BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. KeadaanLingkungan SMA BhinekaKarya 6 Boyolali

dokumen-dokumen yang mirip
SKRIPSI. Diajukan kepada Program Studi Pendidikan Ekonomi Untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

ANALISIS SISTEM SISTEM INFORMASI PENJURUSAN SMA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian

III. METODE PENELITIAN. variabel yang akan diamati yaitu kemampuan berpikir dan tingkat penguasaan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang berada di Kedung Penjalin kabupaten Jepara. Keseluruhan gurunya

III. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan

KRITERIA KETUNTASAN MINIMAL (KKM)

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran siswa dapat memahami konsep yang dipelajarinya. mengingat dan membuat lebih mudah dalam mengerjakan soal-soal

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

ANALISIS SISTEM SISTEM INFORMASI PENJURUSAN SMA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Partisipasi siswa dalam pembelajaran sangat penting untuk

BAB I PENDAHULUAN. adalah mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan moral siswa.

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA. A. Standar Isi BSNP yang diterapkan di SD Kreatif The naff

I. PENDAHULUAN. Dunia pendidikan mempunyai tiga lingkungan, yakni lingkungan keluarga,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam aktivitas kehidupan sehari-hari, manusia hampir tidak pernah dapat

BAB I PENDAHULUAN. kawan-kawan menjelaskan bahwa perubahan dibedakan menjadi empat lapis

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas XI IPS 1 SMA Budaya

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian dan pengembangan

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan. Salah satu sarana untuk meningkatkan kualitas sumber daya

I. PENDAHULUAN. erat kaitannya dengan kehidupan sehari-hari, oleh karena itu pembelajaran harus

BAB I PENDAHULUAN. melakukan banyak cara untuk meningkatkan mutu pendidikan Indonesia.

BAB III METODE PENELITIAN. yang memfokuskan pada proses belajar di kelas. Peserta didik menjadi subjek

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut UU RI no. 20 tahun 2003, pasal 1 : 1, Pendidikan adalah Usaha sadar yang

I. PENDAHULUAN. erat kaitannya dengan kehidupan sehari-hari, oleh karena itu pembelajaran harus

BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam kegiatan belajar mengajar yang terjadi, guru selalu memiliki

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan komponen yang sangat penting dalam mencetak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dijangkau secara tuntas dalam pembelajaran tatap muka terjadwal. Menurut Badan

PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR DINAS PENDIDIKAN DAERAH SMP NEGERI 1 GANDUSARI BLITAR

BAB I PENDAHULUAN. menengah. Seorang siswa mempunyai tugas utama yaitu belajar. Belajar

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN TINDAKAN KELAS. kelas V pada semester I tahun pelajaran 2013/2014 Alasan peneliti memilih

BAB III METODELOGI PENELITIAN. untuk mendeskripsikan dan menganalisis data yang diperoleh dari hasil penelitian.

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dengan menerapkan model pembelajaran Modelling The Way pada materi

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

SMP NEGERI 2 GANDUSARI

BAB I PENDAHULUAN. penting dan menjadi salah satu tolok ukur keberhasilan pembelajaran. Prestasi

I. PENDAHULUAN. Faktor yang mempengaruhi keberhasilan pendidikan di tingkat sekolah antara

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode penelitian

III. METODE PENELITIAN. Lampung Tahun Ajaran 2009/2010 dengan jumlah siswa 29 orang yang terdiri

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung di dalam kelas dan di dalamnya terjadi pola interaksi antara guru dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kuantitatif yang selanjutnya akan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 1 Daftar Distribusi Frekuensi Nilai Hasil Belajar IPS Siswa Sebelum Tindakan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang masalah. Pendidikan merupakan sesuatu yang tidak terlepas dan bersifat sangat

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran merupakan suatu keharusan dalam produktivitas, efektivitas

I. PENDAHULUAN. pelajaran geografi di SMA merupakan indikasi bahwa selama ini proses

BAB I PENDAHULUAN. dari seluruh rakyat Indonesia, baik dari pemerhati pendidikan, birokrasi

Tugiyati* ) SMAN 1 Karangrayung. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. nasional bangsa Indonesia adalah mencerdaskan kehidupan bangsa.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penelitian ini pembelajaran dilakukan dalam dua siklus sebagaimana

PEMERINTAH KABUPATEN PRINGSEWU DINAS PENDIDIKAN KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam. Indonesia. Di samping itu, pendidikan dapat mewujudkan sumber daya

BAB II KAJIAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru mata pelajaran kimia kelas X 1 SMA

I. PENDAHULUAN. akan hal tersebut. Seperti halnya pada mata pelajaran Geografi yang diajarkan di

I. PENDAHULUAN. pendidikan. Proses pendidikan dipandang sebagai aktivitas yang dapat

BAB III METODE PENELITIAN. analisisnya menggunakan data-data numerikal (angka) yang diolah. penelitian sampel besar (Azwar, 2012, h.5).

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bab ini membahas mengenai hal-hal yang berkaitan dengan metode dan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif kuantitatif. Penelitian kuantitatif bertujuan

Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Pair Share

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan potensi siswa secara optimal. Pada jenjang SMA, upaya

PROSEDUR MUTU PENILAIAN UNIVERSITAS NGUDI WALUYO. Ungaran, Februari 2015 LEMBAGA PENJAMIN MUTU UNIVERSITAS NGUDI WALUYO

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI BERBANTUAN MEDIA LECTORA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 16 BANDA ACEH ABSTRAK

BAB III PROSEDUR PENELITIAN

BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 21 TAHUN 2015 TENTANG

BAB V DESKRIPSI DATA KARAKTERISTIK PENDENGAR, PENGGUNAAN MEDIA RADIO, DAN KESENJANGAN KEPUASAN (GRATIFICATION DISCREPANCY)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 25 TAHUN 2016 TENTANG

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1. Contextual Teaching and Learning (CTL) merupakan pendekatan

Pengaruh Model Discovery learning Dengan Media Teka-Teki Silang Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Siswa pada Materi Sistem Koloid

DINAS PENDIDIKAN KOTA SEMARANG PPD ONLINE 2010 KOTA SEMARANG

I. PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam mencerdaskan

BAB III METODE PENELITIAN. dan hasil pembelajaran yang terjadi pada siswa. Penelitian ini dilaksanakan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMABAHASAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS PADA KELAS VIIIC SMP NEGERI 1 CIASEM MELALUI MEDIA PEMBELAJARAN TEKA-TEKI SILANG (TTS)

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan pendidikan adalah tercapainya prestasi belajar siswa yang baik. siswa, guru, orang tua siswa maupun masyarakat.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan atau Research and

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini di laksanakan di SMA Negeri 2 Gorontalo

III. METODE PENELITIAN. variabel yang akan diamati yaitu kemampuan berpikir dan tingkat penguasaan

MINAT BACA PADA MATAPELAJARAN SEJARAH SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 1 LAWANG SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... iv. DAFTAR LAMPIRAN... xiii. 1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian Pengertian dan Batasan Usia Remaja...

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. ditumbuhkan dalam diri siswa SMA sesuai dengan taraf perkembangannya.

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISA DATA A. Deskripsi Data Penelitian Sebelum Tindakan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SMA N 2 LIMBOTO, kelas. Pada variabel penelitian ini terbagi atas 3 yaitu :

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan di Indonesia khususnya pembelajaran matematika harus. informasi, serta kemampuan memecahkan masalah.

BAB IV HASILPENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN. penyaluran dan penempatan siswa pada program peminatan. Program peminatan

SMA Terpadu Krida Nusantara membuka pendaftaran calon peserta didik untuk Tahun Pelajaran 2013/2014.

Transkripsi:

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian. 1. KeadaanLingkungan SMA BhinekaKarya 6 Boyolali SMA Bhineka Karya 6 Boyolali berada di kecamatan Juwangi Kabupaten Boyolali Propinsi Jawa Tengah, di Kota kecamatan, dimana SMA BHINNEKA KARYA 6 BOYOLALI berada kurang lebih 60 KM dari kabupaten. Karena itu dapat dipahami bahwa siswa disekolah ini pada umumnya berasal dari pedesaan yang berada disekitar kota kecamatan. Di SMA Bhinneka Karya 6 Boyolali berlaku sistem penilaian yang dimaksudkan agar siswa belajar secara teratur, penilaian itu terutamanya dengan menggunakan tes sebagai alatnya yang terdiri atas : Ulangan harian meliputi materi pelajaran satu standar kompetensi yang telah disampaikan Tugas meliputi materi pelajaran yang dihubungkan dengan kenyataan didunia nyata atau kompilasi dari berbagai sumber bacaan. TTS ( Tes Tengah Semester) meliputi bahan pelajaran sampai tengah semester. TAS ( Tes Akhir Semester ) meliputi semua bahan dalam semester itu dengan catatan bahan dalam tes tengah semester diambil 10 % - 20%. Ulangan harian dimaksudkan agar siswa belajar secara teratur dan terjadwal di rumah, sementara tugas dimaksudkan agar siswa terdorong untuk belajar secara kelompok. Bahan tes. Sementara nilai rapot didapat dari pengolahan ulangan harian dengan bobot 10%, Tugas dengan bobot 10%, Tes Tengah Semester bobot 30% dan Tes Akhir Semester bobot 50%.

Dari nilai raport semester tersebut menjadi unit analisis. Dalam prakteknya ulangan harian hanya dilakukan kurang lebih 3 x / semester, sementara tugas hanya 2 x dalam satu semester. Hasil perolehan skor yang dimaksud disajikan dalam lampiran yang sesudahnya dikelompokkan dan hasilnya disajikan dalam tabel prestasi belajar siswa. 2. PrestasiBelajar Hasil temuan dalam penelitian di peroleh data prestasi belajar dalam mata pelajaran ekonomi dapat dilihat pada tabel di bawah ini : Tabel 4.1 Prestasi Pelajaran Mata Pelajaran Ekonomi Semester I SMA Bhinneka Karya 6 Boyolali Tahun 2008 / 2009 ( n = 40 ) No Prestasi belajar ( Hasil konversi ) Jumlah 1 Tuntas 23 57,5 2 Tidak Tuntas 17 42,5 3. Keteraturanbelajar di Rumah Seperti diungkap pada Bab II, keteraturan belajar dilihat dari agihan waktu yang disediakan siswa untuk belajar diluar jam sekolah. Adapun sebaran responden berdasarkan kategori keteraturan belajar

Tabel 4.2 Agihanwaktubelajarsiswakelas XI IPS SMA BHINNEKA KARYA 6 BOYOLALI per minggudalammenit ( n = 40 ) No Kategori Keteratuarn Jumlah 1 < 180 menit 5 12,5 2 180 menit - < 216 menit 23 57,5 3 216 menit) 12 30 Sumber : Data diolah oleh penulis Dalam pelaksanaannya bisa jadi jam belajar yang banyak tetapi hanya ditumpuk pada beberapa hari saja. Hal ini dapat dilihat dari tabel 4.3 berikut. Tabel 4.3.agihan haribelajarsiswakelas XI IPS SMA BHINNEKA KARYA 6 BOYOLALI per minggudalamhari. ( n = 40 ) No Kategori Keteratuarn Jumlah 1 <2 hari / minggu 21 52,5 2 2 3 hari/ minggu 17 42,5 3 3 hari / minggu 2 5 Sumber : Data diolah oleh penulis. Bila dibandingkan dengan data dari kedua tabel di atas bisa ditafsirkan bahwa ada siswa yang belajar lebih dari 216 menit tetapi hanya di kebut dalam dua hari saja per minggu. Bisa juga sebaliknya. Hal seperti ini tentu akan mempengaruhi prestasi belajar siswa.

Tabel 4.4 Distribusiskorketeaturanbelajarsiswamenurutkecukupanwaktudalammenit /minggudanhari / minggu. No Kategori Keteratuarn Jumlah 1 Tidakteratur ( < 3 ) 12 40 2 Kurangteratur ( 3 - < 5 ) 23 57,5 3 Teratur 5 5 12,5 Data : diolah oleh penulis Apabila keteraturan belajar dikaitkan dengan prestasi belajar siswa maka diperoleh gabungan seperti pada tabel 4.5 4. HubunganAntaraKeteraturanBelajardanPrestasi Tabel 4.5. Hubungan keteraturan belajar dan prestasi akan di sajikan dalam crostab berikut ini. ( n =40 ) Prestasi TIDAK TUNTAS TUNTAS JUMLAH Keteraturan Tidak Teratur 7 5 12 Kurang teratur 8 15 23 Teratur 0 5 5 Jumlah 17 23 40 Data : diolah oleh penulis

B. Pembahasan Berdasarkan data hasiltemuan di lapangannampakbahwadengankriteriaprestasiberdasarkanpenilaiansebagaimana yang ditetapkanolehsekolahternyatatidakseorangsiswapun yangprestasinyamencapainilai 70 keatas, akantetapisebarannilaimasihterdistribusikedalamkategorituntas ( 23 orang ) dantidak Tuntas ( 17 orang ). Gejalainiterjadikarenakemampuanakademikparalulusan SMP yang masukke SMA BhinnekaKarya 6 Boyolalitergolongrendah.Mereka yang kemampuanakademiknyatinggipadaumumnyamelanjutkanstudi ke SLTAkota ( Semarang, Purwodadi, danboyolali ) yang fasilitasnyalebihbaik. Lain daripadaituumumnyamerekamengalamikesulitanmemahamimateripelajaranekonomikarena di dalamnyaseringbertemudengananalisismatematika, statistikamaupungrafis yang dirasakansulitolehmereka yang kemampuanakademiknyarendah, selainitusiswa yang mempunyaikemampuanakademik di kelas X lebihbaik, padaumumnyasetelahkenaikankelasmemilihjurusan IPA sehinggadarisiswa yang masukkejurusan IPS adalahanak - anak yang mayoritaskemampuanakademiknyatidakterlalubaikdankemampuananalisismatematik, statistikdangrafiskurangbaik. Sebetulnya rendahnya kemampuan akademik itu tidak harus menyebabkan nilai rapotnya rendah kalau siswa rajin belajar untuk mendalami materi pelajaran melalui tugas terstruktur dan mandiri secara teratur. Teratur yang dimaksudkan disini adalah keadaan dimana siswa mengagihkan waktu yang cukup perminggu dan dilaksanakan secara konsisten. Kenyatan waktu belajar yang di agihkan oleh siswa banyak yang kurang atau tidak teratur sehingga kondisi ini menjadikan siswa sulit untuk mengingat materi yang telah di sampaikan oleh guru pada pelajaran

disekolah. Sebetulnya guru sudah berusaha mendorong siswa agar belajar teratur antara lain mengadakan tes harian secara dadakan dengan maksud agar siswa selalu dalam keadaan siap, lain dari pada itu diadakan tugas-tugas yang dapat dikerjakan di luar jam pelajaran di sekolah sehingga siswa dapat saling membagi pengetahuan. Mereka yang rendah itu antara lain disebabkan oleh kurang teraturnya belajar di luar jam pelajaran di sekolah dapat dilihat dari rendahnya skor tes harian yang berdampak pula pada rendahnya skor TAS yang mempunyai bobot relatif lebih tinggi. Disini faktor lupa berperan terhadap rendahnya prestasi belajar siswa. Berdasarkan analisis dengan tabel silang terlihat adanya hubungan antara keteraturan belajar di luar jam pelajaran di sekolah dengan prestasi belajar siswa, dari data nampak bahwasemua siswa yang belajar teratur menunjukkan nilai diatas 60 atau dikategorikan Tuntas dengan rataratanilainya diatas nilai siswa lain yang mempunyai keteraturan belajarnya kurang teratur dan tidak teratur. Sementara dari mereka yang mempunyai keteraturan belajar yang kurang teratur nampak bahwa sebagian besarnya 15 dari 23 siswa (65%) mepunyai prestasi yang tuntas, dan rata-rata mengagihkan waktu belajar yang sedang pula yaitu 2 hari untuk belajar dalam satu minggunya, dapat dikatakan mereka memang masih meluangkan waktu untuk belajar dan menyelesaikan tugas diluar pelajaran di sekolah walaupun belum maksimal, jika agihan waktu dalam belajar atau hari belajar per minggu dapat ditingkatkan maka dapat dimungkinkan semua siswa yang masuk dalam kategori ini dapat tuntas, kurangnya pengulangan memunculkan peluang unsur lupa yang pada akhirnya berdampak pada nilai dalam tes yang rendah. factor pengulangansangat besar pengaruhnya terhadap tingkat keberhasilan siswa. Jika dilihat dari data yang ada nampak bahwa dari mereka yang mempunyai keteraturan belajar yang tidak teratur sebagian besarnya mempunyai nilai yang ( Tidak Tuntas ), faktor

keteraturan belajar yang rendah berdampak pada rendahnya daya ingat anak terhadap materi pelajaran sehingga unsur lupa dominan terjadi pada anak pada saat dilakukan tes. Dengan masih berperannya unsur lupa yang terjadi pada siswa berdampak pada rendahnyaprestasibelajar. Tujuh dari 12 siswa yang mempunyai keteraturan belajar yang tidak teratur mempunyai memperoleh nilai < 60 atau tidak tuntas, hal ini memperkuat dugaan bahwa keteraturan belajar di luar pelajaran di sekolah mempunyai hubungan kuat dengan prestasi. Selebihnya ( lima orang ) yang walaupun belajar tidak teratur tetapi hasil belajar tergolong tuntas. Hal ini terjadi karena tertolong oleh nilai TTS dan TAS yang lebih baikdan bobotnya yang lebih besar. Kecuali dari itu ada kemungkinan mereka belajar serius ketika menghadapi TTS dan TAS, sehingga nilai TTS dan TAS cenderung lebih tinggi. Tetapi itupun tidak menonjol ( hanya berada pada batas marjinal ) Apabila kita telusuri lebih lanjut ternyata siswa yang hasil belajarnya tergolong tuntas, nilainya tidak ada yang menonjol ( paling tinggi 69 ), hal ini terjadi karena kemampuan akademik calon siswa yang masuk ke SMA BHINNEKA KARYA 6 BOYOLALI rata-rata tergolong rendah. Disebelah lain siswa yang hasil belajarnya tergolong tidak tuntas nilai tes haria dan tugasnya relatif rendah. Hal ini memperkuat dugaan bahwa rendahnya nilai tes itu adalah cerminan dari belajar diluar jam pelajaran di sekolah yang tidak teratur.