BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
Trigustina Simbolon, Gim Tarigan, Partano Siagian

BAB 1 PENDAHULUAN. meningkatkan kesejahteraan masyarakat, dalam hal ini adalah keluarga.

BAB 1 PENDAHULUAN. kependudukan, termasuk juga di Indonesia. Salah satu masalah yang di hadapi

BAB 1 PENDAHULUAN. sebesar 2,76% per tahun terutama didukung oleh pertumbuhan produksi yang cepat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan Negara yang dilihat dari jumlah penduduknya ada

BAB 1 PENDAHULUAN. Keluarga Berencana merupakan salah satu usaha untuk mencapai kesejahteraan dengan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut WHO (World Health Organisation) expert Committe 1970 :

BAB I PENDAHULUAN. pesat, baik ditinjau dari sudut tujuan, ruang linkup geografis, pendekatan,

BAB I PENDAHULUAN. mulai dari penyediaan fasilitas pendidikan, kesehatan, lapangan kerja, dan

BAB 1 PENDAHULUAN. namun kemampuan mengembangkan sumber daya alam seperti deret hitung. Alam

BAB 1 PENDAHULUAN. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan salah satu indikator tingkat

I. PENDAHULUAN. dengan jumlah penduduk sebanyak juta jiwa penduduk (BPS, 2010).

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah penduduk terbanyak

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam perencanaan pembangunan, data mengenai kependudukan memegang peranan

BAB I PENDAHULUAN. jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2013 yaitu sebanyak 248 juta jiwa. akan terjadinya ledakan penduduk (Kemenkes RI, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. jagung antara lain produktifitas, luas panen, dan curah hujan. Pentingnya

BAB I PENDAHULUAN. setelah Amerika, China, dan India. Jumlah penduduk Indonesia dari hasil Sensus

BAB 1 PENDAHULUAN. kelahiran di Simalungun ini perlu dianalisis. (

BAB I PENDAHULUAN. 2010) dan laju pertumbuhan penduduk antara tahun sebesar 1,49% yang

BAB I PENDAHULUAN. angka kelahiran adalah melalui program keluarga berencana nasional. Program KB

BAB 1 PENDAHULUAN. yang muda, dan arus urbanisasi ke kota-kota merupakan masalah-masalah pokok

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini dapat dibuktikan dengan melihat negara Amerika Serikat dan Jepang,

BAB I PENDAHULUAN. besar dan berkualitas serta dikelola dengan baik, akan menjadi aset yang besar dan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Sistem Kesehatan Nasional (SKN) 1982 dikatakan bahwa salah

1. BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. jumlah dan jarak kehamilan dengan memakai kontrasepsi. Kontrasepsi

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pendapatan perkapita merupakan besarnya pendapatan rata-rata penduduk suatu

BAB I PENDAHULUAN. berkembang, termasuk Indonesia. Salah satu masalah kependudukan yang dihadapi

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Demografi mempelajari jumlah, persebaran, teritorial dan komposisi penduduk

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Penduduk merupakan modal dasar dalam mewujudkan pembangunan

Tingkat pertumbuhan sekitar 1,48% per tahun dan tingkat kelahiran atau Total


BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan penduduk melalui program Keluarga Berencana (KB). sejahtera. Sejalan dengan arah kebijakan Rencana Pembangunan Jangka

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi, sosial, budaya, agama serta lingkungan penduduk. Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang. Keluarga berencana telah menjadi salah satu sejarah keberhasilan pada

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder.

BAB I PENDAHULUAN. Delapan tujuan Millenium Development Goals (MDG s) telah disepakati

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan rangkuman dari Indeks Perkembangan dari berbagai sektor ekonomi

BAB 1 PENDAHULUAN. keluarga kecil yang bahagia dan sejahtera (BKKBN, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. terbesar di dunia (Cina, India, dan Amerika Serikat) dengan. 35 tahun (Hartanto, 2004).

BAB I PENDAHULUAN. Hasil Sensus Penduduk tahun 2000 menunjukkan, penduduk Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. terhadap bayi premature (lahir muda) makin dapat diselamatkan dari kematian,

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam waktu 10 tahun. Jumlah penduduk dunia tumbuh begitu cepat, dahulu untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kebijakan pemerintah dapat diambil secara tepat apabila berdasar pada informasi

BAB 1 PENDAHULUAN. (1969) yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak dalam

BAB I PENDAHULUAN. dalam pelaksanaan hingga saat ini juga masih mengalami hambatan hambatan.

PENGARUH PASANGAN USIA SUBUR (PUS), AKSEPTOR KB DAN JUMLAH POSYANDU TERHADAP JUMLAH KELAHIRAN DI KOTA MEDAN TAHUN 2012 TUGAS AKHIR

BAB 1 PENDAHULUAN. penduduk. Permasalahan yang sangat menonjol adalah jumlah penduduk yang

BAB I PENDAHULUAN. bayi sebagai upaya untuk menjarangkan jarak kehamilan. terbentuknya keluarga kecil yang berkualitas (BkkbN, 2013)

BAB I PENDAHULUAN. menempati posisi keempat di dunia setelah Cina, India, dan Amerika Serikat, dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. Keberhasilan Program Keluarga Berencana (KB) pada periode-periode yang telah lalu

I. PENDAHULUAN. tidak segera mendapatkan pemecahannya. Jumlah penduduk yang besar dapat. menimbulkan dampak terhadap kesejahteraan setiap keluarga.

BAB 1 PENDAHULUAN. mendatang dapatlah dibuat sebuah proyeksi penduduk wilayah bersangkutan.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Ledakan penduduk merupakan masalah yang belum terselesaikan sampai

BAB 1 PENDAHULUAN. berkesinambungan. Masalah reproduksi di Indonesia mempunyai dua dimensi,

BAB 1 PENDAHULUAN. kependudukan. Sejak 2004, program keluarga berencana (KB) dinilai berjalan

BAB 1 PENDAHULUAN. serta India, hal ini telah dipraktekkan sejak berabad-abad yang lalu, tetapi waktu itu

menikah di usia muda di Indonesia dengan usia tahun pada tahun 2010 lebih dari wanita muda berusia tahun di Indonesia sudah

BAB I PENDAHULUAN. sejalan dengan hasil kesepakan International Conference On Population and

BAB I PENDAHULUAN. adanya permasalahan kependudukan, karena Indonesia merupakan negara

BAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan telah, sedang dan akan dilaksanakan untuk mengatasi masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang kompleks, meliputi hal-hal nonteknis seperti wanita dan pendidikan.

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah utama yang dihadapi Indonesia adalah di bidang kependudukan yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu negara berkembang yang memiliki beban jumlah penduduk yaitu

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Keluarga berencana telah menjadi salah satu sejarah keberhasilan dan

BAB I PENDAHULUAN. Selama ini diakui bahwa program Keluarga Berencana (KB) di Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah yang dihadapi beberapa negara berkembang dewasa ini adalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menurut Soekanto, 1995:431 (dalam Atika, 2011) proses pembangunan

BAB 1 : PENDAHULUAN. dengan angka fertilitas atau total fertility rate (TFR) 2,6. Indonesia masih berada

BAB 1 PENDAHULUAN. 1970, kemudian dikukuhkan dan diatur di dalam Undang-Undang Nomor 10 tahun

BAB I PENDAHULUAN. Keluarga berencana (KB) adalah gerakan untuk membentuk keluarga. alat-alat kontrasepsi atau penanggulangan kelahiran.

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat agar dapat menerima pembentukan Norma Keluarga Kecil Bahagia. dan Sejahtera (NKKBS) (Manuaba, 2004).

BAB 1 PENDAHULUAN. laju pertumbuhan penduduk. Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan. Realita yang ada saat ini masih banyak masyarakat yang belum bisa

BAB I PENDAHULUAN. memungkinkan wanita untuk merencanakan kehamilan sedemikian rupa sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN. karena masalah pertumbuhan penduduk adalah masalah yang sangat membutuhkan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan salah satu indikator penting

BAB 1 PENDAHULUAN. manusia. Melalui hal ini Indonesia diharapkan dapat bersaing dengan Negara-negara lain di

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kemiskinan adalah keadaan dimana terjadi ketidakmampuan untuk memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. seperti Negara Indonesia akan berdampak pada pertumbuhan ekonomi Negara

BAB I PENDAHULUAN. Penduduk di dunia mencapai 7,3 miliar jiwa tahun Indonesia. merupakan negara ke-4 di dunia dengan estimasi jumlah penduduk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Posyandu atau Pos Pelayanan Terpadu adalah Forum Komunikasi Alih. rangka pencapaian NKKBS ( Mubarak & Chayalin, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan pada hakikatnya adalah upaya mewujudkan tujuan nasional

BAB I PENDAHULUAN. Keluarga Berencana (KB). Progam KB yang baru didalam paradigma ini

BAB I PENDAHULUAN. besar jiwa pada tahun 2010, laju pertumbuhan tinggi yaitu sebesar

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional yang sangat penting dalam rangka mewujudkan

Promotif, Vol.1 No.2 Apr 2012 Hal

BAB 1 PENDAHULUAN. Angka pertumbuhan penduduk yang tinggi merupakan salah satu masalah

BAB I PENDAHULUAN. Kota Bandar Lampung merupakan Ibu Kota Provinsi Lampung. Kota Bandar

BAB 1 PENDAHULUAN. (bkkbn.go.id 20 Agustus 2016 di akses jam WIB). besar pada jumlah penduduk dunia secara keseluruhan. Padahal, jumlah penduduk

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Keluarga yang berkualitas adalah keluarga yang sejahtera, sehat, maju,

BAB I PENDAHULUAN. laju pertumbuhan penduduk yang masih relatif tinggi. 1. Indonesia yang kini telah mencapai 237,6 juta hingga tahun 2010 menuntut

I. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. mencitrakan (to describe), menerangkan sifat bumi, serta menganalisa gejalagejala

BAB 1 PENDAHULUAN. yang muncul di seluruh dunia, di samping isu tentang global warning, keterpurukan

SINOPSIS RENCANA TESIS ANALISIS FAKTOR PENYEBAB PASANGAN USIA SUBUR TIDAK MENGGUNAKAN KONTRASEPSI DI DESA CERME KECAMATAN GROGOL KABUPATEN KEDIRI

BAB 1 PENDAHULUAN. yang digunakan dengan jangka panjang, yang meliputi IUD, implant dan kontrasepsi

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Keluarga Berencana (KB) bukanlah hal baru, karena menurut catatan-catatan dan tulisan-tulisan yang berasal dari Mesir Kuno, Yunani Kuno, Tiongkok Kuno dan India. hal ini telah mulai dipraktekkan sejak berabad-abad yang lalu tetapi pada waktu itu cara-cara yang dipakai masih kuno dan primitif. Dalam sejarah manusia berabad-abad lamanya tidak seorangpun yang tahu bagaimana terjadinya kehamilan. Hubungan antara persetubuhan suami istri dengan kehamilan tidak diketahui sama sekali, kehamilan disangka disebabkan oleh sesuatu yang masuk atau termakan oleh wanita atau disebabkan oleh pengaruh matahari dan bulan atau hal-hal lainnya. Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki jumlah penduduk yang besar. Tak heran jika masalah demi masalah terus melanda Indonesia khususnya masalah ekonomi yang erat dengan kependudukan. Dalam hal jumlah penduduk, Indonesia menempati posisi keempat dunia di bawah Amerika Serikat (tahun 2005). Sungguh ironis, jumlah penduduk yang sangat besar tersebut tidak dibarengi oleh kemajuan negara. Tak heran jika Indonesia hanya menjadi negara yang sedang berkembang dengan angka kemiskinan yang tinggi. Kepadatan penduduk tidak dapat dielakkan dan menimbulkan bermacam masalah di dalam masyarakat tersebut seperti pengangguran, kriminal, tempat kumuh, kemacetan lalu lintas yang semakin lama akan terus mencekik bangsa ini.

Salah satu faktor penyebab masalah itu adalah kurangnya sistem manajemen kependudukan yang sehat dan berkelanjutan. Kita tahu Indonesia mempunyai Angka Kelahiran Total (Total Fertility Rate) cukup tinggi. Jika tidak dapat ditekan akan menimbulkan dampak kependudukan yang tidak sehat. Salah satu caranya adalah dengan menggiatkan kembali Program KB secara efektif dan berkelanjutan. Indonesia telah mendapat penghargaan dari PBB berupa Population Award sebagai wujud pengakuan dan penghargaan dunia atas keberhasilan Indonesia dalam pengendalian masalah kependudukan. Namun pengakuan dan penghargaan itu ternyata tak membuat pemerintah untuk merefleksi diri. Sepertinya pemerintah lengah dalam menghadapi gejala-gejala yang terjadi di masyarakat. Pemerintah kurang tanggap terhadap masalah yang ada, sehingga ketika Program KB dinyatakan berhasil menekan jumlah penduduk, pemerintah seolah-olah hanya duduk manis tanpa merencanakan Program KB selanjutnya. Akhirnya Program KB hanya terbengkalai seperti ladang kering saat kemarau panjang. Tidak dapat dipungkiri juga, masyarakat sekarang ini mulai memandang sebelah mata Program KB. Ini salah satu kecerobohan sistem kependudukan yang dijalankan pemerintah. Berkurangnya sosialisasi membuat antusiasme masyarakat terhadap Keluarga Berencana menjadi berkurang. Jika sosialisasi KB tetap berjalan seperti saaat mengampanyekannya, saya sangat optimistis minat warga dalam ber-kb akan tetap tinggi. Saat Program KB dicanangkan sebagai Program Nasional pada tanggal 29 Juni 1970, Program KB Nasional mempunyai 2 tujuan yaitu menurunkan Angka Kelahiran Total (Total Fertility Rate) dan melembagakan atau membudayakan Norma Keluarga Kecil yang Bahagia dan Sejahtera (NKKBS). Namun kedua tujuan itu tidaklah akan berhasil jika tidak ditunjang degan kinerja yang efektif dan berkelanjutan. Jadi upaya untuk mensosialisasikan dan mengampanyekan KB harus selalu tetap berjalan agar tidak hanya berjalan di tempat.

Sekarang program keluarga berencana harus mempunyai tantangan dan tujuan yang lebih komplek untuk mengupayakan kesejahteraan penduduk Indonesia. Sistem manajemen kependudukan yang efektif dan berkelanjutan juga harus diterapkan secara maksimal sehingga Program KB yang masih mempunyai Agenda Kependudukan dan Pembangunan keluarga yang berkualitas akan berjaya kembali. Pembangunan kependudukan di Indonesia selama sepuluh tahun terakhir stagnan. Jumlah peserta KB tidak meningkat dan Pasangan Usia Subur (PUS) juga tidak berkurang sehinggga sasaran mewujudkan penduduk tumbuh seimbang 2015 sulit tercapai. Akseptor KB di Indonesia hingga kini baru 57 % dari PUS. Angka itu jauh tertinggal dibandingkan sasaran yang ingin dicapai sebanyak 65%. Padahal dalam sepuluh tahun terakhir rata-rata kepemilikan anak itu diharapkan dapat ditekan menjadi 2,3 anak. Untuk menyukseskan Program KB dan mengendalikan pertumbuhan penduduk perlu dukungan dan kerja keras, khususnya kesadaran PUS. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), angka kelahiran di kota Medan pada Tahun 2011 mencapai 46.295 jiwa. Angka ini meningkat dari tahun sebelumnya dari 44.970 jiwa Berdasarkan permasalahan permasalahan diatas maka penelitian ditulis dengan judul ANALISIS BEBERAPA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI JUMLAH AKSEPTOR KB AKTIF DI KOTA MEDAN TAHUN 2012.

1.2. Perumusan Masalah Perumusan masalah yang akan dibahas adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana hubungan antara variabel bebas (X) dengan variabel terikat (Y) sehingga didapat regresi Y atas variabel bebas (X) dengan variabel terikat (Y) sehingga didapat regresi Jumlah Akseptor KB Aktif (Y) atas Jumlah Pasangan Usia Subur (X 1 ), Jumlah Target Akseptor KB Aktif (X 2 ), Jumlah Pelayanan (X 3 ), Jumlah Klinik (X 4 ), dan Jumlah Keluarga Prasejahtera (X 5 ) 2. Variabel manakah yang mempengaruhi Jumlah Akseptor KB Aktif (Y) di Kota Medan? 3. Bagaimana pengaruh X 1, X 2, X 3, X 4,X 5 terhadap Y di kota Medan. 4. Seberapa besar pengaruh X 1, X 2, X 3, X 4,X 5 terhadap Y di kota Medan. 1.3. Batasan Masalah Adapun batasan masalah dalam penelitian ini adalah : 1. Metode yang dibahas adalah metode regresi linier berganda 2. Banyaknya variabel yang digunakan ada enam variabel yaitu Jumlah Peserta KB Aktif, banyaknya Pasangan Usia Subur, Jumlah Target Akseptor Aktif, Banyaknya Pelayanan KB, Banyaknya Klinik menurut Status, dan Jumlah Keluarga Prasejahtera. 1.4. Tujuan Penelitian 1. Untuk menentukan nilai dari parameter regresi berganda. 2. Melihat bagaimana hubungan antara variabel bebas (X) dengan variabel terikat (Y) sehingga didapat regresi Jumlah Akseptor KB Aktif (Y) atas Jumlah Pasangan Usia Subur (X 1 ), Jumlah Target Akseptor KB Aktif (X 2 ), Jumlah Pelayanan (X 3 ), Jumlah Klinik (X 4 ), dan Jumlah Keluarga Prasejahtera (X 5 ).

3. Untuk mengetahui variabel manakah yang lebih mempengaruhi Jumlah Akseptor KB Aktif (Y) di Kota Medan. 4. Untuk melihat pengaruh X 1, X 2, X 3, X 4,X 5 terhadap (Y) di kota Medan. 5. Seberapa besar pengaruh X 1, X 2, X 3, X 4,X 5 terhadap Y KB di kota Medan. 1.5. Kontribusi Penelitian 1. Sebagai penerapan ilmu dari mata kuliah yang diperoleh selama masa perkuliahan 2. Sebagai pertimbangan dalam pengambilan kebijakan masalah program keluarga berencana. 1.6. Metode Penelitian Untuk mendukung penyusunan Tugas Akhir, digunakan beberapa metode untuk memperoleh data. Metode yang digunakan sebagai berikut : 1. Metode Kepustakaan (Studi Literature) Metode Kepustakaan adalah metode penelitian dimana data yang diperoleh dengan membaca dan mempelajari buku-buku ataupun literatur yang bisa diperoleh dari perkuliahan ataupun secara umum, serta sumber informasi lain seperti internet. 2. Metode Pengumpulan Data Untuk memperoleh data yang dibutuhkan, dilakukan riset di Badan Pusat Statistik (BPS) Sumatera Utara, Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional dengan mengambil data sekunder. Data yang diperoleh kemudian sajikan dan disusun dalam bentuk angka- angka agar gambaran yang jelas dari sekumpulan data yang di peroleh dapat diambil yang kemudian dapat ditarik kesimpulannya.

3. Metode Pengolahan Data Data penelitian dianalisa dengan menggunakan metode regresi linier berganda untuk melihat persamaan regresi linier nya dan untuk mengetahui hubungan setiap variabel digunakan analisis korelasi. a. Menentukan kelompok data yang menjadi variabel bebas (X) dan variabel terikat (Y). b. Menentukan hubungan antara variabel bebas (X) dengan variabel terikat (Y) sehingga didapat regresi Y atas X 1, X 2, X 3,..., X k. c. Uji regresi linier berganda untuk mengetahui besarnya pengaruh variabel bebas X secara bersama-sama terhadap variabel terikat. Secara umum model regresi linier berganda adalah sebagai berikut: Y i = 0 + 1 X 1i + 2X 2i +... + kx ki + ε i d. Uji korelasi untuk mengetahui bagaimana dan seberapa besar pengaruh hubungan variabel-variabel bebas tersebut terhadap variabel terikat. e. Uji determinasi untuk mengetahui seberapa besar kontribusi variabel bebas terhadap variabel terikat. 1.7. TINJAUAN PUSTAKA Dalam penelitian ini, digunakan buku-buku dan website sebagai sumber utamanya adalah sebagai berikut : 1. Dyah Noviawati Setya Arum, S.Si.T (2008) Pengertian Keluarga Berencana (KB) menurut UU No.10 tahun 1992 (tentang perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga sejahtera) adalah upaya peningkatan kepedulian dan peran serta masyarakat melalui pendewasaan usia perkawinan (PUP), pengaturan kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga, peningkatan kesejahteraankecil, bahagia dan sejahtera 2. Dadang Juliantoro (2000), jenjang tingkat pelayanan kesehatan dan jenis pelayanan kontrasepsi dapat dirinci sebagai berikut. Pelayanan jenjang pertama terjadi pada tingkat rumah tangga, dan berupa pelayanan kesehatan oleh individu atau oleh keluarganya sendiri. Pelayanan jenjang kedua berjalan pada tingkat masyarakat, dan berupa kegiatan swadaya masyarakat dalam

menolong mereka sendiri. Kegiatan swadaya itu dapat dikembangkan oleh Posyandu, Kelompok Akseptor, PKK, Saka Bakti Husada, Pembantu Pembina KB Desa, Anggota RW/RT, dan kelompok lain. Pelayanan kesehatan pada jenjang ketiga berupa fasilitas kesehatan professional pada tingkat pertama atau dasar, yaitu puskesmas, Puskesmas Pembantu, Puskesmas Keliling, Tim KB Keliling, praktek dokter swasta, dan poliklinik swasta. Kemudian terdapat pelayanan kesehatan jenjang empat : fasilitas pelayanan rujukan yang lebih tinggi atau lanjutan, berupa RS kelas B dan A serta lembaga spesialis swasta, laboratorium (Lab) kesehatan daerah, dan Lab Klinik Swasta. 3. SUDJANA (2002), jika melibatkan hubungan antara Y atas X 1, X 2,.. X k, untuk sampel maka model regresi bergandanya adalah sebagai berikut: Ŷ = a 0 + a 1 X 1 + a 2 X 2 + + a k X k 4. Supranto (2001), kuat atau tidaknya hubungan variabel independent (X) dan variabel dependent (Y) diukur dengan suatu nilai yang disebut dengan koefisien korelasi, sedangkan besarnya pengaruh X terhadap Y, diukur dengan koefisien regresi. Persamaan regresi juga menggambarkan relasi dari variabel- variabel yang ada didalamnya.