BAB II TINJAUAN TEORI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN TEORI PERILAKU KEKERASAN. tindakan yang dapat membahayakan secara fisik baik terhadap diri sendiri,

BAB II TINJAUAN TEORI. Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan

BAB II TINJAUAN TEORI. (DepKes, 2000 dalam Direja, 2011). Adapun kerusakan interaksi sosial

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. akibat adanya kepribadian yang tidak fleksibel menimbulkan perilaku

BAB II TINJAUAN TEORI. Gangguan harga diri rendah digambarkan sebagai perasaan yang negatif

16/02/2016 ASKEP KEGAWATAN PSIKIATRI MASYKUR KHAIR TENTAMEN SUICIDE

BAB II TINJAUAN TEORI. maupun minatnya terhadap lingkungan sosial secara langsung (isolasi diri).

BAB II TINJAUAN TEORI. dengan orang lain (Keliat, 2011).Adapun kerusakan interaksi sosial

BAB II TINJAUAN TEORI. menimbulkan perilaku maladaptif dan mengganggu fungsi seseorang dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dirasakan sebagai ancaman (Nurjannah dkk, 2004). keadaan emosional kita yang dapat diproyeksikan ke lingkungan, kedalam

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB II KONSEP DASAR. A. Pengertian. Harga diri adalah penilaian individu tentang nilai personal yang

BAB II KONSEP DASAR. orang lain maupun lingkungan (Townsend, 1998). orang lain, dan lingkungan (Stuart dan Sundeen, 1998).

BAB II KONSEP DASAR. Harga diri adalah penilaian individu tentang nilai personal yang diperoleh dengan

BAB I PENDAHULUAN. Menuju era globalisasi manusia disambut untuk memenuhi kebutuhan

BAB II KONSEP DASAR PERILAKU KEKERASAN. Marah merupakan perasaan jengkel yang timbul sebagai respon

BAB II KONSEP DASAR. perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana individu melakukan atau. (1998); Carpenito, (2000); Kaplan dan Sadock, (1998)).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN RESIKO BUNUH DIRI DI RSJD. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG. Oleh : AGUNG NUGROHO

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Sdr. D DENGAN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI : HALUSINASI DI RUANG MAESPATI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA

BAB II TINJAUAN TEORI. pengecapan maupun perabaan (Yosep, 2011). Menurut Stuart (2007)

BAB II KONSEP DASAR. tanda-tanda positif penyakit tersebut, misalnya waham, halusinasi, dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

MODUL KEPERAWATAN JIWA I NSA : 420 MODUL ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN RESIKO BUNUH DIRI DISUSUN OLEH TIM KEPERAWATAN UNIVERSITAS ESA UNGGUL

BAB II TINJAUAN KONSEP

Koping individu tidak efektif

BAB II TINJAUAN TEORI. kecemasan atau kebutuhan yang tidak terpenuhi yang dirasakan sebagai ancaman.

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA KOMUNITAS (CMHN)

BAB II TUNJAUAN TEORI. orang lain, menghindari hubungan dengan orang lain (Rawlins, 1993)

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA TN. S DENGAN GANGGUAN MENARIK DIRI DI RUANG ABIMANYU RSJD SURAKARTA

BAB II KONSEP TEORI. Perubahan sensori persepsi, halusinasi adalah suatu keadaan dimana individu

BAB II KONSEP DASAR. rangsangan dari luar yang dapat meliputi semua sistem penginderaan di mana terjadi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. World Health Organitation (WHO) mendefinisikan kesehatan sebagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang sebenarnya tidak ada stimulus dari manapun baik stimulus suara,

BAB I PENDAHULUAN. Keperawatan jiwa adalah proses interpersonal yang berupaya untuk

BAB II TINJAUAN TEORI. Kemarahan adalah perasaan jengkel yang timbul sebagai respon terhadap

Kepekaan Reaksi berduka Supresi emosi Penundaan Putus asa

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN MASALAH UTAMA ISOLASI SOSIAL: MENARIK DIRI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan emosi yang merupakan

TINJAUAN TEORI BAB II. A. Pengertian. Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan

BAB II TINJAUAN TEORI. Amarah merupakan suatu emosi yang menentang dari sifat mudah tersinggung

BAB I PENDAHULUAN. Pelayanan kesehatan yang menjadi pintu layanan terdepan dalam. hubungan dengan masyarakat adalah di rumah sakit.

BAB I PENDAHULUAN. dan kestabilan emosional. Upaya kesehatan jiwa dapat dilakukan. pekerjaan, & lingkungan masyarakat (Videbeck, 2008).

LAPORAN PENDAHULUAN RESIKO PERILAKU KEKERASAN

RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN GANGGUAN SENSORI PERSEPSI: HALUSINASI

BAB II KONSEP DASAR. memelihara kesehatan mereka karena kondisi fisik atau keadan emosi klien

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penuaan merupakan proses normal perubahan yang berhubungan dengan waktu,

BAB I PENDAHULUAN. keluarga, kelompok, organisasi atau komunitas. ANA (American nurses

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan di zaman global seperti sekarang

Kesehatan jiwa menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 18. secara fisik, mental, spiritual, dan sosial sehingga individu tersebut menyadari

A. Pengertian Defisit Perawatan Diri B. Klasifikasi Defisit Perawatan Diri C. Etiologi Defisit Perawatan Diri

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Definisi sehat menurut kesehatan dunia (WHO) adalah suatu keadaan

BAB II TINJAUAN KASUS

PENATALAKSANAAN PASIEN GANGGUAN JIWA DENGAN GANGGUAN KONSEP DIRI: HARGA DIRI RENDAH DI RUANG GATHOTKOCO RSJD Dr. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG.

BAB II KONSEP DASAR. serta mengevaluasinya secara akurat (Nasution, 2003). dasarnya mungkin organic, fungsional, psikotik ataupun histerik.

BAB II TINJAUAN TEORI. sebenarnya tidak ada stimulus dari manapun, baik stimulus suara, bayangan, bau-bauan,

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan jiwa saat ini telah menjadi masalah kesehatan global bagi

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan jiwa adalah berbagai karakteristik positif yang menggambarkan

BAB I PENDAHULUAN. dapat meningkatkan jumlah penderita gangguan jiwa (Nurdwiyanti,2008),

LAPORAN PENDAHULUAN (LP) ISOLASI SOSIAL

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan jiwa di seluruh dunia memang sudah menjadi masalah yang

BAB I PENDAHULUAN. Keadaan sehat atau sakit mental dapat dinilai dari keefektifan fungsi

BAB I PENDAHULUAN. Gangguan jiwa ditemukan disemua lapisan masyarakat, dari mulai

BAB I PENDAHULUAN. dalam dirinya dan lingkungan luar baik keluarga, kelompok maupun. komunitas, dalam berhubungan dengan lingkungan manusia harus

BAB I PENDAHULUAN. mengatasi tantangan hidup, dapat menerima orang lain apa adanya dan

BAB III TINJAUAN KASUS. Rumah Sakit Jiwa Daerah Dr.Aminogondhohutomo Semarang, dengan

BAB II KONSEP DASAR. Halusinasi merupakan salah satu respon neurobiology yang maladaptive, yang

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. S DENGAN GANGGUAN PERILAKU KEKERASAN DI RUANG SHINTA RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Keadaan ini sangat besar pengaruhnya terhadap kesehatan jiwa seseorang. yang berarti akan meningkatkan jumlah pasien gangguan jiwa.

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB II TUNJAUAN TEORI

BAB II KONSEP DASAR. Konsep diri adalah semua pikiran, keyakinan, dan kepercayaan yang membuat

BAB II KONSEP DASAR. A. Pengertian. Halusinasi adalah suatu keadaan dimana seseorang mengalami perubahan

RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN PENATALAKSANAAN REGIMENT TERAPEUTIK INEFEKTIF

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN ANSIETAS

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB II KONSEP DASAR. A. Pengertian. Halusinasi adalah suatu keadaan dimana seseorang mengalami

BERDUKA DAN KEHILANGAN. Niken Andalasari

BAB III TINJAUAN KASUS. Sakit Jiwa Daerah Dr.Aminogondhohutomo semarang, dengan. Skizofrenia berkelanjutan. Klien bernama Nn.S, Umur 25 tahun, jenis

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Harga diri merupakan evaluasi yang dibuat individu dan kebiasaan

BAB II KONSEP DASAR. berhubungan dengan orang lain termasuk persepsi individu akan sifat dan

Asuhan Keperawatan Tentamen Suicide ( Percobaan Bunuh Diri )

KEBUTUHAN HARGA DIRI DAN KONSEP DIRI NIKEN ANDALASARI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kesehatan jiwa menurut Undang-Undang No. 3 Tahun 1966 merupakan

BAB II KONSEP DASAR A. PENGERTIAN. Menurut Yosep ( 2007 ) perilaku kekerasan atau agresi adalah sikap atau perilaku

BAB II TINJAUAN TEORI. Adapun definisi lain yang terkait dengan halusinasi adalah hilangnya

BAB I PENDAHULUAN. tingkah laku sehingga menimbulkan penderitaan dan terganggunya fungsi

BAB I PENDAHULUAN. mental dan sosial yang lengkap dan bukan hanya bebas dari penyakit atau. mengendalikan stres yang terjadi sehari-hari.

MAYOR DEPRESSION DISORDER

Konsep diri, KDK, Sal

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. bertujuan dan kegiatannya dipusatkan untuk kesembuhan klien. Tehnik

BAB I PENDAHULUAN. masalah pada kehidupan tidak terkecuali problem sosial. kurangnya adaptasi

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. S DENGAN GANGGUAN JIWA : PERILAKU KEKERASAN DI BANGSAL SEMBADRA RSJD SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. keselarasan dan keseimbangan kejiwaan yang mencerminkan kedewasaan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

BAB II KONSEP DASAR. A. Pengertian. Perubahan persepsi adalah ketidakmampuan manusia dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan jiwa pada manusia. Menurut World Health Organisation (WHO),

2.1.2Faktor Penyebab Harga Diri Rendah 1. Faktor Predisposisi a). Perkembangan individu yang meliputi : 1). Adanya penolakan dari orang tua.

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertian Bunuh diri adalah tindakan agresif yang merusak diri sendiri dan dapat mengakhiri kehidupan. Bunuh diri merupakan keputusan terakhir dari individu untuk memecahkan masalah yang dihadapi (Captain, 2008). Menciderai diri adalah tindakan agresif yang merusak diri sendiri dan dapat mengakhiri kehidupan. Bunuh diri mungkin merupakan keputusan terakhir dari individu untuk memecahkan masalah yang dihadapi (Captain, 2008). Perilaku destruktif diri yaitu setiap aktivitas yang tidak dicegah dapat mengarah pada kematian. Perilaku desttruktif diri langsung mencakup aktivitas bunuh diri. Niatnya adalah kematian, dan individu menyadari hal ini sebagai hasil yang diinginkan. Perilaku destruktif diri tak langsung termasuk tiap aktivitas kesejahteraan fisik individu dan dapat mengarah kepada kematian. Orang tersebut tidak menyadari tentang potensial terjadi pada kematian akibat perilakunya dan biasanya menyangkal apabila dikonfrontasi (Stuart & Sundeen, 2006). Menurut Shives (2008) mengemukakan rentang harapan putus harapan merupakan rentang adaptifmaladaptif. 6

Adaptif Maladaptif Peningkatan Pengambilan resiko Perilaku Pencederaan bunuh diri yang meningkatkan desdruktif diri diri pertumbuhan langsung Respon adaptif merupakan respon yang dapat diterima oleh normanorma sosial dan kebudayaan yang secara umum berlaku, sedangkan respon maladaptif merupakan respon yang dilakukan individu dalam menyelesaikan masalah yang kurang dapat diterima oleh norma-norma sosial dan budaya setempat. Respon maladaptif antara lain : 1. Ketidakberdayaan, keputusasaan, apatis. Individu yang tidak berhasil memecahkan masalah akan meninggalkan masalah, karena merasa tidak mampu mengembangkan koping yang bermanfaat sudah tidak berguna lagi, tidak mampu mengembangkan koping yang baru serta yakin tidak ada yang membantu. 2. Kehilangan, ragu-ragu Individu yang mempunyai cita-cita terlalu tinggi dan tidak realistis akan merasa gagal dan kecewa jika cita-citanya tidak tercapai. Misalnya : kehilangan pekerjaan dan kesehatan, perceraian, perpisahan individu akan merasa gagal dan kecewa, rendah diri yang semuanya dapat berakhir dengan bunuh diri. 7

a. Depresi Dapat dicetuskan oleh rasa bersalah atau kehilangan yang ditandai dengan kesedihan dan rendah diri. Biasanya bunuh diri terjadi pada saat individu ke luar dari keadaan depresi berat. b. Bunuh diri Adalah tindakan agresif yang langsung terhadap diri sendiri untuk mengkahiri kehidupan. Bunuh diri merupakan koping terakhir individu untuk memecahkan masalah yang dihadapi (Laraia, 2005). B. Etiologi Banyak penyebab tentang alasan seseorang melakukan bunuh diri : 1. Kegagalan beradaptasi, sehingga tidak dapat menghadapi stres. 2. Perasaan terisolasi, dapat terjadi karena kehilangan hubungan 3. interpersonal/ gagal melakukan hubungan yang berarti. 4. Perasaan marah/ bermusuhan, bunuh diri dapat merupakan hukuman pada diri sendiri. 5. Cara untuk mengakhiri keputusasaan. 8

C. Faktor Predisposisi Menurut Stuart Gw & Laraia (2005), faktor predisposisi bunuh diri antara lain : 1. Diagnostik > 90% orang dewasa yang mengakhiri hidupnya dengan bunuh diri, mempunyai hubungan dengan penyakit jiwa. Tiga gangguan jiwa yang dapat membuat individu beresiko untuk bunuh diri yaitu gangguan apektif, penyalahgunaan zat, dan skizofrenia. a. Sifat kepribadian Tiga aspek kepribadian yang berkaitan erat dengan besarnya resiko bunuh diri adalah rasa bermusuhan, implisif dan depresi. b. Lingkungan psikososial Seseorang yang baru mengalami kehilangan, perpisahan/perceraian, kehilangan yang dini dan berkurangnya dukungan sosial merupakan faktor penting yang berhubungan dengan bunuh diri. c. Riwayat keluarga Riwayat keluarga yang pernah melakukan bunuh diri merupakan faktor resiko penting untuk prilaku destruktif. 9

d. Faktor biokimia Data menunjukkan bahwa secara serotogenik, apatengik, dan depominersik menjadi media proses yang dapat menimbulkan prilaku destrukif diri. D. Faktor Presipitasi Faktor pencetus seseorang melakukan percobaan bunuh diri adalah: 1. Perasaan terisolasi dapat terjadi karena kehilangan hubungan interpersonal/gagal melakukan hubungan yang berarti. 2. Kegagalan beradaptasi sehingga tidak dapat menghadapi stres. 3. Perasaan marah/bermusuhan, bunuh diri dapat merupakan hukuman pada diri sendiri. 4. Cara untuk mengakhiri keputusan. E. Patopsikologi Semua prilaku bunuh diri adalah serius apapun tujuannya. Orang yang siap membunuh diri adalah orang yang merencanakan kematian dengan tindak kekerasan, mempunyai rencana spesifik dan mempunyai niat untuk melakukannya. Prilaku bunuh diri biasanya dibagi menjadi 3 kategori: 1. Ancaman bunuh diri Peningkatan verbal atau nonverbal bahwa orang tersebut mempertimbangkan untuk bunuh diri. Ancaman menunjukkan 10

ambevalensi seseorang tentang kematian kurangnya respon positif dapat ditafsirkan seseorang sebagai dukungan untuk melakukan tindakan bunuh diri. 2. Upaya bunuh diri Semua tindakan yang diarahkan pada diri yang dilakukan oleh individu yang dapat mengarah pada kematian jika tidak dicegah. 3. Bunuh diri Mungkin terjadi setelah tanda peningkatan terlewatkan atau terabaikan. Orang yang melakukan percobaan bunuh diri dan yang tidak langsung ingin mati mungkin pada mati jika tanda-tanda tersebut tidak diketahui tepat pada waktunya. Percobaan bunuh diri terlebih dahulu individu tersebut mengalami depresi yang berat akibat suatu masalah yang menjatuhkan harga dirinya ( Stuart & Sundeen, 2006). 11

Gambar 2.1 proses perilaku bunuh diri Peningkatan verbal/ non verba Pertimbangan untuk melakukan bunuh diri Ancaman bunuh diri Ambivelensi tentang kematian Kurangnya respon positif Upaya bunuh diri Bunuh diri ( Stuart & Sundeen, 2006) F. Tanda dan Gejala Pengkajian orang yang bunuh diri juga mencakup apakah orang tersebut tidak membuat rencana yang spesifik dan apakah tersedia alat untuk melakukan rencana bunuh diri tersebut adalah: keputusasaan, celaan terhadap diri sendiri, perasaan gagal dan tidak berguna, alam perasaan depresi, agitasi dan gelisah, insomnia yang menetap, penurunan BB, berbicara lamban, keletihan, menarik diri dari lingkungan sosial. Adapun 12

petunjuk psikiatrik anatara lain: upaya bunuh diri sebelumnya, kelainan afektif, alkoholisme dan penyalahgunaan obat, kelaianan tindakan dan depresi mental pada remaja, dimensia dini/ status kekacauan mental pada lansia. Sedangkan riwayat psikososial adalah: baru berpisah, bercerai/ kehilangan, hidup sendiri, tidak bekerja, perubahan/ kehilangan pekerjaan baru dialami, faktor-faktor kepribadian: implisit, agresif, rasa bermusuhan, kegiatan kognitif dan negatif, keputusasaan, harga diri rendah, batasan/ gangguan kepribadian antisosial. 1) Rencana Tindakan Keperawatan 1. Diagnosa keperawatan Harga diri rendah Tujuan umum: Klien dapat berhubungan dengan lain secara optimal untuk mengungkapkan sesuatu yang dia rasakan pada orang yang dipercaya. Tujuan khusus: a. Klien dapat membina hubungan saling percaya. Bina hubungan saling percaya dengan menerapkan prinsip komunikasi terapetik. 1) Sapa klien dengan ramah secara verbal dan non verbal. 2) Perkenalkan diri dengan sopan. 3) Tanyakan nama lengkap klien dan nama panggilan yang disukai klien. 4) Jelaskan tujuan pertemuan. 13

5) Tunjukkan sikap empati dan menerima klien apa adanya. 6) Beri perhatian kepada klien dan perhatikan kebutuhan dasar klien. b. Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki. 1) Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki klien. 2) Hindarkan memberi penilaian negatif setiap bertemu klien. 3) Utamakan memberi pujian yang realistik. c. Klien dapat menilai kemampuan yang digunakan. 1) Diskusikan penggunaannya.kemampuan yang masih dapat digunakan. 2) Diskusikan kemampuan yang dapat dilanjutkan 2. Diagnosa keperawatan Resiko bunuh diri Tujuan umum: Klien tidak melakukan tindakan bunuh diri dan mengungkapkan kepada seseorang yang dipercaya apabila ada masalah. Tujuan khusus: a. Klien dapat membina hubungan saling percaya dengan menerapakan prinsip komunikasi terapetik. 1) Sapa klien dengan ramah dan sopan. 2) Perkenalkan diri dengan sopan 3) Tanyakan nama lengkap klien dan nama panggilan yang diuskai klien. 14

4) Juluskan tujuan pertemuan. 5) Jujur dan menepati janji. 6) Tunjukkan sikap empati dan menerima klien apa adanya. 7) Beri perhatian kepda klien. b. Klien dapat mengidentifikasi penyebab bunuh diri 1) Beri kesempatan kepada klien untuk mengungkapkan perasaannya. 2) Bantu klien untuk mengungkapkan perasaan kesal. 3) Klien dapat mengidentifikasi tanda-tanda resiko bunuh diri 4) Anjurkan klien mengungkapkan perasaan jengkel. 5) Observasi tanda-tanda resiko bunuh diri. 6) Menyimpulkan bersama sama klien resiko bunuh diri yang dialami. c. Klien dapat mengidentifikasi resiko bunuh diri yang biasa dilakukan. 1) Menganjurkan percobaan bunuh diri yang biasa dilakukan. 2) Berbicara dengan klien apakah cara yang dilakukan salah. d. Klien dapat mengidentifikasi akibat resiko bunuh diri. 1) Bicarakan akibat dan kerugian dari resiko bunuh diri. 2) Menyimpulkan bersama klien akibat dari resiko bunuh diri. e. Klien dapat mengidentifikasi cara berespon resiko bunuh diri. 1) Diskusikan dengan klien apakah klien mau mempelajari cara yang sehat untuk menghadapi masalah. f. Klien dapat mendemonstrasikan cara mengontrol tindakan resiko bunuh diri. 15

1) Bantu klien untuk mengatasi masalah. 2) Bantu klien mengidentifikasi manfaat yang dipilih. g. Klien dapat mengontrol tindakan bunuh diri dengan cara spiritual. 1) Menganjurkan klien untuk berdo a dan sholat. h. Klien dapat menggunakan obat secara benar. 1) Jelaskan cara minum obat dengan klien. 2) Diskusikan manfa at minum obat. i. Klien mendapat dukungan keluarga dalam mengontrol tindakan bunuh diri. 1) Identifikasi keluarga merawat klien. 2) Jelaskan cara merawat klien. j. Klien mendapat perlindungan lingkungan untuk tidak melakukan tindakan bunuh diri. 1) Lindungi klien untuk tidak melakukan bunuh diri. 3. Diagnosa keperawatan koping yang tak efektif Tujuan umum: Klien dapat memilih koping yang efektif agar tidak melakukan bunuh diri. Tujuan khusus: a. Klien dapat membina hubungan saling percaya dengan menerapakan prinsip komunikasi terapetik. 16

1) Sapa klien dengan ramah dan sopan. 2) Perkenalkan diri dengan sopan, 3) Tanyakan nama lengkap klien dan nama panggilan yang disukai klien. 4) Jelaskan tujuan pertemuan. 5) Jujur dan menepati janji. 6) Tunjukkan sikap empati dan menerima klien apa adanya. 7) Beri perhatian kepada klien. b. Klien dapat mengidentifikasi penyebab bunuh diri 1) Beri kesempatan kepada klien untuk mengungkapkan perasaannya. 2) Bantu klien untuk mengungkapkan perasaan kesal. c. Klien dapat mengidentifikasi tanda-tanda resiko bunuh diri. 1) Anjurkan klien mengungkapkan perasaan jengkel. 2) Observasi tanda-tanda resiko bunuh diri. 3) Menyimpulkan bersama sama klien resiko bunuh diri yang dialami. d. Klien dapat mengidentivikasi resiko binuh diri yang biasa dilakukan. 1) Menganjurkan percobaan bunuh diri yang biasa dilakukan. 2) Berbicara dengan klien apakah cara yang dilakukan salah. e. Klien dapat mengidentivikasi akibat resiko bunuh diri. 1) Bicarakan akibat dan kerugian dari resiko bunuh diri. 2) Menyimpulkan bersama klien akibat dari resiko bunuh diri. f. Klien dapat mengidentivikasi cara berespon resiko bunuh diri. 1) Diskusikan dengan klien apakah klien mau mempelajari cara yang sehat untuk menghadapi masalah. 17

g. Klien dapat mendemonstrasikan cara mengontrol tindakan resiko bunuh diri. 1) Bantu klien untuk mengatasi masalah. 2) Bantu klien mengidentifikasi manfaat yang dilih. h. Klien dapat mengontrol tindakan bunuh diri dengan cara spiritual. 1) Menganjurkan klien untuk berdo a dan sholat. i. Klien dapat menggunakan obat secara benar. 1) Jelaskan cara minum obat dengan klien. 2) Diskusikan manfa at minum obat. j. Klien mendapat dukungan keluarga dalam mengontrol tindakan bunuh diri. 1) Identifikasi keluarga merawat klien. 2) Jelaskan cara merawat klien. k. Klien mendapat perlindungan lingkungan untuk tidak melakukan tindakan bunuh diri. 1) Lindungi klien untuk tidak melakukan bunuh diri (Stuart, 2009). 18

H. Pohon Masalah Harga diri rendah Resiko bunuh diri Core problem Koping tak efektif ( Stuart, 2009) 1. Diagnosa Keperawatan Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada prilaku percobaan bunuh diri: a. Resiko bunuh diri. b. Harga diri rendah c. Koping yang tak efektif. 4. Pelaksanaan Tindakan keperawatan yang dilakukan harus disesuaikan dengan rencana keperawatan yang telah disusun. Sebelum melaksanakan tindakan yang telah direncanakan, perawat perlu memvalidasi dengan singkat apakah rencana tindakan masih sesuai dengan kebutuhannya saat ini (here and now). Perawat juga menilai diri sendiri, apakah mempunyai kemampuan 19

interpersonal, intelektual, teknikal sesuai dengan tindakan yang akan dilaksanakan. Dinilai kembali apakah aman bagi klien, jika aman maka tindakan keperawatan boleh dilaksanakan. 5. Evaluasi 1. Ancaman terhadap integritas fisik atau sistem dari klien telah berkurang dalam sifat, jumlah asal atau waktu. 2. Klien menggunakan koping yang adaptif. 3. Klien terlibat dalam aktivitas peningkatan diri. 4. Prilaku klien menunjukan kepedualiannya terhadap kesehatan fisik, psikologi dan kesejahteraan sosial. 20