STANDARDISASI 1251 DAN PENENTUAN WAKTU PARO SERTA RESPON KAMAR PENGION

dokumen-dokumen yang mirip
FAKTOR KOREKSI PENGUKURAN AKTIVITAS RADIOFARMAKA I-131 PADA WADAH VIAL GELAS TERHADAP AMPUL STANDAR PTKMR-BATAN MENGGUNAKAN DOSE CALIBRATOR

PENENTUAN CALIBRATION SETTING DOSE CALIBRATOR CAPINTEC CRC-7BT UNTUK Ce-139

INTERKOMPARASI PENGUKURAN KAPSUL DALAM Ir-192 UNTUK UJI TAK MERUSAK

RADIOKALORIMETRI. Rohadi Awaludin

Jurnal Radioisotop dan Radiofarmaka ISSN Journal of Radioisotope and Radiopharmaceuticals Vol 9, Oktoberl 2006

ANTARBANDING PENGUKURAN AKTIVITAS ISOTOP 57 Co DAN 131 I (II)

Jurnal Radioisotop dan Radiofarmaka ISSN Journal of Radioisotope and Radiopharmaceuticals Vol 10, Oktober 2007

KIMIA INTI DAN RADIOKIMIA. Stabilitas Nuklir dan Peluruhan Radioaktif

FISIKA ATOM & RADIASI

KAJIAN WAKTU PARO 90 Sr MENGGUNAKAN ALAT UKUR STANDAR DOSIMETER FARMER NE 2570/B DAN NE2570/A

TEORI DASAR RADIOTERAPI

BAB II Besaran dan Satuan Radiasi

PENENTUAN CALIBRATOR SETTING CAPINTEC CRC-7BT UNTUK SAMARIUM-153

METODE STANDARDISASI SUMBER 60 Co BENTUK TITIK DAN VOLUME MENGGUNAKAN METODE ABSOLUT PUNCAK JUMLAH

PENEMUAN RADIOAKTIVITAS. Sulistyani, M.Si.

METODE PeNGUKURAN AKTIVITAS RADIONUKLIDA PEMANCAR BETA 14 C, 36 Cl DAN 90 Sr BERBENTUK LUASAN DENGAN PENCACAH PROPORSIONAL 2π

PRODUKSI IODIUM-125 MENGGUNAKAN TARGET XENON ALAM

EVALUASI FLUKS NEUTRON THERMAL DAN EPITHERMAL DI FASILITAS SISTEM RABBIT RSG GAS TERAS 89. Elisabeth Ratnawati, Jaka Iman, Hanapi Ali

PENGUNGKUNGAN SUMBER 85 Kr, 133 Xe, 198 Au, DAN 24 Na PASCA IRADIASI

ANALISIS WAKTU PELURUHAN TERHADAP PERSYARATAN DOSIS RADIOISOTOP UNTUK PEMERIKSAAN GONDOK

SASARAN XENON PAD A PRODUKSI IODIUM-125 PENDAHULUAN ABSTRAK ABSTRACT. 24- ISSN Rohadi Awaludin

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Badan Tenaga Nuklir Nasional

METODE KALIBRASI MONITOR GAS MULIA MENGGUNAKAN SISTEM SUMBER GAS KRIPTON-85 STATIS

Pengembangan Metode Pengukuran Aktivitas 226 Ra, 137 Cs dan 60 Co menggunakan Pencacah Kamar Pengion Detektor Merlin Gerin CPGB 1

Oleh ADI GUNAWAN XII IPA 2 FISIKA INTI DAN RADIOAKTIVITAS

IRADIASI NEUTRON PADA BAHAN SS316 UNTUK PEMBUATAN ENDOVASCULAR STENT

OPTIMASI ALAT CACAH WBC ACCUSCAN-II UNTUK PENCACAHAN CONTOH URIN

Radioaktivitas Henry Becquerel Piere Curie Marie Curie

STANDAR NASIONAL INDONESIA (SNI) BIDANG NUKLIR

OPTIMASI PENGUKURAN KEAKTIVAN RADIOISOTOP Cs-137 MENGGUNAKAN SPEKTROMETER GAMMA

PEMBUATAN NANOPARTIKEL EMAS RADIOAKTIF DENGAN AKTIVASI NEUTRON

KAnANPERANANSUMBERSTANDAR RADIONUKLIDA DI RUMAH SAKIT

PENGARUH EFEK GEOMETRI PADA KALIBRASI EFISIENSI DETEKTOR SEMIKONDUKTOR HPGe MENGGUNAKAN SPEKTROMETER GAMMA

PENEMUAN RADIOAKTIVITAS. Sulistyani, M.Si.

PENGUKURAN AKTIVITAS ISOTOP 152 Eu DALAM SAMPEL UJI PROFISIENSI MENGGUNAKAN SPEKTROMETER GAMMA

Unnes Physics Journal

PROGRAM JAMINAN KUALITAS PADA PENGUKURAN. RADIONUKLIDA PEMANCAR GAMMA ENERGI RENDAH:RADIONUKLIDA Pb-210

Penentuan Aktivitas Radionuklida 60 Co Dengan Metode Ekstrapolasi Effisiensi

STANDARDISASI F-18 MENGGUNAKAN METODE SPEKTROMETRI GAMMA

PENENTUAN KARAKTERISTIK SERAPAN DAN KOEFISIEN ATENUASI LINIER PENYANGGA MYLAR TERHADAP RADIASI UNTUK SUMBER STANDAR Sr-90

Pemanfaatan Alat Standar Primer untuk Peningkatan Kualitas Nilai Kalibrasi Alat Ukur Radioaktivitas di Bidang Kedokteran Nuklir

EVALUASI KINERJA DOSE CALIBRATOR CAPINTEC CRC-55tR UNTUK PENGUKURAN AKTIVITAS RADIOISOTOP 175 Yb

PENGGUNAAN SINAR-X KARAKTERISTIK U-Ka2 DAN Th-Ka1 PADA ANALISIS KOMPOSISI ISOTOPIK URANIUM SECARA TIDAK MERUSAK

KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR REPUBLIK INDONESIA

SIMULASI EFISIENSI DETEKTOR GERMANIUM DI LABORATORIUM AAN PTNBR DENGAN METODE MONTE CARLO MCNP5

Penentuan Kadar Besi dalam Pasir Bekas Penambangan di Kecamatan Cempaka dengan Metode Analisis Aktivasi Neutron (AAN)

Penentuan Dosis Gamma Pada Fasilitas Iradiasi Reaktor Kartini Setelah Shut Down

Fenomena panas akibat radioaktivitas

RADIOKIMIA Kinetika dan waktu paro peluruhan. Drs. Iqmal Tahir, M.Si.

KALIBRASI MONITOR AREA DI REAKTOR KARTINI YOGY A KART A Agung Nugroho PTKMR - BATAN

BAB II RADIASI PENGION

SIMULASI PENGUKURAN EFFISIENSI DETEKTOR HPGe DAN NaI (Tl) MENGGUNAKAN METODE MONTE CARLO MCNP5

LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD 01) FISIKA INTI

UJI BANDING SISTEM SPEKTROMETER GAMMA DENGAN METODA ANALISIS SUMBER Eu-152. Nugraha Luhur, Kadarusmanto, Subiharto

SIMULASI KURVA EFISIENSI DETEKTOR GERMANIUM UNTUK SINAR GAMMA ENERGI RENDAH DENGAN METODE MONTE CARLO MCNP5

RENCANA PERKULIAHAN FISIKA INTI Pertemuan Ke: 1

PELURUHAN GAMMA ( ) dengan memancarkan foton (gelombang elektromagnetik) yang dikenal dengan sinar gamma ( ).

CHAPTER III INTI ATOM DAN RADIOAKTIVITAS

EVALUASI PEMBUATAN IODIUM-125 MENGGUNAKAN SASARAN GAS XENON-124 DIPERKAYA 99.98%

METODA PENENTUAN DAYA SERAP PERISAI RADIASI UNTUK GONAD DARI KOMPOSIT LATEKS CAIR TIMBAL OKSIDA

VALIDASI METODA ANALISIS ISOTOP U-233 DALAM STANDAR CRM MENGGUNAKAN SPEKTROMETER ALFA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR,

DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN

Inti atom Radioaktivitas. Purwanti Widhy H, M.Pd

Penentuan Efisiensi Beta Terhadap Gamma Pada Detektor Geiger Muller

PENGUKURAN AKTIVITAS URANIUM DAN TURUNAN THORIUM DALAM F/J..NTOM ORG.4N PARU-PARU

PENGARUH KOMPOSISI VOLUME LARUTAN SINTILATOR PADA PENGUKURAN AKTIVITAS 90 Sr

Sulistyani, M.Si.

Prinsip Dasar Pengukuran Radiasi

CHAPTER iii INTI ATOM DAN RADIOAKTIVITAS

PRODUKSI RADIOISOTOP. NANIK DWI NURHAYATI,M.SI

PENENTUAN AKTIVITAS SUMBER RADIOAKTIF PEMANCAR GAMMA Eu-152 DI LABORATORIUM PTNBR

PELURUHAN RADIOAKTIF

PENENTUAN AKTIVITAS TRITIUM DAN KARBON-14 DENGAN METODA PENGUKURAN DUAL LABEL ABSTRACT

Materi. Radioaktif Radiasi Proteksi Radiasi

KALffiRASI ALA T UKUR AKTIVITAS DOSE CALIBRA TOR SECARA SIMUL TAN.

PELURUHAN RADIOAKTIF. NANIK DWI NURHAYATI,S.Si,M.Si nanikdn.staff.uns.ac.id

PRODUKSI IODIUM-125 MENGGUNAKAN TABUNG PENYIMPANAN TERMODIFIKASI

U Th He 2

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR FORMULIR PERMOHONAN SURAT IZIN BEKERJA PETUGAS TERTENTU

ANALISIS UNSUR RADIOAKTIVITAS UDARA BUANG PADA CEROBONG IRM MENGGUNAKAN SPEKTROMETER GAMMA

ALAT UKUR RADIASI. Badan Pengawas Tenaga Nuklir. Jl. MH Thamrin, No. 55, Jakarta Telepon : (021)

Sistem Pencacah dan Spektroskopi

Jurnal Fisika Unand Vol. 3, No. 2, April 2014 ISSN

Analisis tingkat kontaminasi permukaan daerah kerja dan laju paparan radiasi pada Instalasi Kedokteran Nuklir

PERBANDINGAN METODA OTOMATIS DAN MANUAL DALAM PENENTUAN ISOTOP Cs-137 MENGGUNAKAN SPEKTROMETER GAMMA

RADIOAKTIVITAS IODIUM-126 SEBAGAI RADIONUKLIDA PENGOTOR DI KAMAR IRADIASI PADA PRODUKSI IODIUM-125. Rohadi Awaludin

Kimia Inti dan Radiokimia

EVALUASI HASIL PEMANTAUAN RADIOAKTIVITAS UDARA DI LINGKUNGAN PUSAT PENGEMBANGAN RADIOISOTOP DAN RADIOFARMAKA PERIODE APRIL DESEMBER 2000

MODEL ATOM. Atom : bagian terkecil suatu elemen yg merupakan suatu partikel netral, dimana jumlah muatan listrik positif dan negatif sama.

BAB II PROSES-PROSES PELURUHAN RADIOAKTIF

STANDAR KINERJA KALIBRATOR DOSIS. Suzie Darmawati

SIMULASI KALIBRASI EFISIENSI PADA DETEKTOR HPGe DENGAN METODE MONTE CARLO MCNP5

PELURUHAN SINAR GAMMA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Runusan Masalah

LEMBAR SOAL ULANGAN AKHIR SEMESTER TAHUN (UTAMA) Mata Pelajaran (Beban) : Fisika 4 ( 4 sks) Hari/Tanggal : Rabu, 01 Desembar 2010

EKSPERIMEN SPEKTROSKOPI RADIASI ALFA

PENGUKURAN FAKTOR KOREKSI CASCADE SUMMING UNTUK SUMBER STANDAR BARIUM-133

ANALISIS JAM MAKAN PADA DAUN TANAMAN SAWI HIJAU (Brassica rapa var. parachinensis L.) DENGAN TEKNIK PERUNUT RADIOAKTIF 32 P SKRIPSI

DETEKTOR RADIASI INTI. Sulistyani, M.Si.

Transkripsi:

- Nazaroh ISSN 0216-3128 225 STANDARDISASI 1251 DAN PENENTUAN WAKTU PARO SERTA RESPON KAMAR PENGION, Nazaroh Pusat Teknologi Keselamatan dan Metrologi Radiasi - BATAN ABSTRAK STANDARDISASI 1251DAN PENENTUAN WAKTU PARO SERTA RESPON KAMAR PENGION. Telah dilakukan Standardisasi 115/ dan penentuan wak/u pal'o serta respon kamai' kamai' pengion. Standardisasi 115/dilakukan dengan menggunakan kamai' pengion Capintec CRC-7BT. Hasil pengukuran aktivitas 115/ untuk sampel A (5 cc) adalah (24,319 ± 0,24 %) mci pada tanggal acuan 18 Agustus 2005 sedangkan ak/ivitas untuk sampel B (l cc) adalah (9,193 ± 0,11 %) mci, pada tanggal acuan 4 Agustus 2005, Selanjutnya sumber standar tersebut ditentukan wak/u paronya dan digunakan untuk menentukan respon kamai' pengion Vinten dan Merlin Gerin. Pengukuran wak/u pal'o 115/dilakukan mulai tanggal 4 Agustus sampai dengan 28 Oktober 2005. Hasil pengukuran waktu pal'o /25/ menggunakan kamai' pengion Vinten dan Merlin adalah adalah sama, yaitu : (59,76 ± /,7 %) hari. Bila dibandingkan dengan ICRP No 38, hasi/ pengukuran tersebut memiliki perbedaan -0,6 %. Respon kamai' pengion Vinten terhadap /25/ untuk volume Ice adalah (24,315 ± 0,076 %) palmci, dan untuk volume 5 cc adalah (23,347 ± 0,162 %) palmci sedangkan Respon kamai' pengion Merlin Gerin untuk volume I cc adalah, (347,809 ± 0,074 %) palmci,dan untuk volume 5 cc adalah (333,825 ± 0,/56) palmci. Kata kllnci: sfandardisasi, wak/ii pam, respon, dan kamai' penrion ABSTRACT STANDARDIZATION OF 1251AND DETERMINATION OF HALF LIFE AS WELL AS THE RESPON OF IONIZA TlON CHAMBER. Standardization of /25/ and determination of half life as well as the ionization chamber response against 1151have been conducted. Standardization of 115/was done by using calibrated Capintec CRC-7 BT ionization chamber. The result of activity measurement of /25/ for sample A (5 cc) was (24.3/9 ± 0.24 %) mci at the reference time: /8 August 2005 while the activity of sample B was (9.193 ± 0.// %) mci, at the reference time: 4 August 2005. The standards were then determined their halflived and used to determine the responses of Vinten and Merlin Gerin The resul/ of both half - life measurements were : ( 59.76 ± 2.4 %) days. If compared with /CRP No. 38, the measurement result owning difference - 0.63 %. The measurement result of Vinten ionization Chamber Response against /25/ for /cc's volume was: (24.3/5 ± 0.076 %) palmci, and for 5 cc's volume was: (23.347 ± 0./62 %) palmci,, and the response of Merlin Gerin against /25/ for / cc's volume was ( 347.809 ± 0.074 %) palmci, and for 5 cc's volume was: ( 333.825 ± 0./56 %) palmci. Key-words: standardization, half-life, response, and ionization chamber PENDAHULUAN Yang nuklidalradioaktivitas dimaksud dengan menurut Standardisasi SK DIRJEN Radio SATAN No.84/DJ/VI/1991[1] yaitu : "Tindakan menyiapkan sumber standar dan menetapkan radioaktivitasnya dengan menggunakan peralatan radiasi yang sesuai". Menurut K. Debertin, dalam "Applied Radiation and Isotope," No. 47, halaman 423, 1996,12] "Standardization is the totality of all measures to obtain the final activity concentration valuefor a specific radionuc/ide". Sedangkan yang dimaksud dengan Sumber Standar[l] adalah: "Zat radioaktif, baik yang terbuka maupun terbungkus, yang digunakan untuk kepentingan kalibrasi alat ukur radiasilalat cacah radiasi dan disertai dengan Tanda Standardisasi dan,sertifikat Standardisasi". Waktu paro adalah waktu yang diperlukan oleh suatu unsur radioisotop untuk meluruh menjadi separuhnya. [3] Pada umumnya, pengukuran data nuklir (waktu pare) dilakukan di beberapa laboratorium di suatu negara. Pengukuran tersebut dimaksudkan untuk membuktikan apakah hasil pengukuran sebelumnya (yang dilakukan oleh Pustek'Akselerator dan Proses Bahan BATAN

-226 ISSN laboratorium lain) sudah akurat atau belum. Oi ~amping itu juga, untuk melihat apakah hasil pengukuran di laboratorium tersebut dapat disejajarkan atau masih jauh dari hasil pengukuran laboratorium lain. Sedangkan pengukuran respon kamar pengion terhadap 1251,ini penting dilakukan karena kamar pengion merupakan alat ukur relatif sehingga perlu dikalibrasi terlebih dahulu (ditentukan responnya) sebelum digunakan untuk mengukur sampel 1251.. 1251 merupakan radioisotop buatan man usia. Radioisotop tersebut merupakan salah satu dari 17 jenis radioisotop iodine yang ada, yaitu: 12OmI,12 1, 1211 122112311241 1251 12611281 1291 1301 1311 132ml 1321:1331,, 1341, da~ mi. I25j m~rup~kan 'radi~isoto~ iodine yang memiliki waktu paro terpanjang kedua setelah 1291(T1I2= 1,57.107 tahun). Radioisotop 1251 meluruh menjadi 125Te(stabil) dengan menangkap elektron (electron capture) dan memanearkan sinar gamma pada energi 35,5 key (6,67 %). Pada saat radioisotop 1251meluruh dengan electron capture, akan menghasilkan sinar-x pada kulit K dan L dengan energi 27 key dan elektron Auger. Waktu paro fisika dari 1251adalah 60,14 hari,[4] sedangkan waktu paro biologinya adalah 138 hari (untuk keseluruhan tubuh), 14 hari (pada tulang), 7 hari (pada ginjal), 7 hari (pada hati), 7 hari (pada limpa), 138 hari (pada thyroid), dan 7 hari (pada testes).[5) Iodine merupakan unsur yang mudah menguap, bersifat raeun dan memiliki densitas 4,9 glm!. 1251dapat dibuat dari isotop 124Xedi reaktor dengan reaksi (n,y), dengan reaksi sebagai berikut: 124Xe(n,y)125Xe0 EC 0 1251. Menurut teori, I gram 1251murni memiliki aktivitas spesifik 1,7 x 104 CiP' 5] Oalam bidang kedokteran nuklir, 1251dapat dimanfaatkan untuk diagnosis suatu penyakit kelenjar thyroid. Penentuan waktu paro fisika ini sangat penting karena sangat mempengaruhi dalam perhitungan waktu paro efektif dan juga dalam pemberian dosis ke pasien. Pada makalah ini akan disajikan pengukuran waktu paro 1251 dan penentuan respon kamar penglon. V' mten dan M)' er m G' erm terhadap 12511251. yang digunakan pada pereobaan ini merupakan produksi dari Pusat Radioisotop dan Radiofarmaka -BATAN. TEORI Tipikal kamar pengion terdiri dari tabung berisi gas dan elektrode, yang didisain untuk mengukur atau mengalibrasi sumber pemanear gamma dengan aktivitas lebih besar dari 100 mikro Curie atau mampu mengukur output arus tinggi dari 0216-3128 NaZllro" radionuklida yang memanearkan sinar gamma dengan jangkauan energi dari 20 key sampai 3 MeV. Namun dalam prakteknya kamar pengion masih mampu mengukur aktivitas > I0 mikro Curie, tetapi ketidakpastiannya tentu saja lebih besar. Jenis gas yang digunakan untuk kamar pengion juga bermaeam-maeam, ada yang berisi gas nitrogen ada pula yang berisi gas argon. Untuk peneaeahan sinar gamma yang optimal, kamar pengion seharusnya diletakkan pada ruang bertemperatur 10 _ 30 C dan pad a kelembaban tidak lebih dari 60 %.16-7] Sampel diletakkan pada holder dan dimasukkan ke dalam sumur detektor. Diameter sumur detektor kamar pengion bervariasi, ada yang kecil ( = 2,5 em) dan ada pula yang besar ( = 6,9 em). Dinding kamar pengion biasanya terbuat dari kuningan untuk menyerap partikel beta dari sampel yang diukur dan dilapisi dengan plastik atau plexiglas untuk memudahkan dekontaminasi. Kamar pengion khusus diraneang agar mudah digunakan, dan tidak memerlukan pengaturan tegangan tinggi yang kritis namun eukup akurat, dengan ketidakpastian ± 3 % (kelas II). Tegangan kerja detektor kamar pengion ada yang -1450 volt (Vinten) dan ada yang 600 volt (Merlin Gerin) atau 800 volt (Centronie). Radiasi yang memasuki atau melewati kamar pengion akan mengionkan molekul gas menjadi ion positif dan elektron. Oi bawah pengaruh medan listrik, ion positif dan elektron akan tersapu ke arah yang berlawanan, ke elektrode yang sesuai. Pengumpulan partikel yang bermuatan tersebut menghasilkan arus ionisasi yang sesuai dengan intensitas dari radiasi yang diukur. Setiap radionuklida atau radioisotop memanearkan energi dan kuantitas radiasi yang berbeda. Untuk aktivitas yang sarna dari setiap radionuklida, akan menghasilkan tingkat ionisasi yang berbeda di dalam gas peneaeah. Oleh sebab itu setiap radionuklida akan mempunyai gambaran kalibrasi sendiri ( Respon atau Tanggapan sendiri) dengan satuan : arus per aktivitas (pa/mci atau palm Bq). Besaran Respon atau Tanggapan adalah fungsi karakteristik fisika dari detektor kamar pengion tersebut. Materi dinding, tebal dinding, gas pengisi detektor, tekanan gas, volume peneaeahan, semuanya akan mempengaruhi tingkat ionisasi. Sifat fisika dari sumber radiasi, volumenya, sifat wadahnya dan posisi sumber relatif terhadap kamar pengion juga akan mempengaruhi besar Respon atau Tanggapan. Untuk meneapai ketepatan pengukuran yang tinggi, perlu dipertimbangkan berbagai faktor yang mempengaruhi tingkat resultan arus ionisasi. Prosldlng PPI PDIPTN 2006

Nazaroh ISSN 0216-3128 227 Bagan peluruhan 1251disajikan pad a Gambar I. 0,0355 kev 0,00 kev 3f2+ 125Te (stabil) 5f2+ 'Yl (6{>7 %) 53II25 (60,14 hari) Gambar 1. Bagan Peluruhan dari 1251.141 0,00 Menurut teori, 1 gram 1251mumi memiliki aktivitas spesifik 1,7 X 104CiY 5] Hal ini dapat dibuktikan dengan rumus berikut: primer). Beberapa metode absolut yang dapat digunakan untuk standardisasi 1251adalah metode koinsidensi 41t (PC, y), 4 1t (x,y) Nal(TI)-Nal(TI), dan metode sum-peak. Standardisasi dengan metode absolut memerlukan peralatan yang komplek dan perangkat pencacah yang dapat dipercaya, serta keahlian dari pelaksana standardisasi dalam menginterpretasikan hasil pengukuran. Pengukuran aktivitas dengan metode absolut relatif lebih mahal dibandingkan dengan pengukuran dengan metode relatif.. Penentuan aktivitas dengan metode relatif membutuhkan sumber standard dan ketepatan pengukurannya sangat bergantung pada ketepatan standard yang digunakan serta kontrol kestabilan alat, namun lebih mudah dan tidak memakan waktu lama. Peralatan yang dapat digunakan untuk pengukuran aktivitas \251secara relatif adalah sistem pencacah spektrometri gamma dan kamar pengion. Untuk menentukan waktu paro biasanya digunakan sistem pencacah kamar pengion. Rumus yang digunakan untuk menentukan waktu paro sangat sederhana yaitu: A., = AN (I) AI = A" e-(o.69h 1)l1i/2 (3) N = (w x N,J I A A, = Aktivitas spesifik A = konstanta peluruhan (S I) TJ12 = waktu paro (s) w = berat (g ) N = jumlah atom per gram N" = bilangan Avogadro (6,02 x 1023) A = nomor masa Aktivitas zat radioaktif tidak konstan terhadap waktu, tetapi meluruh pada suatu laju yang ditentukan oleh radionuklida yang ada. Aktivitas dari suatu kuantitas materi radioaktif adalah jumlah disintegrasi inti yang terjadi dalam kuantitas ini dalam satuan waktu. Satuan khusus dari aktivitas adalah curie, yang didefinisikan oleh ICRU sebagai 3,7 x 1010 disintegrasi per detik (Bq = becquerel). Aktivitas dapat dinyatakan dalam mili curie, mikro curie atau becquerel bergantung kebiasaan. Di dalam penentuan aktivitas atau standardisasi radionuklida, dikenal dua macam metode, yaitu metode relatif dan absolut. Penentuan aktivitas dengan metode absolut dapat dilakukan tanpa menggunakan standard, oleh sebab itu, sumber atau sampel yang telah ditentukan aktivitasnya dengan metode ini, disebut primary standard (standard (2) AI = aktivitas pada saat t A" = aktivitas pada saat to TI/2 perbedaan waktu = waktu paro TAT A KERJA Bahan dan Peralatan antara to dan t - Sampel 1251: Vial A (Volume 1 cc) dan vial B (volume 5 cc). - Dose Calibrator Capintec CRC 7BT. - Kamar Pengion Vinten. - Kamar Pengion Merlin Gerin. Cara Kerja Secara umum, tahapan standardisasi radionuklida disajikan pada Gambar 2. 1251dalam vial A dan B dicacah dengan menggunakan Dose Calibrator Capintec CRC-7BT, Vinten dan Merlin Gerin, dengan pengambilan data sesuai dengan instruksi kerja yang telah ditentukan. Pengambilan data dilakukan pengulangan pada waktu yang berbeda (mulai 4 Agustus sid 28 Oktober 2005) Prosiding PPI - PDIPTN 2006

228 ISSN 0216-3128 Nazaroh menggunakan 3 kamar pengion tersebut. Hal ini untuk mempelajari dan menentukan waktu paro fisika 1251. Pengukuran aktivitas 1251 ditentukan dengan Capintec dan selanjutnya sampel A dan B yang telah diketahui aktivitasnya digunakan untuk menentukan respon kamar pengion Vinten dan Merlin Gerin. Data pengukuran disajikan pad a Tabel 1 sid 6 kemudian diplotkan pada Gambar 3 dan 4. Tahapan Standardisasi Radionuklida Pemilihan Metodel Alat cacah: Berdasarkan karakteristik radionuklida, aktivitas Preparasi (Penyiapan) sampel: Metode Gravimetri Pengukuran (Pencacahan) Aktivitas: Metode Relatifl Absolut Evaluasi Sertifikasi Gambar 2. Tahapan Standardisasi Radionuklida. Tabel1. Pengukuran us( ( sam pel A ) menggunakan Kamar Pengion CAPINTEC. Aktivitas u (%) rata2 = = 25.994418.098 26.989617.663 22.000018.986 13.986120.83 12.0035 11.0104 21.0938 0.0000 17.2569 2.9861 13.2743 19.1042 t (hari) Aktivitas Waktu 24.516 23.397 21.607 19.325 19.807 19.215 14:10 10:15 10:30 14:35 7:40 7:52 7:45 20.9 8:05 8:15 8:00 ± 0.00624.4 0.00624.516 0.00624.216 0.00624.530 0.00624.084 0.00624.165 (mci) 0.00724.502 0.00524.464 0.00724.4] 0.00524.106 Aktivitas 024.000 024.354 RT: 0.2424.319 18/8/2005 738 (mci) Prosidlng PPI - PDIPTN 2006

Nazaroh ISSN 0216-3128 -229 Aktivitas u rata2 (%) = = Tabel 2. Pengukuran 1251 (sampel B) menggunakan Kamar Pengion CAPINTEC 41.69935.699 47.73265.28 40.28825.797 35.71886.082 24.71536.896 33.7778 32.7360 n.69446.700 31.7500 16.6875 34.795110:05 26.895814:30 13.69797:45 11.9549 0.0000 0.8333 52.75 Waktu t (hari) Aktivitas 9.261 9.131 7.503 7.867 8.044 6.313 6.245 6.154 6.384 6.738 4.96 13:55 10:00 11:00 7:47 8:05 15:00 7:,+u 9:40 9:00 7:30 8:35 8:15 8:40 8:10 ±0.0039.219 ±0.0019.189 ± 0.0059.261 0.0039.152 0.0059.212 0.0059.094 0.0059.232 0.0049.206 0.0049.179 0.0059.204 0.0039.215 0.0059.222 Akti"itas 0.0049.186 0.0059.168 09.109 (mci) ± 0.11 RT:4/8/2005 09.219 I9.217 9.193(mCi) Average u (%) = = Tabcl3. Pcngukuran 1251(sampel A) mcnggunakan Kamar Pcngion Vintcn. 20.0773471.29 26.0000440.17 22.010460.89 34.0188401.5 53.0174320.7 39.0660377.5 13.4170507.43 12.0000 18.0350 19.0208 10.9700 40.3125371.6 21.0830464.89 0.0000 13.2740 0.9826570.56 4.2361561.44 t (hari)arus. Waktu 597.50 483.84 476.46 510.98 512.47 525.16 14:4024.1978 13:4523.7287 10:0024.4241 7:30 8:3024.3148 15:35 8:05 7:40 8:55 9:55 9:4024.4334 8:35 8:03 8:20 8:3224.4225 Tanggapan 24.3528 ±0.318± 24.2926 24.3486 ±0.23 (pa) ±0.15 ±0.20 ±0.32 24.3543 24.4843 ±0.18 24.2414 ±O.21 24.3732 24.4912 24.3932 24.4231 ±0.21 24.5693 (pa/mci) 0.17 0.22 0.45 0.44 0.25 24.5044 0.192 Pustek Akselerator dan Proses Bahan BATAN

-230 ISSN 0216-3128 Nuzum" Average u(%) = = Tabel4. Pengukuran 125) (sampel B) nlenggunakan Kamar Pengion Vinten 34.8021143.82±0.15 54.02569115.2 24.7063161.62±0.14 27.6910156.15 31.7465148.94 32.7292147.23 35.6910142.32 39.7118135.68 52.7306116.8 13.6979 33.8090145.11 16.6840175.88 26.9757157.61 11.9375 17.9479 0.8368 0.0000 Waktu t (hari)arus 214.63 217.67±0.12 185.145 188.07 173.27±0.18 13:35 14:30 11:1023.6778 13:5023.187 10:3023.352 8:10 15:4223.328 15:05 7:50 9:00 8:03 7:30 8:35 7:40 9:33 10.2 Tanggapan 0.072 23.385 23.354 ± (pa) 23.475 23.178 23.371 23.370 23.395 23.358 23.304 23.363 23.357 23.323 ± 23.573 (pa/mci) 23.583 0.15 0.12 0.13 0.17 0.14 0.11 0.10 0.22 Average u(%) = = Tabel5. Pengukuran 125( ( sam pel A) menggunakan Kamar Pengion Merlin Gerin 25.99656305 22.00356608 33.01045745 52.01394605 38.06255405 12.00007326 13.97407247 18.03476936 21.07986655 19.02406816 39.31115395 20.10426733 4.00697528 2.98608180 0.00008580 13.27087307 3.23608040 Waktu t (hari) Arus 14:40 10:05 10:40 7:33 8:30 8:05 15:38 13:50 8:10 9:00 8:20 8:15 8:45 8:25 9:40 7:50 Tanggapan 352.8106 345.919 324.180 350.111 343.166 344.612 350.138 350.062 345.575 348.960 348.137 349.038 348.895 351.089 344.813 349.814 348.970 0.460 346.841 (pa) (pa/mci) ± 0 4 5 Prosiding PPI - PDIPTN 2006

Nazaroh ISSN 0216-3128 23/ Average u(%) = = Tabel 6. Pengukuran 125. (sampel B) menggunakan kamar pengion Merlin Gerin. 39.71741934 32.73612088 66.73261415 47.72711763 24.71532305 25.71882236 27.69792223 35.69792035 31.75002118±4 52.77571659 34.80902044 54.01601639 16.69102515 13.70142657 26.98612235 33.81942058 11.9514 17.9514 0.00003103 0.8333068 t (hari)arus Tanggapan Waktu 2704 2462 332.091 332.477 332.231 332.385 331.513 332.065 334.006 332.732 331.206 332.169 337.539 336.952 338.456 329.357 331.795 327.131 330.548 337.566 331.596 333.349 0.196 10:25 15:00 10:40 11:00 8:35 13:50 14:40 j5. ~a 332.858 8:13 7:50 7:45 9:00 8:40 8:27 9:37 7:35 8:15 8:10 (palmci) ± ±5 3 4 5. c!i: <c 500 100 '" 300 200 1000 0.0000 :- 400 600 10.0000 20.0000 30.0000 40.0000 50.0000 60.0000 70.0000 80.0000 \IIIahtu RIng uhuran (haro Gambar 3. Kurva peluruhan 125. (diukur dengan KP Vinten). Pustek Akselerator dan Proses Bahan BATAN

-232 ISSN 0216-3128 NaZI/roil 10000 9000 8000 7000 6000 5000 4000 3000 2000 1000 o 0.0000 10.0000 20. 0000 30. 0000 40. 0000 so. 0000 60.0000 70.0000 so. 0000 UU"1u pengjk ll'an ~ari) Gambar 4. Kurva peluruhan 125) (diukur dengan KP: Merlin Gerin). HASIL DAN PEMBAHASAN Pada Tabel I dan 2 disajikan hasil pengukuran aktivitas 1251untuk sampel A dan B mengunakan kamar pengion Capintec. Pada Tabel tersebut terlihat hasil pengukuran aktivitas 1251(mCi) pada berbagai tanggal pengukuran. Data pengukuran ini kemudian diekxtrapolasikan ke tanggal acuan (tanggal awal pengukuran), sehingga diperoleh hasil pengukuran rata-rata: (24,3 19 ± 0,24 % ) mci, untuk sampel A (5 cc), dengan tanggal acuan 18 Agustus 2005. Sedangkan aktivitas 1251 untuk sampel B (I cc) diperoleh : (9,193 ± 0, II % ) mci, pada tanggal acuan 4 Agustus 2005. Pada Tabel 3 dan 4 disajikan hasil pengukuran 1251untuk sam pel A dan B mengunakan kamar pengion Vinten. Pada Tabel tersebut terlihat hasil pengukuran 1251dalam bentuk arus (pa). Data-data ini kemudian diplotkan sehingga membentuk Gambar 1, dengan persamaan garis YeA) = 591,18 e 0,0114.dengan r2 = 0,9979 dan Y(B) = 216,2 e-o OIIS dengan r2 = 0,9992. Artinya bahwa untuk sampel A diperoleh TIf2 (A) = 60,79 hari, dengan koefisien korelasi, r = 0,9989, sedangkan untuk sampel B diperoleh TIf2 (B) = 58,73 hari, dengan r = 0,9996. Hasil pengikuran TIf2 rata-rata adalah (59,76 ± 1,7 %) hari. Bila dibandingkan dengan ICRP No.38 (TIf2 1251 = 60,14 hari), pengukuran ini memiliki perbedaan -0,63 %. Pada Tabel tersebut terlihat pula tanggapan rata-rata kamar pengion Vinten terhadap 1251untuk sam pel A : (24,353 ± ± 0,192 %) paimci. Artinya bahwa untuk I mci 1251akan menghasilkan arus sebesar 24,353 pa pada kamar pengion Vinten. Sedangkan tanggapan kamar pengion terhadap 1251 untuk sampel B = (23,385 ± 0,072 %) pa/mci. Karena perbedaan volume (sampel A = I cc dan sampe] B' = 5 cc) mengakibatkan tanggapan kamar pengion sedikitberbeda. Hal ini karena adanya absorbsi diri pada sampel B ]ebih besar dari sam pel A. Pada Tabel 5 dan 6 disajikan hasil pengukuran 1251untuk sampel A dan B mengunakan kamar pengion Merlin Gerin. Pada Tabel tersebut terlihat hasil pengukuran 1251dalam bentuk arus (pa). Datadata ini kemudian dip]otkan sehingga membentuk Gambar 2 dengan persamaan garis YeA) = 8404 eo 0,0114.dengan ~ = 0,987 dan Y(B) = 3081,5 e-o,oiis. dengan ~ = 0,9986. Artinya bahwa untuk sam pel A dipero]eh TII2 (A) = 60,79 hari, dengan koefisien korelasi, r = 0,9935, sedangkan untuk sampel B diperoleh TIf2 (B) = 58,73 hari, dengan r = 0,9993. Hasil pengikuran TIf2 rata-rata adalah (59,76 ± 1,7 %) hari. Bila dibandingkan dengan (CRP No.38 (TI/2 1251= 60,]4 hari), pengukuran ini memiliki perbedaan -0,63 %. Pada Tabel tersebut terlihat pula tanggapan kamar pengion Merlin Gerin terhadap 1251untuk sampel A: (346,84] ± 0,460 %) pa/mci. Artinya bahwa untuk I mci 1251akan menghasilkan arus sebesar 346,841 pa pada kamar pengion Merlin Gerin. Sedangkan tanggapan kamar pengion untuk sampel B: (332,858 ± 0,196 %) pa/mci. Karena perbedaan volume (sampel A = I cc dan sampel B = 5 cc); tanggapan kamar pengion sedikit berbeda. Sarna halnya dengan alasan di atas, perbedaan ini disebabkan karena adanya absorbsi diri pada sam pel B lebih besar dari sampel A. Tanggapan kamar pengion Vinten berbeda dengan Merlin Gerin karena adanya perbedaan dalam disain, volume detektor, bahan/materi detektor, bahan elektrode, jenis gas dan tekanan gas dalam detektor serta tegangan operasional.

Na'l.aroh ISSN 0216-3128 233 KESIMPULAN I. Hasil pengukuran aktivitas 1251 menggunakan kamar pengion Capintec untuk sam pel A : (24,319 ± 0,24 %) mci, pada tanggal acuan 18 Agustus 2005, sedangkan untuk sampel B: (9,193 ± 0, II % ) mci, pada tanggal acuan 4 Agustus 2005. 2. Perbedaan waktu paro 1251 hasil pengukuran kamar pengion Vinten dan Merlin Gerin adalah: (59,76 ± 1,7 %) hari. Bila dibandingkan ICRP CAPINTEC, VINTEN 271/671. 1993. No.38, yaitu - 0,63 %. 3. Tanggapan kamar pengion Vinten berbeda dengan Merlin Gerin karena adanya perbedaan dalam disain, volume detektor, bahan/materi detektor, bahan elektrode, jenis gas, tekanan gas dalam detektor, serta tegangan operasional detektor. 2. K. DEBERTIN, Dalam "Applied Radiation and Isotope," No. 47, halaman 423, 1996. 3. NCRP Report 58, A Handbook of Radioactivity Measurements Procedures, 1978. 4. ICRP 38, Radionue/ide Transformations: Energy and Intensity of Emissions, vol. 11-13, 1983. 5. CRC - Handbook of Radioactive Nue/ides, june 1969. 6. Radioisotope Manual, Owner's Calibrator 7. Radionuclide TANYAJAWAB UCAP AN TERIMA KASIH Penulis mengucapkan terima kasih atas kerjasama P2RR-BA TAN (khususnya DR. Ibon Suparman) yang telah membantu penulis dalam penyediaan 1251 dan P3KRBiN yang telah menyediakan saran a dan prasarananya serta kerjasama rekan-rekan Standardisasi. DAFT AR PUST AKA I. Surat Keputusan Direktur Jendral BAT AN No.84/DJNI/1991 [4], Tentang Kalibrasi Alat Ukur Radiasi dan Keluaran Sumber Radiasi. Standardisasi Radionuklida dan Fasi/itas Kalibrasi. Gatot Suhariyono - Dari hasil penelitian, mana yang lebih mendekati hasil waktu paro 1125 dengan metode Capintec, Vinten atau Merlin Gerin? Kenapa? Nazaroh - Bi/a dibandingkan dengan /CRP 38, hasi/ pengukuran waktu paro 1-125 menggunakcn kamar pengion Vinten lebih dekat, dengan perbedaan - 0,23%. Hal ini disebabkan karena hasi/ pengukuran Vinten bersifat integral sedangkan kamar pengion Merlin Gerin bersifat diferensial. Namun demikian hasi/ pengukuran waktu paro 1-/25 ketiga kamar pengion tidak berbeda nyata. Hanya disebabkan oleh faktor statistik pengukuran, yang merupakan histerisis alat tersebutlkarakter alat. Yogyakarta, 10 Juri 2006