BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN Indonesia merupakan salah satu negara di Asia yang memiliki keanekaragaman budaya, agraria, maritim yang mencoba untuk bangkit dari krisis ekonomi yang berkepanjangan dan melanda hampir di semua negara di kawasan Asia Tenggara. Salah satu usaha yang dilakukan Indonesia adalah dengan menata kembali sistem perekonomian yang sudah ada, antara lain dengan mengeluarkan peraturan perundang-undangan yang baru untuk diharapkan dapat membawa dampak positif bagi perekonomian Indonesia. Salah satu contoh konkrit pemerintah dalam meningkatkan penerimaan dalam negeri adalah melalui kebijakan fiskal yaitu pajak. Besarnya peranan pajak sebagai sumber pendapatan negara sangat dibutuhkan, karena hampir sebagian besar penerimaan yang diperoleh oleh negara berasal dari pajak. Oleh karena itu, diperlukan partisipasi masyarakat dalam membayar pajak. Sektor swasta berperan dalam penerimaan pajak. Untuk meningkatkan pembayaran pajak, penting untuk menciptakan iklim yang baik di dunia usaha dan investasi. Ikatan Akuntan Indonesia mengeluarkan Pernyatan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 46 yang mengatur tentang akuntansi pajak penghasilan. Sebelum PSAK No. 46 diberlakukan, praktik pelaporan keuangan yang berkaitan dengan pajak penghasilan berpedoman pada PSAK No. 16 paragraf 77. PSAK No. 1
2 46 di terbitkan untuk memperbaiki kualitas pelaporan keuangan yang berkaitan dengan akuntansi pajak penghasilan. PSAK No. 46 yang wajib diterapkan dan mulai berlaku efektif 1 Januari 1999 untuk perusahaan publik dan 1 Januari 2000 untuk perusahaan non publik ini merupakan pendekatan baru dibidang perpajakan. Tidak hanya di Indonesia tetapi di negara maju sekalipun. Penggunaaan balance sheet liability method merupakan hal baru dalam standar akuntansi. Pembahasan yang lazim masih menggunakan deferred method atau income statement liability untuk pengakuan pajak tangguhan. Hal itu dapat membawa dampak positif maupun negative bagi perusahaan, tergantung kondisi setiap perusahaan dan dari mana melihatnya. Dampak positifnya seperti menambah saldo laba, ekuitas negative juga bisa terpulihkan melalui pengakuan pajak tangguhan. Sementara itu, bagi pemakai informasi dapat mengetahui dampak pajak masa depan yang dapat dibaca pada laporan keuangan. Aktiva pajak tangguhan terjadi apabila laba akuntansi lebih kecil dari pada laba fiskal akibat perbedaan temporer. Lebih kecilnya laba akuntansi dari pada laba fiskal mengakibatkan perusahaan dapat menunda pajak terutang tersebut pada periode mendatang. Namun, apabila laba fiskal tidak mungkin tersedia dalam jumlah memadai untuk dapat dikompensasi dengan saldo rugi fiskal yang dapat dikompensasi, atau bila dimungkinkan adanya realisasi manfaat pajak dimasa depan kurang dari 50 persen (Kiswara, dalam ferdianto, 2010), maka aktiva pajak tangguhan tidak diakui dan perusahaan akan mencatat cadangan aktiva pajak tangguhan.
3 Dalam PSAK No. 46 yang menyatakan bahwa nilai tercatat aktiva pajak tangguhan harus ditinjau kembali (pada tanggal neraca). Perusahaan harus menurunkan nilai tercatat tersebut apabila laba fiskal tidak mungkin memadai untuk mengkompensasi sebagian atau semua aktiva pajak tangguhan. Penurunan tersebut harus disesuaikan kembali apabila besar kemungkinan laba fiskal memadai. Dengan adanya kewajiban untuk selalu melakukan peninjauan kembali pada tanggal neraca, maka setiap tahun manajemen harus membuat suatu penilaian untuk menentukan saldo aktiva pajak tangguhan dan cadangan aktiva pajak tangguhan, sedangkan penilaian manajemen untuk menentukan saldo cadangan aktiva pajak tangguhan tersebut dapat bersifat subjektif (Suranggane, 2007). Penelitian yang dilakukan oleh Suranggane (2007) menganalisis aktiva pajak tangguhan dan akrual sebagai indikator manajemen laba. Hasil dari penelitian Suranggane (2007) menemukan bahwa hanya variable akrual saja yang memiliki pengaruh signifikat pada terjadinya manajemen laba. Penelitian lain yang dilakukan oleh Phillips (dalam Suranggane, 2007) menyatakan bahwa kesalahan dalam model akrual untuk mengindikasikan manajemen laba dapat dikurangi dengan memfokuskan pada beban pajak tangguhan. Dalam penelitian tersebut digunakan model distribusi laba sebagai pengukur manajemen laba. Dalam penelitian tersebut ditemukan bukti empiris bahwa beban pajak tangguhan dan akrual secara signifikan dapat mendeteksi manajemen laba yang dilakukan oleh perusahaan dengan tujuan menghindari penurunan laba dan menghindari kerugian.
4 Akuntansi akrual bertujuan untuk memberikan informasi kepada pemakai mengenai konsekuensi aktivitas usaha terhadap arus kas perusahaan di masa depan secepat mungkin ditingkat kepastian yang layak. Hal ini dapat dicapai dengan mengakui pendapatan dan beban saat terjadi, tanpa memperhatikan apakah terdapat arus kas pada saat bersamaan. Perbedaan penelitian ini dengan penelitan sebelumnya yaitu terletak pada variabel dependennya yang mana pada penelitian ini menggunakan variabel dependennya Pertumbuhan Laba. Selain itu, populasi dan smpel yang digunakan dalam penelitian ini lebih ke pada sektor industri barang konsumsi dengan periode penelitian 2011-2014. Berdasarkan uraian diatas masalah yang akan diteliti oleh penulis yaitu apakah cadangan aktiva pajak tangguhan dan akrual berpengaruh terhadap laba perusahaan. Oleh karena itu, dalam penulisan skripsi ini penulis mengambil judul PENGARUH ASET PAJAK TANGGUHAN DAN KEBIJAKAN AKRUAL TERHADAP PERTUMBUHAN LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2011-2014. B. RUMUSAN MASALAH Laba merupakan salah satu indikator kinerja perusahaan. Laba adalah hasil dari aktivitas operasi perusahaan. Para pemakai laporan keuangan menggunakan laba sebagai salah satu sumber informasi untuk pengambilan keputusan.
5 Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan sebelumnya, permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini adalah : 1. Apakah aset pajak tangguhan berpengaruh terhadap pertumbuhan laba.? 2. Apakah kebijakan akrual berpengaruh terhadap pertumbuhan laba.? C. TUJUAN DAN KONTRIBUSI PENELITIAN 1. Tujuan Penelitian Berdasarkan dengan masalah yang telah dirumuskan di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji dan mengetahui : 1. Pengaruh aset pajak tangguhan terhadap pertumbuhan laba. 2. Pengaruh kebijakan akrual terhadap pertumbuhan laba. 2. KONTRIBUSI PENELITIAN Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Bagi Penulis Sebagai sarana pembelajaran dalam menambah pengetahuan penulis. 2. Bagi Perusahaan Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambarakan dan masukan kepada perusahaan tentang keterkaitan serta pengaruh asset pajak tangguhan dan akrual terhadap pertumbuhan laba.
6 3. Bagi Ilmu Pengetahuan Hasil penelitian ini diharapkan dapat melengkapi literature yang sudah ada untuk peningkatan kualitas penelitaian lebih lanjut mengenai pajak tangguhan dan kebijakan akrual. 4. Bagi Pembaca Sebagai sarana untuk menambah pengetahuan dan informasi tentang pengaruh aset pajak tangguhan dan kebijakan akrual terhadap pertumbuhan laba.