BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tidur adalah suatu aktivitas yang dilakukan oleh manusia untuk melepaskan kelelahan jasmani dan kelelahan rohani. Tidur merupakan keadaan seseorang memasuki alam bawah sadarnya, dimana seseorang masih dapat dibangunkan dengan pemberian rangsangan sensorik atau dengan rangsangan lainnya. Tidur adalah keadaan tanpa sadar, penuh ketenangan dan tanpa kegiatan yang merupakan urutan siklus yang berulang-ulang. Fungsi tidur adalah suatu aktivitas untuk mengistirahatkan tubuh, sehingga masyarakat pasti membutuhkannya. Fungsi tidur terbagi menjadi beberapa unsur yang memiliki dampak positif yaitu, memperbaiki sel rusak, meningkatkan daya ingat, mencegah penyakit, meningkatkan energi, dan mencegah stres. Maka dari itu kualitas tidur harus didapatkan oleh manusia dan tidur untuk mendapatkan hasil istirahat yang maksimal agar mendapatkan kualitas tidur yang baik. Kualitas tidur seseorang dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu, faktor posisi, kelelahan, stres psikologis, gaya hidup, motivasi, alkohol, obatobatan, asupan makanan, dan faktor lingkungan. Ada berbagai macam bentuk faktor lingkungan yang mengganggu kenyamanan disaat tidur yang memiliki dampak negatif. Faktor lingkungan yang mempengaruhi kualitas tidur dan dapat menyebabkan gangguan tidur pada setiap individu yaitu, suara/ kebisingan, ventilasi yang baik, ruang dan tempat tidur yang nyaman, suhu yang terlalu panas/ terlalu dingin, bau yang tidak nyaman, serta cahaya/ lampu yang terlalu terang, sehingga pola tidur menjadi tidak teratur. Dampak-dampak yang disebabkan dari pola tidur yang tidak teratur antara lain, tidur kurang dari lima jam dalam satu malam, dapat beresiko terjagkit depresi, stres, penyakit jantung, struk dan diabetes. Pada wanita, yang tidur sebanyak 6 jam atau kurang dari jumlah tersebut setiap malam memiliki peluang 1
62% lebih besar terkena kanker payudara, disbanding mereka yang tidur sebanyak 7 jam. Kurangnya jam tidur telah terbukti dapat mengakibatkan siklus hormon dan metabolisme menjadi tidak seimbang (Green, 2009: xviii). Pola tidur dikategorikan sesuai dengan umur, mulai dari anak-anak dengan usia enam tahun memiliki jam tidur 11 jam yang cukup memenuhi kualitas tidur. Pada remaja hampir menyamai tidur dengan dewasa muda dengan rentang usia (16 30 tahun), mereka cenderung memiliki pola tidur yang berbeda dibandingkan usia lainnya. Ini disebabkan oleh perubahan hormonal yang terjadi di akhir pubertas, secara umun kebutuhan tidur pada masa ini berkisar 7-8 jam setiap malamnya. Dan terakhir pola tidur pada lansia memiliki jam tidur yang semakin sedikit yaitu 4-6 jam setiap malamnya, dan pada lansia biasa ditemui gangguan tidur seperti insomnia (Siregar, 2011: 34) Sebagian besar remaja yang menjadi target audience menggunakan jam tidur yang tidak sesuai dengan kebutuhan untuk memenuhi kualitas tidurnya, hal ini disebebkan oleh gangguan eksternal, seperti pengerjaan tugas hingga larut malam, memikirkan sesuatu yang mengakibatkan tubuh tetap terjaga, kurangnya kesadaran, dan kurangnya pemahaman mengenai dampak yang terjadi. Pada masyarakat khususnya remaja pola tidur yang tidak baik masih menjadi suatu hal yang diabaikan, padahal pola tidur dapat berpengaruh kepada aktivitas sehari-hari. Dampak lain dari pola tidur yang tidak baik antara lain, emosi yang tidak dapat diatur, dapat menyebabkan daya tahan tubuh menjadi lemah, dan menurunnya konsentrasi. Oleh sebab itu masyarakat seharusnya lebih memahami mengenai pola tidur yang baik. Namun hal tersebut dapat diatasi dengan aktivitas malam yang tidak berlebihan, dan menjadikan suasana ruang kamar menjadi nyaman dengan cara; suhu ruangan kamar yang sejuk, kadar cahaya yang redup, dan jika menyukai musik dapat menggunakan lantunan musik yang lembut, dapat juga menggunakan aroma terapi sebagai media untuk mendapatkan kualitas tidur yang baik. 2
Lingkungan kamar adalah aspek penting di dalam mendapatkan kualitas tidur yang baik, ruang kamar harus dapat membangun suasana relaks, semakin nyaman ruangan kamar, maka semakin mudah mendapatkan kualitas tidur, dan jika kualitas tidur sudah dipenuhi, pola tidur akan menjadi teratur dengan sendirinya. Dari permasalahan yang telah diuraikan diatas, maka perlu adanya kampanye sosial mengenai Kampanye Pola Tidur Sehat. Masyarakat khususnya remaja diharapkan dapat lebih memperhatikan dampak yang di akibatkan dari pola tidur yang buruk. Kampanye sosial ini ditujukan untuk remaja, karena remaja merupakan fase dimana seseorang masih menentukan sikap, baik dalam emosional, sosial, dan fisik (Hurlock, 1991, dalam Ali dan Asrori, 2011). 1.2 Masalah Perancangan 1.2.1 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang di atas dapat disimpulkan beberapa identifikasi masalahnya. 1. Minimnya kesadaran masyarakat khususnya remaja akan dampak dari pola tidur yang buruk. 2. Belum adanya kampanye sosial mengenai pola tidur sehat. 1.2.2 Rumusan Masalah Rumusan masalah yang diperoleh dari identifikasi masalah di atas adalah. 1. Bagaimana mengkomunikasikan informasi yang tepat sasaran melalui kampanye mengenai Kampanye Pola Tidur Sehat Pada Remaja 2. Bagaimana merancang konsep visual sebagai media utama yang komunikatif untuk kampanye Kampanye Pola Tidur Sehat Pada Remaja?. 3
1.3 Ruang Lingkup Adapun ruang lingkup masalah agar pembahasan lebih terarah, ruang lingkup tersebut adalah. 1. Kampanye mengenai penerapan pola tidur sehap pada remaja. 2. Kampanye ini ditujukan untuk masyarakat khususnya remaja agar dapat lebih memperhatikan dampak yang diakibatkan dari pola tidur yang buruk. 3. Segmen yang akan dicapai dari kampanye ini yaitu remaja dengan usia 18 4. Pelaksanaan kampanye akan diadakan di wilayah Bandung, karena Bandung merupakan salah satu wilayah perkotaan yang memiliki jumlah penduduk remaja terbesar. 5. Kampanye sosial ini dimulai dari tahap pengumpulan data yang dilakukan sejak bulan September sampai November 2014. Kemudian tahap proses perancangan kampanye dilakukan mulai bulan September 2014 sampai Januari 2015. 1.4 Tujuan Perancangan Adapun tujuan dari proses perancangan tugas akhir ini yang ingin di capai oleh penulis sebagai berikut : 1. Mendapatkan hasil kampanye sosialisasi mengenai penerapan pola tidur sehat pada remaja. 2. Mendapatkan media kampanye sosialisasi yang komunikatif mengenai penerapan pola tidur sehat pada remaja. 1.5 Manfaat Perancangan Adapun manfaat yang di dapat dari tugas akhir ini adalah : 1. Bagi Akademis Memberikan dampak positif pada masyarakat agar mendapat pengetahuan baru tentang pola tidur sehat dan kondisi kamar yang kondusif untuk beristirahat, menambah pustaka khususnya kesehatan tidur dengan menggunakan ilmu Desain Komunikasi Visual. 4
2. Bagi Pembaca Untuk menambah pengetahuan tentang pentingnya pola tidur sehat. Masyarakat khususnya remaja dapat lebih mengetahui dampak negatif dari pola tidur yang buruk, dengan adanya kampanye ini diharapkan menimbulkan kesadaran bagi masyarakat khususnya remaja akan pola tidur sehat yang baik bagi tubuh. 3. Bagi Penulis (perancang) Mengasah kemampuan penulis dalam bidang advertising dan juga meningkatkan keahlian dalam menerapkan pelajaran yang telah di dapat dan diaplikasikan dalam hasil jadi berupa kampanye menerapkan pola tidur sehat pada remaja. Sehingga diharapkan penulis menjadi seseorang yang berperan penting dalam advertising media profesional. 1.6 Metode Penelitian 1.6.1 Metode yang digunakan Dalam tugas akhir Kampanye Aktivitas Pola Tidur Sehat Pada Remaja, metode yang digunakan adalah penelitian kualitatif, metode kualitatif merupakan metode untuk mengeksplorasi dan memahami makna yang dianggap berasal dari masalah sosial di masyarakat atau kemanusiaan. Proses untuk melakukan penelitian menggunakan metode kualitatif ini melibatkan upaya penting seperti pengumpulan data spesifik dari sumber data, menganalisis dan menafsirkan makna data (Creswell, 2007: 5). Dalam hal ini penulis meneliti fenomena yang terjadi di masyarakat mengenai pola tidur sehat. Data-data yang diperoleh akan diolah menjadi media sosialisasi dalam bentuk kampanye sosial mengenai aktivitas pola tidur sehat. 1. Studi Kasus Metode studi kasus merupakan metode yang di dapat dengan cara turun langsung ke lapangan, metode ini di dapat melalui survey berupa observasi, kuisioner (angket), dan wawancara. Sehingga metode ini dapat semakin memperkuat data yang dikaji selain itu pula pribadi mampu mengkaji sesuai atau tidaknya dengan asumsi yang ada di lapangan. 5
2. Metode Kepustakaan Penulis menggunakan metode kepustakaan yang berpedoman pada buku, karya ilmiah, dan situs internet sebagai acuan dan sebagai pelengkap data yang berhubungan langsung dalam masalah yang diangkat pada tugas akhir ini. 1.6.2 Analisis Data Setelah data yang dibutuhkan terkumpul, maka kemudian dianalisis dengan menggunakan analisis AISAS (Attention, Interest, Search, Action, Share) dan 5W + 1 H. Untuk mendapatkan perkiraan strategi yang tepat dalam pelaksanaan perancangan kampanye ini. 1.7 Kerangka Perancangan Adapun skema kerangka berfikir perancangan yang penulis buat agar mempermudah proses prancangan tugas akhir ini sebagai berikut: 6
Bagan 1.1 Skema Berfikir Sumber : Dokumen pribadi 7
1.8 Pembabakan sebagai berikut : Dalam penyajian tugas akhir ini, digunakan sistematika penulisan BAB I : BAB II : BAB III : BAB IV : BAB V : Pembahasan, berisi tentang latar belakang, masalah perancangan, Identifikasi masalah, rumusan masalah, ruang lingkup, tujuan perancangan, manfaat, metode penelitian, kerangka perancangan, dan pembabakan mengenai Kampanye Aktivitas Pola Tidur Sehat Pada Remaja. Membahas kajian-kajian, landasan teori, dan dasar pemikiran yang berhubungan dengan masalah yang akan di angkat dan di aplikasiakan dalan tugas akhir ini. Pembahasan berupa pencarian data melalui metode-metode dan pemaparan analisis yang diaplikasian kepada isi dari tugas akhir. Membahas tentang proses perancangan Kampanye Aktivitas Pola Tidur Sehat Pada Remaja, dan juga merancang media yang digunakan pada kampanye tersebut. Bab penutup ini memaparkan kesimpulan dari pembahasan Kampanye Aktivitas Pola Tidur Sehat Pada Remaja. 8