1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pada masa sekarang ini desentralisasi dipandang sebagai suatu alat kebijakan yang efektif dalam menangani sejumlah masalah berkaitan dengan stabilitas dan pertumbuhan ekonomi di dalam suatu negara demokrasi. Meski demikian, desentralisasi tidaklah menjamin keberhasilan suatu pemerintahan. Peraturan dan hukum di tingkat daerah dan pusat yang berjalannya seiring lebih mudah dikatakan daripada dilaksanakan. Banyak upaya desentralisasi di berbagai negara yang mengalami kegagalan. Sumber kegagalan desentralisasi beragam. Namun, kegagalannya seringkali dikaitkan dengan masalah ekonomi, yaitu ketimpangan pendapatan, sumberdaya, dan kesempatan ekonomi di berbagai daerah. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) merupakan rencana keuangan tahunan Pemerintah Daerah yang disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (PP No.24 Tahun 2005). Sedangkan menurut PP Nomor 58 Tahun 2005 dalam Warsito Kawedar, dkk (2008), Anggaran dan Belanja Daerah adalah rencana keuangan tahunan Pemerintah Daerah yang dibahas dan disetujui bersama oleh Pemerintah Daerah dan DPRD, dan ditetapkan dengan Peraturan Daerah.
2 Dengan dikeluarkannya Undang-Undang No. 33 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah, maka daerah diberikan otonomi atau kewenangan kepada daerah untuk mengurus urusan rumah tangganya sendiri. Adanya desentralisasi keuangan merupakan konsekuensi dari adanya kewenangan untuk mengelola keuangan secara mandiri. Apabila Pemerintah Daerah melaksanakan fungsinya secara efektif dan mendapat kebebasan dalam pengambilan keputusan pengeluaran di sektor publik maka mereka harus mendapat dukungan sumber-sumber keuangan yang berasal dari Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Perimbangan, Pinjaman Daerah, dan lain-lain dari pendapatan yang sah (Halim, 2009). Pendapatan Asli Daerah (PAD) setiap daerah berbeda-beda. Daerah yang memiliki kemajuan dibidang industri dan memiliki kekayaan alam yang melimpah cenderung memiliki PAD jauh lebih besar dibanding daerah lainnya, begitu juga sebaliknya. Karena itu terjadi ketimpangan Pendapatan Asli Daerah. Di satu sisi ada daerah yang sangat kaya karena memiliki PAD yang tinggi dan di sisi lain ada daerah yang tertinggal karena memiliki PAD yang rendah. Dalam Undang-Undang No.32 Tahun 2004 disebutkan bahwa untuk pelaksanaan kewenangan Pemerintah Daerah, Pemerintah Pusat akan mentransfer Dana Perimbangan yang terdiri dari Dana Alokasi Umum (DAU), Dana Alokasi Khusus (DAK), dan Dana Bagi Hasil yang terdiri dari pajak dan sumber daya alam. Disamping Dana Perimbangan tersebut, Pemerintah Daerah mempunyai 5 sumber pendanaan sendiri berupa Pendapatan Asli Daerah (PAD), pembiayaan, dan lain-lain pendapatan daerah. Kebijakan penggunaan semua dana tersebut diserahkan kepada Pemerintah Daerah. Dana transfer dari Pemerintah Pusat digunakan secara efektif
3 dan efisien oleh Pemerintah Daerah dalam meningkatkan pelayanannya kepada masyarakat. Sumber-sumber Pendapatan Daerah yang diperoleh dan dipergunakan untuk membiayai penyelenggaran urusan Pemerintah Daerah. Warsito, dkk (2008) mengatakan bahwa belanja daerah dirinci menurut urusan Pemerintah Daerah, organisasi, program, kegiatan, kelompok, jenis, obyek dan rincian obyek belanja. Belanja daerah dipergunakan dalam rangka mendanai pelaksanaan urusan pemerintah yang menjadi kewenangan Provinsi atau Kabupaten/Kota yang terdiri dari urusan wajib, urusan pilihan dan urusan yang penanganannya dalam bidang tertentu yang dapat dilaksanakan bersama antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah. Belanja penyelenggaraan urusan wajib diprioritaskan untuk melindungi dan meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat dalam upaya memenuhi kewajiban daerah yang diwujudkan dalam bentuk peningkatan pelayanan dasar, pendidikan, kesehatan, fasilitas sosial dan fasilitas umum yang layak serta mengembangkan sistem jaminan sosial. Dalam rangka memudahkan penilaian kewajaran biaya suatu program atau kegiatan, belanja menurut kelompok belanja terdiri dari belanja tidak langsung dan belanja langsung. Kemudian pertumbuhan penduduk yang tinggi akan dapat menaikkan output melalui penambahan tingkat dan ekspansi pasar baik pasar dalam negeri maupun luar negeri. Santosa dan Rahayu (2005) mengatakan, penambahan penduduk tinggi yang diiringi dengan perubahan teknologi akan mendorong tabungan dan juga penggunaan skala ekonomi di dalam produksi. Penambahan penduduk merupakan satu hal yang
4 dibutuhkan dan bukan suatu masalah, melainkan sebagai unsur penting yang dapat memacu pembangunan dan pertumbuhan ekonomi. Penelitian ini mengacu pada penelitian yang telah dilakukan oleh Ronald Hariyanto (2005) Analisis Pengeluaran Pemerintah Daerah di Provinsi Jawa Tengah Periode Tahun Anggaran 2000-2002. Dengan rumusan masalah yaitu seberapa besar pengaruh pendapatan asli daerah, dana perimbangan, dan jumlah penduduk dalam menentukan besarnya pengeluaran pemerintah di daerah kabupaten/kota di Provinsi Jawa Tengah. Hasil dari penelitian ini menyatakan bahwa pendapatan asli daerah, dana perimbangan, dan jumlah penduduk berpengaruh secara positif dan signifikan baik secara simultan maupun parsial terhadap pengeluaran pemerintah. Penelitian yang dilakukan oleh Ikin Solikin, SE., MSi. Ak. (2007) Hubungan Pendapatan Asli Daerah dan Dana Alokasi Umum dengan Belanja Modal di Jawa Barat, dengan tahun anggaran 2007. Penelitian ini ingin mengetahui tentang bagaimana hubungan pendapatan asli daerah dan dana alokasi umum dengan belanja modal di Jawa Barat. Hasil dari penelitian ini menyatakan bahwa pendapatan asli daerah dan dana alokasi umum berpengaruh secara positif dan signifikan baik secara simultan maupun parsial terhadap belanja modal. Penelitian selanjutnya yang dilakukan oleh Eva Septriani Sianipar (2011) Analisis Pengaruh Pendapatan Asli Daerah dan Dana Perimbangan terhadap Pengalokasian Belanja Modal pada Kabupaten/Kota di Sumatera Utara, dengan tahun anggaran yang digunakan 2007-2009. Penelitian ini pada dasarnya ingin mengetahui apakah pendapatan asli daerah dan dana perimbangan berpengaruh terhadap pengalokasian anggaran belanja modal pada kabupaten/kota di Sumatera
5 Utara. Dan hasil dari penelitian ini menyatakan bahwa pendapatan asli daerah dan dana perimbangan berpengaruh secara positif dan signifikan baik secara simultan maupun parsial terhadap pengalokasian belanja modal. Penelitian yang dilakukan oleh Sri Hayati BR. Sembiring (2009) Analisis Pengaruh Belanja Modal dan Pendapatan Asli Daerah terhadap Belanja Pemeliharaan dalam Realisasi Anggaran Pemerintahan Kabupaten dan Kota di Sumatera Utara, dengan tahun anggaran 2000-2007. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah belanja modal dan pendapatan asli daerah berpengaruh secara simultan dan parsial terhadap belanja pemeliharaan. Dan hasil dari penelitian ini menyatakan bahwa belanja modal dan pendapatan asli daerah berpengaruh secara positif dan signifikan baik secara simultan maupun parsial terhadap belanja pemerintahan. Penelitian yang dilakukan oleh Mhd. Ali Akbar (2011) Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Jumlah Penduduk dan Pertumbuhan Ekonomi terhadap Belanja Daerah pada Pemerintah Daerah di Sumatera Utara, periode tahun anggaran 2006-2009. Penelitian ini ingin mengetahui apakah pendapatan asli daerah, dana alokasi umum, jumlah penduduk, dan pertumbuhan ekonomi berpengaruh terhadap belanja daerah. Hasil dari penelitian ini menyatakan bahwa pendapatan asli daerah, dana alokasi umum, jumlah penduduk dan pertumbuhan ekonomi berpengaruh secara positif dan signifikan secara simultan terhadap anggaran belanja Daerah. Tetapi secara parsial hanya pendapatan asli daerah, dana alokasi umum dan jumlah penduduk yang berpengaruh signifikan terhadap anggaran belanja daerah. Sedangkan pertumbuhan ekonomi tidak berpengaruh signifikan terhadap anggaran belanja daerah.
6 Penelitian yang dilakukan oleh Indra Syahputra (2010) Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana Bagi Hasil, Dana Alokasi Umum terhadap Belanja Daerah Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara, dengan menggunakan tahun anggaran 2006-2008. Penelitian ini meguji apakah pendapatan asli daerah, dana bagi hasil dan dana alokasi umum berpengaruh secara simultan dan parsial terhadap belanja pemerintah. Hasil dari penelitian ini menyatakan bahwa pendapatan asli daerah, dana bagi hasil dan dana alokasi umum berpengaruh secara positif dan signifikan baik secara simultan maupun parsial terhadap belanja pemerintah. Penelitian yang dilakukan oleh Alfan H. Harahap (2009) Pengaruh Dana Bagi Hasil Pajak dan Dana Bagi Hasil Sumber Daya Alam terhadap Belanja Modal pada Kabupaten/Kota di Sumatera Utara, dengan tahun anggaran 2005-2007. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah dana bagi hasil pajak dan dana bagi hasil sumber daya alam berpengaruh terhadap belanja modal. Dan ternyata hasil dari penelitian ini menyatakan bahwa dana bagi hasil pajak dan dana bagi hasil sumber daya alam berpengaruh secara positif dan signifikan secara simultan terhadap belanja modal. Tetapi secara parsial hanya dana bagi hasil pajak yang berpengaruh signifikan terhadap belanja modal. Sedangkan dana bagi hasil sumber daya alam tidak berpengaruh signifikan terhadap belanja modal. Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Nur Indah Rahmawati (2010) Pengaruh Pendapatan Asli Daerah dan Dana Alokasi Umum terhadap Alokasi Belanja Daerah pada Pemerintah Kabupaten/Kota di Jawa Tengah, dengan menggunakan tahun anggaran 2007-2009. Penelitian ini untuk menguji apakah pendapatan asli daerah dan dana alokasi umum memiliki pengaruh secara parsial terhadap besarnya alokasi
7 belanja daerah. Penelitian ini menyimpulkan bahwa pendapatan asli daerah dan dana alokasi umum berpengaruh secara positif dan signifikan secara parsial terhadap belanja daerah. Penelitian yang dilakukan oleh Mutiara Maimunah (2006) Flypaper Effect pada Dana Alokasi Umum dan Pendapatan Asli Daerah terhadap Belanja Daerah pada Kabupaten/Kota di Pulau Sumatera, dengan menggunakan data tahun 2004. Penelitian ini dengan rumusan masalah apakah dana alokasi umum dan pendapatan asli daerah mempunyai pengaruh terhadap alokasi belanja pemerintah. Hasil dari penelitian ini membuktikan bahwa dana alokasi umum dan pendapatan asli daerah berpengaruh secara positif dan signifikan secara parsial terhadap belanja daerah. Penelitian yang dilakukan oleh Pungky Ardhani (2011) Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, dan Dana Alokasi Khusus terhadap Pengalokasian Anggaran Belanja Modal, dengan tahun anggaran 2007-2009. Penelitian ini untuk mengetahui apakah pertumbuhan ekonomi, pendapatan asli daerah, dana alokasi umum, dan dana alokasi khusus berpengaruh secara parsial terhadap pengalokasian belanja modal. Dan hasil dari penelitian ini adalah pendapatan asli daerah, dana alokasi umum, dan dana alokasi khusus berpengaruh positif dan signifikan secara parsial terhadap pengalokasian anggaran belanja modal. Sedangkan pertumbuhan ekonomi tidak berpengaruh terhadap pengalokasian anggaran belanja modal.
8 Penelitian ini memiliki perbedaan dengan penelitian sebelumnya yaitu populasi penelitian adalah daerah Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Timur dengan periode tahun anggaran 2009-2011. Berdasarkan deskripsi diatas, dapat disimpulkan bahwa Pendapatan Asli Daerah, Dana Perimbangan, dan Jumlah Penduduk mempengaruhi tingkat besarnya alokasi belanja daerah. Atas latar belakang tersebut maka penulis ingin membahas penelitian ini dengan mengambil judul Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Besarnya Alokasi Belanja Daerah (Studi Kasus pada Pemerintah Kabupaten/Kota di Jawa Timur). B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut : 1. Apakah terdapat pengaruh antara Pendapatan Asli Daerah, Dana Perimbangan, dan Jumlah Penduduk secara simultan terhadap besarnya alokasi Belanja Daerah? 2. Apakah terdapat pengaruh antara Pendapatan Asli Daerah, Dana Perimbangan, dan Jumlah Penduduk secara parsial terhadap besarnya alokasi Belanja Daerah?
9 C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan Penelitian Sesuai dengan masalah penelitian yang telah diuraikan di atas, maka penelitian ini bertujuan: 1. Untuk mengetahui adanya pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana Perimbangan, dan Jumlah Penduduk secara simultan terhadap besarnya alokasi Belanja Daerah. 2. Untuk mengetahui adanya pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana Perimbangan, dan Jumlah Penduduk secara parsial terhadap besarnya alokasi Belanja Daerah. 2. Kegunaan Penelitian yaitu : Melalui penelitian ini diharapkan diperolehnya manfaat untuk berbagai pihak 1) Sebagai tambahan pengetahuan dan cakrawala berpikir dalam hal pengembangan wawasan di bidang belanja daerah dalam pemerintah daerah serta sebagai ajang ilmiah yang menerapkan berbagai teori yang diperoleh selama perkuliahan dan membandingkannya dengan kenyataan yang ada. 2) Sebagai masukan bagi pemerintah daerah untuk memanfaatkan dana transfer dari pemerintah pusat dan pendapatan asli daerah secara proporsional dan disajikan secara transparan sehingga dapat terwujud good governance.
10 3) Sebagai informasi dan bahan referensi atau bahan kajian dalam menambah khasanah ilmu pengetahuan khususnya tentang belanja daerah di pemerintah daerah.