JUDUL : Managemen Tanggap Darurat

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V PEMBAHASAN. PT. INKA (Persero) yang terbagi atas dua divisi produksi telah

IDENTIFIKASI PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DAN EVALUASI PEMENUHAN PERSYARATAN HUKUM YANG BERLAKU

BUPATI MALANG BUPATI MALANG,

KRONOLOGI DOKUMEN Penyesuaian dengan PP No 50 Tahun 2012 DAFTAR ISI

BAB V PEMBAHASAN. Hasil penelitian yang dilakukan di PT. Asahimas Chemical mengenai

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi, sektor industri mengalami perkembangan pesat

- Mengurangi dan mengendalikan bahaya dan resiko - Mencegah kecelakaan dan cidera, dan - Memelihara kondisi aman

Pedoman Penyusunan Program Kedaruratan PLB3

PENGERTIAN (DEFINISI) RESIKO DAN PENILAIAN (MATRIKS) RESIKO

BAB V PEMBAHASAN. PT Dan Liris Sukoharjo Divisi Garmen yaitu terjatuh, terjepit, tertimpa,

PROSEDUR KESIAPAN TANGGAP DARURAT

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2016 TENTANG STANDAR KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PERKANTORAN

PEDOMAN WAWANCARA ANALISIS PENGELOLAAN PENANGGULANGAN KEBAKARAN DI RSUP H ADAM MALIK MEDAN. (Kepala keselamatan dan kesehatan kerja di rumah sakit)

Manajemen tanggap siaga untuk keadaan darurat di kegiatan usaha pertambangan

PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT JANTUNG HASNA MEDIKA NOMOR TENTANG PENANGGULANGAN KEBAKARAN DAN KEWASPADAAN BENCANA

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi saat ini perkembangan industri di Indonesia

Tabel 5.14 Distribusi Frekuensi Tentang Perberdaan pengetahuan Responden Mengenai Emergency Preparedness Berdasarkan Masa Kerja...

Nama : Bekerja di bagian : Bagian di tim tanggap darurat :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

- 5 - BAB I PENDAHULUAN

BAB V PEMBAHASAN. Area kerja di PT. Lotte Chemical Titan Nusantara meliputi Area 1 (Train

SKRIPSI Sebagian Persyaratan. Oleh FAKULTAS YOGYAKARTA 20111

PROSEDUR KEADAAN DARURAT KEBAKARAN B4T ( BALAI BESAR BAHAN & BARANG TEKNIK)

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 83 TAHUN 2017

IDENTIFIKASI JENIS BAHAYA & RESIKO K3

: Unit ini meliputi pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang diperlukan dalam mengelola tanggap darurat search and rescue (SAR)

128 Universitas Indonesia

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR NOMOR TAHUN 2013 TENTANG PENANGGULANGAN BAHAYA KEBAKARAN

KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA R.I No.KEP.186/MEN/1999 TENTANG UNIT PENANGGULANGAN KEBAKARAN DITEMPAT KERJA MENTERI TENAGA KERJA R.

ANALISIS UPAYA PENANGGULANGAN KEBAKARAN DI GEDUNG BOUGENVILLE RUMAH SAKIT TELOGOREJO SEMARANG

BAB 1 : PENDAHULUAN. sakit juga merupakan pusat pelatihan bagi tenaga kesehatan dan pusat penelitian medik.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Bangunan gedung menurut UU RI No. 28 Tahun 2002 adalah wujud fisik hasil

BAB II LANDASAN TEORI

STANDARD OPERATING PROCHEDURE (SOP) KEDARURATAN DI TEKNIK KELAUTAN ITB

W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A

6 PEMBAHASAN. 6.1 Kelembagaan Penanggulangan Kebakaran di PPS Nizam Zachman Jakarta. Bagian Tata Usaha. Bidang Tata Operasional

BAB VIII PENUTUP. bahan bakar berasal dari gas berupa: LPG. generator, boiler dan peralatan masak di dapur.

Pasal 9 ayat (3),mengatur kewajiban pengurus menyelenggarakan latihan penanggulangan kebakaran

PENGELOLAAN OPERASI K3 PERTEMUAN #6 TKT TAUFIQUR RACHMAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA INDUSTRI

TINJAUAN PELAKSANAAN PROGRAM TANGGAP DARURAT KEBAKARAN DI KANTOR SEKTOR DAN PUSAT LISTRIK PAYA PASIR PT PLN (PERSERO) SEKTOR PEMBANGKITAN MEDAN TAHUN

TUGAS AKHIR EVALUASI DAN PERENCANAAN SISTEM PROTEKSI KEBAKARAN PADA GEDUNG KANTOR 5 LANTAI PT. RAKA UTAMA. Disusun oleh : PRILIAN YUSPITA

EVALUASI KESIAPSIAGAAN NUKLIR DI INSTALASI RADIOMETALURGI BERDASARKAN PERKA BAPETEN NOMOR 1 TAHUN 2010

LAMPIRAN II PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NOMOR : 30 Tahun 2009 TANGGAL : 30 September

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Seiring dengan perkembangan dunia yang menuntut kemajuan IPTEK

KOP SURAT BADAN USAHA

BUPATI JEMBRANA PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG MANAJEMEN PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN KEBAKARAN

PROSEDUR KESIAGAAN dan TANGGAP DARURAT

KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA R.I No.KEP.186/MEN/1999 TENTANG UNIT PENANGGULANGAN KEBAKARAN DITEMPAT KERJA MENTERI TENAGA KERJA R.

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit pada Pasal 1 ayat

#7 PENGELOLAAN OPERASI K3

BAB I PENDAHULUAN. kerja yang dibutuhkan untuk pengoperasian dan pemeliharaan. Teknologi yang

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2006 TENTANG PENYEDIAAN DAN PEMANFAATAN BATUBARA YANG DICAIRKAN SEBAGAI BAHAN BAKAR LAIN

BAB I PENDAHULUAN. teknologi sederhana atau tradisional menjadi teknologi maju dan sangat maju. dari segi modal maupun sumber daya manusia.

JADWAL PELAKSANAAN PROGRAM/KEGIATAN DINAS PEMADAM KEBAKARAN KABUPATEN BOGOR TAHUN ANGGARAN 2017

Penggunaan APAR dan Kedaruratan

PEDOMAN PENANGGULANGAN BENCANA (DISASTER PLAN) Di RUMAH SAKIT

PENGELOLAAN OPERASI K3

STANDAR USAHA WISATA ARUNG JERAM. NO ASPEK UNSUR NO SUB UNSUR I PRODUK A. Paket Arung Jeram.

PROCEDURE PENANGGULANGAN KEADAAN DARURAT

IDENTIFIKASI FASILITAS SAFETY BUILDING SEBAGAI UPAYA PENCEGAHAN KEBAKARAN DI GEDUNG INSTITUSI PERGURUAN TINGGI

1. Prosedur Penanggulangan Keadaan Darurat SUBSTANSI MATERI

Lampiran 1 DENAH INSTALASI ICU. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. dan kesimpangsiuran informasi dan data korban maupun kondisi kerusakan,

PROSEDUR PEMELIHARAAN SARPRAS SPMI - UBD

WALI KOTA BALIKPAPAN, PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

PROCEDURE PENANGGULANGAN KEADAAN DARURAT

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : P. 12/Menhut-II/2009 TENTANG PENGENDALIAN KEBAKARAN HUTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEHUTANAN,

DATA & PROFIL BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN PIDIE 2014/2015 PROGRAM YANG TELAH, SEDANG DAN AKAN DI LAKUKAN

KERANGKA ACUAN KERJA/ TOR (TERM OF REFERENCE) SOSIALISASI PENGGUNAAN APAR DI RS SMC KABUPATEN TASIKMALAYA TAHUN 2015

PERATURAN WALIKOTA JAMBI NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG

WALIKOTA MADIUN SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 03 TAHUN 2014 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN KEBAKARAN

FR-APL-02 ASESMEN MANDIRI

Menerapkan Prosedur Kesehatan, Keselamatan dan Keamanan Kerja (K3)

BAB IV RENCANA AKSI DAERAH PENGURANGAN RESIKO BENCANA KABUPATEN PIDIE JAYA TAHUN

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN JALAN

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

INSTRUKSI GUBERNUR JAWA TENGAH

PT BENING TUNGGAL MANDIRI GAS, OIL AND INDUSTRIAL TECHNICAL SERVICE : PERSIAPAN DAN RESPON DARURAT

PEDOMAN INDUK PENANGGULANGAN DARURAT KEBAKARAN DAN BENCANA ALAM DI LINGKUNGAN BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN

RENCANA INDUK MANAJEMEN FASILITAS DAN KESELAMATAN (MFK) DI RSU BINA KASIH

BAB I PENDAHULUAN. sebuah pemikiran dan upaya dalam menjamin keutuhan baik jasmani maupun

SILABUS PELATIHAN FIRE FIGHTING

5/9/2014 Created by PNK3 NAKERTRANS 1

SKRIPSI. Disusun Oleh : FRANGKY SEPTIADI DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA GENAP 2007/2008

PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI KRAN MOBIL PADA PESAWAT ANGKAT OPERATOR FORKLIFT (FL)

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan industri di berbagai sektor sangat diharapkan karena

GEMA BHAKTI 15 Urban Search and Rescue

DAFTAR DOKUMEN INTERNAL. 0. Manual Sistem Manajemen K3 01/AJS/MK

INFORMASI TENTANG PROSEDUR PERINGATAN DINI DAN EVAKUASI KEADAAN DARURAT

KEPUTUSAN KEPALA, UPT KEAMANAN, KESEHATAN, KESELAMATAN KERJA DAN LINGKUNGAN INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG Nomor : 145/K01.2.6/SK/2010

PT. SUCOFINDO CABANG MAKASSAR JLN. URIP SUMOHARJO NO 90A MAKASSAR

LOKASI PELATIHAN KEBAKARAN = ENERGY YANG TIDAK TERKENDALI

PENERAPAN EMERGENCY RESPONSE PLAN PADA GEDUNG PERKANTORAN DAN PERDAGANGAN PROYEK PT. TATA. Oleh: Inggi Irawan ( )

FORMULIR PROSEDUR OPERASI STANDAR RISIKO TINGGI

MANAJEMEN BENCANA PENGERTIAN - PENGERTIAN. Definisi Bencana (disaster) DEPARTEMEN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB II TINJAUN PUSTAKA

KONSEP DAN RENCANA PENANGANAN BANGUNAN GEDUNG DAN PROTEKSI KEBAKARAN PADA PERMUKIMAN KUMUH PERKOTAAN

Transkripsi:

JUDUL : Managemen Tanggap Darurat DESKRIPSI : Bagian ini menjelaskan identifikasi kompetensi yang dibutuhkan dalam mengelola operasional tanggap darurat, memeriksa peralatan dan fasilitas tanggap darurat, serta melaksanakan pelatihan dan simulasi tanggap darurat secara berkala. ELEMEN KOMPETENSI 1. Mengelola operasional tanggap darurat (Emergency Response Team). 2. Memeriksa peralatan dan fasilitas tanggap KRITERIA 1.1 Maksud dan tujuan tanggap 1.2 Struktur organisasi, kewenangan, jalur komando, komunikasi, dan prosedur operasi tanggap darurat 1.3 Penggunaan peralatan tanggap darurat (alat deteksi, sistem alarm, peralatan pemadam kebakaran, ambulan, peralatan rescue, dsb) 1.4 Langkah-langkah pengelolaan operasional tanggap darurat di lapangan (evakuasi korban, penyelamatan peralatan, dan lingkungan) 1.5 Parameter dan kriteria keberhasilan yang digunakan dalam mengukur tingkat keberhasilan penanganan tanggap darurat dijelaskan. 2.1 Perlengkapan dan fasilitas tanggap darurat yang dibutuhkan sesuai dengan kemungkinan keadaan darurat (sarana transportasi, peralatan regu penyelamat, peralatan medis, peta-peta, nomor telepon darurat, dll) 2.2 Prosedur dan sistem pemeriksaan peralatan dan fasilitas tanggap darurat

secara berkala (alat pemadam api, hidran, perpipaan, dll) 2.3 Formulir atau check sheet pemeriksaan disiapkan. 2.4 Sumberdaya untuk memeriksa peralatan dan fasilitas tanggap darurat disediakan. 2.5 Periksa kesediaan dan kesiapan penggunaan Peralatan dan Fasilitas tanggap 3. Melaksanakan pelatihan tanggap 3.1 Maksud dan tujuan pelatihan tanggap 3.2 Membuat Rencana pelatihan tanggap darurat (jenis, jadwal, fasilitas, instruktur, perlengkapan, modul, peserta, dsb) 3.3 Pelatihan tanggap darurat dilaksanakan sesuai rencana. 3.4 Tingkat keberhasilan pelaksanaan pelatihan tanggap darurat dievaluasi 4. Melakukan simulasi tanggap darurat 4.1 Maksud dan tujuan simulasi tanggap secara berkala darurat dijelaskan. 4.2 Tatacara simulasi keadaan darurat 4.3 Parameter dan standar keberhasilan simulasi keadaan darurat dijelaskan. 4.4 Tindak lanjut atas penyimpangan standarkeberhasilan keadaan tanggap darurat 4.5 Melakukan Simulasi keadaan tanggap darurat secara berkala 4.6 Membuat Laporan hasil simulasi tanggap.

BATASAN 1. Lingkup Pembahasan Bagian ini ditujukan untuk mengelola operasional tanggap darurat, memeriksa peralatan dan fasilitas tanggap darurat, serta melaksanakan pelatihan dan simulasi tanggap darurat secara berkala. 2. Perlengkapan yang DIperlukan 2.1 Struktur organisasi tanggap 2.2 Prosedur operasi standar (SOP) tanggap darurat termasuk rute penyelamatan diri, penentuan tempat berkumpul, absensi karyawan, dll. 2.3 Jalur komando dan komunikasi tanggap 2.4 Sarana dan prasarana tanggap darurat (sarana transportasi, peralatan regu penyelamat, sarana komunikasi, peralatan medis, peta-peta, nomor telepon darurat, dll, dsb). 2.5 Sarana dan prasarana pelatihan dan simulasi tanggap 3. Tugas Diskusi dan Praktek 3.1 Mengelola operasional tanggap darurat (Emergency Response Team). 3.2 Mengelola pelaksanaan pelatihan tanggap 3.3 Melakukan simulasi tanggap darurat secara berkala 3.4 Memeriksa peralatan dan fasilitas tanggap 4. Peraturan dan perundangan 4.1 Undang-undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja 4.2 Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara. 4.3 Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor 4 Tahun 1980 tentang Syarat-syarat Pemasangan dan Pemeliharaan Alat Pemadam Api Ringan. 4.4 Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor 2 Tahun 1983 tentang Instalasi Alarm Kebakaran Automatik. 4.5 Keputusan Menteri Pertambangan dan Energi Nomor 555.K/26/M.PE/1995 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pertambangan Umum. 4.6 Kepmenaker Nomor PER.05/MEN/1996 tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja.

4.7 Keputusan Menteri Tenaga Kerja Nomor 186 Tahun 1999 tentang Unit Penanggulangan Kebakaran di Tempat Kerja. 4.8 Instruksi Menteri Tenaga Kerja Nomor 11 Tahun 1997 tentang Pengawasan Khusus K3 Penanggulangan Kebakaran. PANDUAN PENILAIAN 1. Penjelasan prosedur penilaian 1.1 Penilaian pada dasarnya untuk melihat dan memahami apakah pelaku pernah dan mampu melakukan kegiatan-kegiatan sesuai Peraturan Menteri dan Perundangan terkait Keselamatan Kerja 1.2 Alat, bahan, dan tempat penilaian serta unit kompetensi lain yang harus dikuasai sebelumnya yang mungkin diperlukan sebelum menguasai unit kompetensi ini dengan unit-unit kompetensi yang terkait: 1.2.1 Peraturan perundang-undangan di bidang K3 Konstruksi dan Pertambangan. 1.2.2 Struktur organisasi Badan atau Perusahaan dan K3. 1.2.3 Prosedur operasi standar (SOP) badan atau perusahaan. 2. Pengetahuan yang diharapkan Pengetahuan yang diharapkan dicapai dikompetensi ini adalah: 2.1 Penguasaan peraturan dan perudangan-undangan terkait. 2.2 Identifikasi sumber dan penyebab bahaya. 2.3 Potensi/sumber kejadian berbahaya pada kegiatan pertambangan. 2.4 Cara/metode pencegahan dan penanggulangan bahaya. 2.5 Tatacara pemeriksaan fasilitas dan peralatan tanggap 2.6 Pengetahuan simulasi tanggap 3. Keterampilan yang dibutuhkan Keterampilan yang diharapkan dicapai dikompetensi ini adalah sebagai berikut: 3.1 Penggunaan peralatan tanggap 3.2 Teknik penyusunan laporan. 3.3 Komunikasi verbal dan non verbal. 3.4 Pengorganisasian kegiatan.

4. Aspek Penilaian Pencapaian Mampu mendemonstrasikan secara terintegrasi seluruh elemen kompetensi dan kriteria unjuk kerja, terutama yang terkait: 4.1 Prosedur pengelolaan operasional tanggap darurat (pelaporan keadaan darurat, penyelamatan diri/evakuasi, pengoperasian peralatan, pelaksanaan operasi penyelamatan dan penanganan medis). 4.2 Mengelola pelatihan tanggap 4.3 Memeriksa kesediaan dan kesiapan peralatan dan fasilitas tanggap