diubah menjadi protein dan protoplasma, dengan demikian ukuran maupun jumlah sel-selnya akan bertambah, bila unsur N yang tersedia banyak maka akan dihasilkan protein dalam jumlah yang banyak sehingga daun akan tumbuh lebih lebar. Hal ini sesuai dengan pendapat Gardner, et al. (1991), yang mengatakan bahwa semakin tinggi kandungan N sampai mencapai batas tertentu akan mempercepat sintesis karbohidrat yang diubah menjadi protein dan protoplasma, dengan demikian ukuran maupun jumlah sel-selnya akan bertambah. Seiring dengan itu tersedianya kalium dalam jumlah yang cukup berperan penting dalam fotosintesis karena secara 36
5 Elis Kartika, Elly Indraswari, dan Antony : Pengaruh Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit Sebagai Substitusi Pupuk Anorganik (N, P Dan K) terhadap Pertumbuhan Bibit Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis Jacq.) langsung meningkatkan pertumbuhan dan luas daun dan karenanya juga meningkatkan asimilasi CO 2 serta meningkatkan translokasi hasil fotosintesis keluar daun. LCPKS yang membeku akan menyediakan unsur hara termasuk N secara perlahan dan berkelanjutan. Kekurangan unsur N dari LCPKS dapat diperoleh dari pupuk anorganik sehingga perbedaan sifat kedua jenis pupuk ini yang saling menutupi kelemahan masing-masing agaknya mendukung fakta bahwa substitusi 50 % pupuk anorganik dengan 50 % LCPKS (L 2 ) memberikan luas daun yang berbeda nyata dari perlakuan 100 % LCPKS (L 4 ) maupun 100 % pupuk anorganik (Tabel 1). Analisis jumlah daun yang berbeda nyata diduga erat kaitannya dengan fotosintat yang dihasilkan dalam fotosintesis. Fotosintat tersebut ditranslokasikan ke jaringan meristem yaitu titiktitik tumbuh untuk melakukan pembelahan sel dan diferensiasi sel. Banyaknya pembelahan dan diferensisi sel yang terjadi menyebabkan pertumbuhan tanaman meningkat, hal ini sejalan dengan pembentukan daun baru. Dengan demikian akan terjadi penambahan jumlah daun. Substitusi pupuk anorganik dengan LCPKS pada taraf 50 % menunjukkan penambahan jumlah daun yang terbanyak, diduga karena penambahan LCPKS memperbaiki ph tanah ke arah netral sehingga semakin banyak unsur hara yang dapat diserap oleh tanaman, akibatnya fotosintat yang dihasilkan menjadi semakin besar yang berdampak pada penambahan jumlah daun. Pertumbuhan tanaman dinyatakan dengan pertambahan ukuran dan bobot kering tanaman yang tidak dapat balik. Pertambahan ukuran dan bobot kering dari suatu organisme menggambarkan bertambahnya protoplasma yang terjadi baik dari segi ukuran sel maupun jumlahnya. Hasil pengamatan terhadap bobot kering pupus menunjukkan bahwa substitusi pupuk anorganik dengan LCPKS berpengaruh nyata, yang diduga karena sejalan dengan pertambahan tinggi tanaman dan luas daun. Peningkatan luas daun dan adanya sinar matahari yang cukup akan meningkatkan laju fotosintesis. Harjadi (1991) mengatakan karbohidrat sebagai hasil fotosintesis digunakan oleh tanaman untuk perkembangan jaringan. Perkembangan jaringan tersebut menyebabkan batang, daun dan akar semakin bertambah besar sehingga bobot kering tanaman mengalami peningkatan pula. Pada Tabel 1 terlihat bahwa substitusi 50 % pupuk anorganik + 50 % LCPKS (L 2 ) memberikan berat kering akar yang terbaik. Hal ini berkaitan dengan adanya kontribusi unsur P terhadap perkembangan akar tanaman mengingat kekurangan unsur P menyebabkan perkembangan akar terhambat. Pada tanah yang bereaksi asam seperti ordo Ultisol, unsur P akan bereaksi dengan Al membentuk senyawa yang sukar larut didalam air sehingga tidak dapat digunakan oleh tanaman (Novizan, 2005). Berdasarkan hasil penelitian Ermadani dan Arsyad (2007), pemberian LCPKS akan meningkatkan P-tersedia, baik yang berasal dari LCPKS itu sendiri maupun yang berasal dari proses pelepasan P tanah akibat pengikatan Al oleh senyawa-senyawa organik terlarut seperti asamasam organik yang berasal dari LCPKS. Dengan demikian LCPKS juga berperan dalam mengoptimalkan penyerapan P yang terdapat dalam pupuk anorganik. Dengan tersedianya unsur hara yang dapat diserap tanaman dalam jumlah yang lebih optimal maka kemampuan akar untuk berdiferensiasi dan membelah akan semakin baik pula. Hal ini berpengaruh terhadap penambahan bobot kering akar. KESIMPULAN 1. Substitusi pupuk anorganik dengan LCPKS memberikan pengaruh yang nyata terhadap tinggi bibit, diameter bibit, luas daun, jumlah daun, bobot kering pupus dan bobot kering akar. 2. Substitusi 50 % pupuk anorganik + 50 % LCPKS atau setara dengan 30 gram NPKMg + 6,4 liter LCPKS per polybag memberikan pertumbuhan bibit kelapa sawit yang terbaik. DAFTAR PUSTAKA Dinas Perkebunan Provinsi Jambi Data Luas Areal, Produksi dan Produktivitas Kelapa Sawit di Provinsi Jambi, Jambi. Ermadani dan A.R. Arsyad, Perbaikan Beberapa Sifat Kimia Tanah Mineral Masam dengan Pemanfaatan Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit. Jurnal Penelitian Universitas Jambi. Vol. 09 No. 2 : Juli-Desember Gardner, F.P. Pearce, R.B. Mitchel Fisiologi Tanaman Budidaya. Universitas Indonesia (UI Press). Jakarta. Harjadi, S.S Pengantar Agronomi. Gramedia. Jakarta. Lingga, P Pupuk dan Pemupukan. Penebar Swadaya. Jakarta. Hal Mardiah, A Pengaruh Pemberian Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit terhadap Pertumbuhan Bibit Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di 37
6 Jurnal Agronomi Vol. 12 No. 1, Januari - Juni 2008 Pembibitan Utama. Skripsi Fakultas Pertanian Universitas Jambi. Tidak dipublikasikan. Muzar, A Pemanfaatan Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit Terhadap Tanaman Kedelai pada Ultisol di Polybag. Laporan Penelitian Doktor Muda Fakultas Pertanian Universitas Jambi. Nainggolan, H Pengolahan Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit. PT. Perkebunan Nusantara VI (Persero). Sumbar-Jambi. Novizan, Petunjuk Pemupukan Yang Efektif. Agro Media Pustaka. Jakarta. Risza, S Kelapa Sawit Upaya Peningkatan Produktivitas. Kanisius. Yogyakarta. Siregar, F.A., dan T. Liwang Aplikasi Lahan Limbah Cair. rampai/2001. Sutanto, R Penerapan Pertanian Organik. Kanisius. Yogyakarta. Sutarta, E.S., dan W. Darmosarkoro Penggunaan Pupuk Majemuk pada Perkebunan Kelapa Sawit. Makalah pada Seminar Nutrient Balance Maintenance in Oil Plantation. Pusat Penelitian Kelapa Sawit. Medan. 24 Februari Sutarta, E.S., Winarna, P.L. Tobing dan Sufianto Aplikasi Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit pada Perkebunan Kelapa Sawit. Makalah pada Pertemuan Teknis Kelapa Sawit pada Perkebunan Kelapa Sawit. Medan Juni Wattimena, G.A Zat Pengatur Tumbuh Tanaman. Lembaga Sumber Daya Informasi. Institut Pertanian Bogor. 38
Gusniwati 1), Helmi Salim 1), Juwita Mandasari 2) Fakultas Pertanian, Universitas Jambi Mandalo Darat, Jambi
PERTUMBUHAN KELAPA SAWIT (Elais guineensis Jaqc. ) DI PEMBIBITAN UTAMA DENGAN PERBEDAAN KOMBINASI PUPUK CAIR NUTRIFARM DAN NPKMg (The Seedling Growth Of Oil Palm (Elais guineensis Jaqc) In Nursery With
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tanaman kelapa sawit memiliki arti penting bagi pembangunan perkebunan nasional, selain mampu menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat dan juga mengarah pada kesejahteraan
Lebih terperinciVol 2 No. 1 Januari - Maret 2013 ISSN :
ANALISIS TUMBUH DUA VARIETAS TERUNG (Solanum melongena L.) PADA PERBEDAAN JENIS PUPUK ORGANIK CAIR (Growth Analysis of Two Eggplant (Solanum melongena L.) Varieties on Different Types of Liquid Organic
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Tanaman. Hasil sidik ragam 5% terhadap tinggi tanaman menunjukkan bahwa
1. Tinggi tanaman IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pertumbuhan Tanaman Hasil sidik ragam 5% terhadap tinggi tanaman menunjukkan bahwa perlakuan yang diberikan memberikan pengaruh yang berbeda nyata. Hasil Uji
Lebih terperinciPENGARUH PERBEDAAN KOMPOSISI MEDIA TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT KELAPA SAWIT PADA TAHAP PRE NURSERY. Aang Kuvaini. Abstrak
PENGARUH PERBEDAAN KOMPOSISI MEDIA TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT KELAPA SAWIT PADA TAHAP PRE NURSERY Aang Kuvaini Abstrak Kualitas media tanam akan memberikan pengaruh terhadap kualitas pertumbuhan
Lebih terperinciPEMBERIAN LIMBAH CAIR PABRIK KELAPA SAWIT (LCPKS) DAN NPK TABLET TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT KELAPA SAWIT
PEMBERIAN LIMBAH CAIR PABRIK KELAPA SAWIT (LCPKS) DAN NPK TABLET TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI TANAH GAMBUT PADA PEMBIBITAN UTAMA GIVING APPLICATION OF PALM OIL LIQUID
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Kelapa sawit (Elaesis guineesis Jacq.) merupakan tanaman penghasil utama minyak nabati yang mempunyai produktivitas lebih tinggi dari pada tanaman penghasil minyak nabati
Lebih terperinciPENGARUH PEMBERIAN BEBERAPA MACAM BOKASHI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN TOMAT (Lycopersicum esculentum Mill.) di POLYBAG
PENGARUH PEMBERIAN BEBERAPA MACAM BOKASHI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN TOMAT (Lycopersicum esculentum Mill.) di POLYBAG Nerty Soverda, Rinaldy, Irmia Susanti Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas
Lebih terperinciRESPON TANAMAN SAWI (Brassica juncea L.) TERHADAP PEMBERIAN KOMPOS SAMPAH KOTA
RESPON TANAMAN SAWI (Brassica juncea L.) TERHADAP PEMBERIAN KOMPOS SAMPAH KOTA Roganda Panagaman Opusunggu 1), Nerty Soverda 2), dan Elly Indra Swari 2) Fakultas Pertanian Universitas Jambi 1) Alumni Program
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
17 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengaruh Pemberian Bahan Humat dengan Carrier Zeolit terhadap Jumlah Tandan Pemberian bahan humat dengan carrier zeolit tidak berpengaruh nyata meningkatkan jumlah tandan
Lebih terperinciPENGARUH BERBAGAI KONSENTRASI PUPUK ORGANIK CAIR TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KEDELAI (Glycine max (L.) Merill)
1 PENGARUH BERBAGAI KONSENTRASI PUPUK ORGANIK CAIR TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KEDELAI (Glycine max (L.) Merill) Ringkasan Sri Wahyuni Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh pertumbuhan
Lebih terperinciShella A.J.W., Kajian Pemberian Pupuk Hijau Eceng Gondok Pada Tanah Gambut Terhadap Pertumbuhan
Shella A.J.W., Kajian Pemberian Pupuk Hijau Eceng Gondok Pada Tanah Gambut Terhadap Pertumbuhan KAJIAN PEMBERIAN PUPUK HIJAU ECENG GONDOK PADA TANAH GAMBUT TERHADAP PERTUMBUHAN VEGETATIF TANAMAN TERONG
Lebih terperinciPENGARUH DOSIS PUPUK KANDANG AYAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL MENTIMUN
PENGARUH DOSIS PUPUK KANDANG AYAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL MENTIMUN (Cucumis sativus L.) PADA TANAH ULTISOL (The Effect of Chiken Manure on Growth and Yield of Cucumber (Cucumis sativus L.) at Ultisols)
Lebih terperincirv. HASIL DAN PEMBAHASAN
17 rv. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Tinggi Tanaman (cm) Hasil sidik ragam parameter tinggi tanaman (Lampiran 6 ) menunjukkan bahwa penggunaan pupuk kascing dengan berbagai sumber berbeda nyata terhadap tinggi
Lebih terperinciAPLIKASI SOLID PADA MEDIUM BIBIT KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI MAIN NURSERY
APLIKASI SOLID PADA MEDIUM BIBIT KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI MAIN NURSERY SOLID APLICATION TO OIL PALM MEDIUM (Elaeis guineensis Jacq) IN THE MAIN NURSERY Retno Ardiana S 1, Edison Anom 2,
Lebih terperinciI. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Tanaman. tinggi tanaman dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 1. Rerata Tinggi Tanaman dan Jumlah Daun
16 1. Tinggi Tanaman (cm) I. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pertumbuhan Tanaman Hasil sidik ragam tinggi tanaman ( lampiran 6 ) menunjukkan perlakuan kombinasi limbah cair industri tempe dan urea memberikan pengaruh
Lebih terperinciHASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Vegetatif Tanaman Jagung Manis. Pertumbuhan dan perkembangan merupakan proses yang dialami oleh setiap
IV. HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Pertumbuhan Vegetatif Tanaman Jagung Manis Pertumbuhan dan perkembangan merupakan proses yang dialami oleh setiap jenis makhluk hidup termasuk tanaman. Proses ini berlangsung
Lebih terperinciPENGARUH PEMBERIAN SLUDGE PABRIK KELAPA SAWIT TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT KELAPA SAWIT (ElaeisguineensisJacq.) DI PEMBIBITAN UTAMA
PENGARUH PEMBERIAN SLUDGE PABRIK KELAPA SAWIT TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT KELAPA SAWIT (ElaeisguineensisJacq.) DI PEMBIBITAN UTAMA THE INFLUENCE OF GIVING OIL PALM MILL SLUDGE ON THE GROWTH OF OIL PALM
Lebih terperinciVol 3 No 1. Januari Maret 2014 ISSN :
PENGARUH MOL REBUNG BAMBU TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq) DI PRE NURSERY ( The Effect of Local Microorganisms from Fermented Bamboos Shoots (Bambosoideae ) on Oil Palm
Lebih terperinciUJI BEBERAPA KONSENTRASI PUPUK CAIR Azolla pinnata PADA BIBIT KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI PEMBIBITAN AWAL
UJI BEBERAPA KONSENTRASI PUPUK CAIR Azolla pinnata PADA BIBIT KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI PEMBIBITAN AWAL TEST OF SOME Azolla pinnata LIQUID FERTILIZER CONCENTRATION ON THE GROWTH OF OIL
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkebunan sebagai salah satu sub sektor pertanian di Indonesia berpeluang besar dalam peningkatan perekonomian rakyat dan pembangunan perekonomian nasional.adanya
Lebih terperinciPEMBERIAN KOMBINASI PUPUK LIMBAH CAIR BIOGAS DENGAN PUPUK KANDANG AYAM PADA BIBIT KELAPA SAWIT
PEMBERIAN KOMBINASI PUPUK LIMBAH CAIR BIOGAS DENGAN PUPUK KANDANG AYAM PADA BIBIT KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI PEMBIBITAN UTAMA GIVING OF BIOSLURRY FERTILIZER COMBINATION WITH CHICKEN MANURE
Lebih terperinciPENGARUH PEMBERIAN NITROGEN DAN KOMPOS TERHADAP KOMPONEN PERTUMBUHAN TANAMAN LIDAH BUAYA (Aloe vera)
PENGARUH PEMBERIAN NITROGEN DAN KOMPOS TERHADAP KOMPONEN PERTUMBUHAN TANAMAN LIDAH BUAYA (Aloe vera) ABSTRAK Noverita S.V. Staf Pengajar Fakultas Pertanian Universitas Sisingamangaraja-XII Medan Penelitian
Lebih terperinciPertumbuhan tanaman dan produksi yang tinggi dapat dicapai dengan. Pemupukan dilakukan untuk menyuplai unsur hara yang dibutuhkan oleh
45 4.2 Pembahasan Pertumbuhan tanaman dan produksi yang tinggi dapat dicapai dengan memperhatikan syarat tumbuh tanaman dan melakukan pemupukan dengan baik. Pemupukan dilakukan untuk menyuplai unsur hara
Lebih terperinciPENGARUH INTERVAL PEMBERIAN AIR KELAPA DAN PUPUK UREA TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT KARET (Heveea brasiliensis) STUM MATA TIDUR
PENGARUH INTERVAL PEMBERIAN AIR KELAPA DAN PUPUK UREA TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT KARET (Heveea brasiliensis) STUM MATA TIDUR INTERVAL EFFECT OF GROWING OF COCONUT WATER AND UREA FERTILIZER TO GROWTH OF
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pisang merupakan komoditas buah-buahan yang populer di masyarakat karena
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Pisang merupakan komoditas buah-buahan yang populer di masyarakat karena harganya terjangkau dan sangat bermanfaat bagi kesehatan. Pisang adalah buah yang
Lebih terperinciPENGARUH PUPUK KANDANG KELINCI DAN PUPUK NPK (16:16:16) TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT KAKAO (Theobroma cacao L.)
PENGARUH PUPUK KANDANG KELINCI DAN PUPUK NPK (16:16:16) TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT KAKAO (Theobroma cacao L.) SKRIPSI OLEH : HENDRIKSON FERRIANTO SITOMPUL/ 090301128 BPP-AGROEKOTEKNOLOGI PROGRAM STUDI
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. kompos limbah tembakau memberikan pengaruh nyata terhadap berat buah per
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa kombinasi pupuk Urea dengan kompos limbah tembakau memberikan pengaruh nyata terhadap berat buah per tanaman, jumlah buah per tanaman dan diameter
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Berdasarkan hasil analisis sidik ragam menunjukkan bahwa media tanam yang digunakan berpengaruh terhadap berat spesifik daun (Lampiran 2) dan
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN A.
BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq) merupakan salah satu primadona tanaman perkebunan yang memiliki prospek pengembangan cukup cerah, Indonesia memiliki luas areal
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. saat ini adalah pembibitan dua tahap. Yang dimaksud pembibitan dua tahap
TINJAUAN PUSTAKA Pembibitan Kelapa Sawit Pada budidaya kelapa sawit dikenal dua sistem pembibitan, yaitu pembibitan satu tahap dan pembibitan dua tahap, namun yang umum digunakan saat ini adalah pembibitan
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pertambahan Tinggi Bibit (cm) Hasil sidik ragam parameter tinggi tanaman menunjukkan bahwa interaksi pupuk kompos TKS dengan pupuk majemuk memberikan pengaruh yang tidak nyata
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. Bio-slurry dan tahap aplikasi Bio-slurry pada tanaman Caisim. Pada tahap
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian yang dilakukan terbagi menjadi dua tahap yaitu pengambilan Bio-slurry dan tahap aplikasi Bio-slurry pada tanaman Caisim. Pada tahap pengambilan Bio-slurry dilakukan
Lebih terperinciRESPON PERTUMBUHAN BIBIT KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq) DI MAIN NURSERY TERHADAP KOMPOSISI MEDIA TANAM DAN PEMBERIAN PUPUK FOSFAT
RESPON PERTUMBUHAN BIBIT KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq) DI MAIN NURSERY TERHADAP KOMPOSISI MEDIA TANAM DAN PEMBERIAN PUPUK FOSFAT SKRIPSI OLEH: VICTOR KOMALA 060301043 BDP-AGRONOMI DEPARTEMEN BUDIDAYA
Lebih terperinciRESPONS JARAK TANAM DAN DOSIS PUPUK ORGANIK GRANUL YANG BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN JAGUNG MANIS
RESPONS JARAK TANAM DAN DOSIS PUPUK ORGANIK GRANUL YANG BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN JAGUNG MANIS RESPONSE OF PLANTING DISTANCE AND GRANUL ORGANIC FERTILIZER DOSAGE DIFFERENT ON GROWTH
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Penelitian Penanaman rumput B. humidicola dilakukan di lahan pasca tambang semen milik PT. Indocement Tunggal Prakasa, Citeurep, Bogor. Luas petak yang digunakan untuk
Lebih terperinciPENGARUH DOSIS PUPUK ANORGANIK NPK MUTIARA DAN CARA APLIKASI PEMUPUKAN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN MENTIMUN
Jurnal Cendekia Vol 11 Nomor 2 Mei 2013 PENGARUH DOSIS PUPUK ANORGANIK NPK MUTIARA DAN CARA APLIKASI PEMUPUKAN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN MENTIMUN (Cucumis sativus L.) VARIETAS HARMONY Oleh:
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil percobaan menujukkan bahwa pemberian sludge limbah tapioka dan pupuk
21 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Hasil percobaan menujukkan bahwa pemberian sludge limbah tapioka dan pupuk majemuk NPK berpengaruh terhadap tinggi tanaman dan jumlah daun, bobot segar
Lebih terperinciGrowth Response of Palm Oil (Elaeis guineensis Jacq.) Pre Nursery Seedling to Application of Palm Oil Mill Effluent and NPKMg (15:15:6:4) Fertilizer
Jurnal Online Agroekoteknologi. ISSN No. 2337-6597 Respons Pertumbuhan Bibit Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Pre Nursery terhadap Pemberian Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit dan Pupuk NPKMg (15:15:6:4)
Lebih terperinciKeywords: Palm Oil Mill Effluent, Zeolit and Oil Palm
APLIKASI LIMBAH CAIR PABRIK KELAPA SAWIT DAN ZEOLIT TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) APPLICATION OF PALM OIL MILL EFFLUENT AND ZEOLITE ON GROWTH OF SEED OIL PALM (Elaeis
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. produksi dan mutu kelapa sawit mengingat tanaman kelapa sawit baru akan
TINJAUAN PUSTAKA Bahan Tanaman (Bibit ) Faktor bibit memegang peranan penting dalam upaya peningkatan produksi dan mutu kelapa sawit mengingat tanaman kelapa sawit baru akan menghasilkan pada 3 4 tahun
Lebih terperinciPeranan Pupuk Kalsium pada Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) Belum Menghasilkan
Peranan Pupuk pada Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) Belum Menghasilkan Role of Calcium Fertilizer on Young Plant of Oil Palm (Elaeis guinensis Jacq.) Hupudio Hutomo Widodo 1, Sudradjat 1*
Lebih terperinciUJI EFEKTIVITAS PUPUK ORGANIK HAYATI (Bio organic fertilizer) UNTUK MENINGKATKAN PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KANGKUNG DARAT (Ipomea reptans Poir)
UJI EFEKTIVITAS PUPUK ORGANIK HAYATI (Bio organic fertilizer) UNTUK MENINGKATKAN PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KANGKUNG DARAT (Ipomea reptans Poir) Gubali, H., M.I.Bahua, N.Musa Jurusan Agroteknologi Fakultas
Lebih terperinciRESPON PERTUMBUHAN DAN HASIL KACANG TANAH PADA APLIKASI DOSIS PUPUK ORGANIK PADAT DAN CAIR
RESPON PERTUMBUHAN DAN HASIL KACANG TANAH PADA APLIKASI DOSIS PUPUK ORGANIK PADAT DAN CAIR [RESPONSE TO GROWTH AND YIELD OF PEANUT ON APPLICATION OF ORGANIC SOLIDS AND LIQUIDS DOSAGE FERTILIZER] Deni Suprianto
Lebih terperinciHASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. yang dihasilkan dari proses-proses biosintesis di dalam sel yang bersifat
IV. HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN Pertumbuhan adalah suatu penambahan sel yang disertai perbesaran sel yang di ikut oleh bertambahnya ukuran dan berat tanaman. Pertumbuhan berkaitan dengan proses pertambahan
Lebih terperinciGivo Alzeri 1, Sampurno 2, Murniati 2 Departement of Agrotechnology, Faculty of Agriculture, University of Riau
UJI BEBERAPA URINE HEWAN TERNAK PADA PERTUMBUHAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI PEMBIBITAN UTAMA TEST OF SOME LIVESTOCK URINE ON THE GROWTH OF OIL PALM (Elaeis guineensis Jacq.) IN MAIN NURSERY.
Lebih terperinciVolume 11 Nomor 2 September 2014
Volume 11 Nomor 2 September 2014 ISSN 0216-8537 9 77 0 21 6 8 5 3 7 21 11 2 Hal. 103-200 Tabanan September 2014 Kampus : Jl. Wagimin No.8 Kediri - Tabanan - Bali 82171 Telp./Fax. : (0361) 9311605 HASIL
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Tinggi Bibit (cm) Hasil pengamatan terhadap parameter tinggi bibit setelah dianalisis sidik ragam menunjukkan bahwa pemberian kompos Tandan Kosong Kelapa Sawit memberikan
Lebih terperinciRESPOMS PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI SAAWI (Brassica Juncea. L) TERHADAP INTERVAL PENYIRAMAN DAN KONSENTRASILARUTAN PUPUK NPK SECARA HIDROPONIK
864. Jurnal Online Agroekoteknologi Vol.1, No.3, Juni 2013 ISSN No. 2337-6597 RESPOMS PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI SAAWI (Brassica Juncea. L) TERHADAP INTERVAL PENYIRAMAN DAN KONSENTRASILARUTAN PUPUK NPK SECARA
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Tinggi tanaman (cm) Hasil pengamatan yang diperoleh terhadap tinggi tanaman jagung manis setelah dilakukan sidik ragam (Lampiran 9.a) menunjukkan bahwa pemberian kompos sampah
Lebih terperinciKARYA ILMIAH TENTANG. Oleh SUSI SUKMAWATI NPM
KARYA ILMIAH TENTANG BUDIDAYA PAKCHOI (brassica chinensis L.) SECARA ORGANIK DENGAN PENGARUH BEBERPA JENIS PUPUK ORGANIK Oleh SUSI SUKMAWATI NPM 10712035 POLITEKNIK NEGERI LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2012 I.
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
14 III. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil 4.1.1. Sifat Kimia dan Fisik Latosol Darmaga Sifat kimia dan fisik Latosol Darmaga yang digunakan dalam percobaan ini disajikan pada Tabel 2. Tabel 2. Sifat Kimia
Lebih terperinciKAJIAN PEMBERIAN KOMPOS BATANG PISANG DAN PUPUK NPK PADA PEMBIBITAN TANAMAN JATI
1 KAJIAN PEMBERIAN KOMPOS BATANG PISANG DAN PUPUK NPK PADA PEMBIBITAN TANAMAN JATI (Tectona grandis) Ferdi Asdriawan A.P (20110210016) Prodi Agroteknologi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta INTISARI Penelitian
Lebih terperinciPengaruh Pupuk NPK dan Pupuk Organik terhadap Pertumbuhan Bibit Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Main Nursery
Pengaruh Pupuk NPK dan Pupuk Organik terhadap Pertumbuhan Bibit Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Main Nursery (The Effect of NPK Fertilizer and Organic Fertilizer on the Growth of Oil Palm [Elaeis
Lebih terperinciBAHAN METODE PENELITIAN
BAHAN METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di lahan penelitian Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara Medan, dengan ketinggian tempat ± 25 m dpl, dilaksanakan pada
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil 4.1.1. Karakteristik Tanah di Lahan Percobaan Berdasarkan kriteria Staf Pusat Penelitian Tanah (1983), karakteristik Latosol Dramaga yang digunakan dalam percobaan disajikan
Lebih terperinciPENGARUH DOSIS PUPUK NPK TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN JARAK PAGAR
PENGARUH DOSIS PUPUK NPK TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN JARAK PAGAR EFEECT OF NPK FERTILIZER DOSAGE ON Jatropha curcus GROWTH Muh. Askari Kuruseng dan Faisal Hamzah Jurusan Penyuluhan Pertanian STPP Gowa
Lebih terperinciVol 3 No 1. Januari - Maret 2014 ISSN :
PENGARUH PERBEDAAN FORMULA PUPUK PADA PERTUMBUHAN DAN HASIL KAILAN (Brassica oleracea). (The Effect of Different Fertilizer Formula on Chinesse Kale (Brassica oleracea) Growth and Yield) Dewi Kumala Sari
Lebih terperinci327. Jurnal Online Agroekoteknologi Vol.1, No.2, Maret 2013 ISSN No
327. Jurnal Online Agroekoteknologi Vol.1, No.2, Maret 2013 ISSN No. 2337-6597 RESPON PERTUMBUHAN BIBIT KAKAO PADA MEDIA SUBSOIL ULTISOL DENGAN PEMBERIAN PUPUK HAYATIBIOKOM DAN KOMPOS TTKS Welly Jenny
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Pertumbuhan Tanaman Caisin Tinggi dan Jumlah Daun Hasil uji F menunjukkan bahwa perlakuan pupuk hayati tidak berpengaruh terhadap tinggi tanaman dan jumlah daun caisin (Lampiran
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Tinggi Tanaman IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil pengamatan yang telah diperoleh terhadap tinggi tanaman cabai setelah dilakukan analisis sidik ragam (lampiran 7.a) menunjukkan bahwa pemberian pupuk
Lebih terperinciJurnal Cendekia Vol 12 No 1 Januari 2014 ISSN
PENGARUH DOSIS PUPUK AGROPHOS DAN JARAK TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN CABAI (Capsicum Annum L.) VARIETAS HORISON Pamuji Setyo Utomo Dosen Fakultas Pertanian Universitas Islam Kadiri (UNISKA)
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Tinggi Bibit (cm) Dari hasil sidik ragam (lampiran 4a) dapat dilihat bahwa pemberian berbagai perbandingan media tanam yang berbeda menunjukkan pengaruh nyata terhadap tinggi
Lebih terperinciAgrium, April 2013 Volume 18 No 1
Agrium, April 2013 Volume 18 No 1 EKSTRAK TUNAS BAMBU (REBUNG) DAN KOMPOS MENINGKATKAN PERTUMBUHAN BIBIT KELAPA SAWIT (Elaeis quineensis jacq)di MAIN NURSERY Rahmi Zulhida dan Windi Rahmadi Fakultas Pertanian
Lebih terperinciPENGARUH DOSIS PUPUK KANDANG SAPI DAN PUPUK NITROGEN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KANGKUNG DARAT (Ipomoea reptans. Poir)
PENGARUH DOSIS PUPUK KANDANG SAPI DAN PUPUK NITROGEN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KANGKUNG DARAT (Ipomoea reptans. Poir) THE EFFECT OF COW MANURE DOSAGE AND NITROGEN FERTILIZER ON GROWTH AND
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Pertambahan Tinggi Bibit Tanaman (cm) Hasil pengamatan terhadap pertambahan tinggi bibit kelapa sawit setelah dilakukan sidik ragam (lampiran 9) menunjukkan bahwa faktor petak
Lebih terperinciPola Pemupukan dan Pemulsaan pada Budidaya Sawi Etnik Toraja di Pulau Tarakan
Prosiding Seminar Nasional Budidaya Pertanian Urgensi dan Strategi Pengendalian Alih Fungsi Lahan Pertanian Bengkulu 7 Juli 2011 ISBN 978-602-19247-0-9 24 Pola Pemupukan dan Pemulsaan pada Budidaya Sawi
Lebih terperinciPenggunaan Kompos Blotong dan Pupuk Nitrogen pada Pembibitan Kakao (Theobroma cacao L.)
Penggunaan Kompos Blotong dan Pupuk Nitrogen pada Pembibitan Kakao (Theobroma cacao L.) (Filter Cake Compost and Nitrogen Fertilizer Use on Cocoa [Theobroma cacao L.] Nursery) Fitri Astuti 1), Yonathan
Lebih terperinciPENDAHULUAN BAHAN DAN METODE
PENDAHULUAN Tebu ialah tanaman yang memerlukan hara dalam jumlah yang tinggi untuk dapat tumbuh secara optimum. Di dalam ton hasil panen tebu terdapat,95 kg N; 0,30 0,82 kg P 2 O 5 dan,7 6,0 kg K 2 O yang
Lebih terperinciMade Deviani Duaja 1), Nelyati 1) and Hisar Tindaon 2) Fakultas Pertanian, Universitas Jamabi
Vol 1 No.4 Oktober-Desember 212 ISSN: 232-6472 EVALUASI PERTUMBUHAN DAN HASIL SELEDRI (Apium graveolens,l.) PADA PERBEDAAN JENIS BAHAN DASAR DAN DOSIS PUPUK ORGANIK CAIR (The Evaluation of Celery (Apium
Lebih terperinciHasil dari tabel sidik ragam parameter tinggi tanaman menunjukkan beda. nyata berdasarkan DMRT pada taraf 5 % (lampiran 8) Hasil rerata tinggi tanaman
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Variabel Vegetatif Parameter pertumbuhan tanaman terdiri atas tinggi tanaman, jumlah daun, luas daun, berat segar tanaman, berat kering tanaman. 1. Tinggi tanaman (cm) Hasil
Lebih terperinciPengaruh Vermikompos terhadap Perubahan Kemasaman (ph) dan P-tersedia Tanah ABSTRAK
Pengaruh Vermikompos terhadap Perubahan Kemasaman (ph) dan P-tersedia Tanah Oleh: A. Madjid Rohim 1), A. Napoleon 1), Momon Sodik Imanuddin 1), dan Silvia Rossa 2), 1) Dosen Jurusan Tanah dan Program Studi
Lebih terperinciPERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN KEDELAI (Glycine max L. Merrill) PADA BERBAGAI KONSENTRASI PUPUK DAUN GROW MORE DAN WAKTU PEMANGKASAN
PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN KEDELAI (Glycine max L. Merrill) PADA BERBAGAI KONSENTRASI PUPUK DAUN GROW MORE DAN WAKTU PEMANGKASAN Zamriyetti 1 dan Sawaluddin Rambe 2 1 Dosen Kopertis Wilayah I dpk
Lebih terperinciPENGARUH VOLUME MEDIA DALAM POLYBAG TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.)
PENGARUH VOLUME MEDIA DALAM POLYBAG TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) Khairil Fikri Khairil.yulia@yahoo.com Under the guidance of Ir. Murniati, MP and Ir. Arnis En Yulia,
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. vegetatif dan generatif. Stadia pertumbuhan vegetatif dihitung sejak tanaman
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Stadia Pertumbuhan Kedelai Stadia pertumbuhan kedelai secara garis besar dapat dibedakan atas pertumbuhan vegetatif dan generatif. Stadia pertumbuhan vegetatif dihitung sejak
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Pengaruh Limbah Cair Tahu pada Tinggi Tanaman
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Tinggi Tanaman 4.1.1 Pengaruh Limbah Cair Tahu pada Tinggi Tanaman Berdasarkan hasil Uji Duncan taraf 5%, menunjukkan bahwa limbah cair tahu memberikan pengaruh beda nyata
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil sidik ragam parameter tinggi tanaman (lampiran 7.1) menunjukkan
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.a. Parameter Utama 4.a.l. Tinggi Tanaman (cm) Hasil sidik ragam parameter tinggi tanaman (lampiran 7.1) menunjukkan bahwa pemberian pupuk nitrogen (kombinasi kascing dan pupuk
Lebih terperinciJURNAL SAINS AGRO
JURNAL SAINS AGRO http://ojs.umb-bungo.ac.id/index.php/saingro/index e-issn 2580-0744 KOMPONEN HASIL DAN HASIL KACANG TANAH TERHADAP PEMBERIAN PUPUK KANDANG SAPI DAN DOLOMIT DI TANAH MASAM JENIS ULTISOL
Lebih terperinciPENGARUH PUPUK NPK DAN KASCING TERHADAP PERTUMBUHAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) FASE MAIN NURSERY
PENGARUH PUPUK NPK DAN KASCING TERHADAP PERTUMBUHAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) FASE MAIN NURSERY THE EFFECT OF NPK FERTILIZER AND VERMICOMPOST TO THE GROWTH OF PALM OIL SEEDLING (Elaeis guineensis
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. Percobaan 1 : Pengaruh Pertumbuhan Asal Bahan Tanaman terhadap Pembibitan Jarak Pagar
13 HASIL DAN PEMBAHASAN Percobaan 1 : Pengaruh Pertumbuhan Asal Bahan Tanaman terhadap Pembibitan Jarak Pagar Hasil Uji t antara Kontrol dengan Tingkat Kematangan Buah Uji t digunakan untuk membandingkan
Lebih terperinciPENGARUH PEMBERIAN PUPUK ORGANIK KOTORAN KAMBING TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KAILAN (Brassica oleraceae. L)
PENGARUH PEMBERIAN PUPUK ORGANIK KOTORAN KAMBING TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KAILAN (Brassica oleraceae. L) Eka Rastiyanto A, Sutirman, Ani Pullaila Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Banten
Lebih terperinciPENGARUH PEMBERIAN TIGA JENIS PUPUK KANDANG DAN DOSIS UREA PADA PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN CABAI (Capssicum annum L.)
J. Agrotek Tropika. ISSN 2337-4993 172 Vol. 1, No. 2: 172 178, Mei 2013 PENGARUH PEMBERIAN TIGA JENIS PUPUK KANDANG DAN DOSIS UREA PADA PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN CABAI (Capssicum annum L.) Mutiara
Lebih terperinciAPLIKASI PUPUK NPK TABLET DAN PUPUK ORGANIK PADA PEMBIBITAN KELAPA SAWIT MAIN NURSERY DI MEDIUM SUBSOIL TANAH ULTISOL
APLIKASI PUPUK NPK TABLET DAN PUPUK ORGANIK PADA PEMBIBITAN KELAPA SAWIT MAIN NURSERY DI MEDIUM SUBSOIL TANAH ULTISOL Vivi Vitri Variani, Idwar, Gulat Manurung Vhie_vitri89@yahoo.co.id 085271350216 JURUSAN
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. dalam pemenuhan gizi masyarakat Indonesia. Kebutuhan terhadap gizi ini dapat
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kedelai merupakan salah satu komoditas tanaman pangan yang berperan penting dalam pemenuhan gizi masyarakat Indonesia. Kebutuhan terhadap gizi ini dapat diperoleh dari
Lebih terperinciIV. HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Vegetatif. menunjukan hasil pertumbuhan pada fase vegetatif. Berdasarkan hasil sidik ragam
IV. HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Pertumbuhan Vegetatif 1. Tinggi tanaman Tinggi tanaman merupakan salah satu parameter pertumbuhan yang menunjukan hasil pertumbuhan pada fase vegetatif. Berdasarkan
Lebih terperinciPEMBERIAN KOMPOS TKKS DAN PUPUK P TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI PEMBIBITAN UTAMA
PEMBERIAN KOMPOS TKKS DAN PUPUK P TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI PEMBIBITAN UTAMA APPLICATION OF COMPOST TKKS AND P FERTILIZER ON OILPSLM SEEDLING (Elaeis guineensis
Lebih terperinciPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui: pertumbuhan tanaman bayam cabut (Amaranthus
PERTUMBUHAN TANAMAN BAYAM CABUT (Amaranthus tricolor L.) DENGAN PEMBERIAN KOMPOS BERBAHAN DASAR DAUN KRINYU (Chromolaena odorata L.) Puja Kesuma, Zuchrotus Salamah ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk
Lebih terperinciPengaruh Penunasan dan Pemberian Pupuk NPK Phonska Terhadap Produksi Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis guineensis jacq)
Pengaruh Penunasan dan Pemberian Pupuk NPK Phonska Terhadap Produksi Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis guineensis jacq) Penunasan Influence and Administration of NPK Fertilizer Production Plant Phonska Against
Lebih terperinciJURUSAN AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS RIAU Hp
PERTUMBUHAN DAN SERAPAN NITROGEN BIBIT KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) PADA FASE MAIN-NURSERY DI BEBERAPA MEDIUM TUMBUH DENGAN EFEK SISA PUPUK ORGANIK Suyuti Dahlan 1, Armaini 2 dan Wardati 2 JURUSAN
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Tanaman jagung merupakan salah satu komoditas strategis yang bernilai
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Tanaman jagung merupakan salah satu komoditas strategis yang bernilai ekonomis, serta harus terus dikembangkan karena kedudukannya sebagai sumber utama karbohidrat
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan pengamatan pada pemberian pupuk organik kotoran ayam
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Berdasarkan pengamatan pada pemberian pupuk organik kotoran ayam terhadap pertumbuhan jagung masing-masing menunjukan perbedaan yang nyata terhadap tinggi
Lebih terperinciPENGARUH PUPUK ORGANIK CAIR (POC) LIMBAH TERNAK DAN LIMBAH RUMAH TANGGA PADA TANAMAN KANGKUNG (Ipomoea reptans Poir) Oleh : Sayani dan Hasmari Noer *)
Jurnal KIAT Universitas Alkhairaat 8 (1) Juni 2016 e-issn : 2527-7367 PENGARUH PUPUK ORGANIK CAIR (POC) LIMBAH TERNAK DAN LIMBAH RUMAH TANGGA PADA TANAMAN KANGKUNG (Ipomoea reptans Poir) Oleh : Sayani
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE PENELITIAN. dengan ketinggian tempat ± 25 di atas permukaan laut, mulai bulan Desember
BAHAN DAN METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di lahan percobaan di desa Cengkeh Turi dengan ketinggian tempat ± 25 di atas permukaan laut, mulai bulan Desember sampai
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) merupakan salah satu komoditas perkebunan unggulan Indonesia sebagai tanaman penghasil minyak nabati yang produktivitasnya lebih
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Metode Penelitian
10 BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Percobaan ini dilaksanakan di Kebun Percobaan IPB Cikarawang, Dramaga, Bogor. Sejarah lahan sebelumnya digunakan untuk budidaya padi konvensional, dilanjutkan dua musim
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Tanaman Jati. daun, luas daun, berat segar bibit, dan berat kering bibit dan disajikan pada tabel
16 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pertumbuhan Tanaman Jati Tanaman selama masa hidupnya menghasilkan biomassa yang digunakan untuk membentuk bagian-bagian tubuhnya. Perubahan akumulasi biomassa akan terjadi
Lebih terperinciPENGARUH PEMBERIAN AMPAS TEH DAN PUPUK NPK TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT TANAMAN KOPI ARABIKA (Coffea arabica L.)
PENGARUH PEMBERIAN AMPAS TEH DAN PUPUK NPK TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT TANAMAN KOPI ARABIKA (Coffea arabica L.) RESPONSE OF TEA DREGS AND NPK FERTILIZER APPLICATION SEEDLING GROWTH OF ARABICA COFFEE (Coffea
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Ciri Kimia dan Fisik Tanah Sebelum Perlakuan Berdasarkan kriteria penilaian ciri kimia tanah pada Tabel Lampiran 5. (PPT, 1983), Podsolik Jasinga merupakan tanah sangat masam dengan
Lebih terperinciUJI PEMBERIAN VOLUME AIR MELALUI SISTEM IRIGASI TETES PADA PEMBIBITAN UTAMA (Main nursery) KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq)
UJI PEMBERIAN VOLUME AIR MELALUI SISTEM IRIGASI TETES PADA PEMBIBITAN UTAMA (Main nursery) KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq) TEST OF WATER VOLUME THROUGH THE APPLICATION OF TRICKLE IRRIGATION SYSTEMS
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
14 4.1. Tinggi Tanaman BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Data hasil analisis ragam dan uji BNT 5% tinggi tanaman disajikan pada Tabel 1 dan Lampiran (5a 5e) pengamatan tinggi tanaman dilakukan dari 2 MST hingga
Lebih terperinci