II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Karakteristik Ikan Bawal Air Tawar

dokumen-dokumen yang mirip
TUGAS AHIR KULIAH LINGKUNGAN BISNIS

Bisnis Budidaya Ikan Bawal

V. GAMBARAN UMUM 5.1. Sejarah Perusahaan 5.2. Struktur Organisasi

VII. ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL

Produksi benih ikan patin jambal (Pangasius djambal) kelas benih sebar

VII. ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. larva. Kolam pemijahan yang digunakan yaitu terbuat dari tembok sehingga

Deskripsi. METODA PRODUKSI MASSAL BENIH IKAN HIAS MANDARIN (Synchiropus splendidus)

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Usaha Pembesaran Lele Sangkuriang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Teknik Pemijahan ikan lele sangkuriang dilakukan yaitu dengan memelihara induk

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

AQUACULTURE POND BOTTOM SOIL QUALITY MANAGEMENT

STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

SNI : Standar Nasional Indonesia. Produksi benih ikan patin siam (Pangasius hyphthalmus) kelas benih sebar

Peluang Usaha Budi Daya Ikan Lele

Pematangan Gonad di kolam tanah

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL

KERANGKA PENDEKATAN TEORI. dari Afrika. Tahun 1969, ikan nila pertama kali didatangkan dari Taiwan ke Balai

LINGKUNGAN BISNIS PELUANG BISNIS BUDIDAYA IKAN MAS : IMADUDIN ATHIF N.I.M :

PENGELOLAAN INDUK IKAN NILA. B. Sistematika Berikut adalah klasifikasi ikan nila dalam dunia taksonomi : Phylum : Chordata Sub Phylum : Vertebrata

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Teknik Budidaya Ikan Nila, Bawal, dan Udang Galah

VI. ANALISIS ASPEK-ASPEK NON FINANSIAL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi ikan lele sangkuriang (Clarias gariepinus var) menurut Kordi, (2010) adalah. Subordo : Siluroidae

Panduan Singkat Teknik Pembenihan Ikan Patin (Pangasius hypophthalmus) Disusun oleh: ADE SUNARMA

SNI : Standar Nasional Indonesia. Produksi Benih Ikan Mas (Cyprinus carpio Linneaus) strain Sinyonya kelas benih sebar

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS BUDIDAYA IKAN LELE

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Karekteristik Ikan Lele Dumbo

PEMBENIHAN KAKAP PUTIH (Lates Calcarifer)

SNI : Standar Nasional Indonesia. Produksi Benih Kodok Lembu (Rana catesbeiana Shaw) kelas benih sebar

V GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

SNI : Standar Nasional Indonesia. Produksi induk ikan patin siam (Pangasius hyphthalmus) kelas induk pokok (Parent Stock)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

SNI : Standar Nasional Indonesia. Produksi Benih Ikan Mas (Cyprinus carpio Linneaus) strain Majalaya kelas benih sebar

SNI : Standar Nasional Indonesia. Produksi benih ikan gurame (Osphronemus goramy, Lac) kelas benih sebar

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Balai Benih Ikan Inovatif ( BBII ) merupakan unit pelaksanaan teknis daerah

Kisi-kisi Soal Uji Kompetensi Program studi Agribisnis Sumberdaya Perairan. Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator Essensial

BAB III BAHAN DAN METODE

LINGKUNGAN BISNIS KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS

SNI : Standar Nasional Indonesia. Produksi Benih Ikan Nila Hitam (Oreochromis niloticus Bleeker) kelas benih sebar

KARYA ILMIAH MERAIH SUKSES DENGAN BISNIS BUDIDAYA IKAN LELE

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Clarias fuscus yang asli Taiwan dengan induk jantan lele Clarias mossambius yang

Lampiran 1. Pola Tanam Pengusahaan Pembenihan Ikan Lele Phyton Pada Usaha Gudang Lele. Periode 1 Periode 2 Periode 3. Periode 4.

STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

SNI : Standar Nasional Indonesia. Produksi Induk Ikan Mas (Cyprinus carpio Linneaus) strain Majalaya kelas induk pokok (Parent Stock)

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. METODOLOGI 2.1 Prosedur Pelaksanaan Penentuan Betina dan Jantan Identifikasi Kematangan Gonad

Budidaya Nila Merah. Written by admin Tuesday, 08 March :22

II. METODOLOGI. a) b) Gambar 1 a) Ikan nilem hijau ; b) ikan nilem were.

KHAIRUL MUKMIN LUBIS IK 13

SNI : Standar Nasional Indonesia. Produksi Induk Ikan Mas (Cyprinus carpio Linneaus) strain Sinyonya kelas induk pokok (Parent Stock)

SNI : Standar Nasional Indonesia. Produksi Induk Ikan Nila Hitam (Oreochromis niloticus Bleeker) kelas induk pokok (Parent Stock)

BAHAN DAN METODE. 3.1 Waktu dan tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai Agustus 2009 di Balai Budidaya Air Tawar (BBAT) Jambi.

III. METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Induk 3.3 Metode Penelitian

USAHA PEMBENIHAN IKAN (salah satu faktor penentu di dalam usaha budidaya ikan)

f. Debit air untuk kolam air tenang 8-15 liter/detik/ha. Kondisi perairan tenang dan bersih, g. karena ikan nila tidak dapat berkembang biak dengan ba

BUDIDAYA IKAN BELUT ( Synbranchus )

Sebagai acuan / pedoman pelaku percontohan budidaya lele dengan menggunakan pakan (pellet) jenis tenggelam.

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

1.Abstrak. 2.Isi/jenis

: LATIF BERTY ISTIAJI NIP :

III. BAHAN DAN METODE

Penelitian ini dilakukan di laboratorium Balai Benih Ikan Fakultas Perikanan dan Ilmu

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Karekteristik Ikan Lele

BUDIDAYA IKAN GURAME (Osphronemus gouramy)

KARYA ILMIAH KULIAH LINGKUNGAN BISNIS. Oleh: Nama : Fandhi Achmad Permana NIM : Kelas : 11-S1TI-11 Judul : Bisnis Budidaya Ikan Nila

SNI : Standar Nasional Indonesia. Produksi induk ikan lele dumbo (Clarias gariepinus x C.fuscus) kelas induk pokok (Parent Stock)

Bisnis Ternak Ikan Lele

BAHAN DAN METODE. Percobaan 1. Pengaruh pemberian bahan aromatase inhibitor pada tiga genotipe ikan nila sampai tahap pendederan.

IV. METODE PENELITIAN

MODUL: PEMANENAN DAN PENGEMASAN

BAB III BAHAN DAN METODE. 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di PT. Peta Akuarium, Bandung pada bulan April hingga Mei 2013.

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga. Pendahuluan

Terbuka lebar peluang ekspor dari budidaya belut

SNI : Standar Nasional Indonesia. Produksi benih ikan lele dumbo (Clarias gariepinus x C.fuscus) kelas benih sebar

VII. ANALISIS ASPEK FINANSIAL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Mudjiman (2008), menyatakan bahwa Moina sp merupakan kelompok udang renik

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Budidaya Perikanan Usaha Ikan Hias Air Tawar Wadah dan Peralatan Pemeliharaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KARYA ILMIAH KULIAH LINGKUNGAN BISNIS PELUANG USAHA IKAN GABUS

II. TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi lele menurut SNI (2000), adalah sebagai berikut : Kelas : Pisces. Ordo : Ostariophysi. Famili : Clariidae

LAPORAN KEGIATAN PRAKTEK PEMBENIHAN IKAN MAS DI MN. FISH FARM CIJAMBE, SUBANG

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan

GAMBARAN UMUM USAHA. Tabel 4. Penggunaan Lahan Pada Kecamatan Bekasi Utara Pada Tahun 2010

PEMIJAHAN LELE SEMI INTENSIF

3 METODOLOGI PENELITIAN

ANALISIS KELAYAKAN USAHA PEMBENIHAN LARVA IKAN BAWAL AIR TAWAR BEN S FISH FARM CIBUNGBULANG, KABUPATEN BOGOR

Teknik pembenihan ikan air laut Keberhasilan suatu pembenihan sangat ditentukan pada ketersedian induk yang cukup baik, jumlah, kualitas dan

Pembesaran udang galah Macrobrachium rosenbergii kini mengadopsi

STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

VII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI

PETUNJUK PRAKTIKUM TEKNOLOGI PEMBENIHAN IKAN TEKNOLOGI PEMIJAHAN IKAN DENGAN CARA BUATAN (INDUCE BREEDING)

MODUL TEACHING FACTORY

BUDIDAYA IKAN LELE. TUGAS E-BISNIS ( Electronic Business ) disusun oleh

I. PENDAHULUAN. hal ini dikarenakan munculnya kesadaran dari masyarakat mengenai pentingnya

Produksi benih udang vaname (Litopenaeus vannamei) kelas benih sebar

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

HASIL DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Karakteristik Ikan Bawal Air Tawar Menurut asal-usulnya ikan bawal air tawar bukan asli dari Indonesia melainkan hasil introduksi dari negara Brazil. Mulanya ikan ini masuk ke Indonesia sebagai ikan hias, kemudian berkembang menjadi ikan konsumsi. Di negara asalnya ikan ini dipelihara sebagai ikan hias. Ikan ini memiliki julukan berbeda-beda disetiap negara, di negara asalnya dijuluki dengan nama tambaqui, di Amerika dan Inggris di sebut red bally pacu, di Peru gamitama dan di Venezuela disebut dengan carhama. Bryner dalam (Arie, 2006) mengemukakan sistematika ikan bawal air tawar sebagai berikut : Filum : Chordata Sub filum : Craniata Kelas : Pisces Sub kelas : Neoptergii Ordo : Cypriniformes Sub ordo : Cyprinoida Famili : Characidae Genus : Colossoma Spesie : Colossoma marcopomum Ciri khas ikan bawal air tawar adalah semburat merah yang terdapat di beberapa bagian tubuhnya, seperti sirip perut, sirip anus dan bagian bawah sirip ekor. Secara umum, tubuhnya di dominasi warna abu-abu dan warna putih dibagian perutnya. Bentuk tubuh oval dan pipih sehingga gerakannya lincah dan gesit. Ukuran kepala tergolong kecil jika dibandingkan dengan badannya. Ikan Famili Characaridae ini bermata bundar dengan mulut yang kecil terletak di ujung kepala. Dibalik mulutnya terdapat rangkaian gigi seri yang tajam dan tersimpan dalam rahang pendek serta kuat. Berbeda dengan ikan bawal air laut, sirip punggung bawal air tawar lebih pendek dan terletak agak belakang.

Gambar 1. Ikan Bawal Air Tawar 2.2 Pembenihan Ikan Bawal Air Tawar Benih merupakan faktor penting yang harus diperhatikan, karena pada benih dapat melihat kualitas ikan sebelum kegiatan pendederan dan pembesaran ikan. Dalam memilih benih, ada beberapa syarat yang harus harus dipenuhi, yaitu sebagai berikut : 1) Gerakan lincah dan mengamban dalam kantong pengepakan 2) Tubuh ikan tidak cacat 3) Ukuran larva homogen yaitu berkisar antara 2-3 mm 4) Umur larva yang dipanen yaitu 4-6 hari. Pembenihan ikan menurut Arie (2006), dapat ditempuh melalui tiga sistem pembenihan, yaitu : 1) Pembenihan Sistem Ekstensif Sistem ekstensif merupakan sistem pemeliharaan ikan yang belum berkembang. Input produksinya sangat sederhana. Biasanya dilakukan di kolam air tawar. Pengairan tergantung kepada musim hujan. Sistem pembenihan ini memiliki ciri khas sendiri, terutama dari kontruksi kolam dan cara panennya. Sistem ini tergolong tradisional, namun menghasilan benih cukup banyak untuk sekali pemijahan. Hasil benih tergantung dari keadaan kolam sesuai dengan fungsinya. 2) Pembenihan Semi-Intensif Pembenihan semi intensif merupakan cara mendapatkan benih ikan yang tidak hanya tergantung pada alam, tetapi ada campur tangan manusia. Larvanya hanya ditangkap di permukaan air saat diasuh induknya. 10

3) Pembenihan Intensif Sistem pemeliharaan intensif adalah sistem pemeliharaan ikan yang paling modern. Pembenihan intensif merupakan cara mendapatkan benih yang sebagian besar pengelolaannya dilakukan oleh manusia. Dalam sistem ini umumnya sudah dilakukan manipulasi lingkungan atau penambahan jumlah dan jenis sarana produksi yang digunakan. Proses produksi pembenihan ikan bawal air tawar terdiri dari beberapa tahap yaitu persiapan kolam, pemeliharaan induk, penjaringan dan seleksi induk, penyuntikan, pemijahan induk, penetasan telur, pemeliharaan larva, pencegahan dan pengobatan penyakit, pemanenan larva dan pengepakan. 2.2.1. Persiapan Kolam Ada beberapa tahap untuk mempersiapkan kolam induk, yaitu : a. Pengeringan Pengeringan dan penjemuran dasar kolam dengan bantuan sinar matahari ini bertujuan untuk mengoksidasi bahan organik yang terkandung di dalam lumpur dasar tersebut menjadi mineral (hara). Proses pengeringan tersebut berlangsung hingga tanah dasar kolam retak-retak, adanya retak-retak pada dasar kolam memungkinkan udara (mengandung oksigen) dapat masuk ke dalam lapisan tanah lumpur yang lebih dalam untuk mengoksidasi bahan organik di dalamnya. Selain untuk oksidasi tanah dasar, pengeringan dan penjemuran ini dimaksudkan juga untuk membunuh bakteri patogen dan membunuh telur dan benih organisme hama yang kelak bisa menjadi kompetitor (penyaing makanan) atau predator ikan kultur. b. Pengapuran Sarana produksi lainnya yang cukup penting adalah kapur. Pengapuran pada umumnya memiliki beberapa tujuan, untuk meningkatkan ph tanah serta membunuh bakteri patogen dan organisme hama (eradiksi). Kapur yang digunakan pekerjaan ini adalah kapur pertanian (CaCo 3 ), kapur tohor (CaOH 2 ) dan dolomit. Dosis yang digunakan tergantung pada kondisi ph tanah. Semakin rendah ph tanah maka kebutuhan kapur untuk pengapuran semakin banyak. 11

c. Pemupukan Pupuk adalah bahan yang digunakan untuk menyuburkan air kolam. Pemupukan bertujuan untuk meningkatkan kandungan hara bagi kebutuhan fitoplankton untuk berfotosintesis. Kolam yang subur akan banyak mengandung pakan alami yang bermacam-macam jenisnya dan beragam ukurannya. Salah satu cara untuk menyuburkan kolam adalah dengan mengadakan pemupukan, pupuk yang digunakan biasanya pupuk organik (kotoran ayam dan ternak lainnya, kompos) dan anorganik (urea, TSP, NPK, KCL). Pupuk organik yang diberikan ke kolam harus diurai terlebih dahulu oleh bakteri sebelum haranya dimanfaatkan oleh fitoplankton sehingga berpotensi menurunkan kandungan oksigen terlarut air kolam. 2.2.2 Pemeliharaan Induk Pemeliharaan induk bertujuan untuk menumbuhkan dan mematangkan gonad (sel telur dan sperma) ikan. Penumbuhan dan pematangan gonad ikan dapat dipacu melalui pendekatan lingkungan, pakan dan hormonal. Kegiatan ini merupakan kegiatan yang sangat penting dari pembenihan. Karena pemeliharaan induk akan mempengaruhi daya tetes telur bawal yang akan dipijahkan. 2.2.3 Penjaringan dan Seleksi Induk Penjaringan dan seleksi induk dilakukan langsung di dalam kolam pemeliharaan induk. Ciri-ciri induk betina yang baik untuk dipijahkan adalah perut ikan yang buncit dan kelamin ikan yang berwarna kemerahan. Penyeleksian atau pemilihan induk jantan hasil penjaringan dilakukan dengan memeriksa dan memencet perlahan di alat kelamin agar keluar cairan sperma berwarna putih susu, jika sperma keluar maka ikan tersebut siap untuk dipijahkan. Perbandingan seleksi induk ikan jantan untuk pemijahan adalah tiga ekor untuk setiap satu induk ikan betina. Tujuan kegiatan seleksi induk dilakukan untuk mendapatkan induk betina yang matang telur dan siap untuk dipijahkan. Seleksi induk dilakukan dengan cara pemeriksaan kondisi telur induk dengan selang kateter, yaitu selang kecil berdiameter 3 mm yang akan dimasukaan ke dalam lubang kelamin induk betina 12

untuk diambil beberapa telurnya yang akan diperiksa. Telur yang baik adalah warna telur kebiruan dan sedikit lengket jika dipegang. 2.2.4 Penyuntikan Setelah induk-induk yang matang telur dan induk jantan yang spermanya baik sudah diperoleh, langkah selanjutnya adalah penyuntikan. Penyuntikan merupakan kegiatan memasukkan hormon perangsang ke dalam induk dengan menggunakan alat suntik agar telurnya keluar. Hormon untuk perangsang pemijahan antara lain golongan gonadotropin, LHRH-a dan steroid. LHRH (luteinizing hormone releasing hormone) adalah hormon dari golongan protein yang dihasilkan oleh hipotalamus. Di Indonesia, penggunaan LHRH-a sudah banyak dilakukan untuk merangsang ovulasi dan pemijahan. LHRH-a yang sudah umum digunakan adalah Ovaprim yang merupakan campuran antara LHRH-a dan antidopamin. 2.2.5 Pemijahan Induk Pemijahan induk adalah proses pembuahan telur oleh sperma. Setelah dilakukan penyuntikan terhadap induk betina dan induk jantan, maka proses selajutnya yang dilakukan adalah memasukkan induk ke dalam bak pijah. Perbandingannya satu ekor induk betina dan tiga ekor induk jantan. Induk jantan yang disuntik sebanyak dua ekor dan satu ekor untuk pemancing atau penggiring induk betina dalam bak pemijahan. Proses pemijahan secara induced spawning, yaitu sistem pemijahan ikan bawal air tawar dimana induk-induk yang sudah di suntik tidak dilakukan pengeluaran telur (stripping), tetapi dibiarkan memijah sendiri seperti pemijahan alami. Setelah ikan disuntik dan digabung antara induk jantan dan betina, maka bak pemijahan yang sudah di isi air ¾ volumenya dan diberi aerasi yang cukup besar dan ditutup rapat permukaan atas fiber dengan terpal agar ikan tidak meloncat keluar. Saat pemijahan berlangsung, induk jantan akan mengejar induk betina. Induk betina kerap kali akan membalas dengan cara menempelkan perut ke kepala induk jantan. Apabila telah sampai puncaknya, induk betina akan mengeluarkan 13

telur dan induk jantan akan mengeluarkan sperma. Telur yang telah keluar akan dibuahi dalam air (di luar tubuh). 2.2.6 Penetesan Telur Penetasan merupakan kegiatan merawat telur-telur yang sudah dikeluarkan dari induk betina sampai menetas. Telur yang sudah keluar dari hasil pemijahan induk di bak pemijahan disaring dengan serokan telur kemudian dimasukkan ke dalam akuarium penetasan. Telur yang sebelumnya sudah dibersihkan dan diberi ¾ volumenya serta aerasi yang cukup dalam proses pematangan telur yang akan menetas. Setelah memijah telur-telur diambil menggunakan scope net halus, kemudian telur tersebut diteteskan didalam akuarium yang telah dilengkapi dengan aerasi dan water heater dengan suhu 27 0-29 0 C. Kepadatan telur antara 100-150 butir/liter. Penetasan telur-telur menjadi larva ikan bawal air tawar biasanya dalam waktu 16-24 jam. 2.2.7 Pemeliharaan Larva Pemeliharaan larva adalah kegiatan untuk merawat telur-telur yang baru menetas (larva) sampai siap untuk di masukkan ke tempat pemeliharaan. Yang dilakukan dalam proses pemeliharaan larva yaitu pemeliharaan dan pengontrolan larva, penyiponan dan penggantian air akuarium larva dan pemberian pakan artemia. 2.2.8 Pemanenan Menurut Suyanto (1994) di Indonesia terdapat dua cara panen, yaitu : a. Panen Sebagian Panen sebagian biasanya menggunakan alat berupa anco. Anco dipasang di dalam kolam. Di dalam anco ditaburkan sedikit pakan agar benih ikan berkumpul diatas anco itu. Setelah benih terkumpul, anco diangkat, kemudian benih diambil. Anco digunakan bila ingin menangkap benih dalam jumlah yang sedikit. 14

b. Panen Total Alat-alat yang diperlukan untuk panen total adalah beberapa buah baskom, beberapa buah ember, pikulan ikan, anco dan seser dalam berbagai ukuran. Untuk menampung benih disediakan wadah-wadah yang lebih besar, seperti bak-bak semen di dalam ruangan (terutama pada usaha pembenihan skala besar) dan beberapa buah happa. Saat panen benih, air kolam disurutkan secara perlahan hingga mencapai ketinggian 10-30 cm. Pada saat itu, pemanenan turun ke dalam kolam untuk mengatur sisa air agar mengalir kearah pintu pembuangan melalui parit (kemalir) yang terdapat di tengah dasar kolam. Kemudian benih ikan digiring perlahan-lahan ke arah parit. 2.3. Pendederan Ikan Bawal Air Tawar Pendederan ikan bawal air tawar adalah, kolam tersebut harus dipersiapkan seminggu sebelum penebaran benih. Persiapan meliputi pengeringan, perbaikan pematang, pengolahan tanah dasar dan pembuatan kemalir. Setelah itu kolam dikapur dengan kapur tohor sebanyak 50-100 gram/m2 dan dipupuk dengan pupuk organik dengan dosis 500 gram/m2 kemudian diisi air. Bila kolam sudah siap, larva ditebar pada pagi hari dengan kepadatan 50-100 ekor/m2. Setiap hari diberi pakan tambahan berupa pellet sebanyak 750 gram/10000 ekor larva dengan frekuensi tiga kali sehari. Biasanya pemeliharaan dikolam pendederan selama satu bulan dengan ukuran benih ikan bawal 1,5-3 cm. 2.4. Pembesaran Ikan Bawal Air Tawar Usaha pembesaran dilakukan dengan maksud untuk memperoleh ikan ukuran konsumsi atau ukuran yang disenangi oleh konsumen. Pembesaran ikan bawal dapat dilakukan di kolam tanah maupun kolam permanen, baik secara monokultur maupun polikultur. Ikan Bawal mempunyai beberapa keistimewaan antara lain : - pertumbuhannya cukup cepat. - nafsu makan tinggi serta termasuk pemakan segalanya (omnivora) yang condong lebih banyak makan dedaunan. - Ketahanan yang tinggi terhadap kondisi limnologis yang kurang baik. 15

- Disamping itu rasa dagingnya pun cukup enak, hampir menyerupai daging ikan gurami. 2.4.1 Persiapan Kolam Kolam untuk pemeliharaan ikan bawal dipersiapkan seperti halnya ikan air tawar lainnya. Persiapan kolam ini dimaksudkan untuk menumbuhkan makanan alami dalam jumlah yang cukup. 1) Mula-mula kolam dikeringkan sehingga tanah dasarnya benar-benar kering. Tujuan pengeringan tanah dasar antara lain : a. Membasmi ikan-ikan liar yang bersifat predator atau kompetitor (penyaing makanan). b. Mengurangi senyawa-senyawa asam sulfida (H 2 S) dan senyawa beracun lainnya yang terbentuk selama kolam terendam. c. Memungkinkan terjadinya pertukaran udara (aerasi) dipelataran kolam, dalam proses ini gas-gas oksigen (0 2 ) mengisi celah-celah dan pori-pori tanah. 2) Sambil menunggu tanah dasar kolam kering, pematang kolam diperbaiki dan diperkuat untuk menutup kebocoran-kebocoran yang ada. 3) Setelah dasar kolam benar-benar kering dasar kolam perlu dikapur dengan kapur tohor maupun dolomit dengan dosis 25 kg per 100 meter 2. Hal ini untuk meningkatkan ph tanah, juga dapat untuk membunuh hama maupun patogen yang masih tahan terhadap proses pengeringan. 4) Kolam pembesaran tidak mutlak harus dipupuk. Ini dikarenakan makanan ikan bawal sebagian besar diperoleh dari makanan tambahan atau buatan. Tapi bila dipupuk dapat menggunakan pupuk kandang 25-50 kg/100 m 2 dan TSP 3 kg/100 m 2. Pupuk kandang yang digunakan harus benar-benar yang sudah matang, agar tidak menjadi racun bagi ikan. 5) Setelah pekerjaan pemupukan selesai, kolam diisi air setinggi 2-3 cm dan dibiarkan selama 2-3 hari, kemudian air kolam ditambah sedikit demi sedikit sampai kedalaman awal 40-60 cm dan terus diatur sampai ketinggian 80-120 cm tergantung kepadatan ikan. Jika warna air sudah hijau terang, baru benih ikan ditebar (biasanya 7~10 hari setelah pemupukan). 16

2.4.2. Penebaran Benih Ikan Bawal Air Tawar Sebelum benih dari pendederan ditebar perlu diadaptasikan terlebih dahulu, dengan tujuan agar ikan tidak dalam kondisi stres saat berada dalam kolam. Cara adaptasi : ikan yang masih terbungkus dalam plastik yang masih tertutup rapat dimasukkan kedalam kolam, biarkan sampai dinding plastik mengembun. Ini tandanya air kolam dan air dalam plastik sudah sama suhunya, setelah itu dibuka plastiknya dan air dalam kolam masukkan sedikit demi sedikit kedalam plastik tempat benih sampai benih terlihat dalam kondisi baik. Selanjutnya benih ditebar/dilepaskan dalam kolam secara perlahan-lahan, padat tebar benih yaitu 30-50 ekor/m 2. 2.4.3. Kualitas Pakan dan Cara Pemberian Kualitas dan kuantitas pakan sangat penting dalam pengusahaan ikan, karena hanya dengan pakan yang baik ikan dapat tumbuh dan berkembang sesuai dengan yang kita inginkan. Kualitas pakan yang baik adalah pakan yang mempunyai gizi yang seimbang baik protein, karbohidrat maupun lemak serta vitamin dan mineral. Ikan bawal air tawar bersifat omnivore, sehingga makanan yang diberikan bisa berupa daun-daunan maupun berupa pelet. Pakan diberikan 3-5 persen berat badan (perkiraan jumlah total berat ikan yang dipelihara). Pemberian pakan dapat ditebar secara langsung. 2.4.4. Pemanenan Pemanenan hasil usaha pembesaran ikan bawal air tawar dapat dilakukan setelah ikan bawal dipelihara 4-6 bulan, waktu tersebut ikan bawal air tawar telah mencapai ukuran kurang lebih 500 gram/ekor, dengan kepadatan 4 ekor/m 2. Biasanya alat yang digunakan berupa waring bermata lebar. Ikan bawal air tawar hasil pemanenan sebaiknya ditampung, penampungannya dilakukan ditempat yang luas (tidak sempit) dan air dalam keadaan selalu mengalir. 17

2.5. Tinjauan Penelitian Terdahulu Erlin (2005), melakukan penelitian analisis kelayakan finansial usaha pembenihan ikan mas di Desa Sumurgintung, Kecamatan Pegaden, Kabupaten Subang, Jawa Barat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ditinjau dari finansial. Analisis kelayakan pada aspek finansial dilakukan pada dua skenario dengan melihat dari kriteria-kriteria investasi, yaitu NPV, Net B/C dan IRR, pada skenario satu usaha pembenihan ikan mas di Desa Sumurgintung tidak melakukan pinjaman modal, dimana modal kerja dan modal investasi dibayar sendiri oleh pembudidaya pembenihan ikan mas, sedangkan skenario dua dengan melakukan pinjaman ke Bank BRI. Berdasarkan pehitungan analisis usaha perkuartal memperlihatkan keuntungan sebesar Rp. 8.757.399,92, R-C ratio sebesar 1,41 dan payback period 4,5 tahun, sedangkan berdasarkan perhitungan kriteria investasi dengan waktu lima tahun (15 kuartal) pada tingkat suku bunga 8 persen perkuartal diperoleh nilai NPV sebesar Rp. 13.205.659,22, Net B/C sebasar 1,13 dan IRR sebesar 9,54 persen, skenario adanya pinjaman dari lembaga keuangan menurunkan nilai kriteria investasi walaupun masih layak untuk dikembangkan. Pada skenario dua menunjukkan nilai NPV Rp. 2.284.388,04, Net B/C 1,03 dan IRR 8,27 persen. Apabila dilihat dari sensitivitas terhadap kenaikan harga pupuk (TSP 11,11%, PK 4,76%, Kaptan 3,7%), menunjukkan nilai NPV sebesar Rp. 11.230.498,59, Net B/C 1,11 persen dan IRR 9,3 persen. Penelitian yang dilakukan oleh Eko (2005) mengenai analisis kelayakan finansial usaha pembesaran ikan mas kolam air deras (studi kasus MN Fish Farm Kabupaten Subang, Jawa Barat). Penelitian tersebut terdapat dua skenario, skenario pertama dengan modal sendiri, dari perhitungan diperoleh hasil bahwa usaha pembesaran ikan mas kolam air deras MN Fish Farm layak pada tingkat diskonto 6 persen. Hasil yang didapat adalah NPV Rp. 823.606.812,00, Net B/C sebesar 3,06 dan IRR 26 persen MPI empat tahun enam bulan, sedangkan pada skenario dua dengan modal sebagian berasal dari pinjaman Bank dan tingkat diskonto 6 persen, usaha masih layak untuk dilaksanakan dengan NPV Rp.682.145.459,00, Net B/C 4,41, IRR 32 persen dan MPI lima tahun satu bulan. 18

Usaha tidak peka terhadap kenaikan harga input, yaitu kenaikan harga benih 30,4 persen dan kenaikan harga pakan sebesar 7,91 persen. Usaha masih layak apabila terjadi penurunan harga output sebesar 5,56 persen, usaha menjadi tidak layak dengan adanya penurunan harga output sebesar 11,11 persen. Menurut Aditya (2007), melakukan penelitian analisis kelayakan usaha secara partisipatif pada usaha budidaya pembesaran ikan gurame (studi kasus kelompok tani Tirta Maju, Desa Situgede). Analisis kelayakan usaha yang dilakukan menunjukkan bahwa usaha keseragaman budidaya pembesaran ikan gurame kelompok tani Tirta Maju di kategorikan layak untuk diimplementasikan dilihat dari aspek pasar, teknis, manajemen dan finansial. Analisis pendapatan usaha tani menunjukkan nilai keuntungan Rp. 16.238.500,00 dan R/C 1,29, sedangkan dalam analisis penilaian investasi usaha diperoleh nilai NPV Rp.10.433.512,00, PI 1,67 dan IRR 28,9 persen. Namun demikian, usaha ini termasuk kurang profitable dan menarik bagi Bank/investor untuk menanamkan modalnya. Hal ini dikarenakan keuntungan perbulan usaha ini selama lima periode berjalan hanya sebesar Rp. 260.238,00. Selain itu, pendapatan perbulan setiap anggota yang terlihat berdasarkan nilai keuntungan satu periode hanya sebesar Rp. 225.535,00 dan lebih rendah dari kebutuhan rumah tangga yang mencapai Rp. 450.000,00/ bulan. Hasil sensitifitas menunjukkan bahwa kelayakan usaha Tirta Maju cukup peka terhadap perubahan yang terjadi pada faktor harga jual ikan gurame dan volume produksi. Sementara itu, perubahan pada faktor harga pakan buatan (pelet) tidak terlalu berpengaruh terhadap kelayakan usaha ini, namun kenaikan harga pellet mencapai 61 persen dapat menyebabkan usaha pembesaran ikan gurame menjadi tidak layak. Penelitian yang dilakukan Reny (2006), melakukan penelitian analisis kelayakan finansial pembenihan dan pendederan ikan nila pada kelompok pembudidaya Mekarsari Desa Tanjungsari, Kecamatan Pondoksalam, Kabupaten Purwakarta. Penelitian yang dilakukan untuk mengetahui gambaran umum usaha pembenihan dan pendederan ikan nila wanayasa yang dilakukan oleh anggota Kelompok Pembudidaya Mekarsari di Desa Tanjungsari, menganalisis keuntungan usaha, menganalisis kelayakan investasi yang ditanamkan dan 19

menganalisis sensitivitas usaha terhadap perubahan harga faktor produksi, dalam hal ini adalah pakan. Hasil analisis yang diperoleh menyatakan bahwa nilai NPV sebesar Rp.225.116.401,83, Net B/C 19,38 dan IRR 707%. Hasil analisis sensitivitas dengan metode swiching value diperoleh bahwa usaha masih layak dijalankan dengan adanya peningkatan harga pakan sampai batas kenaikan 800,917% karena nilai NPV sama dengan nol, Net B/C sama dengan satu dan IRR sama dengan tingkat suku bunga. Penelitian yang dilakukan oleh Surahmat (2009), mengenai analisis kelayakan usaha pembenihan larva ikan bawal air tawar Ben s Fish Farm Cibungbulang, Kabupaten Bogor. Penelitian ini terdapat dua skenario, skenario pertama dengan modal sendiri dan skenario kedua modal berasal dari pinjaman ke lembaga keuangan. Berdasarkan kelayakan finansial pada skenario pertama dengan tingkat diskonto 7,25 persen usaha pembenihan larva ikan bawal air tawar di cabang usaha yang ke 24, diperoleh NPV lebih besar dari nol yaitu sebesar Rp.587.596.184,05 artinya usaha ini layak dijalankan, sedangkan nilai Net B/C sebesar 4,15 lebih besar dari satu dan nilai IRR sebesar 61 persen lebih besar dari tingkat suku bunga deposito sebesar 7,25 persen, sedangkan waktu yang diperlukan untuk mengembalikan total investasi selama 2 tahun 3 bulan. Hasil analisis finansial dengan skenario kedua yang berasal dari pinjaman diperoleh nilai NPV sebesar Rp.9.501.982,34, usaha tersebut jika dilaksankan akan masih mendapatkan keuntungan yang sangat kecil yaitu sebesar Rp.9.501.982,34, sedangkan nilai Net B/C sebesar 3,9 dan nilai IRR sebesar 21 persen lebih besar dari tingkat suku bunga pinjaman sebesar 14 persen. Waktu pengembalian modal investasi melebihi dari 10 tahun yang lebih besar dari umur proyek sehingga usaha tersebut lebih layak. Selain itu dari hasil dilakukan analisis switching value untuk mengetahui tingkat perubahan harga jual larva, penurunan produksi larva dan kenaikan harga input (ovaprim) sehingga keuntungan mendekati normal. Skenario pertama dengan modal sendiri, penurunan harga jual larva yang masih dapat ditolerir sebesar 7,04 persen yaitu dari harga Rp.8 perekor menjadi Rp.1,43 perekor. 20

Pengusahaan pembenihan larva ikan bawal air tawar masih layak diusahakan apabila penurunan jumlah produksi tidak melebihi 42,1 persen, sedangkan untuk peningkatan harga input agar usaha tersebut masih layak diusahakan sampai 95,89 persen, skenario kedua dengan modal pinjaman, tidak dilakukan switching value karena modal pinjaman usaha tidak layak untuk dilaksanakan berdasarkan waktu pengembalian modal investasi yang lebih besar dari umur proyek. Perbedaan dengan penelitian terdahulu yaitu model pengembangan usaha yang berbeda, tetapi ada juga yang jenis usahanya sama namun lokasi usahanya berbeda dengan lokasi usaha yang dilakukan penelitian. Dari segi metode yang digunakan dalam penelitian terdahulu relatif sama yaitu dengan melihat aspek pasar, aspek manajemen, aspek teknis, aspek sosial, aspek lingkungan dan aspek finansial, tetapi pada penelitian yang dilakukan analisis aspek hukum tidak dilakukan karena ruang lingkup penelitian ini hanya dibatasi pada lingkup internal perusahaan sehingga tidak melihat efek usaha terhadap lingkungan sekitar. Pada penelitian Surahmat, dilakukan dua skenario yaitu, modal sendiri dan modal pinjaman, sehingga peneliti ingin mengembangkan skenario untuk pengembangan usaha ikan bawal air tawar lebih luas dengan cangkupan ke usaha pendederan dan pembesaran ikan bawal air tawar. 21