III METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Februari sampai Juni 2014 bertempat di

dokumen-dokumen yang mirip
METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari sampai Juni 2014 bertempat di

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei sampai Agustus 2013 di Laboratorium

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Juli sampai September 2012,

dimana a = bobot sampel awal (g); dan b = bobot abu (g)

BAB III METODE PENELITIAN. lengkap (RAL) pola faktorial yang terdiri dari 2 faktor. Faktor pertama adalah variasi

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen. Termasuk

Lampiran 1. Tatacara karakterisasi limbah tanaman jagung

Lampiran 1. Prosedur Analisis Karakteristik Pati Sagu. Kadar Abu (%) = (C A) x 100 % B

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni - November 2011 :

METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan Juni 2012.

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada Oktober 2014 sampai dengan Februari

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Instrumen Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dimulai dari bulan April 2010 sampai dengan bulan Januari

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan selama ± 2 bulan (Mei - Juni) bertempat di

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Maret sampai bulan Agustus 2013 di

Lampiran 1. Prosedur Karakterisasi Komposisi Kimia 1. Analisa Kadar Air (SNI ) Kadar Air (%) = A B x 100% C

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Oktober sampai Februari 2014, dengan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli 2012 sampai bulan Desember 2012 di

3. METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metodologi penelitian

METODE PENELITIAN. Penelitian ini di laksanakan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboratorium Biokimia dan Laboratorium Instrumentasi

MATERI DAN METODE PENELITIAN

I. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April - Juli 2012 di Laboratorium. Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung.

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada bulan September 2013 sampai bulan Maret 2014

BAB III METODE PENELITIAN. Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini, antara lain: waterbath,

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan April 2012 sampai dengan bulan Juni 2012 di

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia dan Laboratorium Kimia Instrumen

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni-November Penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Jurusan Pendidikan Kimia dan

II. METODOLOGI C. BAHAN DAN ALAT

BAB III METODE PENELITIAN

Lampiran 1. Kriteria penilaian beberapa sifat kimia tanah

LAMPIRAN A PROSEDUR ANALISIS. A.1. Pengujian Daya Serap Air (Water Absorption Index) (Ganjyal et al., 2006; Shimelis el al., 2006)

BAB III METODE PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAHAN DAN METODE. Bahan dan Alat

Lampiran 1. Prosedur Analisa Karakteristik Tepung Empulur Sagu

III. METODOLOGI PERCOBAAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2015 sampai Juni 2015 di

METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan April sampai September 2015 dengan

Lampiran 1. Analisis Kadar Pati Dengan Metode Luff Schroll (AOAC, 1995)

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian,

Lampiran 1. Prosedur Analisis Pati Sagu

BAB III METODE PENELITIAN. di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Laboratorium Kimia Analitik

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. waterbath, set alat sentrifugase, set alat Kjedalh, AAS, oven dan autoklap, ph

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Juli sampai bulan September 2010 di

BAB III METODE PENELITIAN. Laboratorium Biokimia Jurusan Biologi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas

BAB III METODE PENELITIAN. variasi suhu yang terdiri dari tiga taraf yaitu 40 C, 50 C, dan 60 C. Faktor kedua

BAB III MATERI DAN METODE. Kimia dan Gizi Pangan, Departemen Pertanian, Fakultas Peternakan dan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Balai Riset dan Standarisasi Industri Bandar

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dengan rancang bangun penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret-November 2012 di

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Mei sampai dengan Agustus 2014, yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan

BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi

BAB III METODE PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

Air Panas. Isolat Murni Bakteri. Isolat Bakteri Selulolitik. Isolat Terpilih Bakteri Selulolitik. Kuantitatif

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dengan mengadakan manipulasi terhadap objek penelitian serta adanya kontrol

I. PENDAHULUAN. energi karena cadangan energi fosil yang terus menurun. Mengantisipasi masalah

METODE. Waktu dan Tempat Penelitian

LAMPIRAN A PROSEDUR ANALISIS

BAB III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari Bulan Januari sampai dengan bulan Juni 2015

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Penelitian Jurusan Pendidikan

BAB III METODE PENELITIAN. Subjek penelitian ini adalah ekstrak etanol daun pandan wangi.

Lampiran 1. Prosedur Analisis Karakteristik Pati Sagu 1. Analisis Kadar Air (AOAC, 1995)

BAB III METODE PENELITIAN. terdiri atas 5 perlakuan dengan 3 ulangan yang terdiri dari:

Uji Kualitatif Karbohidrat dan Hidrolisis Pati Non Enzimatis

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan berdasarkan bagan alir yang ditunjukkan pada gambar 3.1

BAHAN DAN METODE Bahan dan Alat

BAB III METODE PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE. laboratorium Biomassa, laboratorium Analisis Hasil Pertanian, Jurusan Teknologi

BAB III. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset, Jurusan Pendidikan Kimia,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Material Jurusan Pendidikan

1 atm selama 15 menit

Sampel air panas. Pengenceran 10-1

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Maret Juli 2015 di Laboratorium

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini sudah dilaksanakan dari bulan Februari sampai bulan Juli 2013 di

III. METODE KERJA. Penelitian ini telah dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Fakultas

METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Mei-November 2013 di Laboraturium

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Percobaan yang dilakukan pada penelitian ini yaitu penggunaan amonium

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini digunakan berbagai jenis alat antara lain berbagai

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Waktu pelaksanaan penelitian pada bulan Juni 2013.

Transkripsi:

31 III METODELOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Februari sampai Juni 2014 bertempat di Laboratorium Kimia Fisik, Laboratorium Biomassa, Universitas Lampung dan Laboratorium Afiliasi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia. B. Alat dan Bahan Alat-alat yang akan digunakan yaitu ultrasonikator Bandelin Sonorex Technic, water batch Precisterm, neraca analitik Wiggen Houser, spektrofotometer UV-VIS Varian Cary 100, autoklaf Kleinfeld-Germany HV-L25, laminar air flow ESCO AVC4A1, Kromatografi gas GC-2010 AF Shimadzu, blender Philips, oven, mortar, sentrifius, indikator ph universal, botol film, dan alat-alat gelas yang umum digunakan di laboratorium. Bahan yang digunakan adalah umbi talas taro, yakni umbi primer dan umbi sekunder, H 2 SO 4 pekat, glukosa, fenol, K 2 Cr 2 O 7, DNS, NaOH, akuades, larutan Fehling A dan B, NaOH, Na-K tartarat, Na 2 SO 3, Saccharomyces cerevisiae, serbuk kulit kayu raru, nira, buffer phospat ph 5, NaCl 0,85%, KI, dan alumunium foil.

32 C. Prosedur Penelitian 1. Preparasi tepung umbi talas Preparasi tepung umbi talas dalam penelitian ini dilakukan dengan cara penghalusan dan pengeringan. Penghalusan dilakukan dengan menggunakan mortar. Pengeringan dilakukan dengan menggunakan oven selama 3 hari dan disimpan dalam wadah kedap udara agar tidak ditumbuhi mikroorganisme yang dapat merusak bubuk talas. 2. Penentuan kadar pati Kadar pati umbi talas taro yang diteliti ditentukan dengan metode spektrofotometer UV-Vis menggunakan pereaksi iodium, kemudian absorbansi sampel diukur pada panjang gelombang ( ) 348 nm. Penentuan dengan metode spektrofotometer UV- Vis ini didasarkan pada perubahan warna sampel setelah direaksikan dengan iodium yang berwarna biru keunguan yang dapat mengendap dan dapat dipisahkan. Penentuan kadar pati secara kuantitatif, dibuat kurva standar terlebih dahulu mengunakan pati murni. Pembuatan kurva standar dilakukan menggunakan larutan pati dengan konsentrasi 0,01;0,1;0,2;0,3; dan 0,4 gram. Absorbansi dari masingmasing larutan standar diukur pada panjang gelombang 348 nm. Kemudian nilai absorbansi tersebut diplot terhadap konsentrasi untuk mendapatkan kurva standar dan persamaan garis yang menunjukkan hubungan antara absorbansi dengan konsentrasi pati. Untuk menentukan kadar pati dalam sampel, sebanyak 0,2 g sampel dimasukkan kedalam tabung reaksi, kemudian ditambahkan 15 ml akuades dan1,5 ml larutan

33 iodium kemudian disaring sehingga diperoleh filtrat. Filtrat sampel lalu dianalisis dengan spektrofotometer UV-Vis untuk mendapatkan absorbansi pada panjang gelombang 348 nm. Kadar gula reduksi dalam sampel dihitung menggunakan persamaan garis yang didapatkan dari kurva standar, yaitu y = a + bx, dimana y adalah absorbansi sampel (nm), x konsentrasi sampel (mg/l), a merupakan intersep, dan b adalah slope. Kadar pati dalam % dapat dihitung berdasarkan rumus berikut: Kadar pati (%) = x 100 % 3. Hidrolisis umbi talas taro Dalam penelitian ini, serangkaian percobaan hidrolisis dilakukan untuk mempelajari pengaruh tiga variabel, yakni ph, suhu, dan waktu, dengan tujuan untuk mendapatkan nilai optimum dari masing-masing variabel untuk menentukan kondisi optimum hidrolisis yang dilakukan di bawah pengaruh ultrasonikasi. Kondisi optimum ditentukan berdasarkan kadar gula reduksi yang dihasilkan dari masingmasing percobaan. Untuk prosedur ultrasonikasi yaitu, 20 gram tepung umbi talas disuspensikan dalam 500 ml akuades ke dalam gelas beaker, kemudian hidrolisis sampel dilakukan di bawah pengaruh ultrasonikasi dengan frekuensi tetap sebesar 40 khz pada waktu, ph, dan suhu yang berbeda. 3.1. Penentuan ph optimum Untuk tujuan ini, serangkaian percobaan hidrolisis dilakukan pada suhu 50 o C selama 30 menit, dengan ph yang berbeda, yakni 2, 3, 4, dan 5. Setelah percobaan, sampel lalu disaring dan kadar gula reduksi yang terkandung dalam filtrat ditentukan

34 dengan metode Fehling untuk analisis kualitatif, dan metode DNS untuk analisis kuantitatif. Dari percobaan ini didapatkan ph optimum yang selanjutnya digunakan untuk penentuan suhu dan waktu optimum. 3.2. Penentuan waktu optimum Untuk menentukan waktu optimum, percobaan hidrolisis dilakukan pada ph optimum yang didapatkan dari percobaan sebelumnya dan suhu 50 o C, dengan waktu hidrolisis yang berbeda, yakni 30, 60, 90, dan 120 menit, lalu kadar gula reduksi yang dihasilkan dianalisis seperti pada percobaan sebelumnya (percobaan 3.1). 3.3. Penentuan suhu optimum Untuk menentukan suhu optimum, sampel disiapkan seperti dalam percobaan sebelumnya dan ph sampel diatur menjadi ph optimum, kemudian dihidrolisis selama waktu optimum pada suhu yang berbeda, yakni 50, 60, 70, dan 80 0 C. Kadar gula reduksi dari masing-masing perlakuan kemudian ditentukan untuk mendapatkan suhu optimum. 3.4. Hidrolisis pada kondisi optimum Percobaan ini dilakukan dengan memadukan ph, waktu, dan suhu optimum yang didapatkan sebelumnya. Percobaan ini dimaksudkan untuk melihat apakah ketiga variabel pada nilai optimum masing-masing bekerja secara sinergis untuk menghasilkan gula reduksi. Percobaan dan analisis gula reduksi akan dilakukan dengan cara yang sama dengan percobaan sebelumnya.

35 4. Analisis kadar gula pereduksi Dalam penelitian ini, gula reduksi dianalisis secara kualitatif dan kuantitatif. 4.1. Analisis kualitatif Analisis kualitatif dilakukan dengan metode Fehling. Untuk tujuan ini ke dalam sebuah tabung reaksi dimasukkan larutan Fehling A dan Fehling B masing- masing sebanyak 1 ml. Ke dalam tabung kemudian ditambahkan 2 ml sampel dan dipanaskan dalam penangas air mendidih selama 10 menit. Adanya gula reduksi ditunjukkan dengan terbentuknya endapan Cu 2 O berwarna merah bata. 4.2. Analisis kuantitatif 4.2.1. Pembuatan reagen DNS Sebanyak 1 gram asam 3,5-dinitrosalisilat dilarutkan dalam 20 ml akuades, dimasukkan dalam labu ukur 100 ml, lalu dihomogenkan dan ke dalam labu ukur ditambahkan 1 gram NaOH; 0,2 gram fenol; 0,05 gram Na 2 SO 3, dan 1 ml Na-K tartarat 40%, kemudian ditambahkan akuades sampai batas miniskus dan dihomogenkan. 4.2.2. Pembuatan kurva standar Pembuatan kurva standar dilakukan menggunakan larutan glukosa dengan konsentrasi 200; 400; dan 600 mg/l dari larutan stok 1000 mg/l. Absorbansi dari masing- masing larutan standar diukur pada panjang gelombang 510 nm.

36 Kemudian nilai absorbansi tersebut diplot terhadap konsentrasi untuk mendapatkan kurva standar dan persamaan garis yang menunjukkan hubungan antara absorbansi dengan konsentrasi glukosa. 4.2.3. Penentuan gula reduksi dalam sampel Untuk menentukan kadar gula reduksi dalam sampel, sebanyak 0,5 ml sampel dimasukkan ke dalam tabung reaksi, kemudian ditambahkan 0,5 ml akuades dan 2 ml reagen DNS. Tabung reaksi ditutup dengan alumunium foil dan dipanaskan dalam waterbath selama 10 menit pada suhu 100 o C. Sampel kemudian didinginkan hingga suhu kamar, lalu ditambahkan akuades sebanyak 12 ml dan dihomogenkan. Sampel lalu dianalisis dengan spektrofotometer UV-Vis untuk mendapatkan absorbansi pada panjang gelombang 510 nm. Kadar gula reduksi dalam sampel dihitung menggunakan persamaan garis yang didapatkan dari kurva standar, yaitu y = a + bx, dimana y adalah absorbansi sampel (nm), x konsentrasi sampel (g/l), a merupakan intersep, dan b adalah slope. 5. Fermentasi alkohol 5.1. Fermentasi alkohol dengan Saccharomyces cerevisiae Prosedur fermentasi dengan bantuan Saccharomyces cerevisiae ini tahap awal yang dilakukan adalah semua bahan dan alat yang digunakan disterilisasi menggunakan autoklav pada suhu 121 o C dan tekanan 1 atm selama 2 jam, kecuali Saccharomyces cerevisiae dan larutan NaOH, kemudian didinginkan dan disinari dengan sinar uv di dalam laminar air flow hingga suhu ruang. percobaan ini sebanyak 0,1 gram

37 Saccharomyces cerevisiae dimasukkan ke dalam 10 ml larutan NaCl 0,85 %, lalu campuran diinkubasi terlebih dahulu selama 1 jam. Tahap selanjutnya adalah fermentasi gula reduksi menjadi bioetanol. Sebanyak 100 ml substrat hidrolisat dimasukkan ke dalam Erlenmeyer 250 ml, lalu ph larutan substrat tersebut diatur menjadi 5 dengan menambahkan NaOH, agar larutan substrat tetap dalam kondisi ph tersebut, maka digunakan buffer fospat ph 5 sebanyak 5 ml. Kemudian ke dalam larutan dimasukkan Saccharomyces cerevisiae. Mulut Erlenmeyer lalu ditutup dengan sumbat kapas, lalu Erlenmeyer dibungkus dengan aluminium foil supaya sistem menjadi anaerob, kemudian dibiarkan pada suhu ruang selama 72 jam. Selanjutnya kadar bioetanol ditentukan dengan spektroskopi UV-VIS dan kromatogafi gas. 5.2 Fermentasi alkohol dengan serbuk kulit kayu raru Semua bahan dan alat yang digunakan disterilisasi menggunakan autoklaf pada suhu 121 o C dan tekanan 1 atm selama 2 jam, kecuali serbuk kulit kayu raru dan larutan NaOH, kemudian didinginkan di dalam laminar air flow hingga suhu ruang. Setelah itu, sebanyak 100 ml hidrolisat dimasukkan ke dalam Erlenmeyer 250 ml, lalu ditambahkan nira 5 ml. ph campuran kemudian diatur menjadi 5, lalu setelah ph tercapai, ke dalam sampel ditambahkan buffer fosfat ph 5 sebanyak 5 ml. Ke dalam campuran kemudian ditambahkan serbuk kulit kayu raru sebanyak 5 gram. Mulut Erlenmeyer lalu ditutup dengan disumbat kapas, lalu erlenmeyer dibungkus dengan aluminium foil supaya sistem menjadi anaerob, kemudian dibiarkan pada

38 suhu ruang selama 72 jam. Selanjutnya kadar bioetanol ditentukan dengan spektroskopi UV-Vis dan kromatogafi gas. 6. Analisis kadar bioetanol Analisis kadar bioetanol dilakukan dengan metode kromatogafi gas dan oksidasi dengan K 2 Cr 2 O 7. 6.1. Analisis kadar bioetanol dengan kromatogafi gas Analisis kadar bioetanol dilakukan dengan metode kromatogafi gas merujuk pada penelitian Najafpour et al. (2004). Analisis ini dilakukan untuk memastikan bahwa alkohol yang terdapat dalam hasil fermentasi sampel adalah bioetanol. Sebagai standar, digunakan etanol murni dan bioetanol hasil fermentasi diambil sebanyak 1 µl dinjeksikan kedalam kolom kromatogafi gas. Kromatogram yang didapatkan dibandingkan dengan standar berdasarkan waktu retensi. 6.2 Analisis kadar bioetanol dengan oksidasi K 2 Cr 2 O 7 Analisis kadar etanol dilakukan dengan membuat kurva standar hasil oksidasi etanol dengan menggunakan K 2 Cr 2 O 7, berdasarkan pada larutan standar etanol dengan konsentrasi 5, 10, 20, 30, 40, 50, dan 60%. Sebanyak 1 ml masing-masing larutan standar ditambahkan dengan 1 ml larutan K 2 Cr 2 O 7 dalam suasana asam yang dibuat dengan mencampurkan larutan K 2 Cr 2 O 7 0,1 N dengan perbandingan 1:1. Masingmasing campuran dipanaskan selama 10 menit dan diukur absorbansi pada panjang gelombang 414 nm, selanjutnya digunakan kurva standar ini untuk mengukur kadar etanol dari larutan sampel.

39 Analisis kadar etanol dalam sampel dilakukan dengan cara mengambil 1 ml sampel dan dimasukkan ke dalam tabung reaksi dengan mengunakan pipet volum, kemudian ditambahkan 1 ml K 2 Cr 2 O 7 0,1 N dalam suasana asam warna lautan jingga dan dididihkan selama 10 menit, warna larutan sampel yang mengandung etanol akan berubah menjadi hijau dan berbau aldehida. Hasil oksidasi ini, kemudian diukur absorbansi pada panjang gelombang 414 nm dengan menggunakan spektrofotometer UV-Vis.