BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perusahaan di Indonesia dalam praktiknya berusaha untuk memberikan informasi yang baik dalam pengelolaan perusahaannya. Pihak-pihak yang berkepentingan selalu membutuhkan informasi baik yang bersifat keuangan maupun non keuangan. Informasi keuangan terbagi menjadi dua yaitu informasi akuntansi dan non-akuntansi. Informasi akuntansi terdiri dari informasi operasional, informasi akuntansi keuangan, informasi akuntansi manajemen serta informasi akuntansi pajak. Sedangkan informasi non-akuntansi dapat diperoleh dari laporan keuangan yang di susun oleh perusahaan (Saputro dan Zulaikha, 2011). Informasi tersebut dipergunakan oleh pihak eksternal maupun internal perusahaan yang berkepentingan dalam mengambil suatu keputusan. Salah satu informasi yang sangat penting dalam perusahaan adalah pertumbuhan laba (Oktafioni, Ethika dan Rahmawati, 2013). Namun, adanya dua pengukuran laba suatu perusahaan yaitu laba akuntansi yang dihitung berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan dan laba fiskal yang dihitung sesuai dengan peraturan perpajakan yang berlaku (book-tax differences) menjadi masalah yang akan mempengaruhi pertumbuhan laba perusahaan. Laba merupakan hal mendasar dan penting dari laporan keuangan dan memiliki banyak kegunaan diberbagai konteks (Belkaoui, 2011 dalam 1
2 Oktafioni, Ethika dan Rahmawati, 2013). Pihak internal dan eksternal perusahaan menggunakan laba sebagai dasar pengambilan keputusan seperti pemberian kompensasi dan pembagian bonus kepada manajer, pengukur prestasi atau kinerja manajemen, dan dasar penentuan besarnya pengenaan pajak (Wijayanti 2006, dalam Saputro dan Zulaikha 2011). Angka laba diharapkan dapat mempresentasikan kinerja suatu entitas atau perusahaan secara keseluruhan. Setiap perusahaan berusaha untuk memperoleh laba yang maksimal yang nantinya akan berpengaruh kepada kelangsungan hidup perusahaan tersebut (Rosanti 2013). (belkoui, 2011 dalam Oktafioni, Ethika dan Rahmawati, 2013) menjelaskan ada dua versi laba dalam laporan keuangan yaitu laba yang dikenal sebagai laba kena pajak, yang diperhitungkan menurut aturan-aturan perpajakan dan laba yang diperhitungkan menurut akuntansi sesuai dengan standar Akuntansi Keuangan yang berlaku. PSAK No.46 (2009, dalam Saputro 2011) menyebutkan laba akuntansi adalah laba atau rugi bersih selama satu periode sebelumnya dikurangi beban pajak. Sedangkan laba fiskal atau penghasilan kena pajak adalah laba atau rugi selama satu periode yang dihitung berdasarkan peraturan perpajakan dan yang menjadi dasar perhitungan pajak penghasilan. Besarnya perbedaan laba akuntansi dan laba fiskal dianggap sebagai sinyal kualitas laba. Semakin besar perbedaan yang terjadi, semakin rendah kualitas laba yang artinya semakin rendah persistensinya. Terkait hal ini Hanlon (2005, dalam Renalita 2012) menyebutkan bahwa
3 rendahnya persistensi laba kena pajak kemungkinan disebabkan oleh banyaknya akrual dalam perusahaan. Informasi yang berisikan perbedaan laba akuntansi dan laba pajak disebut juga dengan book-tax differences. Book-tax differences timbul dari perbedaan yang sifatnya sementara (temporary differences) dan sifatnya tetap (permanent differences) (Saputro, 2011). Perbedaan permanen terjadi karena administrasi pajak menghitung laba fiskal berbeda dengan laba pembukuan (menurut standar akuntansi) tanpa koreksi di kemudian hari. Hal ini menyebabkan adanya perbedaan laba total selama masa eksistensi perusahaan yang dihitung menurut ketentuan perpajakan dan prinsip akuntansi. Sedangkan perbedaan waktu, yang bersifat sementara, terjadi karena adanya ketidaksamaan saat pengakuan penghasilan dan beban oleh administrasi pajak dan masyarakat profesi akuntan (Gunadi, 2009). Dengan demikian, manajemen berkewajiban melakukan penyesuaian atas laba akuntansinya dengan ketentuan perpajakan yang berlaku untuk menghitung laba fiskal atau biasa disebut dengan rekonsiliasi fiskal (Deviana, 2010 dalam Saputro 2011). Rekonsiliasi fiskal adalah koreksi atau penyesuaian yang harus dilakukan oleh wajib pajak sebelum menghitung pajak penghasilan bagi wajib pajak badan dan wajib pajak orang pribadi (yang menggunakan pembukuan dalam menghitung penghasilan kena pajak). Koreksi fiskal terjadi karena adanya perbedaan perlakuan/pengakuan penghasilan maupun biaya antara akuntansi komersial dengan akuntansi pajak
4 (Wibowo, 2013). Koreksi fiskal terdiri dari penyesuaian fiskal positif dan penyesuaian fiskal negatif. Pelaksanaan koreksi fiskal positif akan berakibat memperbesar penghasilan kena pajak. Koreksi fiskal positif dilakukan dengan mengurangi biaya-biaya komersial sehingga besarnya biaya-biaya menjadi lebih kecil daripada yang dibuat dalam laporan keuangan komersial. Sedangkan koreksi fiskal negatif akan berakibat menngurangi besarnya penghasilan kena pajak. Koreksi fiskal negatif dilakukan dengan menambahkan biaya-biaya komersial, sehingga besarnya biaya-biaya menjadi lebih besar daripada yang dibuat dalam laporan keuangan komersial. Dengan demikian, maka besarnya penghasilan kena pajak menjadi lebih kecil karena biaya yang di perkenankan untuk dibebankan lebih besar daripada sebelum dilakukan koreksi negatif (Barata, 2011). (Saputro dan Zulaikha, 2011) menyatakan laporan keuangan komersil yang dijadikan dasar dalam rekonsiliasi fiskal guna menghitung laba kena pajak seringkali tidak mempresentasikan keadaan ekonomi yang sebenarnya. Karena terkadang manajemen perusahaan akan berusaha menampilkan kinerja keuangan yang baik melalui kebijakan akuntansi yang diperbolehkan, sehingga akan mempengaruhi besarnya jumlah pertumbuhan laba yang akan datang. Dengan demikian, manajemen perusahaan akan memberikan sebuah informasi akuntansi pajak untuk disampaikan kepada pihak stakeholder mengenai book-tax differences
5 dimungkinkan dapat mempengaruhi pertumbuhan laba bersih perusahaan satu periode kedepan (Saputro, 2011). Penelitian yang berkaitan dengan hubungan pengaruh book-tax differences terhadap laba dilakukan oleh Jackson (2009 dalam Oktafioni, Ethika dan Rahmawati, 2013) tentang book-tax differences and earning growth. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Book-tax differences berpengaruh positif terhadap pertumbuhan laba satu periode kedepan. Temporary differences berpengaruh signifikan negatif terhadap pertumbuhan laba satu periode kedepan. Permanent differences berpengaruh signifikan positif terhadap pertumbuhan laba satu periode kedepan. Penelitian juga dilakukan oleh Saputro dan Zulaikha (2011) yang menyatakan bahwa perbedaan temporer dan total book-tax differences mampu memprediksi pertumbuhan laba perusahaan satu periode kedepan, sedangkan perbedaan permanen tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan laba perusahaan satu periode kedepan. Hal ini menunjukkan bahwa booktax differences tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan laba satu periode kedepan. Penelitian di Indonesia mengenai book-tax differences berkaitan dengan persistensi laba yang dilakukan oleh Martani dan Persada (2010 dalam Oktafioni, Ethika dan Rahmawati, 2013) menguji pengaruh Book- Tax Gap terhadap persistensi laba dan menunjukkan bahwa book-tax gap berpengaruh signifikan terhadap persistensi laba satu periode kedepan. Beda tetap dan beda waktu sama-sama memiliki pengaruh negatif terhadap
6 pertumbuhan laba satu periode kedepan. Penelitian juga dilakukan oleh Lestari (2011, dalam Oktafioni, Ethika, dan Rahmawati, 2013) tentang analisis pengaruh book-tax differences terhadap pertumbuhan laba, dan menyatakan bahwa perbedaan temporer dan perbedaan permanen tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan laba satu periode kedepan. Hutabarat (2013) menguji book-tax differences terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan food and beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan hasilnya menunjukkan book-tax differences berpengaruh negatif terhadap pertumbuhan laba. Oktafioni, Ethika, dan Rahmawati (2013) menguji book-tax differences terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI dan menunjukkan hasil bahwa beda temporer dan beda permanen tidak mempengaruhi pertumbuhan laba. Renalita (2012) menguji book-tax GAP terhadap persistensi laba pada industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan hasilnya menunjukkan bahwa perbedaan permanen dan temporer samasama berpengaruh negatif terhadap persistensi laba. Dari perbedaan hasil penelitian terdahulu yang tidak konsisten, maka penelitian ini kembali menguji peranan book-tax differences terhadap pertumbuhan laba dengan menggunakan perusahaan industri dasar dan kimia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama tahun 2011-2103.
7 Penelitian ini menggunakan sampel laporan keuangan perusahaan teknik dasar dan kimia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama rentan waktu 3 tahun yaitu periode tahun 2011-2013. Berdasarkan latar belakang penelitian tersebut, maka penulis mengambil judul skripsi Pengaruh Book-Tax Differences Terhadap Pertumbuhan Laba Pada Perusahaan Industri Dasar dan Kimia yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2013. B. Rumusan Masalah Penelitian Berdasarkan latar belakang dan hasil penelitian terdahulu diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Apakah perbedaaan temporer dan perbedaan permanen (Book- Tax Differences) secara bersama-sama berpengaruh terhadap pertumbuhan laba? 2. Apakah perbedaan temporer berpengaruh terhadap pertumbuhan laba? 3. Apakah perbedaan permanen berpengaruh terhadap pertumbuhan laba? C. Tujuan dan Kontribusi Penelitian 1. Tujuan Penelitian Tujuan pada penelitian ini yaitu mendapatkan bukti empiris mengenai: 1. Pengaruh perbedaan temporer dan perbedaan permanen (Book-Tax Differences) secara bersama-sama terhadap pertumbuhan laba.
8 2. Pengaruh perbedaan temporer terhadap pertumbuhan laba. 3. Pengaruh perbedaan permanen terhadap pertumbuhan laba. 2. Kontribusi Penelitian a. Bagi Investor Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan para investor untuk dalam pengambilan keputusan investasi. b. Bagi manajemen Penelitian ini dapat menjadi masukan kepada manajemen dalam meningkatkan persepsi positif para pengguna laporan keuangan terhadap kualitas laba yang dilaporkan melalui pengelolaan perbedaan temporer dan permanen. c. Bagi akademis Dapat membantu memahami penelitian tentang book-tax differences yang berhubungan dengan pertumbuhan laba dan dapat digunakan sebagai referensi pada penelitian selanjutnya.