BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN

Universitas Sumatera Utara

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Dekripsi (karakteristik) data subjek dengan total subjek yang diteliti

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

LAMPIRAN Case Processing Summary Universitas Sumatera Utara

Lampiran 1 Strategi kampanye Earth Hour Indonesia

BAB 4 ANALISIS HASIL Gambaran umum responden. bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai identitas responden.

KUESIONER PENELITIAN

PERILAKU MAHASISWA GUNADARMA KAMPUS DEPOK KREDIT DALAM KEPUTUSAN PEMBELIAN KARTU KREDIT. Hertyn Frianka/ /3EA12

Lampiran 1. Uji Validitas Jiwa Kewirausahaan dan Motivasi Berwirausaha

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

KUISIONER PENELITIAN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Gambaran Lokasi Penelitian

BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

IDENTITAS RESPONDEN Mohon kesediaan teman-teman untuk mengisi daftar pertanyaan serta memberikan tanda silang (X) pada tempat yang tersedia

PERANAN AGEN PENJUALAN DALAM UPAYA MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN PADA PT YAKULT INDONESIA PERSADA

HUBUNGAN KELELAHAN KERJA DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PADA PEMETIK TEH DI PT PERKEBUNAN NUSANTARA IV BAH BUTONG KABUPATEN SIMALUNGUN TAHUN 2014

Lampiran 6 TABULASI DATA UMUM Lansia di RT 02 RW 02 Dusun Gadel Desa Sidorejo Kec. Sukorejo Kab. Ponorogo


Lampiran 1. Data Penelitian. Karakteristik Responden Penelitian

Lampiran 1. KUESIONER PENILAIAN STRES KERJA PADA PERAWAT ICU RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) RANTAUPRAPAT

Lampiran 1. Lembar Persetujuan Menjadi Responden

BAB III METODE PENELITIAN

LAMPIRAN KARAKTERISTIK RESPONDEN

LAMPIRAN A SKALA SELF EFFICACY DAN ADVERSITY QUOTIENT SETELAH UJI COBA

ANALISIS PENGARUH SIKAP KERJA MANUAL HANDLING

PENGARUH PAPARAN MEDIA INTERNET DAN TEMAN SEBAYA TERHADAP PERILAKU SEKS BEBAS PADA REMAJA

kesombongan kerendahdirian rasa kasihan kebenaran cinta Allah

Lampiran 2

BAB IV PEMBAHASAN. Dalam bab ini penulis akan membahas hasil yang didapat dari pengolahan

PEDOMAN PENGAMATAN PERAWAT HUBUNGAN PELAKSANAAN EDUKASI PERAWAT TERHADAP TINGKAT NYERI PASIEN PASCA TINDAKAN NASOLARINGOSCOPY

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. (TU) FKIP. Pada Tanggal 27 Maret 2014, penulis membuat surat ijin penelitian di

LEMBAR PENJELASAN. Saya selaku mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Utara dengan: Nama : Ardytia Lesmana Stambuk : 2008

B. Persepsi Tentang Mutu Pelayanan Kesehatan di Puskesmas Mutiara Kabupaten Asahan.

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. Bab ini akan menjelaskan hasil pengolahan data dan analisis data yang

KUESIONER FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU PEKERJA TERHADAP PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD)

Lampiran 1. Kuisioner Penelitian Kuisioner Penelitian HUBUNGAN HIPERTENSI DENGAN TINGKAT KEPARAHAN OSTEOARTHRITIS

LEMBAR KUESIONER HUBUNGAN POLA MAKAN DENGAN KEJADIAN SINDROM DISPEPSIA PADA MAHASISWA FKM USU TAHUN 2015

BAB 4 ANALISA HASIL Gambaran Umum Responden Penelitian. Deskripsi data responden berdasarkan usia akan dijeleskan pada tabel dibawah ini:

LAMPIRAN 1 LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN (Informed Consent)

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

KUESIONER PENELITIAN

LEMBARAN PERSETUJUAN RESPONDEN

Universitas Sumatera Utara


PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS HASIL

BAB VII HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK RESPONDEN DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN TINGKAT KESUKAAN PADA IKLAN MARJAN

Lampiran 1 Instrumen Penelitian

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

KUESIONER PENELITIAN. PT. Adhi Karya Tbk Duri, Riau kerja dengan gejala photokeratitis pada pekerja las PT. Adhi Karya Persero Tbk Duri, Riau

p. ISSN: e. ISSN: Jurnal Elektronik Sistem Informasi Dan Komputer VOL 1 No.2 Juli-Desember 2015

IDENTIFIKASI DAN SEGMENTASI KESADARAN LINGKUNGAN KONSUMEN DAN PRODUSEN TERHADAP PRODUK BERKEMASAN

Kepada : Yth. Karyawan Perusahaan Roti Tiga Berlian di Semanggi Surakarta. : Pengisian Kuesioner

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN PENELITIAN

Berdasarkan Tabel 4.1 di atas, dapat diketahui bahwa terdapat 18 responden laki-laki dengan persentase 43% dan 24 orang responden

LAMPIRAN. Lampiran 1. Copy lembar permohonan surat pengantar menuju RS Paru Surabaya

BAB 4 Hasil Penelitian dan Interpretasi

(Nurul Azmi) Nim

KUESIONER PENELITIAN HUBUNGAN KOMPENSASI TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA BADAN PERTANAHAN NASIONAL KOTA MEDAN

FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN PROGRAM STUDI ILMU GIZI UNIVERSITAS ESA UNGGUL JAKARTA 2016

****** Method 1 (space saver) will be used for this analysis ***** R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L P H A)

Lampiran 1. Kuesioner. 4. Jenis Kelamin : 1. Laki-laki 2. Perempuan. 5. Status Perkawinan : 1. Kawin 2. Belum Kawin 3. Janda/Duda

BAB 4 Analisis Hasil

UJI CHI SQUARE. (Uji data kategorik)

LAMPIRAN A SKALA WORK ENGAGEMENT DOSEN TETAP DAN TIDAK TETAP

BAB IV HASIL PENELTIAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Kualitas Jasa Terhadap Loyalitas Pelanggan Logistik Pada

Lampiran 1. Hormat Saya, Caterine. Universitas Sumatera Utara

Lampiran 1. Kuisioner Penelitian

LAMPIRAN A SKALA KONFORMITAS DAN PERILAKU KONSUMTIF

SURAT PERNYATAAN MENJADI RESPONDEN

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini telah di lakukan pada bulan Maret 2013 Juli 2013 di

Lampiran 1 hasil uji Chi Square

LAMPIRAN PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

KUESIONER TINGKAT KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN PESERTA

Lampiran 2

LAMPIRAN I SKALA ADVERSITY QUOTIENT & DUKUNGAN SOSIAL

LAMPIRAN. Surat Pernyataan Persetujuan untuk Ikut Serta dalam Penelitian (Informed Consent)

Lampiran 2. Berat badan patokan untuk perhitungan kecukupan gizi

KUESIONER PENELITIAN

Skenario Payoff Magnitude terhadap Kecenderungan Pengambilan Risiko. Skenario Pengambilan Keputusan Investasi (Baird et al., 2008)

49

BAB VI ANALISIS HUBUNGAN KARAKTERISTIK ANGGOTA DAN RELASI GENDER DALAM KOWAR

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN (Informed Consent)

DATA LAMPIRAN LAMPIRAN A SKALA SELF EFFICACY

(2) Jenis Kelamin : 1. Laki-laki Perempuan. (3) Kelompok Usia : tahun tahun B. Pemeriksaan Kategori Massa Tubuh

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Lampiran 1 LEMBAR PERSETUJUAN. Saya yang bertanda tangan dan bertanggung jawab dengan pernyataan di bawah ini: Nama : Umur :

No. Tanggal :../.../.. DEPARTEMEN ILMU KEDOKTERAN GIGI ANAK FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN PENELITIAN (INFORM CONSENT)

KUESIONER PENELITIAN HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP KELUARGA DENGAN PROSES PENYEMBUHAN PADA PENDERITA KUSTA DI KABUPATEN BENGKALIS RIAU TAHUN 2010

BAB IV ANALISIS DATA. Untuk menentukan produk apa yang akan dijadikan sebagai obyek penelitian,

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA PERAWAT DI RS MEDISTRA, JAKARTA

LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN. penelitian ini untuk menyelesaikan tugas akhir program DIII Kebidanan FIK


Transkripsi:

40 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Profil Responden Dalam penelitian ini, responden yang digunakan adalah mahasiswa atau mahasiswi di Universitas X Jakarta yang memenuhi kriteria sebagai sampel. Kriteria sampel yang dimaksud adalah sebagai berikut: 1. Mahasiswa/ i berusia 20-22 tahun di Universitas X Jakarta 2. Menjalin hubungan asmara minimal 1 tahun 3. Memiliki akun aktif Facebook Berikut akan diuraikan profil responden penelitian lebih rinci dalam bentuk distribusi frekuensi dan tabulasi silang. 4.1.1 Tabulasi Silang Jenis Kelamin dan Usia Responden Tabel berikut ini memuat tentang penyebaran jenis kelamin dari responden yang diambil untuk penelitian. Tabel 4.1 Sebaran jenis kelamin dan usia responden Jenis Kelamin Usia Jumlah Persentase 20 tahun 15 15 % Perempuan 21 tahun 26 26 % 22 tahun 12 12 % Total 53 53 % 20 tahun 19 19 % Laki-Laki 21 tahun 19 19 % 22 tahun 9 9 % Total 47 47 % Total seluruh 100 100 %

41 Berdasarkan tabel 4.1, responden mayoritas adalah perempuan yakni 53%, sedangkan laki-laki berjumlah 47%. Walaupun jumlah responden perempuan lebih banyak daripada laki-laki, namun perbedaanya tidak terlalu banyak, yaitu hanya 6% atau 6 orang. Usia responden perempuan yang tertinggi adalah usia 21 tahun, yaitu 26%, disusul dengan usia 20 tahun berjumlah 15%, dan 22 tahun berjumlah 12%. Usia reponden laki-laki yang tertinggi adalah usia 20 dan 21 tahun, yaitu masingmasing 19% dan usia 22 tahun berjumlah 9%. Total keseluruhan responden adalah 100 orang. 4.1.2 Distribusi Frekuensi Pacaran Tabel berikut ini memuat tentang penyebaran frekuensi pacaran dari responden yang diambil untuk penelitian. Tabel 4.2 Sebaran pacaran responden Frekuensi Pacaran (Kali) Jumlah (Responden) Persentase 1 20 20 % 2 13 13 % 3 21 21 % 4 20 20 % 5 12 12 % 6 5 5 % 7 2 2 % 8 2 2 % 9 3 3 % 15 1 1 % 17 1 1 % Total 100 100 % Berdasarkan tabel 4.2, responden paling banyak berpacaran 3 kali yaitu sebanyak 21% atau 21 orang, tertinggi kedua adalah 1 kali dan 4 kali, yaitu masing-

42 masing 20 % atau 20 orang. Lalu frekuensi pacaran sebanyak 2 kali adalah 13% atau 13 orang, 5 kali sebanyak 12% atau 12 orang, dan lainnya berkisar tidak lebih dari 5%. 4.1.3 Distribusi Frekuensi Masa Pacaran Tabel berikut ini menjelaskan penyebaran masa pacaran dari responden yang diambil untuk penelitian. Tabel 4.3 Sebaran masa pacaran responden Masa Pacaran Jumlah No. (Tahun) (Responden) Persentase 1 1-1,5 37 37% 2 1,6-2,1 26 26% 3 2,2-2,7 9 9% 4 2,8-3,3 7 7% 5 3,4-3,9 4 4% 6 4-4,5 2 2% 7 4,6-5,1 5 5% 8 5,2-5,7 3 3% 9 5,8-6,3 5 5% 10 6,4-6,9 2 2% Total 100 100% Berdasarkan tabel di atas, masa pacaran terlama adalah 6,9 tahun dan masa pacaran terpendek adalah 1 tahun. Masa pacaran mayoritas adalah antara 1 tahun sampai dengan 1,5 tahun, yaitu sebanyak 37% atau 37 orang dan antara 1,6 tahun sampai dengan 2,1 tahun, yaitu 26% atau 26 orang. 4.1.4 Distribusi Frekuensi Hubungan Orang Tua Tabel berikut ini menjelaskan penyebaran hubungan orang tua dari responden yang diambil untuk penelitian. Hubungan orang tua berdasarkan keadaan saat

43 pengambilan data, jika salah satu dari oang tua responden telah meninggal, maka hubungan dilihat dari keadaan sebelum salah satu orang tua meninggal. Tabel 4.4 Sebaran hubungan orang tua responden Status Orang Tua Jumlah Persentase Bersama 94 94% Bercerai 6 6% Total 100 100% Berdasarkan tabel di atas, hubungan orang tua responden 94% atau 94 orang masih tinggal bersama sedangkan hanya 6% atau 6 orang yang telah bercerai. 4.1.5 Distribusi Frekuensi Status Tinggal Tabel berikut ini menjelaskan penyebaran status tinggal dari responden yang diambil untuk penelitian. Tabel 4.5 Sebaran status tinggal responden Status Tinggal Jumlah Persentase Orang Tua 68 68% Sendiri 18 18% Lain lain (Saudara) 14 14% Total 100 100% Berdasarkan tabel diatas, status tinggal responden paling banyak adalah bersama orang tua, yaitu sebanyak 68% atau 68 orang, posisi kedua adalah tinggal sendiri (kost), yaitu sebanyak 18% atau 18 orang, dan paling sedikit adalah lain-lain, yaitu tinggal bersama saudara sebanyak 14% atau 14 orang.

44 4.2 Hasil dan Pembahasan Penelitian Pada sub-bab ini, akan dipaparkan hasil dari olahan data data yang sudah dikumpulkan oleh peneliti. Setelah melalui pengujian kelayakan data, yaitu uji validitas dan reliabilitas, selanjutnya dilakukan perhitungan dengan menggunakan uji analisis korelasi Spearman rank, tabulasi silang, dan uji Chi square,. 4.2.1 Uji Analisis Korelasi Spearman Rank Tingkat Keaktifan Responden di FB dengan Tingkat Kecemburuan Tabel di bawah ini akan menjelaskan mengenai hubungan antar variabel yang diteliti. Hasil pengujian korelasi dari progam SPSS 16 sebagai berikut: Tabel 4.6 Analisis korelasi tingkat keaktifan responden di FB dengan tingkat kecemburuan Tingkat Kecemburuan Tingkat Keaktifan Spearman's rho Tingkat Kecemburuan Correlation Coefficient 1.000.168 Sig. (2-tailed)..096 N 100 100 Tingkat Keaktifan Correlation Coefficient.168 1.000 Sig. (2-tailed).096. N 100 100 Sumber: Hasil Perhitungan Progam SPSS 16 Berdasarkan tabel 4.6 diatas, diketahui bahwa besarnya hubungan antara variabel tingkat kecemburuan dengan tingkat kekatifan yang dihitung dengan koefisien korelasi adalah sebesar 0,168. Hal ini menunjukan bahwa hubungan antara kedua variabel tersebut bersifat sangat rendah. Kemudian angka korelasi diatas akan diuji apakah benar benar signifikan atau dapat digunakan untuk menjelaskan hubungan dua variabel.

45 Hipotesis: Ho: Tidak adanya hubungan antara tingkat keaktifan responden di FB dengan tingkat kecemburuan responden Ha: Adanya hubungan antara tingkat keaktifan responden di Fb dengan kecemburuan responden. Apabila probabilitas signifikansi >0,025, maka Ho diterima Apabila probabilitas signifikansi < 0,025, maka Ho ditolak (Nilai probabilitas adalah 0,05/2 = 0,025, hal ini disebabkan uji dilakukan 2 sisi). Probabilitas signifikansinya adalah 0.096 > 0,025, maka Ho diterima dan dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara tingkat keaktifan responden di FB dengan tingkat kecemburuan responden. Hal ini dapat dikarenakan oleh berbagai faktor, misalnya Facebook bukan salah satu media berpacaran antar pasangan, responden yang memiliki tingkat keaktifan tinggi tetapi memiliki tingkat kecemburuan yang sedang atau rendah kemungkinan adalah pasangan dari responden bukan individu yang aktif di Facebook sehingga responden tersebut tidak terdorong untuk mengendalikan tingkah laku pasangannya melalui Facebook atau tidak terpicu kecemburuannya karena tidak ada aktivitas yang dimunculkan melalui akun Facebook pasangannya. Selain itu, berdasarkan data deskriptif, aktivitas Facebook responden yang banyak dilakukan oleh responden yang memiliki tingkat keaktifan tinggi di Facebook adalah memeriksa notifikasi, update status, dan komentar di akun teman. Ketiga aktivitas tersebut kurang berhubungan dengan aktivitas yang melibatkan pasangannya, sehingga meskipun responden tersebut memiliki tingkat keaktifan tinggi di Facebook, belum tentu memiliki tingkat kecemburuan yang tinggi.

46 Begitu pula untuk responden yang memiliki tingkat keaktifan rendah, bukan berarti responden tersebut memiliki tingkat kecemburuan rendah, tetapi memungkinkan responden tersebut memiliki tingkat kecemburuan sedang ataupun tinggi. Kemungkinan ada beberapa faktor yang mempengaruhi, misalnya responden tersebut memiliki pasangan yang tingkat keaktifan tinggi di Facebook sehingga meskipun responden tersebut memiliki tingkat keaktifan rendah, tetapi karena melihat aktivitas pasangannya, terlebih adanya stimulus-stimulus (foto, percakapan dengan lawan jenis, dan lainnya) yang memicu kecemburuannya. 4.2.2 Tabulasi Silang dan Uji Chi square Tingkat Keaktifan Responden di Facebook dengan Jenis Kelamin Tabel berikut ini menjelaskan penyebaran tingkat keaktifan di Facebook dan jenis kelamin dari responden yang diambil untuk penelitian. Tabel 4.7 Tabulasi silang tingkat keaktifan responden di Facebook dengan jenis kelamin Tingkat Jenis Kelamin Keaktifan Keterangan Perempuan Laki laki Total Tinggi Jumlah 21 8 29 Persentase 72.4% 27.6% 100.0% Sedang Jumlah 26 27 53 Persentase 49.1% 50.9% 100.0% Rendah Jumlah 6 12 18 Persentase 33.3% 66.7% 100.0% Total Jumlah 53 47 100 Persentase 53.0% 47.0% 100.0%

47 30 26 27 Jumlah Responden 25 20 15 10 5 21 8 6 12 Jenis Kelamin Laki Laki Jenis Kelamin Perempuan 0 Tinggi Sedang Rendah Tingkat Keaktifan Gambar 4.1 Sebaran tingkat keaktifan responden di Facebook dengan jenis kelamin Berdasarkan tabel 4.7 dan gambar 4.1, menunjukan bahwa keaktifan seluruh responden di Facebook berada pada tingkat sedang, yaitu sebesar 53% atau 53 responden, sedangkan tingkat tinggi dan tingkat rendah berjumlah 29% atau 29 responden dan 18% atau 18 responden. Jika dikelompokkan berdasarkan jenis kelamin pun, perempuan dan laki-laki mayoritas berada pada tingkat sedang dalam keaktifannya mengakses Facebook, yaitu 49,1% untuk perempuan dari total semua responden di tingkat sedang dan 50,9% untuk laki-laki. Tetapi terdapat perbedaan tingkat rendah dan tinggi antara laki-laki dan perempuan, yaitu tingkat tinggi sebanyak 72,4% untuk perempuan, sedangkan untuk laki-laki sebanyak 27,6% dan tingkat rendah sebanyak 33,3% untuk perempuan, sedangkan untuk laki-laki 66,7%. Berdasarkan data tersebut, dapat disimpulkan bahwa perempuan lebih tinggi keaktifannya dalam mengakses Facebook dibanding laki-laki. Aktivitas yang paling banyak dilakukan oleh responden yang memiliki tingkat keaktifan tinggi adalah

48 memeriksa notifikasi, update status, dan komentar di akun teman. Rincian penggolongan keaktifan ini bisa dilihat selengkapnya di lampiran L6. Tabel 4.8 Uji Chi square antara tingkat keaktifan responden di Facebook dengan jenis kelamin Chi square Tests Value df Asymp. Sig. (2- sided) Pearson Chi-square 7.514 a 2.023 Likelihood Ratio 7.738 2.021 Linear-by-Linear Association 7.298 1.007 N of Valid Cases 100 a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 8,46. Sumber: Hasil Perhitungan Progam SPSS 16 Pada tabel 4.8, hasil Chi square menunjukan bahwa nilai sebesar 7.514 dengan probabilitas signifikansi 0,023. Kemudian angka korelasi diatas akan diuji apakah benar benar signifikan atau dapat digunakan untuk menjelaskan hubungan dua variabel. Hipotesis: Ho: Tidak adanya hubungan antara tingkat keaktifan responden di Facebook dengan jenis kelamin. Ha: Adanya hubungan antara tingkat keaktifan responden di Facebook dengan jenis kelamin. Apabila probabilitas signifikansi > 0,05, maka Ho diterima. Apabila probabilitas signifikansi < 0,05, maka Ho ditolak.

49 Probabilitas signifikansinya adalah 0,023 < 0,05, maka Ho ditolak dan dapat disimpulkan bahwa adanya hubungan antara tingkat keaktifan responden di Facebook dengan jenis kelamin. 4.2.3 Tabulasi Silang dan Uji Chi square Tingkat Kecemburuan Responden dengan Jenis Kelamin Tabel berikut ini menjelaskan penyebaran tingkat kecemburuan secara menyeluruh dari seluruh dimensi kecemburuan dan jenis kelamin dari responden yang diambil untuk penelitian. Tabel 4.9 Tabulasi silang tingkat kecemburuan responden dengan jenis kelamin Tingkat Kecemburuan Keterangan Jenis Kelamin Total Laki Laki Perempuan Tinggi Jumlah 3 5 8 Persentase 37.5% 62.5% 100.0% Sedang Jumlah 38 44 82 Persentase 46.3% 53.7% 100.0% Rendah Jumlah 6 4 10 Persentase 60.0% 40.0% 100.0% Total Jumlah 53 47 100 Persentase 53.0% 47.0% 100.0% Berdasarkan tabel 4.9, semua responden mayoritas berada pada tingkat kecemburuan sedang, yaitu 82% atau 82 orang. Bila dilihat berdasarkan jenis kelamin pun, mayoritas laki-laki dan perempuan berada pada tingkat sedang yaitu, 46,3% atau 38 orang untuk laki-laki sedangkan 53,7% atau 44 orang untuk perempuan. Untuk memberikan informasi yang rinci terhadap tingkat kecemburuan

50 sedang, berikut diuraikan distribusi frekuensi tingkat kecemburuan sedang dari masing-masing dimensi dan juga perbedaannya berdasarkan jenis kelamin. 1. Distribusi frekuensi tingkat kecemburuan pada masing-masing dimensi kecemburuan seluruh responden Tabel berikut ini menjelaskan penyebaran tingkat kecemburuan seluruh responden pada masing-masing dimensi kecemburuan yang diambil untuk penelitian. Tabel 4.10 Sebaran tingkat kecemburuan semua responden masingmasing dimensi kecemburuan Dimensi Tingkat Kecemburuan Kecemburuan Rendah Sedang Tinggi 83 7 (7%) K. Obsesif (K.O) (83%) 10(10%) 15 76 K. Depresif (K.D) (15%) (76%) 9 (9%) K. Takut Kehilangan 14 82 (K.TK) (14%) (82%) 4 (4%) 10 83 K. Paranoid (K.P) (10%) (83%) 7 (7%) 15 79 K. Sensitivitas (K.S) (15%) (79%) 6 (6%) Total 100 (100%) 100 (100%) 100 (100%) 100 (100%) 100 (100%)

51 Persentase tingkat kecemburuan 90% 80% 70% 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0% 83% 82% 83% 76% 79% 15% 14% 15% 7% 10% 9% 10% 4% 7% 6% K. O K. D K. T K K. P K. S Tingkat Kecemburuan (%) Rendah Tingkat Kecemburuan (%) Sedang Tingkat Kecemburuan (%) Tinggi Dimensi Kecemburuan Gambar 4.2 Grafik Sebaran tingkat kecemburuan semua responden masing-masing dimensi kecemburuan Bila dilihat berdasarkan tabel 4.11 dan gambar 4.2, secara umum seluruh responden berada pada tingkat kecemburuan sedang untuk semua dimensi kecemburuan, dimensi kecemburuan terendah pada tingkat kecemburuan rendah adalah dimensi kecemburuan obsesif, yaitu sebanyak 7%, posisi tertinggi pada tingkat kecemburuan rendah adalah dimensi kecemburuan depresif dan sensitivitas, yaitu sebanyak masing-masing 15%. Posisi terendah pada tingkat kecemburuan sedang adalah kecemburuan depresif, yaitu 79%, sedangkan posisi tertinggi pada tingkat kecemburuan sedang adalah kecemburuan obsesif dan paranoid yang berjumlah masing-masing 83%. Posisi terendah pada tingkat kecemburuan tinggi adalah kecemburuan takut kehilangan, yaitu 4%, sedangkan posisi tertingginya adalah kecemburuan obsesif, yaitu 10%. Untuk seluruh responden, tingkat

52 kecemburuan rendah rata-rata 2 kali lebih tinggi daripada tingkat kecemburuan tinggi. 2. Distribusi frekuensi tingkat kecemburuan responden perempuan pada masingmasing dimensi kecemburuan Berikut ini akan diuraikan penyebaran tingkat kecemburuan responden perempuan pada masing-masing dimensi kecemburuan. Tabel 4.11 Sebaran tingkat kecemburuan responden perempuan pada masing-masing dimensi kecemburuan Dimensi Kecemburuan K. Obsesif (K.O) K. Depresif (K.D) K. Takut Kehilangan (K.TK) K. Paranoid (K.P) K. Sensitivitas (K.S) Tingkat Kecemburuan Rendah Sedang Tinggi 2 (4%) 45 (85%) 6 (11%) 5 (9,4%) 42 (79,3%) 6 (11,3%) 9 (17%) 40 (75%) 4 (8%) 3 (5,7%) 47 (88,6%) 3 (5,7%) 6 (11,3%) 44 (83%) 3 (5,7%) Total 53 (100%) 53 (100%) 53 (100%) 53 (100%) 53 (100%)

53 Persentase Tingkat Kecemburuan 100% 90% 80% 70% 60% 50% 40% 30% 20% 10% 85% 79% 75% 17% 11% 9% 11% 8% 4% 89% 83% 11% 6% 6% 6% Tingkat Kecemburuan (%) Rendah Tingkat Kecemburuan (%) Sedang Tingkat Kecemburuan (%) Tinggi 0% K. O K. D K. TK K. P K. S Dimensi Kecemburuan Gambar 4.3 Grafik sebaran tingkat kecemburuan masing-masing dimensi responden perempuan Berdasarkan tabel 4.12 dan gambar 4.3, responden perempuan mayoritas berada pada tingkat kecemburuan sedang untuk semua dimensi kecemburuan, yaitu sebesar 82%. Pada responden perempuan, posisi tertinggi diantara tingkat kecemburuan sedang semua dimensi kecemburuan diduduki oleh kecemburuan paranoid, yakni sebesar 88,6%. Menurut Marazzitti, dkk (2010, p. 55), kecemburuan paranoid (suspisciousness), ditandai dengan kecurigaan ekstrim, seperti menginterpretasikan dan mengendalikan tingkah laku pasangan, tidak memberikan kepercayaan terhadap pasangan meskipun pasangannya ini setia. Menurut Denisiuk (2004), perempuan akan lebih peduli dengan perselingkuhan emosional, karena mereka sangat bergantung pada sumber daya pasangan yang tersedia untuk mereka. Sehingga, jika kekasih mereka secara emosional tertarik

54 dengan wanita lain, maka akan mempengaruhi komitmen yang telah terjalin. Menurut Looy (dalam Denisiuk, 2004), kecemburuan perempuan dipicu oleh isyarat yang terkait dengan hubungan emosional atau kehadiran wanita yang lebih muda dan lebih menarik dari dirinya. Harris & Darby (dalam Legerstee & Hart, 2010) menambahkan bahwa perempuan dari terdahulunya dihadapkan pada tantangan untuk mencegah pasangannya berbagi entah itu material maupun non material yang seharusnya untuk keluarganya kepada perempuan lain. Akibat dari kehilangan material dan non material tersebut perempuan memikirkan keberlangsungan hidupnya dan juga anak-anaknya. Perempuan berpikir dari perselingkuhan emosional merupakan sebuah petunjuk bahwa ia akan kehilangan material dan non material pasangannya sehingga perempuan akan cemburu jika pasangannya berselingkuh secara emosional. Berdasarkan hal yang telah dikemukakan diatas, mengendalikan tingkah laku pasangan adalah salah satu cara yang ditempuh untuk mencegah pasangan tertarik secara emosional kepada perempuan lain. 3. Distribusi frekuensi tingkat kecemburuan responden laki-laki pada masingmasing dimensi kecemburuan Berikut ini diuraikan penyebaran tingkat kecemburuan masing-masing dimensi untuk responden laki-laki.

55 Tabel 4.12 Sebaran tingkat kecemburuan masing-masing dimensi responden laki-laki Tingkat Kecemburuan Dimensi Kecemburuan Total Rendah Sedang Tinggi K. Obsesif (K.O) 5 (10,6%) 38 (80,9%) 4 (8,5%) 47 (100%) K. Depresif (K.D) 10 (21,3%) 34 (72,3%) 3 (6,4%) 47 (100%) K. Takut Kehilangan 47 (100%) 5 (11%) 42 (89%) 0 (0%) (K.TK) K. Paranoid (K.P) 7 (14,9%) 36 (76,6%) 4 (8,5%) 47 (100%) K. Sensitivitas (K.S) 9 (19,1%) 35 (74,5%) 3 (6,4%) 47 (100%) Persentase Tingkat Kecemburuan 100% 90% 80% 70% 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0% 89% 81% 77% 72% 74% 21% 19% 15% 11% 9% 11% 6% 9% 6% 0% K. O K. D K. TK K. P K. S Tingkat Kecemburuan (%) Rendah Tingkat Kecemburuan (%) Sedang Tingkat Kecemburuan (%) Tinggi Dimensi Kecemburuan Gambar 4.4 Grafik sebaran tingkat kecemburuan masing-masing dimensi responden laki-laki Sama halnya dengan responden perempuan bahwa mayoritas responden lakilaki berada pada tingkat kecemburuan sedang untuk seluruh dimensi kecemburuan, berdasarkan tabel 4.13 dan gambar 4.4, responden laki-laki pun mayoritas berada pada tingkat tingkat kecemburuan sedang, yaitu 79%. Posisi tertinggi untuk tingkat kecemburuan sedang pada responden laki-laki diduduki oleh kecemburuan takut

56 kehilangan, yaitu 89%. Menurut Marazzitti, dkk (2010, p. 55), kecemburuan perpisahan atau takut kehilangan, ditandai dengan tidak mampu menerima kehilangan pasangan di masa datang, sehingga membuat hubungan menjadi ketergantungan, individu selalu ingin didekat pasangan dan menunjukkan tandatanda tertekan jika berpisah. Kecemburuan takut kehilangan pada penelitian ini dapat disikapi berdasarkan pendapat Denisiuk (2004) bahwa pada lelaki, kecemburuan dipicu karena isyarat-isyarat yang mengindikasikan perselingkuhan seksual. Ini terjadi misalnya ketika kekasihnya tersenyum kepada lelaki lain, terlebih jika lelaki lain tersebut lebih muda, tampan, dan berstatus sosial tinggi. Akibatnya, lelaki berusaha terlibat dalam segala perilaku kekasihnya untuk memonopoli akses seksual pasangannya, sehingga lelaki menjadi selalu ingin berdekatan dengan kekasihnya dan merasa tertekan atau khawatir jika berjauhan dengan kekasihnya. Hal ini ia lakukan agar menghindari perselingkuhan seksual. Berdasarkan pendapat Erikson (dalam Santrock, 2002), pada masa dewasa muda, individu mengalami fase keenam dari tahap-tahap perkembangan Erikson, yaitu keintiman versus isolasi. Pada masa dewasa muda ini, individu menghadapi tugas membentuk hubungan intim dengan orang lain. Ketidakmampuan untuk membangun hubungan yang bermakna dengan orang lain dapat berbahaya bagi kepribadian individu. Hal itu mungkin menyebabkan seseorang menolak, mengabaikan, atau menyerang orang-orang yang dianggap membuat mereka frustasi. Untuk mempertahankan keintiman yang telah dibangun, maka muncul pertahanan dalam bentuk kecemburuan takut kehilangan untuk responden laki-laki dan kecemburuan paranoid pada responden perempuan.

57 Tabel 4.13 Uji Chi square antara tingkat kecemburuan responden dengan jenis kelamin Chi square Tests Value df Asymp. Sig. (2- sided) Pearson Chi-square.983 a 2.612 Likelihood Ratio.987 2.610 Linear-by-Linear Association.939 1.333 N of Valid Cases 100 a. 3 cells (50,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 3,76. Sumber: Hasil Perhitungan Progam SPSS 16 Berdasarkan tabel 4.10, hasil uji Chi square menunjukan nilai koefisien korelasi sebesar 0.983 dengan probabilitas signifikansi 0.612. Kemudian angka korelasi diatas akan diuji apakah benar benar signifikan atau dapat digunakan untuk menjelaskan hubungan dua variabel. Hipotesis: Ho: Tidak adanya hubungan antara tingkat kecemburuan dengan jenis kelamin. Ha: Adanya hubungan antara tingkat kecemburuan dengan jenis kelamin. Apabila probabilitas signifikansi > 0,05, maka Ho diterima Apabila probabilitas signifikansi < 0,05, maka Ho ditolak Probabilitas signifikansinya adalah 0,612 > 0,05, maka Ho diterima dan dapat disimpulkan bahwa tidak adanya hubungan antara tingkat kecemburuan dengan jenis kelamin.

58 4.3 Implikasi Hasil Penelitian Berdasarkan hasil dan temuan diatas, dapat menghasilkan beberapa implikasi untuk penelitian selanjutnya maupun untuk kepentingan terkait. Berikut ini akan dikemukakan beberapa implikasi yang dianggap relevan dengan penelitian. Dari hasil penelitian diketahui bahwa terdapat hubungan antara tingkat keaktifan responden di Facebook dengan jenis kelamin responden. Persentase mayoritas responden perempuan memiliki tingkat keaktifan tinggi lebih besar daripada laki-laki dalam mengakses Facebook dan tingkat kecemburuan tidak memiliki hubungan dengan jenis kelamin responden. Tingkat kecemburuan tertinggi untuk responden perempuan pada tingkat kecemburuan sedang adalah kecemburuan paranoid, dimana salah satu tandanya adalah terlalu (ekstrim) mengendalikan tingkah laku pasangannya. Untuk responden laki-laki, kecemburuan paling tinggi pada tingkat kecemburuan sedang adalah kecemburuan takut kehilangan, dimana ditandai dengan tidak mampu menerima kehilangan pasangan di masa datang, sehingga membuat hubungan menjadi ketergantungan. Individu ini selalu ingin didekat pasangan dan menunjukkan tanda-tanda tertekan jika berpisah. Walaupun demikian, antara tingkat keaktifan responden di Facebook dengan tingkat kecemburuan tidak memiliki hubungan. Hal ini dapat dikarenakan oleh berbagai faktor, misalnya Facebook bukan salah satu media berpacaran antar pasangan. Implikasi dari penemuan ini, antara lain: Untuk konselor bisa dijadikan referensi dalam menyikapi permasalahan jika menangani klien yang memiliki permasalahan dengan pasangannya karena situs jejaring sosial atau pemakaian teknologi. Untuk pasangan dewasa muda dapat menjadi landasan pemikiran ataupun tindakan untuk tidak berlebihan dalam mengekspresikan

59 kecemburuan terhadap pasangannya, lebih baik dikomunikasikan bersama permasalahan yang terjadi, tidak untuk dikendalikan setiap tingkah laku pasangan apalagi sampai tidak diberikan kepercayaan atau selalu bergantung dan merasa khawatir berlebihan dalam menjalani masa depan dari suatu hubungan. Meskipun tingkat keaktifan dalam mengakses FB tidak berhubungan dengan tingkat kecemburuan, tetapi disarankan tetap menjalin komunikasi secara langsung terlebih untuk pasangan yang memanfaatkan FB sebagai media komunikasi dalam berpacaran.