HASIL TANGKAPAN SAMPINGAN (BY CATCH) TUNA LONG LINE DI PERAIRAN LAUT BANDA

dokumen-dokumen yang mirip
JENIS DAN DISTRIBUSI UKURAN IKAN HASIL TANGKAP SAMPINGAN (BY CATCH) RAWAI TUNA YANG DIDARATKAN DI PELABUHAN BENOA BALI

PENGARUH LAMA SETTING DAN JUMLAH PANCING TERHADAP HASIL TANGKAPAN RAWAI TUNA DI LAUT BANDA

SEBARAN LAJU PANCING RAWAI TUNA DI SAMUDERA HINDIA DISTRIBUTION OF THE HOOK RATE OF TUNA LONGLINE IN THE INDIAN OCEAN

KOMPOSISI HASIL TANGKAPAN DAN LAJU PANCING RAWAI TUNA YANG BERBASIS DI PELABUHAN BENOA

PRODUKTIVITAS PERIKANAN TUNA LONGLINE DI BENOA (STUDI KASUS: PT. PERIKANAN NUSANTARA)

BEBERAPA JENIS IKAN BAWAL (Angel fish, BRAMIDAE) YANG TERTANGKAP DENGAN RAWAI TUNA (TUNA LONG LINE) DI SAMUDERA HINDIA DAN ASPEK PENANGKAPANNYA

PENGGUNAAN PANCING ULUR (HAND LINE) UNTUK MENANGKAP IKAN PELAGIS BESAR DI PERAIRAN BACAN, HALMAHERA SELATAN

Peneliti pada Balai Penelitian Perikanan Laut, Muara Baru Jakarta 2)

PENGARUH PERBEDAAN UMPAN DAN WAKTU SETTING RAWAI TUNA TERHADAP HASIL TANGKAPAN TUNA DI SAMUDERA HINDIA

BAB I PENDAHULUAN. di udara, darat, maupun laut. Keanekaragaman hayati juga merujuk pada

KONDISI DAN PERMASALAHAN INDUSTRI PERIKANAN TANGKAP

KOMPOSISI HASIL TANGKAPAN SAMPINGAN DAN IKAN TARGET PERIKANAN RAWAI TUNA BAGIAN TIMUR SAMUDERA HINDIA

Penangkapan Tuna dan Cakalang... Pondokdadap Sendang Biru, Malang (Nurdin, E. & Budi N.)

HASIL TANGKAP SAMPINGAN (BYCATCH) KAPAL RAWAI TUNA DI SELATAN PULAU JAWA YANG BERBASIS DI PPS CILACAP DAN PPN PALABUHANRATU DEWI KUSUMANINGRUM

KEBIJAKAN PENGELOLAAN HASIL TANGKAPAN SAMPINGAN TUNA LONGLINE DI SAMUDERA HINDIA MANAGEMENT POLICIES OF TUNA LONGLINE BY-CATCH IN INDIAN OCEAN

PERIKANAN TUNA SKALA RAKYAT (SMALL SCALE) DI PRIGI, TRENGGALEK-JAWA TIMUR

Komposisi tangkapan tuna hand line di Pelabuhan Perikanan Samudera Bitung, Sulawesi Utara

PERIKANAN PANCING TONDA DI PERAIRAN PELABUHAN RATU *)

Pengaruh warna umpan pada hasil tangkapan pancing tonda di perairan Teluk Manado Sulawesi Utara

Laju tangkap dan musim penangkapan madidihang (Thunnus albacares) dengan tuna hand line yang didaratkan di Pelabuhan Perikanan Samudera Bitung

Alat Tangkap Longline

TEKNIK PENANGKAPAN IKAN PELAGIS BESAR MEMAKAI ALAT TANGKAP FUNAI (MINI POLE AND LINE) DI KWANDANG, KABUPATEN GORONTALO

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

5 HASIL DAN PEMBAHASAN


PENGARUH PENGGUNAAN MATA PANCING GANDA PADA RAWAI TEGAK TERHADAP HASIL TANGKAPAN LAYUR

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Produktivitas 2.2 Musim

TEKNIK PENGOPERASIAN HUHATE (POLE AND LINE) DAN KOMPOSISI HASIL TANGKAPANNYA DI LAUT SULAWESI

Daerah penangkapan ikan dari kapal huhate yang berpangkalan di Pelabuhan Perikanan Pantai Belang

Sebaran Ikan Tuna Berdasarkan Suhu dan Kedalaman di Samudera Hindia

KOMPOSISI HASIL TANGKAPAN MELALUI PUKAT CINCIN (Purse Seine) TAHUN DI PELABUHAN PERIKANAN PANTAI (PPP) LAMPULO, KOTA BANDA ACEH

I. PENDAHULUAN. dalam upaya pengelolaan sumberdaya perikanan laut di Kabupaten Malang Jawa

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

KONDISI PERIKANAN TANGKAP DI WILAYAH PENGELOLAAN PERIKANAN (WPP) INDONESIA. Rinda Noviyanti 1 Universitas Terbuka, Jakarta. rinda@ut.ac.

4 KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

PENGOPERASIAN ALAT TANGKAP PANCING TONDA DI LAUT BANDA YANG BERBASIS DI KENDARI

POTENSI DAN TINGKAT PEMANFAATAN IKAN SEBAGAI DASAR PENGEMBANGAN SEKTOR PERIKANAN DI SELATAN JAWA TIMUR

FISHING GEAR PERFORMANCE ON SKIPJACK TUNA IN BONE BAY DISTRICT LUWU

KEPUTUSAN MENTERI PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 548/MPP/Kep/7/2002 TANGGAL 24 JULI 2002 TENTANG

V. GAMBARAN UMUM PERAIRAN SELAT BALI

DAERAH PENANGKAPAN, LAJU PANCING DAN PARAMETER POPULASI IKAN GINDARA (Lepidocybium flavobrunneum) DI SAMUDERA HINDIA

HUBUNGAN BOBOT PANJANG IKAN TUNA MADIDIHANG Thunnus albacares DARI PERAIRAN MAJENE SELAT MAKASSAR SULAWESI BARAT Wayan Kantun 1 dan Ali Yahya 2

TEKNOLOGI PENANGKAPAN IKAN TUNA DENGAN ALAT TANGKAP PANCING ULUR DI LAUT BANDA OLEH NELAYAN AMBON (PROVINSI MALUKU)

Monitoring tren dan produktivitas hasil tangkapan kapal huhate yang berpangkalan di Pelabuhan Perikanan Samudera Bitung

Jurusan Perikanan Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan Universitas Hasanuddin ABSTRAK

DRAFT KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61/KEPMEN-KP/2014 TENTANG PRODUKTIVITAS KAPAL PENANGKAP IKAN

Daerah penangkapan tuna hand liners yang mendaratkan tangkapannya di Pelabuhan Perikanan Samudera Bitung

PERIKANAN PANCING ULUR TUNA DI KEDONGANAN, BALI

Perbandingan hasil tangkapan tuna hand line dengan teknik pengoperasian yang berbeda di Laut Maluku

DAYA PERAIRAN. Fisheries Department UMM

Oleh : Rodo Lasniroha, Yuniarti K. Pumpun, Sri Pratiwi S. Dewi. Surat elektronik :

PENDUGAAN STOK IKAN LAYUR

PENGARUH JUMLAH LAMPU TERHADAP HASIL TANGKAPAN PUKAT CINCIN MINI DI PERAIRAN PEMALANG DAN SEKITARNYA

ABSTRAK. Kata kunci: Jumlah tangkapan; struktur ukuran; jenis umpan; ikan demersal dan rawai dasar

Sebaran suhu permukaan laut dan tracking daerah penangkapan Ikan Cakalang di Perairan Barat Laut Banda

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

5 HASIL DAN PEMBAHASAN

Asia, Jul Manohas, Raman Simanjuntak, Heru Santoso. Politeknik Kelautan dan Perikanan Bitung. Jl. Tandurusa, Po Bok 12 BTG/Bitung Sulawesi Utara

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

WARNA UMPAN TIRUAN PADA HUHATE

KEDALAMAN LAPISAN RENANG TUNA (Thunnus sp.) YANG TERTANGKAP OLEH RAWAI TUNA DI SAMUDERA HINDIA SATRIA AFNAN PRANATA

PENGARUH JARAK TALI CABANG PADA ALAT TANGKAP PANCING RAWAI DASAR TERHADAP HASIL TANGKAP IKAN DASAR DI PERAIRAN SELAT MADURA

SPESIES TERKAIT EKOLOGI DALAM AKTIVITAS PENANGKAPAN HIU OLEH NELAYAN ARTISANAL TANJUNG LUAR

PRODUKSI PERIKANAN TUNA HASIL TANGKAPAN RAWAI TUNA YANG BERBASIS DI PELABUHAN BENOA, BALI

Agriekonomika, ISSN e ISSN Volume 4, Nomor 1

PURSE SEINE (Pukat Cincin) Riza Rahman Hakim, S.Pi

PENGAMATAN ASPEK OPERASIONAL PENANGKAPAN PUKAT CINCIN KUALA LANGSA DI SELAT MALAKA

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Potensi Pengembangan Usaha Penangkapan Ikan 2.2 Komoditas Hasil Tangkapan Unggulan

Alat bantu Gill net Pengertian Bagian fungsi Pengoperasian

UKURAN PERTAMA KALI MATANG GONAD DAN NISBAH KELAMIN TUNA MADIDIHANG

PENDEKATAN KARAKTERISTIK KOMPOSISI HASIL TANGKAPAN DAN DATA VMS DALAM PENANGGULANGAN IUU FISHING PADA PERIKANAN RAWAI TUNA RAHMAN HAKIM PURNAMA

PENDUGAAN DAERAH PENANGKAPAN IKAN MELALUI PENDEKATAN KONVENSIONAL

5 HASIL DAN PEMBAHASAN

Lampiran 1 Peta PPN Palabuhanratu

Fluctuation of catch per unit efforts and catch seasons of skipjack tuna (Katsuwonus pelamis) in Prigi waters, East Java Province

KONSTRUKSI DAN PRODUKTIVITAS RUMPON PORTABLE DI PERAIRAN PALABUHANRATU, JAWA BARAT

5 HASIL TANGKAPAN DIDARATKAN DI PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA PALABUHANRATU

PENDUGAAN KELOMPOK UMUR DAN OPTIMASI PEMANFAATAN SUMBERDAYA IKAN CAKALANG (KATSUWONUS PELAMIS) DI KABUPATEN BOALEMO, PROVINSI GORONTALO

6 PEMBAHASAN 6.1 Daerah Penangkapan Ikan berdasarkan Jalur Jalur Penangkapan Ikan

KAJIAN HUBUNGAN HASIL TANGKAPAN IKAN CAKALANG

PROPORSI DAN KOMPOSISI HASIL TANGKAPAN JARING TIGA LAPIS (TRAMMEL NET) DI PELABUHAN RATU

DRAFT KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 86/KEPMEN-KP/2016 TENTANG PRODUKTIVITAS KAPAL PENANGKAP IKAN

Analisis Penentuan Musim Penangkapan Ikan Cakalang (Katsuwonus Pelamis L.) di Perairan Sangihe Sulawesi Utara

J. Sains & Teknologi, Agustus 2008, Vol. 8 No. 2: ISSN

Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

Jurnal IPTEKS PSP, Vol. 1 (2) Oktober 2014: ISSN: X

TEKNOLOGI ALAT PENANGKAPAN IKAN PANCING ULUR (HANDLINE) TUNA DI PERAIRAN LAUT SULAWESI BERBASIS DI KABUPATEN KEPULAUAN SANGIHE

PERIKANAN TUNA YANG BERBASIS DI KENDARI, SULAWESI TENGGARA

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 107/KEPMEN-KP/2015 TENTANG RENCANA PENGELOLAAN PERIKANAN TUNA, CAKALANG DAN TONGKOL

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

1 PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang

3 METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Metode Pengumpulan Data

Hubungan Panjang Alat Tangkap Purse Seine Dengan Hasil Tangkapan di Pelabuhan Perikanan Samudera (Pps) Lampulo, Aceh

MANAGEMENT OF AQUATIC RESOURCES JOURNAL Volume 2, Nomor 2, Tahun 2013, Halaman 1-8 Online di :

EKSPLORASI SUMBER DAYA PERAIRAN. Riza Rahman Hakim, S.Pi

KARAKTERISTIK PERIKANAN PANCING TONDA DI LAUT BANDA CHARACTERISTICS TROLL LINE FISHERY IN THE BANDA SEA

Safruddin*, Nur Indah Rezkyanti, Angraeni, M. Abduh Ibnu Hajar, St. Aisjah Farhum, Mukti Zainuddin

Transkripsi:

HASIL TANGKAPAN SAMPINGAN (BY CATCH) TUNA LONG LINE DI PERAIRAN LAUT BANDA *) Budi Nugraha *) dan Karsono Wagiyo *) Peneliti pada Balai Riset Perikanan Laut, Muara Baru-Jakarta ABSTRAK Tuna long line merupakan salah satu alat tangkap yang sangat efektif untuk menangkap tuna. Hasil tangkapan yang diperoleh adalah hasil tangkapan utama (target species) dan hasil tangkapan sampingan (by catch). Komposisi hasil tangkapan sampingan tuna long line di perairan Laut Banda pada bulan Oktober sampai dengan Desember 2002 didominasi oleh stingray (Dasyatis spp.) sekitar 38,52 diikuti oleh lancetfish (33,52), sickle pomfret (25,74), shark (0,93), opah (0,56), skipjack tuna (0,37), escolar (0,19), dan barracuda (0,19). Sickle pomfret banyak tertangkap pada pancing No.7 sampai dengan 12, 8 sampai dengan 11, dan 9 sampai dengan 10, escolar pancing No.9 sampai dengan 10, opah pancing No.2 sampai dengan 17, 5 sampai dengan 14, dan 8 sampai dengan 11, lancetfish pancing No.5 sampai dengan 14, 6 sampai dengan 13, dan 7 sampai dengan 12, sedangkan stingray pancing No.2 sampai dengan 17 dan 1 sampai dengan 18. Hasil tangkapan pancingan yang sudah dimanfaatkan adalah opah, sickle pomfret, skipjack tuna, shark, dan barracuda, sedangkan yang tidak dimanfaatkan adalah stingray dan lancetfish. KATA KUNCI: hasil tangkapan sampingan, tuna long line, Laut Banda PENDAHULUAN Perairan Laut Banda merupakan salah satu daerah penangkapan tuna di Indonesia. Eksploitasi terhadap tuna di perairan ini sudah dimulai sejak ada perjanjian antara Indonesia dengan Jepang pada tahun 1970 (Banda Sea Agreement). Penangkapan tuna oleh PT. Perikanan Samudra Besar di perairan Laut Banda dilakukan pada bulan Oktober (musim peralihan timur barat) sampai dengan Januari (musim barat). Hal ini, dikarenakan pada musim-musim tersebut kondisi perairan di Laut Banda relatif tenang. Tuna long line atau di Indonesia lebih dikenal dengan nama rawai tuna merupakan salah satu alat tangkap yang sangat efektif untuk menangkap tuna. Selain itu, efektif alat tangkap ini juga merupakan alat tangkap yang selektif terhadap hasil tangkapan. Menurut Sainsbury (1996) long line merupakan alat tangkap yang efisien bahan bakar, ramah lingkungan, dan memiliki metode penangkapan paling bersih, serta dapat digunakan untuk menangkap ikan demersal maupun pelagis. Tuna long line bersifat pasif dalam pengoperasian sehingga alat ini tidak merusak sumber daya hayati yang ada di perairan. Namun demikian, alat tangkap ini menimbulkan suatu masalah di mana ikan hasil tangkapan yang diperoleh tidak semua merupakan hasil tangkapan utama (target species) ada sebagian yang merupakan hasil tangkapan sampingan (by catch). Selama ini hasil tangkapan sampingan tuna long line tidak pernah dimanfaatkan oleh nelayan maupun pemilik kapal. Hasil tangkapan sampingan dapat diartikan sebagai hasil tangkapan yang tertangkap selain hasil tangkapan utama dan bukan merupakan target spesies. Beverly et al. (2003) mengatakan bahwa hasil tangkapan sampingan adalah hasil tangkapan yang bukan sasaran namun tertangkap secara kebetulan selama operasi penangkapan dengan tuna long line. Penanganan hasil tangkapan sampingan terbagi 2, yaitu disimpan karena memiliki nilai ekonomis tinggi (by product) dan dibuang karena tidak memiliki nilai ekonomis (discard). Informasi mengenai hasil tangkapan sampingan pada perikanan tuna khusus tuna long line di Indonesia sedikit sehingga tidak banyak orang yang tahu mengenai hal tersebut. Tujuan dari penulisan ini adalah untuk memberikan informasi awal mengenai komposisi hasil tangkapan sampingan dan daerah penangkapan di perairan Laut Banda. KOMPOSISI HASIL TANGKAPAN Alat tangkap tuna long line di satu pihak termasuk alat tangkap yang sangat efektif untuk menangkap tuna, namun bersamaan dengan eksploitasi tuna tersebut tertangkap juga ikan yang secara tidak sengaja tertangkap (incidental catch) atau lebih dikenal dengan hasil tangkapan sampingan (by catch). Menurut Chapman (2001), hasil tangkapan tuna long line terdiri atas 2 jenis yaitu hasil tangkapan utama (target species) dan bukan hasil tangkapan utama (non target species).

Hasil Tangkapan Sampingan.. di Perairan Laut Banda (Nugraha B. & Wagiyo K.) Hasil tangkapan sampingan tuna long line yang diperoleh di perairan Laut Banda yaitu escolar (Lepidocybium sp.) dari famili Gempylidae, sickle pomfret atau bawal (Taractichthys sp.) dari famili Bramidae, lancetfish (Alepisaurus sp.) dari famili Alepisauridae, stingray atau ikan pari (Dasyatis spp.) dari famili Dasyatidae, barracuda atau alu-alu (Sphyraena sp.) dari famili Sphyraenidae, skipjack tuna atau cakalang (Katsuwonus pelamis) dari famili Scombridae, opah (Lampris sp.) dari famili Lampridae, dan shark atau cucut (Gambar 1). opah (Lampris sp.) sickle pomfret (Taractichthys sp.) lancetfish (Alepisaurus sp.) Gambar 1. Beberapa jenis ikan hasil tangkapan sampingan tuna long line. Sumber foto/foto Sources: www.fishbase.org Komposisi hasil tangkapan sampingan tuna long line di perairan Laut Banda pada bulan Oktober sampai dengan Desember 2002 didominasi oleh stingray yang berjumlah 208 ekor atau sekitar 38,52 dengan laju pancing (hook rate) 0,46, kemudian berturut-turut diikuti lancetfish, sickle pomfret, shark, opah, skipjack tuna masing-masing 33,52 (hook rate 0,40), 25,74 (0,31), 0,93 (0,01), 0,56 (0,01), dan 0,37 (0,004), sedangkan escolar dan barracuda masing-masing 0,19 (0,002). Laju pancing hasil tangkapan sampingan ternyata lebih besar jika dibandingkan dengan laju pancing hasil tangkapan utama. Laju pancing hasil tangkapan utama hanya 0,22 untuk bigeye tuna dan 0,022 untuk yellowfin tuna (Gafa et al., 2004). Komposisi hasil tangkapan sampingan pada penangkapan tuna di Laut Banda disajikan pada Gambar 2.

Stingray 38,52 Barracuda 0,19 Shark 0,93 Escolar 0,19 Lancetfish 33,52 Skipjack tuna 0,37 Sickle pomfret 25,74 Opah 0,56 Gambar 2. Komposisi hasil tangkapan sampingan tuna long line di perairan Laut Banda, bulan Oktober sampai dengan Desember 2002. Menurut Beverly et al. (2003), spesies yang memiliki nilai ekonomis seperti pomfret, escolar, dan opah ditemukan di perairan laut dalam dan berkelompok dengan bigeye tuna, sedangkan snake mackerel, lancetfish, dan pelagic rays dapat tertangkap pada setiap kedalaman mata pancing. Berdasarkan pada data yang diperoleh, pada bulan Oktober sampai dengan Desember 2002 sickle pomfret banyak tertangkap pada pancing antara No.7 sampai dengan 12, 8 sampai dengan 11, dan 9 sampai dengan 10 di mana posisi pancing tersebut adalah paling dalam. Escolar hanya tertangkap pada pancing No.9 sampai dengan 10, sedangkan opah tertangkap pada pancing No.2 sampai dengan 17, 5 sampai dengan 14, dan 8 sampai dengan 11. Lancetfish banyak tertangkap pada pancing No.5 sampai dengan 14, 6 sampai dengan 13, dan 7 sampai dengan 12, sedangkan stingray banyak tertangkap pada pancing No.2 sampai dengan 17 dan 1 sampai dengan 18 (Tabel 1 dan 2).

Hasil Tangkapan Sampingan.. di Perairan Laut Banda (Nugraha B. & Wagiyo K.) Tabel 1. dan persentase jenis escolar, opah, sickle pomfret, lancetfish, dan stingray yang tertangkap tuna long line di Laut Banda pada trip 1 (tanggal 23 Oktober sampai dengan 12 Nopember 2002) Escolar Opah Sickle pomfret Lancetfish Stingray No.Pancing 1-18 5 6,33 4 3,92 21 19,81 2-17 9 11,39 16 15,69 28 26,42 3-16 5 6,33 14 13,73 15 14,15 4-15 5 6,33 9 8,82 15 14,15 5-14 9 11,39 13 12,75 10 9,43 6-13 11 13,92 15 14,71 2 1,89 7-12 11 13,92 16 15,69 4 3,77 8-11 14 17,72 7 6,86 4 3,77 9-10 10 12,66 8 7,84 7 6,60 0 0 0 0 79 100 102 100 106 100 Tabel 2. dan persentase jenis escolar, opah, sickle pomfret, lancetfish, dan stingray yang tertangkap tuna long line di Laut Banda pada trip 2 (tanggal 13 Desember 2002 sampai dengan 3 Januari 2003) Escolar Opah Sickle pomfret Lancetfish Stingray No.Pancing 1-18 1 1,67 0 0,00 22 21,57 2-17 1 33,33 5 8,33 3 3,80 21 20,59 3-16 2 3,33 6 7,59 13 12,75 4-15 3 5,00 13 16,46 14 13,73 5-14 1 33,33 3 5,00 19 24,05 12 11,76 6-13 7 11,67 11 13,92 6 5,88 7-12 9 15,00 9 11,39 6 5,88 8-11 1 33,33 12 20,00 12 15,19 2 1,96 9-10 1 100,00 18 30,00 6 7,59 6 5,88 1 100 3 100 60 100 79 100 102 100

DAERAH PENANGKAPAN Penangkapan ikan tuna oleh PT. Perikanan Samudra Besar di perairan Laut Banda dilakukan pada bulan Oktober (musim peralihan timur barat) sampai dengan Januari (musim barat). Hal ini, dikarenakan pada musim-musim tersebut kondisi perairan di Laut Banda relatif tenang. Daerah penangkapan tuna PT. Perikanan Samudra Besar di perairan Laut Banda terletak pada posisi geografis antara 06 26' 07 30' LS dan 122 50' 126 18' BT. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada Gambar 3. 2 Keterangan : Remarks : 0 200 m TELUK TOMINI : Trip 1 : Trip 2-2 Latitude -4 50 m 200 m LAUT BANDA -6-8 LAUT FLORES Gambar 3. -10 118 120 122 124 126 128 130 132 Longitude Daerah penangkapan tuna long line di perairan Laut Banda pada bulan Oktober sampai dengan Desember 2002. PEMANFAATAN HASIL TANGKAPAN SAMPINGAN Hasil tangkapan sampingan yang diperoleh terdiri atas 6 jenis memiliki nilai ekonomis dan 2 jenis tidak memiliki nilai ekonomis. Ikan yang memiliki nilai ekonomis antara lain escolar, sickle pomfret, barracuda, skipjack tuna, shark, dan opah, sedangkan yang tidak memiliki nilai ekonomis antara lain stingray dan lancetfish. Kedua jenis ikan ini tidak ada yang dimanfaatkan, semua hasil tangkapan dibuang. Pemanfaatan hasil tangkapan sampingan yang memiliki nilai ekonomis pada perikanan tuna long line belum dilakukan secara optimal oleh industri perikanan dan pada umumnya untuk keperluan makan ABK di atas kapal selama operasi penangkapan, misal jenis opah, sickle pomfret, skipjack tuna, dan barracuda. Selain itu, ada sebagian ikan yang dibawa pulang oleh para ABK dan dijual di pelabuhan, misal jenis sickle pomfret, ikan tersebut dapat dijual dengan harga Rp.20.000,- sampai dengan Rp.25.000,- per ekor. Untuk jenis shark, selain sirip yang dimanfaatkan, tubuh pun dimanfaatkan. Saat ini sudah ada industri perikanan yang menampung jenis ikan tersebut. Ada beberapa faktor yang menyebabkan hasil tangkapan sampingan belum dimanfaatkan secara optimal, yaitu 1) belum ada pasar atau industri perikanan yang memanfaatkan ikan hasil tangkapan sampingan; dan 2) kapasitas palka pada kapal penangkap tuna terbatas dan diutamakan untuk menyimpan tuna yang merupakan target spesies. KESIMPULAN 1. Hasil tangkapan sampingan pada perikanan tuna long line di Laut Banda didominasi oleh stingray (Dasyatis spp.) sekitar 38,52 diikuti oleh lancetfish (33,52), sickle pomfret (25,74),

Hasil Tangkapan Sampingan.. di Perairan Laut Banda (Nugraha B. & Wagiyo K.) shark (0,93), opah (0,56), skipjack tuna (0,37), escolar (0,19), dan barracuda (0,19). 2. Sickle pomfret, lancetfish, dan stingray tertangkap di setiap kedalaman mata pancing. 3. Hasil tangkapan sampingan yang sudah dimanfaatkan adalah opah, sickle pomfret, skipjack tuna, shark, dan barracuda, sedangkan yang tidak dimanfaatkan adalah stingray dan lancetfish. DAFTAR PUSTAKA Beverly, S., L. Chapman, & W. Sokimi. 2003. Horizontal long line fishing methods and techniques. A Manual for Fishermen. Multipress. Noumea. New Caledonia. Chapman, L. 2001. By catch in the tuna long line fishery. Working paper 5. 2 nd SPC Heads of Fisheries Meeting. Noumea New Caledonia 23-27 July 2001. Secretariat of the Pacific Community, Coastal Fisheries Programme, Fisheries Development Section. Noumea, New Caledonia. http://www.spc.int/coastfish/. Gafa, B., K. Wagiyo, & B. Nugraha. 2004. Hubungan antara suhu dan kedalaman mata pancing terhadap hasil tangkapan bigeye tuna (Thunnus obesus) dan yellowfin tuna (Thunnus albacares) dengan tuna long line di perairan Laut Banda dan sekitarnya. Prosiding Hasil-Hasil Riset. Pusat Riset Perikanan Tangkap. Badan Riset Kelautan dan Perikanan. Departemen Kelautan dan Perikanan. Jakarta. Sainsbury, J. C. 1996. Commercial fishing methods: An introduction to vessel and gears. London. Fishing News Book Ltd. http://www.fishbase.org/