Oleh Rina Ermayanti 1, Otang Kurniaman 2, Lazim N 3

dokumen-dokumen yang mirip
PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED INSTRUCTION (PBI) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS IVB SD NEGERI 153 PEKANBARU

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBACA TEKS SISWA KELAS III.B SDN 1 PEKANBARU

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IV B SDN 111 PEKANBARU

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALAH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS II A SD NEGERI 8 PEKANBARU

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBACA NYARING SISWA KELAS II D SDN 148 PEKANBARU

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS V SD NEGERI 148 PEKANBARU

PENERAPAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS II SDN 008 SUNGAI JALAU

PENERAPAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS V SDN 1 PEKANBARU

PENERAPAN PENDEKATAN PAKEM UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V A SDN 54 PEKANBARU

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS II C SD NEGERI 21PEKANBARU

Kurnia Restu, Lazim N, Zariul Antosa

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS SURAT RESMI KELAS VC SDN 42 PEKANBARU

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS V SD NEGERI 177 PEKANBARU

IMPLEMENTATION PROBLEM SOLVING LEARNING METHOD TO INCREASE STUDY RESULT OF IPS IV CLASS STUDENTS IN SDN 163 PEKANBARU

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS IV SD NEGERI 22 TITIAN ANTUI KECAMATAN PINGGIR

APPLICATION OF LEARNING INKUIRI LEARNING MODEL TO IMPROVE IPS LEARNING RESULT IN STUDENT CLASS IV SD NEGERI 15 PANGKALAN NYIRIH RUPAT

Jumlah Siswa yang Tidak Tuntas (%) 22 61,11% Rata-rata Kelas 63,89

PENERAPAN PENDEKATAN PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VB SDN 54 PEKANBARU

PENERAPAN PENDEKATAN KOMUNIKATIF UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS Vb SD NEGERI 113 PEKANBARU

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL SISWA KELAS IIC SDN 91 PEKANBARU

Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PETA KONSEP UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS IV SDN 023 SUNGAI SEGAJAH KECAMATAN KUBU

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PBM) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS IVA SDN 4 PEKANBARU

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PETA KONSEP DAPAT MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IV MI MUHAMMADIYAH SUNGAI SEGAJAH KECAMATAN KUBU

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS I SDN 77 PEKANBARU

THE IMPLEMENTATION OF COOPERATIVE INVESTIGATION GROUP TYPE TO INCREASE LEARNING IIIA STATE ELEMENTARY SCHOOL 017 SEDINGINAN

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPS Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri 94 Pekanbaru

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TARI BAMBU UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS V SD NEGERI 28 DESA PETANI

PENERAPAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV A SDN 69 PEKANBARU

Lena Sari, Zulkifli, Lazim N Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Universitas Riau

Penerapan Metode Diskusi untuk Meningkatkan Keterampilan Siswa Kelas V SD Negeri 111 Pekanbaru

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALAH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS IV SDN 178 PEKANBARU

APPLICATION OF DIRECT LEARNING TO IMPROVE RESULTS OF IPS CLASS III SD TANJUNG BUNGO KECAMATAN KAMPAR TIMUR

Keyword : Cooperative Type Think Pair Share (TPS), Science Learning Outcomes.

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PETA KONSEP UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS IV MI NUR ILHAM SEMUNAI KECAMATAN PINGGIR

THE APPLICATION OF INQUIRY LEARNING MODEL TO INCREASE THE SCHOOL LEARNING OUT COME OF THE FOURTH GRADE STUDENT AT SDN 67 PEKANBARU

Tabel 1 Ketuntasan hasil belajar matematika siswa kelas II B pada semester ganjil SD Negeri 21 Pekanbaru TP / 2012

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGASI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IV SDN 15 PEKANBARU. Abstract

IMPLEMENTATION OF COOPERATIVE LEARNING MODEL INQUIRI TO IMPROVEMENT SOCIAL STUDIES (IPS) STUDENT ACHIEVEMENT OF FOURTH GRADES IV SDN 125 PEKANBARU

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE KANCING GEMERINCING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS V SDN 15 PINGGIR

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THE POWER OF TWO UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VC SD NEGERI 164 PEKANBARU

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV SD NEGERI 001 SINABOI

Oleh: Desfi Harianty HS 1 Putri Yuanita 2 Rini Dian Anggraini 3

Zaharah, Otang Kurniaman, Lazim N

Penerapan Model Pembelajaran Langsung (Direct Instruction) untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas V SD Negeri 09 Minas Barat Kecamatan Minas

Abstract PENDAHULUAN. : Model of Inquiry, Science Learning Output

Sriani, Hendri Marhadi, Eddy Noviana

Eni Susanti, Otang Kurniaman, dan Lazim. N dan

Primary Teacher Education Faculty of Teacher Training and Education University of Riau

Afriyenti, Hendri Marhadi, Lazim N HP:

PENERAPAN MODEL LEARNING CYCLE (LC) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS Va SDN 163 PEKANBARU

Prinawati, Syahrifuddin, Otang Kurniaman No.

Resti Hayati, Mahmud Alpusari, Lazim N ( )

THE APPLICATION LEARNING CYCLE MODEL TO INCREASE STUDENTS RESULT ON NATURAL SUBJECT AT FIFTH GRADE OF ELEMENTARY SCHOOL 105 PEKANBARU

LEARNING MODEL APPLICATION EXPLICIT INSTRUCTION TO INCREASE THE ABILITY OF MOTION ZAPIN DANCE BASIC CLASS V SDN 143 PEKANBARU

Nora Efmawati Syahrilfuddin, Hendri Marhadi,

Muhamad Midun, Hendri Marhadi, Zariul Antosa

PENERAPAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV SD NEGERI 105 PEKANBARU

Oleh Asmayeti 1, Damanhuri Daud 2, Otang Kurniaman 3

IMPLEMENTATION QUANTUM TEACHING MODEL TO IMPROVE RESULT OF IPS STUDIES STUDENT CLASS V SD NEGERI 031 TANJUNG SARI KECAMATAN PUJUD ROHIL

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI PENGGUNAAN MEDIA PETA PADA SISWA KELAS V SDN 005 BUKIT TIMAH DUMAI

Oleh: Dewi Sri Yuliati 1, Zuhri D 2, Sehatta Saragih 3

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS V SD NEGERI 026 PADANG MUTUNG KEC. KAMPAR.

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA KELAS V SDN 029 TELUK ERONG KECAMATAN RENGAT

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV SD NEGERI 009 PULAU KECAMATAN BANGKINANG SEBERANG

APLICATION CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING TO IMPROVE THE RESULT OF SCIENCE STUDY OF STUDENTS OF SD NEGERI 001 SEIKIJANG BANDAR SEIKIJANG DISTRICT

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN TEMAN SEJAWAT (PEER TUTORING) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IVC SD NEGERI 164 PEKANBARU

Permata Puti Baydar, Mahmud Alpusari, Zariul Antosa

IMPLEMENTATION OF CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING MODEL FOR SOCIAL IN FIVE GRADERS AT SDN 4 PEKANBARU

Elmalia Rahmawita 1, Hamizi 2, Hendri Marhadi 3. Abstract

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN AUDITORY, INTELLECTUALY, REPETITION (AIR) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS III SDN 37 PEKANBARU

Education Elementary School Teacher Faculty Of Training and Education Sciener University Of Riau

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALAH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELASVB SD NEGERI 56 PEKANBARU

PENERAPAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF SISWA KELAS V SD NEGERI 033 KAMPAR TIMUR

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALAH (PBM) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA KELAS IIIB SD NEGERI 117 PEKANBARU

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS IV SD NEGERI 008 SUNGAI SEGAJAH KECAMATAN KUBU

Mulim, Otang Kurniaman, Hendri Marhadi

PENERAPAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK (PMR) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS II SD NEGERI 122 PEKANBARU.

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS IV SD NEGERI 56 PEKANBARU

THE APPLICATION OF CONTEXTUAL TECHING AND LAERNING MODELS TO IMPROVE LEARNING OUTCOMES IPA GRADERS VB SDN 61 HARAPAN BARU DISTRICT MANDAU

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IV SD NEGERI 009 TELUK NILAP KECAMATAN KUBU

Eva Renlia, Otang Kurniaman, Hendri Marhadi

MODEL APPLICATION ON LEARNING, CREATIVE, EFFECTIVE, AND FUN (PAKEM) TO IMPROVE SPEAKING SKILLS CLASS IV SD STATE 125 PEKANBARU

Susanti Damanik, Eddy Noviana, Zetra Hainul Putra

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IV C SD NEGERI I67 PEKANBARU

Susilawati, Hendri Marhadi, Syahrilfuddin, No.

PENINGKATAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA MELALUI METODE LATIHAN SISWA KELAS IV SD NEGERI 009 AIR EMAS KECAMATAN UKUI

APPLICATION INQUIRY LEARNING MODEL LEARNING TO IMPROVE RESULTS IPA CLASS IV SDN 016 SEKELADI KECAMATAN TANAH PUTIH

ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN KEMAMPUAN MENALAR DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V MELALUI MODEL PICTURE AND PICTURE

PENERAPAN MODEL QUANTUM TEACHING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS IV SD NEGERI 145 PEKANBARU

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE ( TPS ) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS III SDN 011 BUKIT KAPUR.

IMPLEMENTATION STRATEGY FOR THE MAP CONCEPT IMPROVING STUDENT LEARNING OUTCOMES IPS SD STATE CLASS IV C 163 PEKANBARU

Darmawati, Imam Mahadi dan Ria Syafitri Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan PMIPA FKIP Universitas Riau Pekanbaru ABSTRACT

Dewi Santi Marlina, Zariul Antosa, Mahmud Alpusari HP:

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS III SEKOLAH DASAR NEGERI 003 KOTO PERAMBAHAN

Budiarti 1 Zuhri.D 2 Sehatta Saragih 3 Jl. HR. Soebrantas Km 12,5 Pekanbaru Telp. (0761)

Transkripsi:

1 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS III.A SDN 1 PEKANBARU Oleh Rina Ermayanti 1, Otang Kurniaman 2, Lazim N 3 Abstrak The application of direct instructional model is applied in class III.A SD Negeri 1 Pekanbaru. Research purposes to improve learning outcomes in social studies materials morale III.A grade students of SD Negeri 1 Pekanbaru. The research subject graders III.A SD Negeri 1 Pekanbaru, amounting to 32 people consisting of 19 men and 13 women and conducted in 2 cycles. Analysis of results of the action that is the percentage of student activity results in the first cycle to 65% and 75% category category quite well. In the second cycle of 90% and 95% with very good category. Percentage of the activity of teachers in the first cycle to 65% and 75% category category quite well. In the second cycle of 85% and 90% with very good kategorgori. Mastery learning students also increased. Before the measures, students who completed only 13 people (41%) with an average value of 59.84. Subsequent to the action in the first cycle of students who pass increased to 25 people (78%) with an average value of 75. And the second cycle the number of students who pass the increase to 31 people (97%) with an average value of 80.00 and improved learning outcomes after the action on the first cycle of 25.33% and the second cycle 33.69% increase in learning outcomes. Thus, application of direct learning model to improve learning outcomes III.A grade IPS SD Negeri 1 Pekanbaru. Keywords: direct instructional, the result of social study A. PENDAHULUAN Peningkatan kualitas pendidikan di sekolah tidak terlepas dari proses pembelajaran di kelas yang melibatkan interaksi antara guru dengan peserta didik. Dalam pembelajaran IPS guru dituntut mempunyai keterampilan mengajar agar dapat menarik peserta didik di kelasnya. IPS adalah salah satu bagian dari disiplin ilmu, yang mana dalam mata pelajaran IPS lebih membahas tentang ilmu sosial atau lebih kearah masyarakat dan nilai sosial. Meskipun lebih membahas masalah yang bersifat sosial namun mata pelajaran IPS. Proses pengolahan situasi belajar-mengajar dirasa sangat penting karena hal ini memiliki tujuan agar anak merasa lebih tertarik pada belajar IPS. Proses pembelajaran IPS merupakan suatu kegiatan yang menyenangkan jika kita dapat memahaminya, tidak sekedar mengetahui dan mengandalkan apa yang ada di dalam buku IPS. Kesempatan untuk memahami terbuka setiap saat bagi peserta didik karena IPS dekat dengan keseharian peserta didik. Hubungan ini diharapkan terjadinya aktivitas belajar peserta didik yang produktif, baik secara mandiri maupun kelompok. 1. Mahasiswa Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Universitas Riau. NIM 1105186859 2. Dosen Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Universitas Riau. Sebagai Pembimbing I 3. Dosen Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Universitas Riau. Sebagai Pembimbing II

2 Dengan demikian dapat dikatakan bahwa IPS merupakan bagian dari kehidupan manusia. Menyadari penting peranan IPS di SD maka dalam proses pembelajaran dibutuhkan keterlibatan siswa secara optimal dan menjadikan IPS itu pelajaran yang menyenangkan dan bukan menjadi pelajaran yang membosankan. Sehingga pembelajaran lebih bermakna dan dapat meningkatkan hasil belajar yang diharapkan. Dalam pembelajaran IPS, terutama di kelas tiga, hendaknya dirancang suatu model pembelajaran yang khusus untuk menunjang proses belajar siswa dengan baik dan dapat diajarkan dengan pola kegiatan yang bertahap, selangkah demi selangkah Kardi dan Nur (Trianto, 2010: 3). Dengan cara ini diharapkan dapat merangsang kreativitas siswa dalam belajar, dengan selalu melatih siswa untuk berbicara di depan kelas sehingga dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam belajar IPS. Berdasarkan observasi dan wawancara yang dilakukan penulis dengan guru kelas III.A diperoleh data bahwa hasil belajar IPS siswa kelas III.A umumnya masih tergolong rendah karena belum mencapai KKM yang sudah ditetapkan sekolah. Hal ini dapat dilihat dari hasil ulangan harian kelas III.A SDN 1 Pekanbaru. Tabel 1 Kriteria Ketuntasan Siswa Jumlah KKM Nilai Tuntas Tidak Tuntas siswa Rata-Rata 32 70 59.84 13 orang (41%) 19 orang (59%) Sumber: Dokumen sekolah Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa banyak siswa yang belum mencapai KKM, hal ini dapat disebabkan oleh: 1. Guru tidak menerapkan model pembelajaran yang sesuai. 2. Guru masih dominan dalam kegiatan pembelajaran di kelas dan tidak melibatkan siswa dalam belajar. 3. Kurangnya bimbingan guru dalam proses pembelajaran dan kurang dalam memotivasi siswa belajar. 4. Guru jarang menggunakan model pembelajaran yang ada sesuai dengan tujuan dan fungsinya untuk membantu siswa dalam belajar. 5. Pendekatan pembelajaran digunakan guru masih bersifat konvensional dan sangat tergantung pada presentasi materi dalam buku teks. Ini dapat dilihat dari beberapa gejala yang muncul waktu pembelajaran IPS dilaksanakan di kelas yaitu sebagai berikut: 1. Siswa banyak yang diam saat proses pembelajaran berlangsung. 2. Tidak mau bertanya apa bila kurang atau belum mengerti. 3. Banyak siswa yang tidak dapat mengerjakan soal evaluasi. 4. Rata-rata hasil belajar pada data awal 59.84 dari 32 siswa. 5. Siswa kurang termotivasi dalam kegiatan pembelajaran.

3 6. Tidak dapat menyimpulkan materi yang telah dipelajari, sehingga hasil belajar tidak sesuai dengan yang diharapkan. Mengatasi permasalahan tersebut usaha guru sangat penting dalam memberikan dorongan untuk melakukan perubahan-perubahan tertentu agar tercapainya hasil belajar yang maksimal. Usaha-usaha yang telah dilakukan guru diantaranya adalah melaksanakan demonstrasi dengan menggunakan alat peraga, mengulangi pelajaran yang belum dimengerti siswa dan memberikan tambahan soal latihan, melakukan remedial bagi siswa yang tidak mencapai KKM. Namun demikian, usaha yang dilakukan guru ini belum menampakkan hasil yang maksimal, karena masih ada siswa yang tidak mencapai KKM yaitu 70. Menyelesaikan permasalahan tersebut penulis mencoba memperbaiki proses pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran langsung. Model pembelajaran langsung adalah suatu pendekatan mengajar yang dirancang khusus untuk menunjang proses belajar siswa dengan baik dan dapat diajarkan dengan pola kegiatan yang bertahap, selangkah demi selangkah, Kardi dan Nur (Trianto, 2010: 3) Dengan cara ini diharapkan dapat merangsang kreativitas siswa dalam belajar, dengan selalu melatih siswa untuk berbicara di depan kelas sehingga dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam pembelajaran IPS. Sehingga dapat dirumuskan masalah dalam penelitian ini adalah Apakah penerapan model pembelajaran langsung dapat meningkat hasil belajar IPS siswa di kelas III.A SD Negeri 1 Pekanbaru?. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk meningkat hasil belajar IPS siswa kelas III.A SD Negeri 1 Pekanbaru dengan penerapan model pembelajaran langsung. B. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan di kelas III.A SD Negeri 1 Pekanbaru. Waktu penelitian dimulai semester II tahun pelajaran 2012/2013 bulan Maret 2013, dengan jumlah siswa 32 orang siswa. Penelitian ini dilaksanakan sebanyak 2 siklus dengan 6 kali pertemuan. Bentuk penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas. Peneliti dan guru bekerja sama dalam merencanakan tindakan kelas dan merefleksi hasil tindakan. Pelaksanaan tindakan dilakukan oleh peneliti dan guru kelas bertindak sebagai pengamat selama proses pembelajaran berlangsung. Sesuai dengan jenis penelitian tindakan kelas ini, maka desain penelitian tindakan kelas adalah model siklus dengan pelaksanaannya dengan dua siklus yaitu siklus I dan siklus II. Siklus I terdiri dari perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, pengamatan dan refleksi. Hasil pengamatan dan refleksi pada siklus I diadakan perbaikan proses pembelajaran pada siklus II. Instrumen dalam penelitian ini yaitu Perangkat Pembelajaran yang terdiri dari silabus, RPP, dan LKS kemudian instrumen pengumpul data yang terdiri dari observasi, wawancara, tes, dan dokumentasi. Data yang diperoleh melalui lembar pengamatan dan tes hasil belajar IPS kemudian dianalisis. Teknik analisis data yang akan digunakan adalah statistik deskriptif yang bertujuan untuk mendiskripsikan data tentang aktifitas siswa dan guru selama proses pembelajaran dan data tentang ketuntasan belajar IPS siswa. Analisis data tentang aktivitas guru dan siswa didasarkan dari hasil lembar pengatan selama proses pembelajaran. Lembar pengamatan berguna untuk

4 mengamati seluruh aktivitas yang dilakukan oleh guru dan siswa selama proses pembelajaran dan dihitung dengan menggunakan rumus: NR = x 100% (Purwanto, 2007: 102) Keterangan : NP : persentase rata-rata aktivitas JS : Jumlah skor aktivitas yang dilakukan SM : Skor maksimal yang di dapat dari aktivitas Untuk mengetahui aktivitas guru dan siswa dianalisis dengan menggunakan kriteria seperti tabel 2 berikut: Tabel 2 Interval Kategori Aktivitas Siswa dan Guru % Interval Kategori 80-100 70-79 60-69 50-59 0-49 Amat baik Baik Cukup Kurang Kurang sekali Sumber : Purwanto (2007: 103) Hasil belajar siswa dikatakan meningkat apabila skor ulangan siklus I dan ulangan siklus II lebih tinggi dari skor dasar terhadap KKM yang di tetapkan. Skor ulangan siklus I dan ulang siklus II dianalisis untuk mengetahui ketercapaian KKM yang ditetapkan. Hasil belajar siswa dihitung dengan menggunakan rumus: S = X 100 Keterangan : S = Menyatakan persentase ketuntasan individual K= Skor yang diperoleh siswa N= Menyatakan skor maksimal Tabel 3 Interval dan Kategori Ketuntasan Individu Interval Kategori 80 100 Baik Sekali 70 79 Baik 60 69 Cukup 50 59 Kurang 0-49 Kurang Baik Sumber: Purwanto, Ngalim (2007:112) Seorang siswa dikatakan tuntas apabila mendapatkan nilai hasil belajar mencapai KKM yang ditetapkan yaitu 70. 2. Peningkatan hasil belajar dengan rumus:

5 Keterangan: P : Peningkatan Hasil Belajar Posrate : Nilai sesudah diberikan tindakan Baserate : Nilai sebelum diberikan tindakan 3. Ketuntasan Klasikal Dikatakan tuntas apabila suatu kelas telah mencapai 80% dari jumlah siswa yang tuntas dengan nilai 70 maka kelas itu dikatakan tuntas. C. HASIL DAN PEMBAHASAN Tahap Persiapan Penelitian Pada tahap persiapan peneliti mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan yaitu berupa perangkat pembelajaran dan instrumen pengumpulan data. Perangkat pembelajaran terdiri dari bahan ajar berupa silabus, RPP, Lembar Kerja Siswa. Instrumen pengumpulan data yang digunakan adalah lembar pengamatan dan tes hasil belajar IPS. Pada tahap ini ditetapkan bahwa kelas yang dilakukan tindakan adalah kelas III.A. Tahap Pelaksanaan Proses Pembelajaran Pada penelitian ini proses pembelajaran menerapkan model pembelajaran langsung, dilaksanakan dalam enam kali pertemuan dengan dua kali ulangan siklus. Siklus pertama dilaksanakan tiga kali pertemuan. Dua kali melaksanakan proses pembelajaran dan satu kali Ulangan Harian I. Berdasarkan data yang telah yang telah terkumpul kemudian dievaluasi guna menyempurnakan tindakan. Kemudian dilanjutkan dengan siklus kedua yang dilaksanakan tiga kali pertemuan. Hasil Penelitian Untuk melihat keberhasilan tindakan, data yang diperoleh diolah sesuai dengan teknik analisis data yang ditetapkan. Data tentang aktivitas guru dan siswa. Selama proses pembelajaran berlangsung diadakan pengamatan terhadap aktivitas siswa dan guru. Berdasarkan pengamatan aktivitas siswa dan guru pada pertemuan pertama, belum terlaksana sepenuhnya seperti yang direncanakan, disebabkan siswa belum terbiasa dengan model pembelajaran langsung. Sedangkan pada pertemuan berikutnya aktivitas guru dan siswa mulai mendekati kearah yang lebih baik sesuai RPP. Peningakatan ini menunjukkan adanya keberhasilan pada setiap pertemuan. Data hasil observasi guru dapat dilihat pada Tabel peningkaan aktivitas guru pada siklus I dan siklus II pada Tabel dibawah ini. Tabel 4 Aktivitas Guru pada siklus I dan siklus II Siklus Pertemuan Jumlah % Kategori I Pertemuan 1 13 65% Cukup Pertemuan 2 15 75% Baik II Pertemuan 1 17 85% Amat Baik Pertemuan 2 18 90% Amat Baik

6 Berdasarkan tabel 4 dapat dilihat bahwa aktivitas guru selama pembelajaran siklus I dan siklus II mengalami peningkatan. Pada siklus I pertemuan pertama aktivitas guru memperoleh skor 13 dengan rata-rata persentase 65% (kategori cukup) sedangkan pada pertemuan kedua memperoleh skor 15 dengan rata-rata 75% (baik). Pada siklus I aktivitas guru sudah mengalami peningkatan dari pertemuan satu ke pertemuan kedua, hal ini karena guru sudah mulai mengerti penerapan model pembelajaran langsung dalam kegiatan pembelajaran. Pada siklus II pertemuan pertama aktivitas guru memperoleh skor 17 dengan rata-rata persentase 85% (amat baik). Sedangkan pada pertemuan kedua memperoleh skor 18 dengan rata-rata 90% (amat baik). Pada siklus II aktivitas guru sudah mengalami peningkatan dari siklus I satu, hal ini karena guru sudah menguasai bukan hanya model tetapi dapat membuat anak aktif dan melakukan kegiatan pembelajaran dengan baik. Peningkatan aktivitas guru dapat dilihat pada grafik 1 berikut ini: Grafik 1 Hasil Aktivitas Guru Pada Siklus I dan Siklus II Data hasil observasi tentang aktivitas belajar siswa pada siklus I dan siklus II yang disajikan dalam Tabel dibawah ini. Tabel 5 Aktivitas Siswa pada siklus I dan siklus II Siklus Pertemuan Jumlah % Kategori I Pertemuan 1 13 65% Cukup Pertemuan 2 15 75% Baik II Pertemuan 1 18 90% Amat Baik Pertemuan 2 19 95% Amat Baik

7 Berdasarkan hasil tabel 4.2 terlihat bahwa rata-rata aktivitas belajar siswa pada pertemuan pertama adalah 65% (cukup) dan pada pertemuan kedua adalah 75% (baik) sehingga terlihat adanya peningkatan aktivitas belajar siswa. Sedangkan pada siklus II dapat terlihat aktivitas belajar siswa pada pertemuan pertama adalah 90% (kategori amat baik) sedangkan pada pertemuan kedua adalah 95% (kategori amat baik) sehingga terlihat adanya peningkatan aktivitas belajar siswa dari pertemuan pertama ke pertemuan kedua. Meningkatnya aktivitas siswa tersebut sangat erat kaitannya dengan motivasi siswa dalam proses pembelajaran. Hal ini terlihat dari semangat siswa selama mengikuti proses pembelajaran melalui model pembelajaran langsung. Siswa sudah aktif dan tidak malu lagi bertanya kepada guru. Walau masih ada beberapa siswa yang selalu membacakan presentasi LKS kelompoknya. Meningkatnya aktivitas siswa tidak terlepas dari peranan guru dalam memberi motivasi kepada semua siswa. Hal ini dapat dilihat pada grafik berikut ini: Grafik 2 Hasil Aktivitas Siswa Pada Siklus I dan Siklus II Untuk melihat peningkatan hasil belajar siswa dapat dilihat dari hasil ketuntasan belajar ulangan harian I dan ulangan harian II yang disajikan pada Tabel di bawah ini: Tabel 6 Peningkatan Hasil Belajar Siswa No. 1 2 Data Jumlah Siswa Rata-rata Hasil Belajar Persentase Peningkatan Data Awal 32 59.84 - Siklus I 32 75.00 25.33%

8 3 Siklus II 32 80.00 33.69% Berdasarkan tabel 6 diperoleh data awal dari hasil belajar siswa adalah sebesar 59.84 dengan kriteria kurang. Setelah di adakan penerapan model pembelajaran langsung pada siklus I di peroleh nilai rata-rata 75.00 dengan kriteria baik. Dengan mengalami persentase peningkatan yaitu 25.33%. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar siswa setelah diterapkan pembelajaran dengan menggunakan penerapan pendekatan model pembelajaran langsung. Sedangkan pada siklus II hasil belajar siswa meningkat menjadi 80 dengan kategori amat baik dengan peningkatan 33.69%. Analisis hasil belajar siswa dapat dilihat pada grafik berikut ini: Grafik 3 Analisis Hasil Belajar Siswa Pada Siklus I dan Siklus II Pembahasan Hasil Penelitian Pembahasan hasil penelitian berdasarkan pada hasil analisis penelitian tentang aktivitas guru dan siswa serta ketuntasan secara individu dan klasikal. Dari data tentang aktivitas guru selama proses pembelajaran berlangsung sesuai dengan data penelitian. Hanya saja kelemahan terdapat pada siklus I pertemuan pertama guru masih kurang dalam menguasai kelas. Pada siklus II aktivitas guru mengalami peningkatan. Peningkatan ini karena guru mulai memahami tentang penerapan model pembelajaran langsung. Guru juga mulai komukatif dalam kegiatan pembelajaran sehingga siswa juga lebih antusias dan bersemangat dalam mengikuti kegiatan pembelajaran di kelas. Sedangkan pada siklus II dapat terlihat aktivitas belajar siswa pada pertemuan pertama terlihat adanya peningkatan aktivitas belajar siswa dari dari

9 siklus I pertemuan pertama hingga pertemuan kedua siklus II. Peningkatan ini karena aktivitas siswa selama proses pembelajaran dengan penerapan model pembelajaran langsung pada siklus I, sebagian besar siswa sudah mulai ikut berpartisipasi dalam kegiatan pembelajaran yang selama ini siswa hanya sebagai penerima informasi yang diberikan guru. Siswa juga antusias dalam mengerjakan LKS. Sedangkan kelemahannya yaitu masih ada siswa yang melakukan kegiatan lain pada saat diskusi, siswa masih ada yang ribut dan sulit dalam membuat kesimpulan. Pada siklus II terjadinya peningkatan terhadap ketuntasan secara klasikal dan individu disebabkan karena dalam aktivitas belajar siswa telah memahami dan mengerti dengan penerapan model pembelajaran langsung. Hal ini juga disebabkan karena guru selalu memotivasi siswa untuk belajar dengan baik. Aktivitas guru dan siswa meningkat sehingga proses pembelajaran menjadi semakin baik dan sempurna. Dari data tentang aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung sesuai dengan data penelitian. Hanya saja kelemahan terdapat pada siklus I pertemuan pertama siswa masih kurang dalam keterlibatan proses pembelajaran. Siswa masih ada yang bermain-main saat melakukan diskusi pada pertemuan pertama dan kedua. Pada siklus II aktivitas siswa mengalami peningkatan. Untuk aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung, terlihat sebagian besar siswa bersemangat dalam mengikuti pembelajaran dan lebih aktif dalam setiap proses pembelajaran yang dilaksanakan. Berdasarkan hasil aktivitas guru dan siswa, hasil belajar siswa juga mengalami peningkatan. Pada analisis data tentang ketercapaian secara individu dan klasikal diperoleh fakta bahwa terjadi peningkatan jumlah siswa yang mencapai KKM berdasarkan data awal, ulangan siklus I dan siklus II. Hal ini dapat dilihat pada tabel berikut 4.5 berikut ini: Tabel 7 Persentase Hasil Belajar Siswa pada Skor Dasar, UH I dan UH II Persentase Hasil Belajar Siswa No Interval Kategori Skor Dasar UH I (Siklus I) UH II (Siklus II) Jumlah Persentase Jumlah Persentase Jumlah Persentase 1 80 100 Baik 1 3.1% 18 56.3% 23 71.9% Sekali 2 70 79 Baik 12 37.5% 7 21.9% 7 21.9% 3 60 69 Cukup 3 9.4% 6 18.7% 2 6.2% 4 50 59 Kurang 12 37.5% 1 3.1% 0 0.0% 5 0-49 Kurang 4 12.5% 0 0.0% 0 0.0% Baik Dari tabel di atas dapat dilihat peningkatan persentase hasil belajar siswa mulai dari data awal sebelum tindakan, hingga memberikan tindakan pada tiap siklus I dan siklus II sangat mengalami peningkatan. Penerapan model pembelajaran langsung dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran. Dalam penerapan model pembelajaran langsung siswa tidak hanya aktif dalam kegiatan belajar, siswa juga dapat melakukan diskusi mengenai

10 semangat kerja yang ada di dalam kehidupan sehari-hari dan fungsinya. Sehingga anak lebih mudah memahami dan mengingat pembelajaran dengan baik. Pada awal pertemuan pertama memang siswa masih terlihat kurang bersemangat dan tidak aktif dalam kegiatan pembelajaran, setelah pertemuan kedua mulai ada peningkatan pada siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Model pembelajaran langsung adalah suatu pendekatan mengajar yang dirancang khusus untuk menunjang proses belajar siswa dengan baik dan dapat diajarkan dengan pola kegiatan yang bertahap, selangkah demi selangkah, Kardi dan Nur (Trianto, 2010: 3) Dengan cara ini diharapkan dapat merangsang kreativitas siswa dalam belajar, dengan selalu melatih siswa untuk berbicara di depan kelas sehingga dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam pembelajaran IPS. Dengan melakukan model pembelajaran langsung pembelajaran mudah diingat dan dipahami oleh siswa. Sesuai dengan cara-cara tertentu untuk memperoleh ilmu dan pengembangan ilmu itu selanjutnya. Dengan model pembelajaran langsung siswa dapat mempelajari IPS melalui diskusi. Dengan penerapan model pembelajaran langsung tersebut diharapkan daya serap anak dapat meningkat dan tercapainya tingkat pemahaman yang bagus dari anak sehingga anak dapat menyelesaikan sola-soal yang berhubungan dengan IPS dan perubahannya dan nantinya akan diperoleh hasil belajar yang baik khususnya pada materi pokok semangat kerja pada mata pelajaran IPS umumnya. Penggunaan penerapan model pembelajarang langsung di kelas III.A SDN 1 Pekanbaru terdapat beberapa kebaikan dan kelemahan yang peneliti temukan saat berlangsungnya kegiatan pembelajaran. Di antaranya adalah guru telah berusaha untuk membuat siswa terlihat sudah mulai ikut berpartisipasi dan termotivasi dengan mereka yang melakukan sendiri sesuai dengan materi yang diajarkan, karena selama ini dalam kegiatan proses belajar mengajarnya siswa hanya mendengarkan penjelasan guru. Hal ini menunjukkan bahwa pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran langsung dapat meningkatkan hasil belajar sesuai dengan hipotesis penelitian yaitu jika diterapkan model pembelajaran langsung maka dapat meningkatkan hasill belajar IPS siswa kelas III.A SD Negeri 1 Pekanbaru. D. SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Persentase aktivitas guru dalam melaksanakan pembelajaran pada siklus I pertemuan 1 yaitu 65% dengan kategori cukup dan pertemuan ke 2 yaitu 75% dengan kategori baik. Pada siklus II mengalami peningkatan pertemuan 1 yaitu 85% dengan kategori amat baik dan pertemuan 2 yaitu 90% dengan kategori amat baik. 2. Persentase aktivitas siswa dalam melaksanakan pembelajaran pada siklus I pertemuan 1 yaitu 65% dengan kategori kurang dan pertemuan ke 2 yaitu 75% dengan kategori baik. Pada siklus II mengalami peningkatan pertemuan 1

11 yaitu 90% dengan kategori amat baik dan pertemuan 2 yaitu 95% dengan kategori amat baik. 3. Ketuntasan hasil belajar secara individu pada data awal yaitu 13 orang siswa (41%) yang tuntas, sedangkan siklus I meningkat menjadi 25 orang siswa (78%) yang mencapai KKM. Kemudian meningkat lagi pada siklus II menjadi 31 orang siswa (97%) yang mencapai KKM. Melalui penulisan skripsi ini peneliti mengajukan saran yang berhubungan dengan penerapan model pembelajaran langsung yaitu: 1. Bagi guru yang akan melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan penerapan model pembelajaran langsung sebaiknya harus dapat memotivasi siswa untuk aktif. 2. Bagi siswa, sebaiknya lebih aktif dan banyak bertanya dalam kegiatan pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran sesuai dengan apa yang dilaksanakan dan lebih serius dalam pembelajaran. E. UCAPAN TERIMAKASIH Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan penghargaan, rasa hormat, dan ucapan trima kasih yang setulusnya kepada: 1. Dr. H. M. Nur Mustafa, M.Pd selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau. 2. Drs. Zariul Antosa, M.Sn selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Universitas Riau 3. Drs. H. Lazim N, M.Pd selaku Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Univesitas Riau 4. Otang Kurniaman, S.Pd.,M.Pd selaku Pembimbing I dan Drs. H. Lazim N, M.Pd. sebagai Pembimbing II yang telah memberikan bimbingan dan arahan kepada peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini. 5. Bapak dan Ibu dosen Program studi Pendidikan Guru Sekolah Dasr FKIP Universitas Riau yang telah membekali ilmu kepada peneliti. 6. Bapak kepala sekolah, guru dan siswa kelas III.A SD Negeri 1 Pekanbaru yang telah memberi kesempatan kepada peneliti selama penelitian berlangsung. 7. Keluarga, sahabat-sahabat, teman-teman mahasiswa seangkatan yang tidak bisa disebutkan satu persatu, semoga kebersamaan ini akan abadi. Semoga Allah SWT memberikan keridhoannya atas bantuan semuanya. F. DAFTAR PUSTAKA Aunurrahman. 2011. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta. Arikunto, Suharsimi. 2010. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara. Aqip, Zainal dkk. 2007. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) untuk Guru SMP,SMA, SMK. Bandung: CV Yrama Widya. Depdiknas. 2006. Kurikulum 2007 (Standar kompetensi dan Kompetensi dasar). Jakarta: Depdiknas. Ibrahim, dkk. 2000. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: Unesa-University Press. Purwanto, Nsgalim. 2007. Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Rusman. 2010. Model-Model pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta: Raja wali Pers. Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi. Jakarta: Rineka Cipta. Sudjana, Nana. 2004. Dasar- Dasar Proses Belajar Mengajar. Sinar Baru Algensindo. Bandung. Tim Bina IPS, 2010. Ilmu Pengetahuan Sosial Kelas III SD. Bogor: Yudistira. Trianto. 2007. Mendesain Model Pembelajaran Progresif. Jakarta: Prestasi Pustaka. Uno, H. B. 2007. Teori Motivasi dan Pengukurannya, Analisis di bidang Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. 12