TugasAkhir RE 091324 Dosen Pembimbing: Prof. DR. Ir. Nieke Karnaningroem, M.Sc. 19550128 198503 2001 Oleh : Andrew indrawanto 3309100011
Tiap tahun bertambahnya jumlah penduduk Terjadinya banyaknya air limbah yang dihasilkan Dibutuhkan alternatif pengolahan sederhana dan mudah untuk minimisasi pencemaran limbah domestik Biosand Filter
Mengetahui penyisihan COD, Nitrat, Fosfat dan TSS pada air limbah grey water Berapa variasi sedimentasi dan biosand filter sederhana untuk mengolah air limbah (grey water) skala rumah tangga sebagai air baku air bersih
Memperoleh efisiensi COD, Nitrat, Fosfat dan TSS air limbah Grey water Memperoleh variasi ketebalan dan diameter media biosand filter yang optimal dalam menyisihkan parameter COD, Nitrat, Fosfat dan TSS
1 Sampel air baku yang digunakan adalah limbah Grey water artficial 2 3 Variasi diameter media pasir: dan ketinggian pasir. Biosand filter I : diameter media pasirnya berukuran 1,19mm dan tinggi pasir 10cm. Biosand filter II : diameter media pasirnya berukuran 0,59mm dan tinggi pasir 10cm. Biosand filter III : diameter media pasirnya berukuran 1,19mm dan tinggi pasir 5cm Mengukur kemampuan penyisihan dengan menggunakan parameter COD, TSS, Nitrat, Fosfat Biosand filteryang digunakan adalah skala laboratorium
Pembuatan sampel Air limbah artificial disesuaikan dengan kualitas air limbah grey water yang sebenarnya. Air limbah yang dibuat menggunakan perbandingan C:N:P= 100:5:1 Limbah artificial dibuatdengan bahan dasar gula pasir sebagai organik, KNO 3 sebagai nitrat, KH 2 PO 4 sebagai fosfat, dan tanah sebagai TSS. Total air limbah yang digunakan yaitu 30L
Pembuatan Bak Sedimentasi Jika air limbah campuran black dan grey water yang memiliki konsentrasi yang lebih tinggi langsung diolah dengan biosand filter, maka terjadi kemungkinan clogging lebih cepat. Maka dari itu diperlukan pre treatmen berupa bak sedimentasi untuk mereduksi kandungan organik yang terdapat pada air limbah sebelum masuk ke unit biosand filter
Pembuatan Reaktor Biosand filter Pada penelitian ini akan digunakan tiga buah unit biosand filter yang terbuat dari ember Biosand filter I: diameter media pasirnya berukuran 1,19mm dan tinggi pasir 10cm Biosand filter II: diameter media pasirnya berukuran 0,59mm dan tinggi pasir 10cm Biosand filter III : diameter media pasirnya berukuran 1,19mm dan tinggi pasir 5cm
Aerasi terlebih dahulu sebelum dilakukan proses running, Proses aerasi sangat penting terutama pada pengolahan air limbah yang proses pengolahan biologinya memanfaatkan bakteri aerob. Bakteri aerob adalah kelompok bakteri yang mutlak memerlukan oksigen bebas untuk proses metabolismenya. Dengan tersedianya oksigen yang mencukupi selama proses biologi, maka bakteri-bakteri tersebut dapat bekerja dengan optimal.
Dalam penelitian ini di lakukan analisis blanko yang bertujuan untuk mengetahui perbedaan efisiensi penyisihan pada biosand filter yang terjadi dengan kondisi biofilm yang belum tumbuh. Pengambilan sampling dilakukan pada 5 titik yaitu pada reservoar, prasedimentasi, dan pada ketiga biosand filter, dilakukan selama 10 hari.
Proses seeding dilakukandengan cara merendam media yang sudah terisi pada biosand filter dengan sampel air limbah dan ketinggian air pada lapisan biofilm dijaga setinggi 5 cm dari permukaan media pasir halus.prosesaklimatisasi untuk pembentukan biofilm pada media pada penelitian ini dilakukan sekitar 2 minggu.
Pada penelitian ini digunakan 2 variabel yaitu variasi kedalaman pasir dan diameter media biosand filter sesuai dengan kriteria desain.
Parameter Blanko BSF 1 Reaktor BSF 1 COD 54,09 % 72,03% fosfat 18,00% 34,46% TSS 39,74% 63,58% nitrat 20,38% 39,67% Efisiensi penyisihan Biosand filter 1 COD Blanko rata rata 54,09%, sedangkan untuk COD Analisis rata rata 72,03% Efisiensi penyisihan Biosand filter 1 Fosfat Blanko rata rata 18,00% sedangkan untuk Fosfat Analisis rata rata 34,46% Efisiensi penyisihan Biosand filter 1 TSS Blanko rata rata 39,74% sedangkan untuk TSS Analisis rata rata 63,58% Efisiensi penyisihan Biosand filter 1 Nitrat Blanko rata rata 20,38% sedangkan untuk Nitrat Analisis rata rata 39,67%
Parameter Blanko BSF 2 Reaktor BSF 2 COD 58,53% 79,02% fosfat 19,03% 35,23% TSS 42,00% 69,18% nitrat 21,21% 40,28% Efisiensi penyisihan Biosand filter 2 COD Blanko rata rata 58,53%, sedangkan untuk COD Analisis rata rata 79,02% Efisiensi penyisihan Biosand filter 2 Fosfat Blanko rata rata 19,03% sedangkan untuk Fosfat Analisis rata rata 35,23% Efisiensi penyisihan Biosand filter 2 TSS Blanko rata rata 42,00% sedangkan untuk TSS Analisis rata rata 69,18% Efisiensi penyisihan Biosand filter 2 Nitrat Blanko rata rata 21,21% sedangkan untuk Nitrat Analisis rata rata 40,28%
Parameter Blanko BSF 3 Reaktor BSF 3 COD 56,82 73,80 fosfat 18,50 34,82 TSS 40,20 66,93 nitrat 20,75 39,95 Efisiensi penyisihan Biosand filter 3 COD Blanko rata rata 56,82%, sedangkan untuk COD Analisis rata rata 73,80% Efisiensi penyisihan Biosand filter 3 Fosfat Blanko rata rata 18,50% sedangkan untuk Fosfat Analisis rata rata 34,82% Efisiensi penyisihan Biosand filter 3 TSS Blanko rata rata 40,20% sedangkan untuk TSS Analisis rata rata 66,93% Efisiensi penyisihan Biosand filter 3 Nitrat Blanko rata rata 20,75% sedangkan untuk Nitrat Analisis rata rata 39,95%
Perbandingan Parameter COD pada BSF 1, BSF 2, dan BSF 3 Efisiensi COD dari ketiga rata-rata pada pada bsf 1 sekitar 72,03%, bsf 2 sekitar 79,02% dan bsf 3 sekitar 73,80%.
Perbandingan Parameter Fosfat pada BSF 1, BSF 2, dan BSF 3 Efisiensi Fosfat dari ketiga rata-rata pada pada bsf 1 sekitar 34,46%, bsf 2 sekitar 35,23% dan bsf 3 sekitar 34,82%
Perbandingan Parameter TSS pada BSF 1, BSF 2, dan BSF 3 Efisiensi TSS dari ketiga rata-rata pada bsf 1 sekitar 63,58%, bsf 2 sekitar 69,18% dan bsf 3 sekitar 66,93%
Perbandingan Parameter Nitrat pada BSF 1, BSF 2, dan BSF 3 Efisiensi Nitrat dari ketiga rata-rata pada bsf 1 sekitar 39,67%, bsf 2 sekitar 40,28% dan bsf 3 sekitar 39,95%
Gabungan Bak pengendap dengan Biosand filter Gabungan COD BP+BSF 1 79,45% BP+BSF 2 84,58% BP+BSF 3 80,75% Efisiensi inlet BP dengan outlet biosand filter parameter COD rata-rata pada bsf 1 sekitar 79,45%, bsf 2 sekitar 84,58% dan bsf 3 sekitar 80,75%
Gabungan Bak pengendap dengan Biosand filter Gabungan Fosfat BP+BSF 1 41,64% BP+BSF 2 42,33% BP+BSF 3 41,97% Efisiensi inlet BP dengan outlet biosand filter parameter fosfat rata-rata pada bsf 1 sekitar 41,64%, bsf 2 sekitar 42,33% dan bsf 3 sekitar 41,97%
Gabungan Bak pengendap dengan Biosand filter Gabungan TSS BP+BSF 1 85,66% BP+BSF 2 87,86% BP+BSF 3 86,98% Efisiensi inlet BP dengan outlet biosand filter parameter TSS rata-rata pada bsf 1 sekitar 85,66%, bsf 2 sekitar 87,86% dan bsf 3 sekitar 86,98%
Gabungan Bak pengendap dengan Biosand filter Gabungan Nitrat BP+BSF 1 47,09% BP+BSF 2 47,62% BP+BSF 3 47,33% Efisiensi inlet BP dengan outlet biosand filter parameter nitrat rata-rata pada bsf 1 sekitar 47,09%,bsf 2 sekitar 47,62% dan bsf 3 sekitar 47,33%
Dari variasi ketebalan dan diameter media biosand filter yang optimal dalam menyisihkan parameter COD, Nitrat, Fosfat dan TSS adalah Biosand filter 2 dapat dilihat: Biosand filter 1 dengan media pasir halus berdiameter 1,19 mm, dengan ketinggian 10cm, dapat mereduksi: COD =72,03% ; Nitrat =39,67% Fosfat =34,64%; Tss =63,58% Biosand filter 2 dengan media pasir halus berdiameter 0,59 mm, dengan ketinggian 10cm, dapat mereduksi: COD =79,02%; Nitrat =40,28%; Fosfat =35,23% Tss =69,18% Biosand filter 3 dengan media pasir halus berdiameter 1,19 mm, dengan ketinggian 5cm, dapat mereduksi: COD=73,80%; Nitrat =39,95% ;Fosfat =34,82% Tss =66,93%.
Perlu melakukan pengamatan dengan parameter yang berbeda. Kekurangan dari analisis ini adalah unsur-unsur dalam biosand filter adalah: Pada biosand filter tidak dapat beroperasi dengan jangka waktu yang lama, bila terjadi clogging perlu dilakukan scrapping di atas pasir agar biosand filter dapat beroperasi kembali. Reaktor biosand filter sukar di pindah dan tidak dapat terkena terik matahari dan hujan.