PARASIT PADA IKAN GABUS (Channa striata, Bloch 1793) DI DESA SAWAH KECAMATAN KAMPAR UTARA

dokumen-dokumen yang mirip
JENIS-JENIS PARASIT PADA IKAN BAUNG (Mystus nemurus C.V.) DARI PERAIRAN SUNGAI SIAK KECAMATAN RUMBAI PESISIR PEKANBARU

KEANEKARAGAMAN EKTOPARASIT PADA BIAWAK (Varanus salvator, Ziegleri 1999) DIKOTA PEKANBARU, RIAU. Elva Maharany¹, Radith Mahatma², Titrawani²

PREVALENSI DAN JENIS-JENIS ENDOPARASIT IKAN YANG DITANGKAP DI SUNGAI PEMATANG IBUL KABUPATEN ROKAN HILIR

INVENTARISASI PARASIT PADA IKAN TONGKOL (Auxis thazard) DI PERAIRAN TELUK MUARA BARU, JAKARTA UTARA

IDENTIFIKASI DAN PREVALENSI ENDOPARASIT PADA USUS IKAN BAWAL AIR TAWAR

PENGENDALIAN INFESTASI EKTOPARASIT Dactylogyrus sp. PADA BENIH IKAN PATIN (Pangasius sp.) DENGAN PENAMBAHAN GARAM DAPUR

INVENTARISASI CACING PARASIT PADA IKAN BANDENG (Chanos chanos) DI TAMBAK DESA KETAPANG KECAMATAN MAUK KABUPATEN TANGERANG PROVINSI BANTEN

IDENTIFIKASI DAN PREVALENSI EKTOPARASIT DAN ENDOPARASIT PADA IKAN NILA (Oreochromis niloticus Linn) Di KOLAM BUDIDAYA PALEMBANG,SUMATERA SELATAN

III. METODOLOGI. Bawang, Provinsi Lampung selama 6 bulan dimulai dari bulan April 2013 hingga

ANALISIS ISI LAMBUNG IKAN HIDUNG BUDAK Ceratoglanis scleronema (Bleeker 1862) DI DESA MENTULIK SUNGAI KAMPAR KIRI PROVINSI RIAU

JIMVET. 01(3): (2017) ISSN :

II. TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi lele menurut SNI (2000), adalah sebagai berikut : Kelas : Pisces. Ordo : Ostariophysi. Famili : Clariidae

Tabel 3 Tingkat prevalensi kecacingan pada ikan maskoki (Carassius auratus) di Bogor

III. BAHAN DAN METODE

INVENTARISASI PARASIT PADA IKAN KEMBUNG (Rastrelliger kanagurta) DI TEMPAT PELELANGAN IKAN MUARA ANGKE, JAKARTA UTARA

I. PENDAHULUAN. pada tahun Ikan nila merupakan ikan konsumsi air tawar yang diminati oleh

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan negara maritim dengan luas perairan sekitar 5,8 juta

ANALISIS ISI LAMBUNG IKAN SENANGIN (Eleutheronema tetradactylum Shaw) DI PERAIRAN DUMAI

PREVALENSI PARASIT DAN PENYAKIT IKAN AIR TAWAR YANG DIBUDIDAYA DI KOTA/KABUPATEN KUPANG. Yudiana Jasmanindar

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian telah dilaksanakan di Suaka Margasatwa Muara Angke yang di

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

3. METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Gambar 2. Peta lokasi penangkapan ikan kembung perempuan (R. brachysoma)

(Infestation of Parasitic Worm at Mujair s Gills (Oreochromis mossambicus)) ABSTRAK

ANALISIS ISI LAMBUNG IKAN SENGARAT (Belodontichthys dinema, Bleeker 1851) DI SUNGAI TAPUNG PROVINSI RIAU. Devika Aprilyn 1, Roza Elvyra 2, Yusfiati 2

TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi ikan mas menurut Saanin (1984) adalah sebagai berikut:

ANALISIS ISI LAMBUNG IKAN TAPAH (Wallago leeri) DI PERAIRAN SUNGAI SIAK DAN SUNGAI KANDIS DESA KARYA INDAH KECAMATAN TAPUNG

INVENTARISASI PARASIT LELE DUMBO Clarias sp. DI DAERAH BOGOR. Inventarisation of Parasite in Dumbo Catfish Clarias sp.

BAB I PENDAHULUAN. Ikan bawal air tawar (Colossoma macopomum) merupakan ikan yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. sampai Desember Penelitian akan dilaksanakan di Laboratorium Parasit

I. TINJAUAN PUSTAKA. Ikan lele dumbo adalah jenis ikan hibrida hasil persilangan antara C. batracus

3. METODE PENELITIAN. Gambar 3. Peta daerah penangkapan ikan kuniran di perairan Selat Sunda Sumber: Peta Hidro Oseanografi (2004)

3.3. Pr 3.3. P os r ed e u d r u r Pe P n e e n l e iltiitan

PARASIT PADA IKAN HIAS AIR TAWAR (IKAN CUPANG, GAPI DAN RAINBOW) Parasites in Fresh Water Ornamental Fish (Cupang, Guppy and Rainbow Fish)

Inventarisasi Ektoparasit pada Beberapa Jenis Ikan di Unit Perikanan Rakyat (UPR) Kelurahan Bungus Timur, Kota Padang

Infeksi Larva Cacing Anisakis spp. pada Ikan Layur (Trichiurus lepturus)

Pengendalian Monogenea pada benih ikan Nila gift 31

BAB I PENDAHULUAN. ekonomis penting yang banyak dibudidayakan oleh petani. Beternak lele

Budidaya Perairan Mei 2016 Vol. 4 No. 2: 26-30

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan selama 4 bulan dimulai dari bulan Oktober 2013

ANALISIS ISI LAMBUNG IKAN SELAIS DANAU (Ompok hypophthalmus, Bleeker 1846) DI SUNGAI TAPUNG HILIR PROVINSI RIAU

IDENTIFIKASI DAN PREVALENSI EKTOPARASIT PADA IKAN KERAPU CANTANG

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Bahan dan Alat Bahan Alat

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Lele Masamo (Clarias gariepinus) Subclass: Telostei. Ordo : Ostariophysi

IDENTIFIKASI DAN PREVALENSI EKTOPARASIT PADA UDANG VANNAMEI (Litopenaeus vannamei) DI KABUPATEN ACEH BESAR

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis panelitian yang digunakan adalah analitik, karena akan membahas

PENUNTUN PRAKTIKUM MATA KULIAH PARASITOLOGI

METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Alat dan Bahan 3.3 Metode Pengambilan Data

Meliawati, Roza Elvyra, Yusfiati

INTENSITAS DAN PREVALESI CACING PARASITIK PADA IKAN SELAR KUNING DI KARANGANTU DAN LABUAN

PREVALENSI PARASIT DAN PENYAKIT IKAN AIR TAWAR YANG DIBUDIDAYAKAN DI KOTA/ KABUPATEN KUPANG

PEMERIKSAAN KEADAAN LUAR

Gambar 2.1. Morfologi ikan bawal air tawar (C. macropomum)

Nikè: Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan. Volume II, Nomor 2, Juni 2014

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENGAMATAN FEKUNDITAS IKAN MOTAN (Thynnichthys polylepis) HASIL TANGKAPAN NELAYAN DARI WADUK KOTO PANJANG, PROVINSI RIAU

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

3. METODE PENELITIAN

Marina F.O. Singkoh 1) * Diterima 15 Mei 2012, diterima untuk dipublikasikan 1 Agustus Abstract

BAB I PENDAHULUAN. benih dan untuk membina usaha budidaya ikan rakyat dalam rangka

ANALISIS ISI LAMBUNG IKAN BAUNG (Mystus nemurus C.V) DI PERAIRAN SUNGAI SIAK KECAMATAN RUMBAI PESISIR PROVINSI RIAU

Ichtyofauna in the Sok-sok Holbung, Aek Isa small river, Simarpinggan Village, Sipoholon District, North Tapanuli Regency, North Sumatera Province.

Kelimpahan dan Intensitas Ektoparasit Pada Ikan Hasil Tangkapan Di Muara Sungai Serayu Di Adipala Kabupaten Cilacap

IDENTIFIKASI DAN PREVALENSI CACING PADA SALURAN PENCERNAAN IKAN KEMBUNG (Rastrelliger brachysoma) DI PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA BRONDONG, LAMONGAN.

Prevalensi dan Intensitas Trichodina sp. Pada Benih Ikan Nila (Oreochromis niloticus) di Desa Tambakrejo, Kecamatan Pacitan, Kabupaten Pacitan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

III. METODE PENELITIAN

Inventarisasi, Prevalensi dan Intensitas Ektoparasit Pada Ikan Kerapu (Epinephelus sp.) di Keramba Jaring Apung Perairan Teluk Hurun Lampung

IDENTIFIKASI DAN PREVALENSI CACING ENDOPARASIT PADA IKAN SWANGGI (Priacanthus macracanthus) DI PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA BRONDONG, LAMONGAN

PERBANDINGANN PREVALENSI PARASIT PADA INSANG DAN USUS IKAN MUJAIR (Oreochromis mossambicus) DI RAWA DAN PALUH MERBAU PERCUT SEI TUAN SKRIPSI OLEH

ABSTRAK. Kata kunci : Prevalensi, Intensitas, Leucocytozoon sp., Ayam buras, Bukit Jimbaran.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. disebut arus dan merupakan ciri khas ekosistem sungai. Secara ekologis sungai

II. TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi ikan nila menurut Trewavas (1982), dalam Dirjen Perikanan

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan selama 6 bulan dimulai dari April hingga September

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi ikan lele sangkuriang (Clarias gariepinus var) menurut Kordi, (2010) adalah. Subordo : Siluroidae

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Desa Kertosari Kecamatan Tanjungsari pada bulan

3. METODE PENELITIAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

(PSLK) 2016, ANALISIS EKTOPARASIT IKAN LELE DUMBO

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Klasifikasi dan Morfologi Ikan Lele Sangkuriang (Clarias sp)

Indeks Gonad Somatik Ikan Bilih (Mystacoleucus padangensis Blkr.) Yang Masuk Ke Muara Sungai Sekitar Danau Singkarak

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambar 3. Peta Lokasi Penelitian Sumber Dinas Hidro-Oseanografi (2004)

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. 1.1 Intensitas Trichodina sp pada Ukuran Ikan Nila yang Berbeda

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Ikan mas tergolong dalam jenis ikan air tawar. Ikan mas terkadang juga

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

IMUNITAS NON-SPESIFIK DAN SINTASAN LELE MASAMO (Clarias sp.) DENGAN APLIKASI PROBIOTIK, VITAMIN C DAN DASAR KOLAM BUATAN ABSTRAK

BAB III METODE PENELITIAN. tepung ikan gabus (Channa striata, BLOCH) pada pakan komersial terhadap

SNI : Standar Nasional Indonesia. Induk ikan lele dumbo (Clarias gariepinus x C.fuscus) kelas induk pokok (Parent Stock)

Mahmudin Arbie 1), Dr. Ir. Syamsuddin MP 2), Mulis S.Pi, M.Sc 3).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berasal dari Afrika dengan lele lokal yang berasal dari Taiwan (Clarias. beradaptasi terhadap lingkungan (Pamunjtak, 2010).

III. METODE PENELITIAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Prevalensi Clinostomum complanatum pada ikan Betok (Anabas testudineus) di Yogyakarta

Ramliyus 1) ; Hendrik 2) ; Ridar Hendri 2) Gmail: ABSTRACT

IDENTIFIKASI EKTOPARASIT PADA BENIH IKAN NILA (Oreochromis niloticus) DI BALAI BENIH IKAN KABUPATEN SAMOSIR

Stomach Content Analysis of Mystacoleucus padangensis in Waters Naborsahan River and Toba Lake, Tobasa Regency, North Sumatra Province.

BAB III METODE PENELITIAN

JURNAL RUAYA VOL. 6. NO.1. TH 2018 FPIK UNMUH-PNK ISSN

Institut Pertanian Bogor, Kampus Darmaga, Bogor 16680, Indonesia 2) Balai Karantina Ikan, Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng, Jakarta, Indonesia

Transkripsi:

PARASIT PADA IKAN GABUS (Channa striata, Bloch 1793) DI DESA SAWAH KECAMATAN KAMPAR UTARA Mariani 1, Titrawani 2, Radith Mahatma 2 1 Mahasiswa Program Studi S1 Biologi 2 Dosen Zoologi Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Kampus Binawidya Pekanbaru, 28293, Indonesia Mari.ani74@yahoo.co.id ABSTRACT Channa striata (Gabus fish) is one of the fish that is much prefered by the people. The main source Channa striata is based on the nature and not farmed yet. In order to establish Channa striata farming, there are many things that we should know, one of them is about the parasites in Channa striata. The purpose of this study was to know the types of ectoparasites and endoparasites which infect Channa striata in Sawah Village of North Kampar District. This research was conducted from November 2014 to March 2015 using survey method. Formalin 4% were used to preserve the parasites collected from the specimens. Parasite identification was performed using Bowman (1999) and Lucky (1977). The result showed that Channa striata hosted six parasites genus i.e. Strongyloides, Trichinella, Dactylogyrus, Lamproglena, Camallanus dan Ancylodiscoides. The total frequency of parasite presence (prevalence) was 30% and commonly categorized into commonly. The prevalency of each genus of Strongyloides, Trichinella, Dactylogyrus, Lamproglena, Camallanus and Ancylodiscoides 13.3%, 11.7%, 3.3%, 3.3%, 3.3% and 1.7% respectively. Keywords : Channa striata, Ektoparasitic, Endoparasitic, Kampar, Riau Province. ABSTRAK Channa striata (ikan gabus) merupakan salah satu ikan yang banyak digemari oleh masyarakat. Sumber utama ikan gabus berasal dari alam dan belum dibudidayakan. Terkait upaya budidaya ikan gabus banyak hal yang harus diketahui salah satunya adalah mengenai parasit pada ikan gabus. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui jenis ektoparasit dan endoparasit yang menginfeksi ikan gabus di Desa Sawah Kecamatan Kampar Utara. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan November 2014 sampai Maret 2015 dengan metode survey. Formalin 4% digunakan untuk mengawetkan parasit yang dikoleksi dari ikan gabus. Identifikasi parasit dilakukan menurut Bowman (1999) dan Lucky (1977). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pada ikan gabus terdapat 6 genus parasit yaitu Strongyloides, Trichinella, Dactylogyrus, Lamproglena, 1

Camallanus dan Ancylodiscoides. Frekuensi kehadiran parasit (prevalensi) adalah 30% dan termasuk dalam kategori commonly (biasa). Frekuensi kehadiran dari masing- masing genus parasit yaitu Strongyloides, Trichinella, Dactylogyrus, Lamproglena, Camallanus, dan Ancylodiscoides secara berurutan adalah 13.3%, 11.7%, 3.3%, 3.3%, 3.3% dan 1.7%. Kata kunci : Channa striata, Ektoparasit, Endoparasit, Kabupaten Kampar, Provinsi Riau. PENDAHULUAN Desa Sawah merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Kampar Utara Kabupaten Kampar Provinsi Riau, dilewati salah satu sungai besar yaitu Sungai Kampar. Selain sungai besar, Desa Sawah juga memiliki sungai-sungai kecil, rawa, sawah dan kanal. Sebagian besar masyarakat memiliki profesi sampingan sebagai nelayan untuk menangkap ikan. Menurut nelayan setempat, ikan yang dapat ditemui diantaranya ikan gabus, lele, sepat, selais dan baung. Ikan gabus merupakan salah satu ikan yang sering ditemukan, namun keberadaan ikan tersebut sampai saat ini berkurang, hal ini dapat dikarenakan penangkapan ikan yang berlebih dan banyaknya aktivitas masyarakat diarea rawa seperti berternak, memandikan hewan ternak, mandi cuci kakus (MCK) dan adanya buangan limbah rumah tangga yang dapat mempengaruhi perairan tersebut. Banyaknya aktivitas tersebut dapat mempengaruhi kehidupan berbagai ikan yang terdapat di dalamnya, sehingga ikan yang ada mudah terserang penyakit salah satunya disebabkan oleh parasit. Parasit adalah organisme yang hidup pada bagian tubuh organisme lain yang dapat menimbulkan kerugian bagi organisme yang di tempatinya (Brotowidjoyo 1994). Berdasarkan tempat hidup parasit dapat dibedakan atas ektoparasit dan endoparasit. Ektoparasit adalah parasit yang hidup di permukaan luar tubuh organisme yang ditempatinya, sedangkan endoparasit adalah parasit yang hidup didalam tubuh organisme yang ditempatinya (Purbomartono et al. 2010). Ikan gabus merupakan salah satu jenis ikan air tawar yang mempunyai nilai ekonomi tinggi. Di Sumatra dan Kalimantan sering dijadikan ikan asin, selain itu ikan gabus mengandung sumber protein yang tinggi dan mengandung albumin yang bermanfaat bagi tubuh (Yolanda 2013). Ikan gabus hidup di dasar perairan dangkal, bersifat karnivora dan memijah pada musim hujan dari bulan Oktober hingga Desember. Ikan gabus banyak terdapat di rawa yang ada di Desa Sawah Kampar Utara. Ikan gabus yang didapat hanya dari tangkapan nelayan yang pasokannya dari alam. Penangkapan ikan secara terus menerus semakin lama populasi ikan gabus akan semakin menurun, sehingga perlu untuk mengetahui penyakit pada ikan salah satunya yang disebabkan oleh parasit. 2

Informasi tentang parasit yang menginfeksi ikan gabus masih tergolong sedikit khususnya di Riau. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian tentang parasit yang menginfeksi ikan gabus. METODE PENELITIAN a. Waktu dan Tempat Penelitian dilakukan dari bulan November 2014 sampai Maret 2015 dengan lokasi pengambilan sampel di Rawa dan Sawah di Desa Sawah Kecamatan Kampar Utara Kabupaten Kampar, Provinsi Riau. Pengamatan dan identifikasi parasit pada ikan gabus dilakukan di Laboratorium Zoologi FMIPA UR. b. Alat dan Bahan Alat yang digunakan berupa mikroskop, kaca objek, kaca penutup, cawan petri, pipet tetes, tabung reaksi, botol film, timbangan analitik, alat bedah, nampan, kamera dan perlengkapan alat tulis. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah ikan gabus, formalin 4% dan akuades. c. Prosedur Penelitian Pengambilan sampel ikan gabus diambil di Desa Sawah Kecamatan Kampar Utara dengan bantuan beberapa nelayan. Pengamatan ikan di ukur panjang dan ditimbang beratnya. Kemudian diamati adanya tanda-tanda klinis sepeti luka, cacat, perubahan warna kulit dan insang pada ikan gabus tersebut. Setelah itu dilakukan pengoleksian ektoparasit dengan cara pengerikan bagian luar/sisik dan insang sebelum ikan mati. Pemeriksaan Ektoparasit Pemeriksaan ektoparasit dilakukan pada bagian-bagian luar tubuh ikan seperti kulit dan insang Lukistyowati (2005). Sebelum melakukan pemeriksaan terlebih dahulu ikan dilumpuhkan agar mempermudah dalam pengerikan. Kulit dan insang ikan di kerok pelanpelan menggunakan skalpel, masingmasing hasil kerokan berupa lendir diletakkan di cawan petri. Kemudian diletakkan sedikit sampel lendir diatas gelas objek ditetesi dengan aquades, setelah itu tutup dengan gelas penutup kemudian diamati dibawah mikroskop. Pemeriksaan Endoparasit Metode pemeriksaan oleh Kabata (1985) ialah pembedahan ikan dimulai dengan cara menggunting perut bagian bawah ikan dari anus menuju bawah sirip dada hingga ke operculum. Organ saluran pencernaan yang diambil ditetesi dengan alkohol 70 %. Saluran pencernaan ikan gabus diambil dan dibedah secara memanjang. Saluran pencernaan yang telah dibedah kemudian pelanpelan dikerok agar parasitnya keluar, hasil kerokan maupun parasit yang ditemukan dimasukkan kedalam botol film, setelah itu diberi larutan formalin 4% dilengkapi dengan label dan selanjutnya dilakuka pengamatan. Hasil kerokan yang akan diamati diletakkan di atas cawan petri, setelah itu diletakkan sedikit sampel kerokan di atas kaca 3

objek diberi setetes aquades dan tutup dengan kaca penutup. Diamati dibawah mikroskop, parasit yang terlihat didokumentasi untuk mempermudah identifikasi. d. Identifikasi Parasit Parasit yang ditemukan kemudian didokumentasi, dideskripsikan dan dibuat dalam bentuk tabel. Ektoparasit dan endoparasit yang ditemukan diidentifikasi sesuai dengan buku Bowman (1999) dan buku Lucky (1977). e. Analisis Data Data yang diperoleh dihitung frekuensi kehadiran dan intensitas parasit berdasarkan rumus berikut ini (Effendie (1979). a.cara menghitung frekuensi kehadiran parasit dengan cara: HASIL DAN PEMBAHASAN a. Parasit yang ditemukan pada Ikan Gabus (Channa striata, Bloch 1793 Sebanyak 60 sampel ikan gabus yang dikoleksi memiliki ukuran panjang total berkisar antara 17.3-38 cm dan berat 98-410 gram, terdiri dari 25 ekor jantan dan 35 ekor betina. Karakteristik sampel ikan gabus yang diamati menunjukkan bahwa ikan tersebut sehat, bentuk tubuh bulat gilig memanjang, warna tubuh gelap dengan bagian perut berwarna putih, sisik tebal dan kasar menutupi permukaan tubuh dan kepala. Diantara sampel ikan gabus yang diamati ada 5 ekor ikan yang luka dibagian kepala dan ekor. Jenis parasit yang ditemukan digolongkan kedalam Genus Ancylodiscoides, Dactylogyrus., Lamproglena, Trichinella, Strongyloides dan Camallanus (Tabel 1). FK b.cara menghitung intensitas dengan cara: Tabel 1. Parasit yang terdapat pada ikan gabus (Channa striata, Bloch 1793) di Desa Sawah I = Jumlah parasit yang menginfeksi Jumlah ikan yang terinfeksi Kelas Ordo Famili Genus Trematoda Monogenea Ancyrocephalidae Ancylodiscoides Monogenea Dactylogyridae Dactylogyrus Crustacea Copepoda Dichelesthiidae Lamproglena Nematoda Enoplida Trichinellidae Trichinella Rhabditida Strongyloididae Strongyloides Spirurida Camallanidae Camallanus 4

Dari hasil kerokan insang ditemukan ektoparasit yang termasuk ke dalam GenusDactylogyrus, Ancylodiscoides dan Lamproglena. Dactylogyrus ditemukan di insang karena parasit ini merupakan cacing insang yang habitat hidupnya adalah di insang ikan (Yuliartati 2011).Rahayu (2013) menyatakan bahwa Dactylogyrus dan Lamproglena sering ditemukan pada bagian insang ikan air tawar, payau dan laut dengan gejala pernapasan meningkat dan produksi lendir berlebih. b. Frekuensi Kehadiran Parasit pada Ikan Gabus (Channa striata, Bloch 1793) Hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa 18 dari 60 ekor ikan gabus yang diperiksa terinfeki parasit dengan frekuensi kehadiran 30%. Menurut William dan Williams (1996) jika persentase infeksi parasit berkisar antara 49-30% maka tingkat infeksi parasit dikategorikan commonly (biasa) (Tabel 2). Tabel 2. Frekuensi kehadiran parasit dan intensitas masing-masing spesies yang ditemukan pada ikan gabus di desa sawah(n=60) Parasit Jumlah ikan yang Parasit yang FK% I terinfeksi (ekor) ditemukan Trichinella 7 36 11.7 5.1 Ancylodiscoides 1 5 1,7 5 Strongyloides 8 29 13.3 3.6 Dactylogyrus 2 6 3.3 3 Lamproglena 2 2 3.3 1 Camallanus 2 4 3.3 2 Keterangan: N= Jumlah total ikan yang diperiksa, FK= Frekuensi kehadiran parasit, I= Intensitas Keberadaan endoparasit diketahui setelah ikan gabus dibedah, hal ini dibuktikan dengan adanya jenis parasit berupa cacing di usus dan lambung. Endoparasit yang ditemukan adalah Trichinella dan Strongyloides dari Kelas Nematoda. Noga (1996) menyatakan bahwa ikan merupakan salah satu inang antara atau inang definitif bagi perkembangan cacing Nematoda. Nilai frekuensi kehadiran parasit pada Genus Strongyloides, Trichinella, Dactylogyrus, Lamproglena, Camallanus dan Ancylodiscoides secara berurutan adalah 13.3%, 11.7%, 3.3%, 3.3%, 3.3% dan 1.7%. Sedangkan nilai intensitas parasit dari Genus Trichinella, Ancylodiscoides, Strongyloides, Dactylogyrus, Camallanus dan Lamproglena 5

berkisar antara 1-5.1 ind./ekor ikan (Tabel 2). Parasit Dactylogyrus, Lamproglena, Ancylodiscoides, Strongyloides Trichinella dan Camallanus ditemukan pada insang, lambung dan usus. Sampel yang terinfeksi parasit tersebut tidak menunjukkan adanya gejala klinis, diduga disebabkan oleh sedikitnya jumlah parasit yang ditemukan pada permukaan luar (sisik/lendir) dan insang. Hal ini terbukti pada saat pengamatan secara makroskopis ditemukan cacing yang tampak menempel di dinding organ ikan khususnya lambung dan usus. Rendahnya kehadiran dan intensitas parasit dinyatakan (Kennedy et al. 1975) sebagai akibat dari kecilnya kemungkinan organisme yang berperan sebagai inang perantara bagi parasit, karena inang berdistribusi luas atau jarang terdapat pada habitat dimana parasit berada. ikan tersebut merupakan jenis ikan karnivora yang dapat terinfeksi parasit melalui mangsanya (yang terinfeksi parasit). Keberadaan parasit dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya pola makan, kondisi lingkungan dan daya tahan ikan. Lingkungan yang baik sangat erat kaitannya dengan daya tahan ikan, semakin baik kondisi lingkungan maka semakin meningkat daya tahan ikan. Sebaliknya lingkungan yang kurang baik akan menyebabkan ikan mudah stres dan menurunkan daya tahan tubuh ikan sehingga mudah terserang parasit. c. Jenis dan jumlah Parasit pada masing-masing Organ Ikan Gabus di Desa Sawah Dari hasil pengamatan terhadap ikan gabus yang ditangkap di Desa Sawah ditemukan beberapa jenis parasit dari organ luar yaitu insang dan organ dalam lambung dan usus (Tabel 3) Tabel 3. Jenis dan jumlah parasit pada masing-masing organ ikan gabus di Desa Sawa No. Jenis Parasit N Jumlah parasit pada setiap organ Lambung % Usus % Insang % 1. Trichinella 36 2 2.4 34 41.4 2. Ancylodiscoides 5 5 6 3. Strongyloides 29 6 7.3 23 28 4. Dactylogyrus 6 6 7.3 5. Lamproglena 2 - - - - 2 2.4 6. Camallanus 4 - - 4 4.8 - - Total 82 8 9.7 61 74.3 13 21.7 N= Jumlah kasus serangan total. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tingginya kehadiran parasit pada ikan gabus disebabkan karena Hasil pemeriksaan bahwa distribusi parasit lebih banyak menyerang usus daripada lambung 6

dan insang. Tingginya distribusi parasit di usus disebabkan makanan cacing parasit yang terdiri dari darah, sel jaringan dan cairan tubuh yang merupakan sumber bahan organik siap serap banyak ditemukan di usus. Cacing parasit tidak dapat merombak bahan organik yang belum disederhanakan karena tidak sempurnanya saluran pencernaan dan enzim pencernaan yang dimilikinya sehingga cacing parasit lebih memilih untuk tinggal di usus dibandingkan di lambung (Rahmawati 2011). Prevalensi parasit pada masing-masing organ ikan gabus adalah 9.7% (lambung), 74.3% (usus) dan 21.7% (insang). Menurut William dan Williams (1996) infeksi parasit pada lambung, usus dan insang dikategorikan kedalam occasionally (kadang-kadang) dan usually (biasanya) dan often (sering). KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa: 1. Frekuensi kehadiran parasit pada ikan gabus adalah 30%, termasuk kedalam kategori commonly (biasa) sedangkan nilai total intensitas 4.5 ind./ekor ikan. 2. Ektoparasit yang ditemukan di Desa Sawah yaitu Dactylogyrus., Lamproglena dan Ancylodiscoides. Endoparasit yang ditemukan yaitu Genus Strongyloides, Trichinella dan Camallanus.. 3. Frekuensi kehadiran parasit Strongyloides dan Trichinella dikategorikan often (sering) sedangkan Dactylogyrus, Lamproglena, Camallanus dan Ancylodiscoides dikategorikan occasionally (kadang-kadang). DAFTAR PUSTAKA Bijaksana U. 2012.Dosmetikasi ikan gabus, Channa Striata Blkr, upaya optimasi perairan rawa di propinsi Kalimantan Selatan. J. Suboptimal 1(1):92-101. Bowman D. 1999. Parasitology For Veterinarians. Philadelphia: Elsevier. Brotowidjoyo MD. 1994. Zoologi Dasar. Erlangga. Jakarta. Buchmann K, Bresciani J. 2001. An Introduction to Parasitic Diseases of Freshwater Trout. Denmark: DSR Publisher. Effendie. 1979. Metode Biologi Perairan. Bogor: Yayasan Dewi Sri. Handajani H. 2005. Parasit dan Penyakit Ikan. Malang: Universitas Muhammadiyah. Irianto A. 2005. Patologi Ikan Teleostei. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Kabata Z. 1985. Parasites And Diaseases Of Cultured In The Tropics. Canada: British Columbia. 7

Kennedy CR. 1975. Ecological Animal Parasitology. Oxford: Blackwell Scientific Publications. Lucky Z. 1977. Methods For The Diagnosis Of Fish Diaseases. New Delhi: CC. PVT. LTD. Lukistyowati I. 2005. Teknik Pemeriksaan Penyakit Ikan. Pekanbaru: Unri Press. Noble ER, Noble GA. 1989. Parasitology L The Biology of Animal Parasites. London: Philadelphia. Noga EJ. 1996. Fish Disease: Diagnosis and treatment. Mosby yesr Book. Inc st louis, Mo PP 163-170. Rahayu FD. 2013. Infestasi cacing parasitik pada insang ikan mujair (Oreochromis mossambicus). J. Acta Veterinaria Indosiana 1(1): 8-11. Rahmawati T. 2011. Identifikasi Endoparasit Pada Saluran Pencernaan Ikan Senangin (E. tetradactcum) di Perairan Dumai [skripsi]. Pekanbaru: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Riau. William EHJR, William LB. 1996. Parasites of Offshore Big Game Fishes of Puerto Rico and the western Atlantic. Puerto Rico: Depertement of Natural and Environmental Resource and University of Puerto Rico. San Juan Puerto Rico. Mayaguez, Puerto Rico.382p. Yolanda Y. 2013. Komunitas Perikanan. Pekanbaru: Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Riau Winaruddin. 2014. Infestasi Endoparasit pada Ikan Lele Dumbo (Clarias gariepinus) pada Budidaya Kolam Tanah di Banda Sakti- Lhokseumawe. Jurnal. S. Pertanian 4(1):22-25. Yuliartati E. 2011. Tingkat Serangan Ektoparasit Pada Ikan Patin (Pangasius Djambal) Pada Beberapa Pembudidaya Ikan Di Kota Makasar. Makasar: FAPERIKA Universitas Hasanudin. Sachlan M. 1992. Notes and Parasites of Freshwater Fish in Indonesia. Contribution of The Inland Fisheries Reseach station No. 2. Jakarta-Bogor. 59p. 8

9