BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Tujuan Praktikum 1.3. Manfaat Praktikum

dokumen-dokumen yang mirip
PENENTUAN TETAPAN PENGIONAN INDIKATOR METIL MERAH SECARA SPEKTROFOTOMETRI

ANALISIS SPEKTROSKOPI UV-VIS. PENENTUAN KONSENTRASI PERMANGANAT (KMnO 4 )

PERCOBAAN 1 PENENTUAN PANJANG GELOMBANG MAKSIMUM SENYAWA BAHAN PEWARNA

SPEKTROFOTOMETRI. Adelya Desi Kurniawati, STP., MP., M.Sc.

PENDAHULUAN. Gambar 1 Ilustrasi hukum Lambert Beer (Sabrina 2012) Absorbsi sinar oleh larutan mengikuti hukum lambert Beer, yaitu:

LAPORAN PRAKTIKUM INSTRUMENT INDUSTRI PERALATAN ANALISIS (SPEKTROFOTOMETER)

BAB IV ANALISIS DENGAN SPEKTROFOTOMETER

ANALISIS DUA KOMPONEN TANPA PEMISAHAN

TUGAS II REGULER C AKADEMI ANALIS KESEHATAN NASIONAL SURAKARTA TAHUN AKADEMIK 2011/2012

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Spektrofotometri UV-Vis

JURNAL PRAKTIKUM ANALITIK III SPEKTROSKOPI UV-VIS

Spektrofotometer UV /VIS

INTERAKSI RADIASI DENGAN BAHAN

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK II PERCOBAAN IV PENENTUAN KOMPOSISI ION KOMPLEKS

LAPORAN PRAKTIKUM REKAYASA PROSES PEMBUATAN KURVA STANDAR DARI LARUTAN - KAROTEN HAIRUNNISA E1F109041

A. Judul B. Tujuan C. Dasar Teori

SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN UV-VIS

abc A abc a = koefisien ekstingsi (absorpsivitas molar) yakni tetap b = lebar kuvet (jarak tempuh optik)

MAKALAH Spektrofotometer

TUGAS ANALISIS FARMASI ANALISIS OBAT DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS

PENENTUAN RUMUS ION KOMPLEKS BESI DENGAN ASAM SALISILAT

Spektrofotometri Serapan Atom

ACARA IV PERCOBAAN DASAR ALAT SPEKTROFOTOMETER SERAPAN ATOM

Hukum Dasar dalam Spektrofotometri UV-Vis Instrumen Spektrofotometri Uv Vis

Laporan Praktikum KI-3121 Percobaan 06 Spektrofotometri Emisi Atom (Spektrofotometri Nyala)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Landasan Teori

1. Tujuan Menentukan kadar kafein dalam sample Dapat menggunakan spektofotometer uv dengan benar

Beberapa definisi berkaitan dengan spektrofotometri. Spektroskopi (spectroscopy) : ilmu yang mempelajari interaksi antara bahan dengan

Spektrofotometri uv & vis

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. unsur-unsur kimia secara terus menerus terhadap lingkungan di sekelilingnya di

BAB IV HASIL PENGAMATAN

Prof.Dr.Ir.Krishna Purnawan Candra, M.S. Jurusan Teknologi Hasil Pertanian FAPERTA UNMUL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Berdasarkan interaksi yang terjadi, dikembangkan teknik-teknik analisis kimia yang memanfaatkan sifat dari interaksi.

1. Dapat mengerti prinsip-prinsip dasar mengenai teknik spektrofotometri (yaitu prinsip dasar

Spektrofotometer UV-Vis

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERBANDINGAN KEMAMPUAN PEREDUKSI Na 2 S 2 O 3 DAN K 2 C 2 O 4 PADA ANALISA KADAR TOTAL BESI SECARA SPEKTROFOTOMETRI VISIBLE

ANALISIS NEODIMIUM MENGGUNAKAN METODA SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS

BAB III METODE PENELITIAN

PENENTUAN KADAR PROTEIN SECARA SPEKTROFOTOMETRI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam buku British pharmacopoeia (The Departemen of Health, 2006) dan

STUDI GANGGUAN KROM (III) PADA ANALISA BESI DENGAN PENGOMPLEKS 1,10-FENANTROLIN PADA PH 4,5 SECARA SPEKTROFOTOMETRI UV-TAMPAK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

LAPORAN PRAKTIKUM IV METABOLISME GLUKOSA, UREA DAN TRIGLISERIDA (TEKNIK SPEKTROFOTOMETRI)

PENENTUAN KADAR BESI DALAM SAMPEL AIR SUMUR SECARA SPEKTROFOTOMETRI

Laporan Praktikum Biomedik 3 BM 506 Metabolisme Glukosa, Urea Dan Trigliserida (Teknik Spektofotometer)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ALAT ANALISA. Pendahuluan. Alat Analisa di Bidang Kimia

ANALISIS UNSUR Pb, Ni DAN Cu DALAM LARUTAN URANIUM HASIL STRIPPING EFLUEN URANIUM BIDANG BAHAN BAKAR NUKLIR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Ditjen BKAK (2014), uraian mengenai teofilin adalah sebagai. Gambar 2.1 Struktur Teofilin

Laporan Praktikum Biomedik 3 BM 506 Metabolisme Glukosa, Urea Dan Trigliserida (Teknik Spektofotometri)

DAFTAR ISI.. ABSTRAK.. KATA PENGANTAR UCAPAN TERIMA KASIH. DAFTAR TABEL.. DAFTAR GAMBAR. DAFTAR LAMPIRAN..

PRAKTIKUM 1 Spektrofotometri. Spectrophotometer Mapada V-1100D

LAPORAN PRAKTIKUM III PRAKTIKUM METABOLISME GLUKOSA, UREA DAN TRIGLISERIDA (TEKNIK SPEKTROFOTOMETRI)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Laporan Kimia Analitik KI-3121

PENGENALAN SPEKTROFOTOMETRI PADA MAHASISWA YANG MELAKUKAN PENELITIAN DI LABORATORIUM TERPADU FAKULTAS KEDOKTERAN USU KARYA TULIS ILMIAH.

Laporan Praktikum 3. Praktikum 3 : ph meter, Persiapan larutan penyangga, Pengenceran stok glukosa. Oleh : Rebecca Rumesty L dan Jimmy

4 Hasil dan Pembahasan

Laporan Praktikum Analisis Sediaan Farmasi Penentuan kadar Asam salisilat dalam sediaan Bedak salicyl

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah metode eksperimen.

III. METODOLOGI PERCOBAAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2015 sampai Juni 2015 di

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK

Analisis Kolorimetri Kadar Besi(III) dalam Sampel Air Sumur dengan Metoda Pencitraan Digital

LAPORAN PRAKTIKUM ANALISIS SPEKTROMETRI PENETAPAN ANION FOSFAT DALAM AIR. Disusun oleh. Sucilia Indah Putri Kelompok 2

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah metode eksperimen

UJI KUANTITATIF DNA. Oleh : Nur Fatimah, S.TP PBT Ahli Pertama

LAPORAN KIMIA ANALITIK KI 3121 Percobaan modul 2 PENETAPAN ANION FOSFAT DALAM AIR

TUGAS AKHIR. EKSTRAKSI SERBUK KELOPAK BUNGA ROSELA ( Hibiscus sabdarifa Linn. ) untuk UJI KANDUNGAN WARNA dengan SPEKTROFOTOMETER

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga BAB III METODE PENELITIAN. penelitian Departemen Kimia Fakultas Sains dan Teknologi Universitas

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab III Metodologi Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Modul 1 Analisis Kualitatif 1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah ekperimental.

PENENTUAN STRUKTUR MENGGUNAKAN SPEKTROFOTOMETER UV- VIS

PENGARUH KONSENTRASI DAN SUHU LARUTAN NaCl TERHADAP TRANSMITANSI CAHAYA DALAM LARUTAN NaCl MENGGUNAKAN SPEKTROFOTOMETER

DETERMINASI PIGMEN DAN PENGUKURAN KANDUNGAN KLOROFIL DAUN 1 Oleh : Drs. Suyitno Al. MS 2

I. KEASAMAN ION LOGAM TERHIDRAT

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN. Universitas Muhammadiyah Riau dan di Laboratorium Patologi, Entimologi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

III. METODE PENELITIAN

LAPORAN PRAKTIKUM DINAMIKA KIMIA JUDUL PERCOBAAN : PENENTUAN LAJU REAKSI IODINASI ASETON DALAM SUASANA ASAM. Nama : SantiNurAini NRP :

ARTI PENTING KALIBRASI PADA PROSES PENGUKURAN ANALITIK: APLIKASI PADA PENGGUNAAN phmeter DAN SPEKTROFOTOMETER UV-Vis. Iqmal Tahir ABSTRAK

PENENTUAN KADAR BESI DALAM TABLET MULTIVITAMIN MENGGUNAKAN METODE SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM DAN UV-VIS

LAPORAN KIMIA ANALITIK KI-2221

METABOLISMEGLUKOSA, UREA DAN TRIGLISERIDA (TEKNIK SPEKTOFOTOMETER)

II. METODE PENELITIAN

LAPORAN PRAKTIKUM 2 PH METER, PERSIAPAN LARUTAN PENYANGGA

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM ANALISIS SENYAWA KIMIA. PENENTUAN KADAR BESI (Fe) DALAM SAMPEL DENGAN TEKNIK SPEKTROFOTOMETER UV-VIS

PERBANDINGAN PEREDUKSI NATRIUM TIOSULFAT (Na 2 S 2 O 3 ) DAN TIMAH (II) KLORIDA (SnCl 2 ) PADA ANALISIS KADAR TOTAL BESI SECARA SPEKTROFOTOMETRI

PENYEHATAN MAKANAN MINUMAN A

KESEIMBANGAN ASAM BASA

LAPORAN PRAKTIKUM ph METER DAN PERSIAPAN LARUTAN PENYANGGA

METODELOGI PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Spektrofotometri dapat digunakan untuk menganalisa konsentrasi suatu zat didalam larutan berdasarkan absorbansi terhadap warna dari larutan pada panjang gelombang tertentu. Metode spektrofotometri memerlukan larutan standar yang telah diketahui konsentrasinya. Metode ini merupakan metode yang sangat sederhana untuk menganalisis jumlah (konsentrasi) sampel yang sangat kecil. Dalam bidang pangan spektrofotometri berguna untuk mengetahui kadar Antosianin pada suatu bahan. Antosianin merupakan pewarna alami untuk pangan dan dapat dijadikan alternatif pengganti pewarna sintetis yang lebih aman bagi kesehatan. Sedangkan dalam bidang oceanografi, spektrofotometri dapat digunakan untuk mengetahui tingkat kesuburan suatu perairan dengan menentukan konsentrasi zat organik yang dihasilkan atau juga disebut produtivitas primer. Salah satu cara yang dipakai dengan mengetahui banyaknya biomassa plankton dilaut dengan menentukan kadar klorofil fitoplankton dengan metode spektrofotometri. 1.2. Tujuan Praktikum 1. Menentukan panjang gelombang optimum antosianin dengan spektrofotometer metode spektrofotometri. 2. Menentukan kurva hubungan konsentrasi antosianin vs absorbansi pada panjang gelombang optimumnya dengan spektrofotometer metode spektrofotometri. 3. Menentukan konsentrasi antosianin pada sampel dengan spektrofotometer metode spektrofotometri. 1.3. Manfaat Praktikum Mahasiswa mampu melakukan analisa kuantitatif secara akurat suatu zat kimia dengan menggunakan spektrofotometer

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Spektofotmetri adalah kata yang digunakan untuk ilmu yang berkaitan dengan absorbsi, emisi, dan penyebaran (scattering) dari radiasi elektromagnetik molekul, ion atau atom. Spektrofotometri (teknik spektroscopy) merupakan metode analisa untuk menentukan identitas dan konsentrasi suatu senyawa dalam larutan yang didasarkan pada pengukuran serapan sinar monokromatis larutan berwarna. Suatu senyawa, elektron dan intinya mempunyai nilai level energi tertentu, dan hanya bisa mengabsorpsi photon dengan energi dan panjang gelombang tertentu. Energi cahaya yang diabsorbsi oleh molekul dapat dikorelasikan dengan gerakan dari molekul seperti yang ditunjukkan oleh tabel 2.1. Tabel 2.1 Hubungan antara energi terabsorbsi dengan gerakan molekul Gerakan Molekul Cahaya yang diabsorbsi Energi Rotasi Vibrasi Microwave, Infrared Infrared Rendah Sedang Transisi electron Tampak, Ultraviolet Tinggi Kisaran spektrum elektromagnetic seperti infrared, sinar tampak, ultraviolet atau X-ray dapat digunakan untuk berinteraksi dengan suat zat. Alat yang dipakai pada praktikum ini dapat disebut juga dengan colorimeter, karena dapat mengukur absorpsi cahaya pada spektrum sinar tampak. Skema dari proses absorpsi cahaya oleh suatu larutan contoh dapat dilihat pada gambar 1. Gambar 2.1 Absorpsi cahaya oleh larutan contoh. Persen transmitan adalah pembanding antara intensitas cahaya yang keluar dari sampel terhadap intensitas yang masuk, dinyatakan dengan rumus %T = I/lox100%................................. (1) Sedang absorbansi dinyatakan dengan rumus : A = log 1/T = log(i/i 0 ) = 2- log (%T)..................................(2)

Tabel 2.2 Spektrum sinar tampak dan warna komplementer (vogel 1989) Panjang Warna (terabsorbsi) Warna komplementer Gelombang (nm) 400-435 Violet Kuning-hijau 435-480 Biru Kuning 480-490 Hijau-Biru Orange 490-500 Biru-Hijau Merah 500-560 Hijau Ungu 560-580 Kuning-Hijau Violet 580-595 Kuning Biru 595-610 Orange Hijau-Biru 610-750 Merah Biru-Hijau Banyaknya cahaya/sinar yang diabsorbsi tergantung pada jenis larutannya, panjang sel/kuvet, konsentrasi larutan. Parameter tersebut dapat dinyataan secara matematis dengan hukum Beer : A=log (Io/It) = abc................................. (3) dengan: Io =Intensitas sinar datang It =Intensitas sinar yang diteruskan A =Absorbansi a =Absorbtivitas b =Panjang cuvet (cm) c =Konsentrasi (mg/l) Molekul tidak mengabsorpsi semua panjang gelombang secara sama. Tergantung dari warna objek. Bunga akan terlihat mempunyai warna merah, jika mengabsorpsi semua warna kecuali warna merah atau kalau bunga mengabsorpsi cahaya dari warna komplementer merah yaitu biru-hijau. Pada tabel 2.2 ditunjukkan warna dan komplementer dari berbagai warna. Pada praktikum ini nilai a dan b tidak berubah, sehingga nilai ab dianggap sebagai konstanta baru (k), sehingga persamaan (3) A= k.c dapat dinyatakan dengan persamaan garis lurus. Dari hukum Beer dapat dinyatakan juga bahwa hubungan antara absorbansi vs konsentrasi akan memberikan garis lurus. (Underwood, 1999) Hukum Beer menjadi dasar aspek kuantitatif spektrofotometri yang mana konsentrasi dapat dihitung berdasarkan persamaan (3). Absorptivitas (a) konstanta yang tidak tergantung pada konsentrasi, tebal kuvet dan intensitas radiasi yang mengenai larutan sampel. Absorptivitas tergantung pada suhu, pelarut, struktur molekul, dan panjang gelombang radiasi.

2.2 Metode Analisis Spektrofotometri Ada tiga teknik yang biasa dipakai dalam analisis secara spektrofotometri. Ketiga teknik tersebut adalah Metode Standar Tunggal, Metode Kurva Kalibrasi, Metode Adisi Standar. Pada praktikum ini, metode yang digunakan adalah Metode Kurva Kalibrasi. Metode Kurva Kalibrasi Dalam Metode ini dibuat suatu larutan standar dengan berbagai konsentrasi dan absorbansi dari larutan tersebut diukur dengan AAS. Langkah selanjutnya adalah membuat grafik antara konsentrasi (C) dengan absorbansi (A) yang akan merupakan garis lurus mekewati titik nol dengan slope = Ɛ.b atau slope = a.b. Konsentrasi larutan sampel dapat dicari setelah absorbansi lantan sampel diukur dan diintrapolasi ke dalam kurva kalibrasi atau dimasukkan ke dalam persamaan garis lurus yang diperoleh dengan menggunakan program regresi linear pada kurva kalibrasi.

BAB III METODE PRAKTIKUM 3.1. Bahan dan Alat yang Digunakan 3.1.1 Bahan 1. Air demin secukupnya 2. KCl 20 ml 3. Natrium Asetat 20 ml 4. Sampel 100 ml 3.1.2 Alat 1. Spektrofotometri Optima Sp-300 2. buah beakerglass 250ml 3. 6 tabung reaksi beserta 1 rak tabung reaksi 4. 1 pipet ukur 10 cc 5. ph meter 6. 4 buah beaker glass 50 cc 3.2. Gambar Alat Utama Keterangan ggambar 1. Tempat sampel 2. Pengontrol panjang gelombang 3. Indikator power ON/OFF 4. Pembacaan LCD Digital 5. Tombol pengganti Mode 6. Tombol control 100% T 7. Tombol control 0% T 8. Tombol print 9. Jendela pembacaan panjang gelombang Gambar 3.1 Spektrofotometri Optima Sp-300

Gambar 3.2 Cuvet 3.3.Cara Kerja 3.3.1. Menentukan panjang gelombang optimum untuk antosianin. 1. Optima sp-300 dihidupkan dengan menekan tombol power (3) sampai bunyi klik, dan indikator lampu menyala. Menunggu 20 menit untuk pemanasan alat sebelum digunakan. 2. Dengan tombol 5, mode pembacaan transmitansi (T) diatur 3. Panjang gelombang yang diinginkan diatur dengan menggunakan tombol (2) 3.3.2. Cara kalibrasi alat spektrofotometri 1. Tempat sampel (1) pada spektrofotometer dikosongkan. 2. Skala pembacaan transmitan diatur 0% menggunakan tombol (7). 3. Cuvet (seperti barang yang sederhana tetapi dari bahan gelas dengan super kualitas, berharga 3 juta) diambil dan dibersihkan kemudian diisi dengan air demin sampai ¾ nya (disebut dengan blangko). Bagian luar cuvet dibersihkan dengan kapas secara hati-hati (jangan sampai tergores). 4. Tutup sampel pada spektrofotometer (1) dibuka, dan tempat kuvet diambil. 5. Cuvet dimasukkan pada tempat kuvet dengan sisi yang terang menghadap ke luar dan kembali ditutup (tinggi larutan disesuaikan dengan tanda yang ada). 6. Pembacaan transmitan diatur 100% (A=0) untuk larutan blangko menggunakan tombol (6). 7. Cuvet diambil dari tempat sampel kemudian ditutup. Pembacaan skala transmitan dapat dilihat pada layar (4). Dalam tahap ini pembacaan transmitan harus 0%. Jika tidak, diulangi dari langkah 3 hingga pembacaan diperoleh pembacaan transmitan yang konsisten. 8. Jika sudah diperoleh pembacaan untuk 0 % dan 100% konsisten, cuvet disimpan dengan larutan blangko tersebut sampai praktikum selesai. 9. Cuvet lainnya diisi dengan larutan sampel, bagian luar cuvet dibersihkan, lalu dimasukkan ke dalam tempat sampel, dan ditutup kembali, skala transmitan

dapat dibaca pada layar (4) dan hitung absorbansinya, A =2-log %T. 10. Panjang gelombang dinaikkan setiap 10nm dengan menggunakan tombol (2), ulangi langkah 1 sampai 7. 11. Kurva hubungan antara absorbansi versus panjang gelombang dibuat, kemudian tentukan nilai panjang gelombang optimum untuk jenis larutan target. 3.3.3.Membuat kurva kalibrasi antara absorbansi versus konsentrasi antosianin. 1. Larutan berwarna dibuat pada berbagai variasi sampel. 2. Panjang gelombang diatur sesuai dengan hasil yang diperoleh pada tujuan (a) menggunakan tombol (2). 3. Alat spektrofotometri dikalibrasi (langkah 1 sampai 6). 4. Cuvet lainnya diisi dengan larutan sampel no. 2, Cuvet dibersihkan bagian luarnya, dimasukkan ke dalam tempat sampel, ditutup kembali, dibaca skala transmitan dan dihitung absorbansinya, A=2-log (%T). Lalu diulangi untuk sampel no. 3, 4, 5, dan 6. 3.3.4. Menentukan kadar antosianin total dalam larutan. 1. Larutan KCl 0,025 M dibuat sebagai larutan buffer ph 1. Kemudian diukur phnya dan diatur phnya supaya mempunyai ph 1 dengan menggunakan larutan HCl. 2. Larutan Natrium Asetat (CH 3 CO 2. Na 3 H 2 O) 0,4 M dibuat. Kemudian diukur ph nya dan diatur phnya supaya larutan mempunyai ph 4,5 dengan menggunakan larutan HCl. 3. 1 buah beaker glass 50cc diisi dengan larutan no.2 sebanyak 5ml dengan pipet ukur. ph larutan dibuat sama dengan 1 dengan menambahkan larutan buffer KCl dengan pipet ukur, hitung berapa jumlah volume yang telah ditambahkan sehingga ph=1. Hal serupa dilakukan untuk sampel no. 3,4,5, dan 6. 4. Panjang gelombang diatur pada 520 nm, kemudian dlakukan kalibrasi alat langkah 1-6 (dilakukan untuk setiap pergantian panjang gelombang). Setelah itu, dimasukkan larutan no.2 dengan ph=1 kedalam cuvet hingga ¾ bagian. % transmitan dicatat dan hitung absorbansinya, begitu juga untuk sampel no.3,4,5,dan 6. 5. Panjang gelombang diatur pada 700 nm. Kemudian lakukan kalibrasi alat langkah1-6 (dilakukan untuk setiap pergantian panjang gelombang). Setelah itu, masukkan larutan no.2 ph 1 ke dalam cuvet hingga ¾ bagian. % transmitan dicatat dan hitung absorbansinya, begitu juga untuk sampel no. 3,4,5, dan 6. 6. Ulangi langkah 1-5 dengan membuat ph larutan sama dengan 4,5 dengan menambah larutan buffer Na Asetat.

7. Konsentrasi antosianin dihitung sesuai dengan rumus :........................................ (4) 8. Persamaan Beer untuk konsentrasi antosianin, dibuat dengan persamaan : A = kc...........................................(5)

DAFTAR PUSTAKA Barners, kw, dkk. 2005. Determination of Totalmorometricantosianin pigmencontent of Fruit Juice, Beverage, Natural Colorants, and Louise Bythe ph Differential Groggins, ph.1950, unit proses in organic syntesis (5th ed), PP 700 783. New York : Mc.Graw Hill Book Company Inc. J.pharm. 2006. Solubilization and Quantificationolycopeneinaqueousmediaithe System. diakses dari Cyclodextrin Binari pada tanggal 4 mei 2013. Kerr, R.W. 1950. Chemystri and Industri of Starch (2nd ed), PP 375-403. New York : Academic Press Inc. Method Collaboration Study. Journal of AOA Cinternational, Vol 85, rb.5, PP 1269-1278. Munkramin, Baso. 2012. Spektrofotometri-absorbansi dan Konsentrasi ( hukum labert beer ) diakses pada tanggal 27 April 2013 Penelope, Perkins Veanic. 2002. Composition of Orange, Yellow, and Red Fleshes Watermelon. Diakses pada tanggal 2 Juni 2013. Underwood,A.I.And Day R.A.1983.Analisa kimia kuantitatif 5th edition. Diterjemahkan oleh R.Soendoro. Jakarta : Erlangga Vogel. 1989. Textbook of Quantitatif Chemical Analysis, PP 645-676. New York : Longman Scientific and Technical. Woodman, A.1941. Food analysis (4 ed), PP 264-261. NewYork : Mc Graw Hill Book Company Inc.