NASKAH PUBLIKASI DISKA ASTARINI I

dokumen-dokumen yang mirip
TINGKAT PENGETAHUAN WANITA PEKERJA SEKS TENTANG INFEKSI MENULAR SEKSUAL

ABSTRAK PERBEDAAN PENGETAHUAN, SIKAP, PERILAKU SISWA-SISWI SMA NEGERI X DENGAN SMA SWASTA X KOTA BANDUNG TERHADAP INFFEKSI MENULAR SEKSUAL

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PEKERJA TENTANG APD TERHADAP PENGGUNAANNYA DI CV. UNGGUL FARM NGUTER

BAB 1 PENDAHULUAN. Veneral Disease ini adalah Sifilis, Gonore, Ulkus Mole, Limfogranuloma Venerum

UNIVERSITAS UDAYANA GAMBARAN PERILAKU HYGIENE VAGINA PADA WUS YANG BERKUNJUNG KE PUSKESMAS DI KABUPATEN GIANYAR TAHUN 2015

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN WANITA PEKERJA SEKS DENGAN PERILAKU PEMERIKSAAN PAP SMEAR DI LOKALISASI SUNAN KUNING SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Prosiding Pendidikan Dokter ISSN: X

Relation between Indoor Air Pollution with Acute Respiratory Infections in Children Aged Under 5 in Puskesmas Wirobrajan

ABSTRAK KORELASI ANTARA PENGETAHUAN DENGAN SIKAP DAN PERILAKU LAKI-LAKI SEKS DENGAN LAKI-LAKI MENGENAI GONORE DI YAYASAN X BANDUNG

ABSTRAK HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU KELOMPOK RISIKO TINGGI TENTANG HIV-AIDS DI KOTA BANDUNG PERIODE TAHUN 2014

SKRIPSI. Oleh : RUDI CHANDRA NIM

ABSTRAK TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP TENTANG HEPATITIS B PADA DOKTER GIGI DI DENPASAR UTARA

PENGARUH PAPARAN INFORMASI KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA TERHADAP PENGETAHUAN PENYAKIT MENULAR SEKSUAL SISWA SMA DI KECAMATAN BANJARSARI SURAKARTA

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN, PERAN KELUARGA DAN SUMBER INFORMASI (MEDIA) DENGAN PERILAKU SEKSUAL REMAJA PRANIKAH DI SMP 1 PARANG KABUPATEN MAGETAN

Hubungan Antara Pengetahuan Tentang Vulva Hygiene dan Kejadian Keputihan Pada Wanita Perimenopause Di Desa Mojo Kecamatan Andong Boyolali

ROY ANTONIUS TARIGAN NIM.

FAKTOR FAKTOR RISIKO KEJADIAN INFEKSI MENULAR SEKSUAL (IMS)

BAB I PENDAHULUAN. lagi dan diubah menjadi PMS (penyakit menular seksual) karena seiring dengan

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP MASYARAKAT AWAM TERHADAP PENDERITA HIV/AIDS DI KELURAHAN PETISAH TENGAH TAHUN 2009 KARYA TULIS ILMIAH.

DETERMINAN PENGGUNAAN KONDOM OLEH PEKERJA SEKS KOMERSIAL (PSK) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BANDAR BARU TESIS. Oleh ELVERINA BR. MUNTHE /IKM

NASKAH PUBLIKASI GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP WARIA TENTANG INFEKSI MENULAR SEKSUAL DI KOTA PONTIANAK TAHUN 2014

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN ORANGTUA DENGAN PENGETAHUAN TENTANG PELECEHAN SEKSUAL PADA ANAK REMAJA DI SURAKARTA SKRIPSI

Kata kunci: Status Tempat Tinggal, Tempat Perindukkan Nyamuk, DBD, Kota Manado

HUBUNGAN PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI DENGAN SIKAP SEKSUAL PADA REMAJA DI SMP N 7 SURAKARTA

HUBUNGAN SUMBER INFORMASI DAN SIKAP TENTANG SADARI PADA REMAJA PUTRI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

HUBUNGAN BEBERAPA FAKTOR DENGAN PERILAKU SEKSUAL BERISIKO IMS PADA WARIA BINAAN PONDOK PESANTREN (PONPES) WARIA SENIN- KAMIS YOGYAKARTA TAHUN 2015

KARYA TULIS ILMIAH. Oleh: APRILIA PRAFITA SARI ROITONA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA. Universitas Sumatera Utara

PENGARUH MEDIA SOSIAL (YOUTUBE) TERHADAP PERILAKU SEKS BEBAS REMAJA DI YAYASAN PENDIDIKAN X

Sri Marisya Setiarni, Adi Heru Sutomo, Widodo Hariyono Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta

Ika Setyaningrum *), Suharyo**), Kriswiharsi Kun Saptorini**) **) Staf Pengajar Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro

Hubungan Pengetahuan Dan Pendidikan Ibu Dengan Pertumbuhan Balita DI Puskesmas Plaju Palembang Tahun 2014

ABSTRAK GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU MAHASISWA/ MAHASISWI TERHADAP INFEKSI MENULAR SEKSUAL DI UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PAPARAN PADA PEROKOK PASIF DENGAN VOLUME OKSIGEN MAKSIMAL (VO2MAX) PADA REMAJA USIA TAHUN SKRIPSI

IQBAL OCTARI PURBA /IKM

UNIVERSITAS UDAYANA. Skripsi ini diajukan sebagai Salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA KESEHATAN MASYARAKAT

HUBUNGAN KARAKTERISTIK DENGAN TINDAKAN IBU DALAM PENCEGAHAN PENYAKIT MALARIA DI DESA SORIK KECAMATAN BATANG ANGKOLA KABUPATEN TAPANULI SELATAN TAHUN

Bagian Ilmu Kebidanan dan Kandungan, Fakultas Kedokteran, Universitas Lampung

Kata Kunci : Pengetahuan, Sikap, Tingkat penerapan PHBS

HUBUNGAN PERAN ORANG TUA DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA DI SMP MUHAMMADIYAH 1 YOGYAKARTA TAHUN 2011 NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU KELOMPOK RISIKO TINGGI TENTANG HIV-AIDS DI KOTA BANDUNG PERIODE TAHUN 2014

HUBUNGAN ANTARA POLA MAKAN DENGAN STATUS GIZI PADA ANAK MURID USIA 9-12 TAHUN DI SEKOLAH DASAR ADVENT 2 DI KECAMATAN MEDAN SELAYANG

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado. Kata kunci: Status Tempat Tinggal, Tempat Perindukkan Nyamuk, DBD

BAB I Pendahuluan. Penyakit gonore adalah penyakit infeksi menular. yang disebabkan oleh infeksi bakteri

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan merupakan modal awal seseorang untuk dapat beraktifitas dan

Kata Kunci: Pengetahuan, Sumber Informasi, Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI)

*Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sam Ratulangi

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

Oleh Yulia Yekti Subekti S

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT SPIRITUALITAS DENGAN TINGKAT KUALITAS HIDUP PADA PASIEN HIV/AIDS DI YAYASAN SPIRIT PARAMACITTA DENPASAR

PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL TERHADAP DEPRESI PADA LANSIA. Oleh : NELDA NILAM SARI

PROGRAM STUDI S2 ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Sifilis merupakan Infeksi Menular Seksual (IMS) yang disebabkan oleh

GAMBARAN INFEKSI MENULAR SEKSUAL (IMS) DI RSUP.H.ADAM MALIK MEDAN TAHUN Oleh: JANE TETRAULINA SILITONGA

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Infeksi Menular Seksual (IMS) sampai saat ini masih merupakan masalah

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

SKRIPSI. Untuk memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG OSTEOPOROSIS DENGAN TINDAKAN MENGONSUMSI SUSU PADA SISWA KELAS XI SMA N 1 SURAKARTA

UNIVERSITAS ESA UNGGUL FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS Laporan analisis kasus, September 2014 ABSTRAK

NASKAH PUBLIKASI. Siti Fatimah I

BAB I PENDAHULUAN. melalui hubungan seksual. PMS diantaranya Gonorrhea, Syphilis, Kondiloma

PENGARUH GAME ONLINE TERHADAP PRESTASI AKADEMIK PADA SISWA SMA DI KOTA MEDAN. Oleh : GOPINATH NAIKEN SUVERANIAM

PENGARUH FAKTOR PERSONAL DAN LINGKUNGAN TERHADAP PERILAKU SEKSUAL PADA REMAJA

HUBUNGAN RIWAYAT ATOPIK ORANG TUA DAN KEJADIAN ASMA PADA ANAK USIA TAHUN DI SEMARANG LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

HUBUNGAN JENIS KELAMIN DENGAN AKTIVITAS FISIK PADA MAHASISWA PENDIDIKAN DOKTER ANGKATAN 2012 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

ANALISIS PENGETAHUAN DAN SIKAP TENTANG HIV/AIDS DAN BAHAYA NARKOBA PADA SISWA LAKI-LAKI MAN 1 MEDAN TAHUN 2016 SKRIPSI OLEH NUR AZIZAH NIM :

HUBUNGAN ANTARA USIA, PEKERJAAN, PENDIDIKAN DAN PENGETAHUAN DENGAN KEJADIAN INFEKSI MENULAR SEKSUAL (IMS)

Kata Kunci : Kelambu, Anti Nyamuk, Kebiasaan Keluar Malam, Malaria

HUBUNGAN ANTARA FAKTOR PREDISPOSISI DENGAN PERILAKU MEMAKAI KONDOM UNTUK MENCEGAH IMS DI WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS SANGKRAH KOTA SURAKARTA

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT AKTIVITAS FISIK DAN SIKLUS MENSTRUASI PADA REMAJA DI SMA WARGA KOTA SURAKARTA SKRIPSI. Untuk Memenuhi Persyaratan

HUBUNGAN PERILAKU PENCARIAN LAYANAN KESEHATAN DENGAN KETERLAMBATAN PASIEN DALAM DIAGNOSIS TB PARU DI BBKPM SURAKARTA SKRIPSI

SKRIPSI. Oleh : DINI HANDAYANI

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN TINGKAT KUALITAS HIDUP PASIEN TUBERKULOSIS PARU DI PUSKESMAS PERUMNAS II KECAMATAN PONTIANAK BARAT

ANALISIS DEMAND MASYARAKAT TERHADAP PELAYANAN RAWAT INAP DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MEDAN DELI, PUSKESMAS BROMO DAN PUSKESMAS KEDAI DURIAN TAHUN 2013

BAB 1 PENDAHULUAN. kesehatan masyarakat di seluruh dunia, baik di negara maju (industri) maupun di

TRI WAHYUNI /IKM

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP

JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-journal) Volume 4, Nomor 3, Juli 2016 (ISSN: )

SKRIPSI. Sripsi ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat

TESIS. Oleh IDA MASTARIA SARAGIH /IKM

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG KESEHATAN GIGI DAN MULUT DENGAN TINDAKAN MENJAGA KEBERSIHAN GIGI DAN MULUT PADA MURID SD SHAFIYYATUL AMALIYYAH PADA TAHUN

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KABUPATEN PANDEGLANG

ABSTRAK. Simpulan : Ada hubungan pengetahuan APD masker dengan kedisiplinan penggunaannya. Kata Kunci : Pengetahuan APD, Kedisiplinan

1. Pendahuluan FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN GONORE DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS IBRAHIM ADJIE KOTA BANDUNG

PERILAKU WANITA PEKERJA SEKSUAL (WPS) DALAM MELAKUKAN SKRINING INFEKSI MENULAR SEKSUAL (IMS) DI LOKALISASI TEGAL PANAS KABUPATEN SEMARANG

HUBUNGAN ANTARA SIKAP IBU TENTANG MITOS IMUNISASI DENGAN PEMBERIAN IMUNISASI DASAR PADA BAYI DI KLINIK UTAMA PKU MUHAMMADIYAH SAMPANGAN SURAKARTA

ABSTRAK HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU MASYARAKAT DENGAN KEBERADAAN RUMAH SEHAT DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUKAWARNA BANDUNG

ABSTRAK. Stephanie Amelinda Susanto, 2011, Pembimbing I: Laella K. Liana, dr., Sp.PA, M. Kes., Pembimbing II: Donny Pangemanan, drg, SKM

UNIVERSITAS UDAYANA LUH GD. DWI KARTIKA PUTRI

SKRIPSI HUBUNGAN TINGKAT KEPATUHAN PEMERIKSAAN WPS DENGAN KEJADIAN IMS DI KLINIK IMS TUNJUNG BIRU TAHUN 2015

HUBUNGAN STATUS GIZI, STRESS, OLAHRAGA TERATUR DENGAN KETERATURAN SIKLUS MENSTRUASI PADA SISWI SMA ST. THOMAS 2 MEDAN TAHUN 2014

PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU SISWA SMA TENTANG BAHAYA ROKOK DI KOTA DENPASAR PASCA PENERAPAN PERINGATAN BERGAMBAR PADA KEMASAN ROKOK

HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN TIDUR SIANG DENGAN MEMORI JANGKA PENDEK PADA SISWA SDN NGORESAN SURAKARTA SKRIPSI. Untuk Memenuhi Persyaratan

BAB I PENDAHULUAN. uterus. Pada organ reproduksi wanita, kelenjar serviks bertugas sebagai

KARYA TULIS ILMIAH PENGETAHUAN REMAJA TENTANG HIV/AIDS. Di SMA N 1 Jenangan Ponorogo. Oleh : RIRIN DWI HANDAYANI NIM :

BAB I PENDAHULUAN. masuk dan berkembang biak di dalam tubuh yang ditularkan melalui free

Eskalila Suryati 1 ; Asfriyati 2 ; Maya Fitria 2 ABSTRACT

UNIVERSITAS UDAYANA PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI PADA SEKAA TERUNA TERUNI DI DESA BENGKALA TAHUN 2015 LUH ANIEK PRAWISANTI

Prosiding Pendidikan Dokter ISSN: X

Transkripsi:

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG INFEKSI MENULAR SEKSUAL DAN KEJADIAN INFEKSI MENULAR SEKSUAL PADA WANITA PEKERJA SEKS DI KOTA PONTIANAK DISKA ASTARINI I11109083 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TANJUNGPURA PONTIANAK 2013

LEMBAR PENGESAHAN NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG INFEKSI MENULAR SEKSUAL DAN KEJADIAN INFEKSI MENULAR SEKSUAL PADA WANITA PEKERJA SEKSS DI KOTA PONTIANAK Tanggung jawab yuridis material pada Diska Astarini NIM I11109083 Disetujui oleh Pembimbing I Pembimbing III Agus Fitriangga, SKM., MKM. NIP. 197908262008121003 dr. Rifka NIP 19740303 2002122 2 006 Penguji I Penguji II Dr. Buchari A. Rachman, Sp. KK dr. Widi Rahardjo, M. Kes NIP. 196206011988031014 Mengetahui Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Tanjungpura dr. Bambang Sri Nugroho, Sp. PD NIP. 195112181978111011

975 HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN WANITA PEKERJA SEKS TENTANG INFEKSI MENULAR SEKSUAL DENGAN KEJADIAN INFEKSI MENULAR SEKSUAL PADA WANITA PEKERJA SEKS DI KOTA PONTIANAK Diska Astarini 1 ; Agus Fitriangga 2 ; Rifka 3 Abstrak Latar Belakang: Infeksi menular seksual (IMS) merupakan penyakit infeksi yang mudah ditularkan melalui hubungan seksual yang tidak aman dengan pasangan yang terinfeksi ataupun mereka yang kerap berganti-ganti pasangan seksual. Peningkatan kasus IMS yang terjadi pada kelompok resiko tinggi, seperti pada wanita pekerja seks (WPS) terjadi sedemikian ce pat. Adanya informasi mengenai yang dapat meningkatkan pengetahuan WPS tentang IMS sehingga dapat mencegah mereka tertular IMS.Tujuan. mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan WPS tentang IMS dengan kejadian IMS pada WPS di kota Pontianak. Metode. Penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional dengan pendekatan cross-sectional. Data diambil secara consecutive sampling. Data didapatkan dari 84 WPS yang diukur tingkat pengetahuannya mengenai IMS dengan menggunakan kuesioner dan untuk mendiagnosis IMS diperlukan pemeriksaan fisik dan laboratorium. Data dianalisis secara univariat dan bivariat (menggunakan Uji Chi Square). Hasil penelitian. Terdapat hubungan bermakna antara tingkat pengetahuan tentang IMS dengan kejadian IMS (p=0,000). Hasil d ari studi ini menunjukkan 48,8 % responden memiliki tingkat pengetahuan tentang IMS dalam kategori baik. 56% responden terdiagnosis negatif IMS berdasarkan pemeriksaan fisik dan laboratorium. Kesimpulan. Kejadian IMS pada WPS di Kota Pontianak dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan WPS tentang IMS, Kata Kunci: Pengetahuan IMS, Kejadian IMS, Wanita Pekerja Seks Keterangan : 1. Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Tanjungpura, Pontianak, Kalimantan Barat. 2. Departemen Ilmu Kesehatan Mayarakat Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Tanjungpura, Pontianak, Kalimantan Barat. 3. Bagian Surveilans PPMPL Dinas Kesehatan Kota Pontianak, Pontianak, Kalimantan Barat.

THE ASSOCIATION BETWEEN STI KNOWLEDGE AND PREVALENCE OF STIS AMONG FEMALE SEX WORKERS IN PONTIANAK ABSTRACT Background: Sexually transmitted infections(stis) are infections which is easy to transmitted trough unsafe sexual intercourse either with a partner who is infected, or those who often have multiple sexual partners. The increase of STI s prevalence among high risk population, such as female sex workers(fsw), occurs significantly. There is information about STI that can improve FSW s knowledges about STI and then prevent them from this infections.purpose: to find out about the association between STI knowledge and prevalence of STIs among female sex workers in Pontianak. Method.The type of research is observational-analytic study with crosssectional approach. Sample was taken by using consecutive sampling technique. Data were obtained from 84 FSW using questionnaire to determine the knowledge about STI and to diagnose STI requires some physical and laboratorium examination. Data was analyzed in univariate and bivariate analysis (using Chi square test). Research result. There is a significant relationship between STIs knowledge and STIs prevalence among FSW (p = 0,000). This study showed that 48,8% respondents had good knowledge about STIs. 56% respondents have negative result based on the physical and laboratory examination.conclusion.. Prevalence of sexually transmitted infections among female sex workers in Pontianak city is affected by their knowledge about the sexually transmitted infections itself. Keywords: knowledge, sexually transmitted infections, female sex workers 1. Medical Education Program, Faculty of Medicine, Tanjungpura University, Pontianak, West Kalimantan. 2. Department of Public Health, Tanjungpura University, Pontianak, West Kalimantan 3. Department of Health, Pontianak, West Kalimantan

Pendahuluan Infeksi menular seksual (IMS) sampai saat ini masih merupakan masalah kesehatan masyarakat di seluruh dunia. IMS menempati peringkat 10 besar alasan berobat di banyak negara berkembang. World Health Organization (WHO) memperkirakan 448 juta bahkan lebih kasus baru setiap tahunnya di seluruh dunia ( Lewis, 2011). Angka kejadian infeksi baru terbanyak terjadi di daerah Asia Selatan dan Asia Tenggara, yang diikuti oleh Afrika Sub-Sahara dan Amerika Latin (Widiyono, 2011). IMS) merupakan penyakit yang mudah ditularkan melalui hubungan seksual, dengan ciri khas adanya penyebab dan kelainan yang terjadi terutama di daerah genital. Dahulu kelompok penyakit ini dikenal sebagai penyakit kelamin yang hanya terdiri dari 5 jenis penyakit yaitu gonorrhea (kencing nanah), syphilis (raja singa), ulkus mole, limfogranuloma inguinale (bungkul) dan granuloma inguinale Fenomena peningkatan dan penyebaran kasus IMS yang terjadi pada kelompok resiko tinggi demikian cepat, salah satunya adalah pada kelompok wanita pekerja seks (Widiyono, 2011). Wanita pekerja seks (WPS) diperkirakan mencapai 10 juta orang jumlahnya di seluruh dunia (Stanley, et al. 2008). Berdasarkan 42 studi yang dilakukan di seluruh dunia antara tahun 1995 sampai 2006 dilaporkan lima patogen yang paling sering menyebabkan IMS pada wanita pekerja seks ini adalah Neisseria gonorrheae, Chlamydia trachomatis, Treponema pallidum, HIV, dan Trichomonas vaginalis (Cwikel,et al. 2009). Beberapa penelitian yang berkaitan prevalensi IMS pada WPS, yang diselenggarakan di 10 kota besar di Indonesia menunjukkan 69% WPS sedang terinfeksi satu atau lebih IMS (Jazan, 2005). Pengendalian IMS terutama untuk memutuskan mata rantai penularan IMS dan mencegah perkembangannya dapat dicapai dengan memberikan komunikasi, informasi, edukasi (K.I.E) pada masyarakat, terutama pada kelompok resiko tinggi seperti pada WPS (Djajakusumah, 2010). Adanya informasi mengenai IMS melalui media komunikasi dapat meningkatkan pengetahuan WPS yang berisiko tinggi tentang IMS. Pengetahuan yang diterima diharapkan nantinya mampu mengubah sikap dan perilaku seks untuk mencegah IMS.

Metode Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik dengan jenis studi crosssectional. Penelitian ini mencakup bidang Ilmu Kesehatan Masyarakat dilaksanakan di kota Pontianak dari bulan Mei sampai September 2013. Subyek kasus dalam penelitian ini adalah wanita pekerja seks (WPS) yang terdata di dinas kesehatan kota Pontianak. Dengan perhitungan menggunakan rumus untuk studi cross-sectional, diperlukan sampel sebanyak 84 orang. Pemilihan sampel dengan tidak berdasarkan peluang ( non-probality sampling). Data yang digunakan adalah data primer yaitu berupa hasil pengisian kuesioner pengetahuan IMS dan hasil pemeriksaan laboratorium sederhana. Analisis dilakukan secara bivariat menggunakan uji Chi-Square Hasil dan Pembahasan Pada penelitian yang telah dilakukan pada wanita pekerja seks (WPS) di kota Pontianak, sampel yang berjumlah 84 orang di ambil di beberapa tempat berupa hotel (25%), losmen (9,52%), karaoke (19%), kebugaran (20,2%), rumah kos (4,8%), spa(13,1%), café( 8,33%) yang menjadi tempat beroperasinya para wanita pekerja seks ini, baik wanita pekerja seks langsung (WPSL) dan juga wanita pekerja seks tak langsung (WPSTL) a. Usia Karakteristik usia WPS yang menjadi responden dalam penelitian digolongkan dalam beberapa kelompok umur menurut Depkes. Kelompok umur tersebut terdiri dari masa remaja akhir dengan rentang umur 17-25 tahun, masa dewasa awal dengan rentang umur 26-35 tahun, masa dewasa akhir dengan rentang umur36-45 tahun, dan masa lansia awal dengan rentang umur 46-55 tahun. Para WPS yang menjadi responden sebagian besar memiliki usia dengan rentang antara 17-25 tahun yaitu sebanyak 44 orang (52,4%), sedangkan yang paling sedikit adalah responden dengan rentang usia 46-55 tahun yaitu sebanyak 3 orang (3,6%). b. Tingkat Pendidikan Berdasarkan penelitian didapatkan bahwa tingkat pendidikan para responden sebagian besar adalah SMA atau sederajat yaitu sebanyak

38 orang (45,3%), sedangkan sebanyak 31 orang ( 36,9%) merupakan tamatan SMP atau sederajat dan 15 orang (17,8%) merupakan tamatan SD atau sederajat c. Pekerjaan Proporsi pekerjaan dari responden penelitian sebagian besar adalah wanita pekerja seks langsung, yaitu 36 orang (42,9%). Sedangkan responden lainnya, ada yang bekerja sebagai karyawati di tempat Spa yaitu berjumlah 11 orang (13,1%), bekerja sebagai karyawati di tempat kebugaran berjumlah 17 orang (20,2%) dan bekerja di tempat karaoke sebanyak 20 orang (23,8%). d. Status Perkawinan Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada para responden diketahui bahwa sebagian besar telah menikah atau pernah menikah sebelumnya yaitu berjumlah 50 orang (59,5%) dan sebanyak 34 orang ( 40,5%) belum menikah. e. Tingkat Pengetahuan tentang Infeksi Menular Seksual Karakteristik pengetahuan WPS mengenai IMS digolongkan menjadi tiga golongan yaitu baik, cukup, dan kurang. Penggolongan ini berdasarkan penilaian terhadap kuesioner yang telah diisi oleh WPS. Data yang didapatkan berdasarkan penelitian yang dilakukan tentang tingkat pengetahuan WPS tentang IMS, diketahui sebanyak 30 orang (35,7%) memiliki tingkat pengetahuan pada kategori kurang, sedangkan sebanyak 13 orang (15,4 %) memiliki tingkat pengetahuan pada kategori cukup dan sebanyak 48,8% responden memiliki tingkat pengetahuan pada kategori baik. f. Kejadian IMS Data mengenai kejadian IMS menunjukkan gambaran kejadian IMS pada WPS yang menjadi responden dalam penelitian.berdasarkan hasil pemeriksaan yang telah dilakukan pada seluruh responden, ditemukan 37 WPS (44%) terdiagnosis mengalami IMS sedangkan responden yang tidak terinfeksi IMS adalah sebanyak 47 orang (56%).

a. Hubungan antara Tingkat Pengetahuan tentang IMS dengan Kejadian IMS Hasil analisis Chi Square untuk mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan WPS tentang IMS dan kejadian IMS pada WPS tersaji pada tabel di bawah. Tabel tersebut merupakan tabel silang baris dan kolom. Tingkat Pengetahuan tentang IMS p value Baik Cukup Kurang 2 6 Ya (2,4%) (7,2%) IMS 39 7 Tidak (46,4%) (8,3%) Sumber: Data Primer, 2013 29 (34,5%) p=0,000 1 (1,2%) Tabel tersebut memiliki <20% sel yang nilai expected kurang dari 5, sehingga dapat diuji menggunakan uji Chi Square. Hasil analisis Chi Square untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan WPS tentang IMS dan kejadian IMS pada WPS, didapatkan nilai p sebesar 0,000. Nilai p akan bermakna apabila < 0,05. Oleh karena nilai p yang didapat dalam penelitian < 0,05, maka nilai p ini bermakna. Hal ini menunjukkan terdapat hubungan yang bermakna antara pengetahuan WPS tentang IMS dan kejadian IMS pada WPS. Seperti yang telah dipaparkan sebelumnya bahwa IMS adalah penyakit-penyakit yang timbul atau ditularkan melalui hubungan seksual dengan manifestasi klinis berupa timbulnya kelainan-kelainan terutama pada alat kelamin (Widoyono, 2011). Setiap orang yang aktif secara seksual berisiko tertular IMS. Faktor-faktor yang meningkatkan risiko tersebut antara lain melakukan hubungan seks tanpa kondom, melakukan hubungan seks dengan berganti-ganti pasangan, perilaku

Kesimpulan pasangan seksual beresiko tinggi, serta memiliki riwayat IMS ( Fan, 2008). Perbaikan perilaku pencegahan IMS pada akhirnya tentu akan berdampak pada menurunnya kejadian IMS. Berdasarkan hasil analisis data mengenai hubungan tingkat pengetahuan WPS tentang IMS dengan kejadian IMS pada WPS di kota Pontianak, didapatkan hasil hubungan yang bermakna (p<0,000). Pengetahuan seseorang berpengaruh terhadap indikator kesehatan secara tidak langsung. Pengetahuan tersebut akan berpengaruh kepada perilaku, kemudian perilaku kesehatan akan berpengaruh kepada meningkatnya indikator kesehatan masyarakat (Notoatmodjo, 2011). Dalam hal ini, pengetahuan yang baik mengenai IMS akan meningkatkan perilaku pencegahan IMS yang akan berdampak pada menurunnya kejadian IMS. Hal ini menggambarkan bahwa tingkat pengetahuan mengenai IMS dapat berpengaruh terhadap kejadian IMS pada para WPS di Kota Pontianak. Terdapat hubungan yang bermakna antara tingkat pengetahuan tentang IMS dengan kejadian IMS pada WPS di kota Pontianak.

DAFTAR PUSTAKA Dinas Kesehatan Kota Pontianak.2011. Pemetaan GWL, Pekerja Seks Kota Pontianak 2011. Pontianak: Dinas Kesehatan Kota Pontianak. Handayani,Dini.2010. Pengetahuan dan Sikap Pekerja Seks Komersial (Psk) tentang Infeksi Menular Seksual (IMS) di Desa Naga Kesiangan Kecamatan Tebing Tinggi Kabupaten Serdang Bedagai. Medan : Universitas Sumatera Utara. (Skripsi) Widiyono. 2011. Penyakit Tropis Epidemiologi, Pencegahan, & Pemberantasan. Jakarta: Erlangga