Bab I. Pendahuluan. Kebutuhan kedelai meningkat seiring dengan meningkatkan permintaan untuk

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI DAN IMPOR KEDELAI DI INDONESIA. Oleh : RIKA PURNAMASARI A

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

KINERJA PRODUKSI DAN HARGA KEDELAI SERTA IMPLIKASINYA UNTUK PERUMUSAN KEBIJAKAN PERCEPATAN PENCAPAIAN TARGET SUKSES KEMENTERIAN PERTANIAN

II TINJAUAN PUSTAKA. Juni 2010] 6 Masalah Gizi, Pengetahuan Masyarakat Semakin Memprihatinkan. [10

V GAMBARAN UMUM PERKEMBANGAN DAN IMPOR KEDELAI INDONESIA

STUDI KASUS PERMASALAHAN KOMODITAS KEDELAI DALAM PEREKONOMIAN INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. dalam kebijakan pangan nasional. Pertumbuhan ekonomi di negara negara

BAB I PENDAHULUAN. negara (Krugman dan Obstfeld, 2009). Hampir seluruh negara di dunia melakukan

I. PENDAHULUAN. Tabel 1.1. Produksi dan Konsumsi Kedelai di Indonesia Tahun

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai negara berkembang, Indonesia memiliki laju pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. kebijakan pangan nasional. Menurut Irwan (2005), kedelai mengandung protein. dan pakan ternak serta untuk diambil minyaknya.

POLITIK KETAHANAN PANGAN MENUJU KEMANDIRIAN PERTANIAN

BAB I PENDAHULUAN. adanya keterbukaan ekonomi yang semakin luas dari setiap negara di dunia, baik. financial openness). Keuntungan dari keterbukaan

MEMPOSISIKAN KEMBALI BULOG SEBAGAI GARDA DEPAN KETAHANAN PANGAN PADA SUBSISTEM DISTRIBUSI

BAB I PENDAHULUAN. tanaman pangan. Sektor tanaman pangan adalah sebagai penghasil bahan makanan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENDAHULUAN. setelah beras. Jagung juga berperan sebagai bahan baku industri pangan dan

BAB I PENDAHULUAN. Jagung merupakan komoditi yang penting bagi perekonomian Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN. penduduk Indonesia. Bagi perekonomian Indonesia kacang kedelai memiliki

1 Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Kemampuan sektor pertanian dalam

PROSPEK TANAMAN PANGAN

KEBIJAKAN PEMBANGUNAN KETAHANAN PANGAN NASIONAL Dalam Mendukung KEMANDIRIAN PANGAN DAERAH

CUPLIKAN RUMUSAN HASIL KONFERENSI DEWAN KETAHANAN PANGAN TAHUN 2010

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. pertumbuhan produksi pertanian tidak sebesar laju permintaan pangan. Tabel 1.1

INFLASI DAN KENAIKAN HARGA BERAS Selasa, 01 Pebruari 2011

BAB I PENDAHULUAN. dari pemerintah dalam kebijakan pangan nasional. olahan seperti: tahu, tempe, tauco, oncom, dan kecap, susu kedelai, dan

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Prospek dan Arah Pengembangan AGRIBISNIS KEDELAI. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian 2005

I. PENDAHULUAN. agraris seharusnya mampu memanfaatkan sumberdaya yang melimpah dengan

I. PENDAHULUAN. menghasilkan barang dan jasa, usaha kecil mikro, dan menengah adalah usaha

I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

memberikan multiple effect terhadap usaha agribisnis lainnya terutama peternakan. Kenaikan harga pakan ternak akibat bahan baku jagung yang harus

Politik Pangan Indonesia - Ketahanan Pangan Berbasis Kedaulatan dan Kemandirian Jumat, 28 Desember 2012

KAJIAN KEBIJAKAN HPP GABAH DAN HET PUPUK MENDUKUNG PENINGKATAN KETAHANAN PANGAN DAN PENDAPATAN PETANI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara agraris, yakni salah satu penghasil

I. PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN A.

I. PENDAHULUAN. keanekaragaman hayati yang sangat besar (mega biodiversity) berupa sumber

I. PENDAHULUAN. menghadapi tantangan yang sangat kompleks dalam memenuhi kebutuhan pangan

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia menjadi komoditas pangan yang dapat mempengaruhi kebijakan politik

I. PENDAHULUAN. Perusahaan umum Bulog mempunyai misi yakni memenuhi kebutuhan pangan

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan pembangunan pertanian periode dilaksanakan melalui tiga

III KERANGKA PEMIKIRAN

I. PENDAHULUAN. oleh kelompok menengah yang mulai tumbuh, daya beli masyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara agraris di dunia, dimana sektor

I PENDAHULUAN. [3 Desember 2009] 1 Konsumsi Tempe dan Tahu akan Membuat Massa Lebih Sehat dan Kuat.

I. PENDAHULUAN. Gula merupakan salah satu komoditas perkebunan strategis Indonesia baik

Program Studi Agribisnis, Fakutas Pertanian, Universitas Trunojoyo Telp

I. PENDAHULUAN. (Riyadi, 2002). Dalam komponen pengeluaran konsumsi masyarakat Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. pangan utama di Indonesia setelah padi dan jagung. Di Indonesia, budidaya

Tinjauan Pasar Daging dan Telur Ayam. Informasi Utama :

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

pertanian pada hakekatnya, adalah semua upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat tani menuju kehidupan yang lebih

BAB I PENDAHULUAN. Pertanian merupakan salah satu sektor utama di negara ini. Sektor tersebut

STABILISASI HARGA PANGAN

I. PENDAHULUAN. Kedelai (genus Glycine) merupakan jenis tanaman pangan yang tergolong

I PENDAHULUAN. Tabel 1. Data Kandungan Nutrisi Serealia per 100 Gram

I. PENDAHULUAN. dengan menyerap 42 persen angkatan kerja (BPS, 2011). Sektor pertanian

BAB I PENDAHULUAN. berpenduduk besar. Perhatian terhadap ketahanan pangan (food security) mutlak

Analisis dampak subsidi beras terhadap kesejahteraan

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

I. PENDAHULUAN. kecukupan pangan bagi suatu bangsa merupakan hal yang sangat strategis untuk

PENDAHULUAN. salah satu negara berkembang yang mayoritas. penduduknya memiliki sumber mata pencaharian dari sektor pertanian.

II. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

4. KEBIJAKAN KEDELAI NASIONAL

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. setiap rakyat Indonesia. Salah satu komoditas pangan yang penting di Indonesia

I. PENDAHULUAN. sangat penting untuk mencapai beberapa tujuan yaitu : menarik dan mendorong

I. PENDAHULUAN. negara agraris di dunia, peranan tanaman pangan juga telah terbukti secara

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 71 TAHUN 2015 TENTANG PENETAPAN DAN PENYIMPANAN BARANG KEBUTUHAN POKOK DAN BARANG PENTING

BAB I PENDAHULUAN. Beras merupakan bahan pangan pokok bagi sebagian besar penduduk

Posisi Pertanian yang Tetap Strategis Masa Kini dan Masa Depan Jumat, 22 Agustus 2014

I. PENDAHULUAN. perekonomian nasional. Peran terpenting sektor agribisnis saat ini adalah

BAB III KEBIJAKAN STABILISASI HARGA

Tabel 1.1. Konsumsi Beras di Tingkat Rumah Tangga Tahun Tahun Konsumsi Beras*) (Kg/kap/thn)

BAB I PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L] Merr.) merupakan tanaman komoditas pangan

PERGERAKAN HARGA CPO DAN MINYAK GORENG

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 71 TAHUN 2015 TENTANG PENETAPAN DAN PENYIMPANAN BARANG KEBUTUHAN POKOK DAN BARANG PENTING

EVALUASI PELAKSANAAN KEBIJAKAN SUBSIDI PUPUK TAHUN 2004 DAN PROSPEK TAHUN 2005

Analisis Penyebab Kenaikan Harga Beras

BAB I PENDAHULUAN. beras/padi. Komoditas yang memiliki nama lain Zea mays merupakan sumber

BAB I PENDAHULUAN. Pangan merupakan kebutuhan dasar utama bagi manusia yang harus

I. PENDAHULUAN. Pertanian merupakan sektor potensial yang memegang peranan penting

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya alam nabati maupun sumber daya alam mineral yang tersebar luas di

I. PENDAHULUAN. sektor pertanian yang memiliki nilai strategis antara lain dalam memenuhi

I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

gizi mayarakat sebagai sumber vitamin, mineral, protein, dan karbohidrat. Produksi hortikultura yaitu sayuran dan buah-buahan menyumbang pertumbuhan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

KEBIJAKAN PEMERINTAH dalam EKONOMI PERTANIAN

II. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. Kedelai dengan nomor harmonis sistem (HS) merupakan komoditas yang

Transkripsi:

Bab I Pendahuluan A. Latar Belakang Masalah Kedelai merupakan tanaman pangan penting yang ditetapkan pemerintah sebagai komoditas pangan strategis disamping padi, jagung, daging dan susu. Kebutuhan kedelai meningkat seiring dengan meningkatkan permintaan untuk industri berbahan baku kedelai seperti industri tahu-tempe. Grafik 1.1 Data Penggunaan Kedelai di Indonesia Sumber : Kontan Data grafik 1.1 menunjukkan persentase penggunaan kedelai di Indonesia tahun 2012. Sebagian besar kedelai diserap untuk kebutuhan pangan sebesar 1,85 1

juta ton (83,7%); industri kecap, tauco dan lainnya sebesar 325.220 ton (14,7); benih 25.843 (1,2%) dan pakan ternak 8.319 ton (0,4%). 1 Di Indonesia kedelai banyak digemari oleh seluruh lapisan masyarakat dan telah lama dimanfaatkan sebagai sumber protein nabati karena harganya yang terjangkau. Melihat peran tersebut, kedelai memegang peranan penting karena menjadi makanan sehari-hari yang banyak dikonsumsi masyarakat. Kedelai yang sebagian besar untuk kebutuhan pangan dimanfaatkan untuk membuat makanan seperti tahu dan tempe. Tahu-tempe adalah pangan khas Indonesia yang digemari masyarakat. Jenis makanan hasil olahan kedelai yang menjadi penolong gizi masyarakat adalah tahu-tempe. Apabila produsen tempe tidak dapat berproduksi, maka masyarakat yang mengkonsumsi makanan berbahan baku kedelai tersebut akan ikut merasakan dampaknya. Jadi ada dampak yang meluas jika stok kedelai tidak mencukupi sehingga ketersediaan kedelai sangat penting untuk menjaga stabilitas konsumsi kedelai di Indonesia. Untuk memahami pentingnya kedelai dimasa mendatang, Tabel 1.1 dibawah ini adalah proyeksi konsumsi kedelai di Indonesia tahun 2003-2016. Jumlah konsumsi kedelai meningkat seiring pertumbuhan penduduk di Indonesia. Proyeksi tersebut bisa saja lebih meningkat apabila terjadi peningkatan kesejahteraan penduduk seperti yang dialami oleh negara Cina yang mengalami peningkatan konsumsi kedelai karena pertumbuhan ekonominya yang meningkat. 1 Hidayat, Sofyan N., dkk, 2012, Swasembada Kedelai Menjadi Harga Mati, Kontan 1 Agustus 2012, diakses http://industri.kontan.co.id/news/swasembada-kedelai-menjadi-harga-mati dilihat tanggal 4 September 2012. 2

Tabel 1.1 Proyeksi Konsumsi Kedelai di Indonesia Tahun 2003-2025 Tahun Konsumsi (kg/kapita/th) Proyeksi Penduduk (000 jiwa) Pertumbuhan Penduduk (%) Total Konsumsi (000 ton) 2007 9,48 235687 1,55 2.235 2008 9,58 239270 1,52 2.291 2009 9,67 242835 1,49 2.349 2010 9,77 246380 1,46 2.407 2011 9,87 249903 1,43 2.466 2012 9,97 253402 1,40 2.525 2013 10,07 256874 1,37 2.585 2014 10,17 260316 1,34 2.646 2015 10,27 263726 1,31 2.708 2016 10,37 267102 1,28 2.770 Sumber : Litbang Deptan 2 Melihat strategisnya peran kedelai dalam masyarakat dan data proyeksi konsumsi kedelai yang meningkat setiap tahun maka dibutuhkan ketersediaan kedelai. Ketersediaan kedelai bisa terpenuhi dengan dua cara, yaitu memproduksi sendiri dengan cara swasembada kedelai atau impor dari luar negeri. Pentingnya ketersediaan pangan ditetapkan oleh UU pangan. Undang-undang pangan turut 2 Litbang Deptan, Prospek Dan Arah Pengembangan Agribisnis Kedelai. Diakses dari http://pustaka.litbang.deptan.go.id/bppi/lengkap/0107-kedelai.pdf 3

mempengaruhi arah kebijakan pangan termasuk kedelai. 3 UU No 7 Tahun 1996 tentang Pangan pasal 3 ayat 2 dan 4 mengenai ketersediaan pangan menyebutkan bahwa Sumber penyediaan pangan diutamakan berasal dari produksi pangan dalam negeri. Pemasukan pangan dilakukan apabila produksi pangan dalam negeri dan cadangan pangan tidak mencukupi kebutuhan konsumsi dengan tetap memperhatikan kepentingan produksi dalam negeri. Isi undang-undang tersebut menyebutkan dua poin pokok, yaitu swasembada dan impor. Sumber penyediaan pangan termasuk kedelai diutamakan berasal dari dalam negeri (swasembada). Apabila tidak mencukupi maka terdapat alternatif dengan memasukkan pangan (impor). Tetapi dengan catatan tetap memperhatikan kepentingan produksi dalam negeri. Mengikuti konsep yang dicantumkan dalam UU maka swasembada merupakan prioritas utama sebagai sumber penyediaan pangan. 4 Ini berarti konsep 3 Pada saat penelitian ini dimulai (saat terjadi kelangkaan kedelai bulan Juli 2012) kebijakan pangan masih berorientasi pada UU No.7 Tahun 1996 Tentang Pangan sedangkan UU ini sudah direvisi dan disahkan pada tanggal 18 Oktober 2012 menjadi UU No 18 Tahun 2012. 4 Terdapat 2 pilihan dalam memenuhi ketersediaan kedelai yaitu swasembada kedelai atau impor kedelai. Swasembada berkaitan dengan ketahanan pangan dan kedaulatan pangan. Swasembada pangan adalah subtitusi impor dengan target yang diharapkan adalah peningkatan produksi pangan dengan sasaran petani dan hasil target ketersediaan pangan oleh produk domestik (tidak impor). Ketahanan pangan adalah kondisi terpenuhinya pangan bagi rumah tangga yang tercermin dari tersedianya pangan yang cukup, baik jumlah maupun mutunya, aman, merata dan terjangkau. Ketahanan pangan pada tingkat nasional diartikan sebagai kemampuan suatu bangsa untuk menjamin seluruh penduduknya memperoleh pangan yang cukup, mutu yang layak, aman yang didasarkan pada optimalisasi pemanfaatan dan berbasis pada keragaman sumberdaya lokal. Pengertian ketahanan pangan lebih ditekankan pada tersedianya pangan untuk rumah tangga. Jadi negara seperti Singapura bisa dikatakan punya ketahanan pangan yang kuat asalkan bisa memenuhi pangan setiap rumah tangga walaupun pangan diperoleh berasal dari luar negeri (impor). Sedangkan pengertian kedaulatan pangan berarti kebebasan dan kekuasaan rakyat serta komunitasnya untuk menuntut dan mewujudkan hak mendapatkan produksi pangan sendiri. Kesimpulan dari ketiga pengertian diatas adalah perlunya swasembada pangan dengan memproduksi komoditas pangan dalam negeri sebagai substitusi impor untuk mencapai ketahanan pangan dan kedaulatan pangan. 4

swasembada merupakan suatu hal yang harus diupayakan agar terwujud. Jika Indonesia bisa berswasembada pangan sendiri maka tidak perlu khawatir jika sewaktu-waktu negara pengimpor gagal panen dan menghentikan impornya. Apabila Indonesia menetapkan kemandirian pangan melalui swasembada maka tidak mustahil jika di masa mendatang tidak akan ada lagi impor, bahkan menjadi negara pengekspor kedelai. Penciptaan kondisi yang stabil dalam ketersediaan kedelai penting diwujudkan melalui swasembada kedelai. 5 Sebaliknya, kondisi berbeda jika Indonesia hanya mengandalkan impor yang menjadikan ketergantungan terhadap produk kedelai dari luar negeri. Konsekuensi yang dibawa impor kadangkala bersifat kontradiktif dengan kepentingan produksi dalam negeri yang notabenenya dihasilkan oleh petani lokal. Bila ketergantungan akan impor terus berlanjut, maka kedaulatan pangan kedelai terancam dan bisa jadi dalam beberapa tahun mendatang pasar kedelai di Indonesia dikuasai kedelai impor, oleh karena itu upaya swasembada harus tetap diwujudkan melalui peningkatan produksi kedelai dalam negeri. Faktanya produksi kedelai di Indonesia belum mencapai kondisi seperti yang telah ditargetkan. Saat ini Indonesia masih bergantung pada kedelai impor. Jumlah produksi kedelai dalam negeri belum mampu memenuhi jumlah konsumsi kedelai sehingga defisit kekurangan tersebut dipenuhi dari luar negeri dengan Sumber : Hanani AR, Nuhfil, Pengertian Ketahanan Pangan, diakses dari http://nuhfil.lecture.ub.ac.id/files/2009/03/2-pengertian-ketahanan-pangan-2.pdf dan UU RI No.7 Tahun 1996 Tentang Pangan. 5 Pemerintah menetapkan swasembada kedelai yang tercantum dalam Road Map Kedelai hingga tahun 2014 sebesar 2,7 juta ton. 5

impor. Kedelai lokal hanya mampu memasok 29%, sedangkan sisanya 71% berasal dari kedelai impor untuk memenuhi total kebutuhan di dalam negeri yang mencapai 2,2 juta ton pada tahun 2012. 6 Grafik 1.2 Perbandingan Persentase Kedelai Lokal dan Kedelai Impor Sumber : Kontan Tabel 1.2 Jumlah Produksi, Konsumsi Kedelai Tahun 2009-2012 7 Tahun Produksi (ton)* Konsumsi (ton)** Defisit (ton) 2009 974512 2.349.000-1.374.488 2010 907.013 2.407.000-1.499.987 2011 851286 2.466.000-1.614.714 2012 779741 2.525.000-1.745.259 Sumber : * BPS tahun 2012 ** Litbang Deptan 8 6 Hidayat, Sofyan N., dkk, 2012, Swasembada Kedelai Menjadi Harga Mati, Kontan 1 Agustus 2012, diakses dari http://industri.kontan.co.id/news/swasembada-kedelai-menjadi-harga-mati dilihat tanggal 4 September 2012. 7 Badan Pusat Statistik, 2012 dan Litbang Deptan, Op.Cit. 6

Data yang ada pada tabel 1.2 menunjukkan minusnya hasil produksi kedelai dalam negeri dibandingkan dengan jumlah konsumsi kedelai nasional. Besarnya defisit yang ditutupi oleh impor membuat Indonesia semakin terbelenggu dalam ketergantungan terhadap kedelai impor. Padahal ada persaingan harga antara kedelai lokal dan kedelai impor. Harga kedelai impor lebih murah dibandingkan harga kedelai lokal seperti yang ditunjukkan pada tabel 1.3. Tabel 1.3 Harga Rata-rata Kedelai di Tahun 2012 9 Kedelai Impor Rp 8736,55/kg Kedelai Lokal Rp 9202,73/kg Sumber : Pusdatin Deptan Persaingan yang ketat dengan kedelai impor dan mahalnya biaya yang dibutuhkan untuk memproduksi kedelai sedangkan harga jual kedelai lokal dinilai petani tidak menguntungkan, membuat petani beralih menanam komoditas lain. Hal inilah yang menjadi salah satu penyebab mengapa Indonesia tidak bisa berswasembada kedelai. Swasembada dan impor, dua kata ini saling mempengaruhi bagaikan dua sisi mata uang logam. Apabila Indonesia tidak 8 Litbang Deptan, Prospek Dan Arah Pengembangan Agribisnis Kedelai. Diakses dari http://pustaka.litbang.deptan.go.id/bppi/lengkap/0107-kedelai.pdf 9 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Kementerian Pertanian, Statistik Harga Komoditas Pertanian Tahun 2012. Diakses dari http://pusdatin.deptan.go.id/admin/satlak/statistik_harga_2012.pdf 7

berhasil swasembada maka akan semakin banyak kedelai impor dalam pasar nasional. Begitupun sebaliknya, apabila semakin banyak kedelai impor maka upaya swasembada kedelai akan semakin jauh. Diperlukan kebijakan impor yang baik agar tetap sinergis dengan upaya swasembada. Seperti apakah kebijakan impor kedelai? Pemahaman tersebut dibahas dalam konteks krisis kedelai pada tahun 2012 yang terjadi di Indonesia. Grafik 1.3 Harga Kedelai Bulan Januari-Juli 2012 6.900 7.400 6.200 6.700 6.800 7.000 5.700 5.800 6.300 6.400 6.500 5.300 5.400 5.800... Local Price (Rp/Kg) Wholesale Local Price (Rp/Kg) Retail Sumber : USDA Sebagai komoditas pangan strategis, Keberadaan kedelai menjadi penting sehingga apabila ketersediaannya tidak tercukupi maka kelangkaan kedelai akan terjadi. Seperti pada bulan Juli 2012, masyarakat dikejutkan oleh langkanya kedelai. Harga tahu-tempe meroket disebabkan terbatasnya pasokan kedelai 8

sehingga masyarakat tidak menemui tempe di pasar-pasar. Harga kedelai di Indonesia sejak bulan Januari hingga Juli 2012 naik dari Rp 5.700/kg Rp 7.400/kg. 10 Kebutuhan kedelai di Indonesia sebagian besar dipenuhi dengan cara impor dari Amerika Serikat. Jumlah permintaan kedelai yang semakin meningkat dan tidak diimbangi dengan peningkatan jumlah produksi, membuat harga kedelai dunia mengalami kenaikan. Menurut Menteri Pertanian, Suswono, kedelai menjadi langka karena produksi dari Amerika menurun dan Cina membeli kedelai secara besar-besaran. 11 Karena kondisi tersebut, Indonesia berada pada ketergantungan terhadap kedelai impor khususnya dari Amerika Serikat yang tidak bisa menjamin pasokan kedelai selalu tersedia. Selain karena faktor eksternal yang berasal dari negara pengekspor. Indonesia juga sedang menghadapi masalah kekurangan pasokan kedelai dari dalam negeri karena belum bisa berswasembada. Keadaan ini yang menyebabkan Indonesia mengalami krisis kedelai. 12 10 USDA Foreign Agricultural Service, 2012, Impact of Soybean Price Rally on Indonesian Soy Business. Gain Report tanggal 14 Agustus 2012. Diakses dari http://usdaindonesia.org/wp- content/uploads/2012/08/impact-of-soybean-price-rally-on-indonesian-soy- Business_Jakarta_Indonesia_8-14-2012.pdf 11 Wibowo, Suryo, 2012, Inilah Penyebab Kenaikan Harga Kedelai, Tempo 24 Juli 2012, diakses dari http://www.tempo.co/read/news/2012/07/24/092418906/inilah-penyebab-kenaikan-harga- Kedelai 12 (Krisis pangan diartikan dalam dua arti yakni keterbatasan stok atau kualitas yang rendah. Dalam teori Malthus, pengertian krisis pangan adalah persediaan terbatas sehingga tidak dapat memenuhi kebutuhan pangan bagi semua penduduk). Tambunan, Tulus T.H., 2003, Perkembangan Sektor Pertanian Di Indonesia : Beberapa Isu Penting, Jakarta:Ghalia Indonesia. Hal 175 9

Muncul wacana bahwa salah satu penyebab krisis kedelai adalah mekanisme pasar yang diberlakukan terhadap komoditas kedelai. Meskipun sebagai komoditas strategis, perdagangan kedelai mendapat perlakuan yang berbeda dengan beras. Jika beras perdagangannya sangat dikontrol oleh pemerintah melalui Bulog, lain halnya dengan kedelai. Pada tahun 1998, atas tekanan IMF, wewenang pemerintah melalui Bulog dalam menangani kebutuhan komoditas pangan dibatasi hanya pada beras. Selebihnya komoditas lain diserahkan kepada mekanisme pasar. Hal ini merugikan konsumen dan para petani sebagai produsen kedelai lokal yang menyebabkan harga bahan kebutuhan pokok berfluktuasi tajam. 13 Mekanisme pasar tersebut tidak mampu menyediakan kedelai bagi masyarakat. Ini merupakan kegagalan pasar (market failure). Kegagalan pasar terjadi ketika alokasi sumber daya menjadi menyimpang dan inefisiensi atau dimana pasar menghasilkan dampak yang tidak diinginkan. 14 Faktanya, kondisi krisis kedelai yang terjadi bulan Juli 2012 merupakan ciri-ciri yang menunjukkan terjadi kegagalan pasar seperti informasi yang tidak sempurna, eksternalitas, dan oligopoli. Ketersediaan kedelai dipengaruhi supply dan demand. Jika terjadi lonjakan permintaan kedelai maka pemerintah akan mengimpor kedelai dari luar negeri tanpa memperketat bagaimana mekanisme perdagangan kedelai berjalan. Mekanisme perdagangan yang tidak diatur secara ketat akan membuka keran 13 2012, Peran Bulog, Investor Daily Indonesia, 7 agustus 2012, diakses dari http://www.investor.co.id/home/peran-baru-bulog/42183 dilihat tanggal 15 Oktober 2012. 14 Michael, Ewen J., 2006, Public Policy : The Competitive Framework, Singapura : Bookpac Production services. Hal 86. 10

impor yang seluas-luasnya. Dalam hal ini, importir yang dikuasai oleh beberapa perusahaan sebagai pihak pertama yang melakukan importasi diuntungkan dalam tata niaga impor kedelai. Perkongsian antar perusahaan besar ini disebut oligopoli (kartel) yang dapat merugikan konsumen jika terjadi permainan harga. Indikasi terjadinya kartel menunjukkan dalam mekanisme pasar yang berjalan, perlu intervensi pemerintah pada tata niaga impor kedelai. Masalah dalam kebijakan impor tidak hanya tata niaga impor tetapi juga tarif impor. Berdasarkan hasil rapat koordinasi terbatas yang dilakukan pemerintah mengenai kebijakan stabilisasi harga pangan dan kedelai, akhirnya pemerintah mengintervensi dengan menurunkan tarif impor kedelai yang semula 5%-menjadi 0%. Penurunan tarif bea masuk tentu membawa dampak tersendiri bagi sebuah negara. Penurunan tarif bea masuk telah membuka keran bagi kedelai impor untuk menjelajahi pasar dalam negeri. Penurunan tarif bea masuk yang tidak diimbangi dengan penetapan jumlah (Quota) impor semakin memberikan kesempatan seluas-luasnya bagi importir besar untuk mengimpor kedelai. Namun, negara pengimpor juga harus siap jika sewaktu-waktu negara pengekspor seperti AS tidak bisa mengirim kedelainya dalam jumlah yang cukup. Intervensi pemerintah berupa penurunan tarif bea masuk hingga 0% membuat harga kedelai impor kembali murah. Dampaknya adalah persaingan harga antara kedelai lokal dan impor. Hal ini mempengaruhi keberlangsungan minat petani dalam menanam kedelai jika pemerintah belum menetapkan Harga Pembelian Pemerintah (HPP). 11

Di satu sisi, penurunan tarif bea masuk kedelai membuat produsen tahutempe sesaat bisa bernapas lega karena ketersediaan pasokan kedelai untuk bahan baku industri, tetapi disisi lain dan pada saat yang bersamaan, petani lokal sebagai penghasil kedelai dalam negeri dirugikan karena pemerintah tidak melindungi petani dalam negeri di saat keran impor dibuka lebih besar lagi melalui deregulasi. Berkaca dari negeri pengekspor, Amerika Serikat, negara ini memproteksi pertaniannya. Petani diberikan subsidi agar bisa menghasilkan produk unggulan yang bisa surplus produksi dan dijual murah di luar negeri. Saat krisis kedelai melanda, harga kedelai yang naik tidak bisa dinikmati petani lokal karena keran impor yang diperlancar. Jika produk kedelai impor merajalela sementara petani lokal yang tidak mendapat subsidi semakin malas menanam kedelai maka jumlah produksi kedelai dalam negeri tidak akan mencapai target yang ditentukan. Kontradiksi dengan tujuan pemerintah di tahun 2014 yang mencanangkan swasembada kedelai 2,7 juta ton. Secara rasional harga, tentu pengrajin tempe/tahu akan memilih kedelai impor yang harganya lebih murah karena pembebasan tarif. Hal ini tentu memicu tingkat permintaan yang meningkat terhadap kedelai impor. Disamping itu, penurunan permintaan kedelai lokal dibandingkan kedelai impor semakin mematikan gairah petani untuk menanam kedelai. Hasilnya petani enggan menanam kedelai karena cost yang dikeluarkan tidak seimbang dengan pendapatan yang diraih petani. Padahal untuk memproduksi kedelai dan mencapai swasembada kedelai, dibutuhkan peran petani. 12

Selama ini dengan harga yang lebih murah, kedelai impor sudah terbiasa digunakan produsen olahan kedelai. Selain itu, kedelai impor lebih disukai karena biji kedelainya besar-besar, padahal menurut Jonathan Agranoff, Guru Besar dan peneliti dari Inggris menyatakan setelah melakukan penelitian di Indonesia dengan menggunakan kedelai lokal, ternyata kualitas kedelai lokal lebih baik kendati biji kedelai lebih kecil. Terkadang kedelai impor dari Amerika Serikat sudah disimpan dalam gudang sekitar 5 tahun sehingga air rendamannya kotor. Seharusnya jika tidak dijual, kedelai tersebut untuk pakan ternak bukan dijual ke pasar untuk konsumsi manusia. 15 Kebiasaan menggunakan produk impor membuat produsen olahan kedelai semakin tergantung pada kedelai impor sehingga jumlah permintaan kedelai impor terus naik. Kedelai impor semakin berjaya di Indonesia merupakan dampak dari intervensi pemerintah yang berkaitan dengan kebijakan impor. Intervensi yang terkait dengan kebijakan impor seperti ini tentu akan menguras devisa negara. Devisa negara akan akan terus menerus dihabiskan dengan mengimpor kedelai dari LN. Di satu sisi pemerintah menghabiskan devisa untuk mengimpor kedelai, padahal di lain sisi, pemerintah mempunyai target swasembada kedelai tahun 2014 dan untuk mencapai hal tersebut tentu membutuhkan anggaran. Menyadari pentingnya kedelai sebagai pangan strategis bagi masyarakat, maka kedelai harus dijamin ketersediaannya. Pemerintah mempunyai peranan 15 Is, 2012, Kedelai Lokal Indonesia Lebih Baik dari Kedelai Impor, Gatra 28 Juli 2012 diakses dari http://www.gatra.com/ekonomi/46-ekonomi/15654-kedelai-lokal-indonesia-lebih-baik-darikedelai-impor dilihat tanggal 4 Agustus 2012. 13

dalam menciptakan regulasi melalui perencanaan yang dituangkan secara komprehensif dalam kebijakan ideal yang mengatur pangan strategis ini sebagai bagian dari pertahanan negara agar tidak rentan terhadap krisis pangan. Dalam komoditas kedelai, pemerintah belum mempunyai pedoman khusus yang mengatur pangan strategis ini, untuk itu diperlukan intervensi pemerintah. Intervensi adalah campur tangan pemerintah dengan segala sesuatu yang dilakukan atau seharusnya (tidak dilakukan) dalam menangani suatu hal. 16 Pentingnya intervensi pemerintah bukan tanpa alasan, sebab apa yang dilakukan maupun ketidakadaan campur tangan dari pemerintah turut serta membuat kondisi yang sekarang tercipta (krisis kedelai). Dalam konteks krisis kedelai, ada kegagalan pasar. Kegagalan pasar terjadi ketika alokasi sumber daya menjadi menyimpang dan inefisiensi atau dimana pasar menghasilkan dampak yang tidak diinginkan. Pasar tidak mampu mengantarkan pada hasil yang ingin dicapai, karena itu hasil yang lebih baik dapat dicapai melalui bentuk intervensi. 17 Pemerintah dapat melibatkan diri (intervensi) secara langsung dan tidak langsung untuk mengatur sirkulasi atau pun gerak perekonomian nasional secara menyeluruh hingga ke mekanisme pasar sekali 16 Intervensi pemerintah di bidang kedelai dapat berarti segala sesuatu yang dilakukan pemerintah/tidak dilakukan pemerintah dalam menangani suatu permasalahan. Intervensi pemerintah dalam bidang kedelai yang notabenenya masuk dalam bidang pertanian, tidak hanya menyangkut Kementrian Pertanian saja. Contohnya dalam mengatasi krisis kedelai, intervensi dapat berupa Keputusan Presiden, Keputusan Menteri Pertanian, Peraturan Perdagangan, dll. Intervensi ini bersifat inter-linkages. 17 Michael, Ewen J., Op.Cit. Hal 86. 14

pun. 18 Kondisi kelangkaan kedelai memerlukan intervensi pemerintah dalam mengatasi kegagalan pasar. Berdasarkan latar belakang masalah yaitu kebijakan impor, maka penelitian ini difokuskan pada pembahasan mengenai intervensi yang dilakukan pemerintah dalam tata niaga impor kedelai dan tarif impor kedelai dengan mengambil contoh kasus pada kondisi krisis kedelai yang terjadi pada tahun 2012. Krisis kedelai ini dijadikan momentum untuk menilai dan menggambarkan bagaimana pemerintah mengintervensi permasalahan khususnya kebijakan impor kedelai. B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana intervensi pemerintah dalam tata niaga impor kedelai dan tarif impor kedelai? 2. Bagaimana keberpihakan pemerintah dalam tata niaga impor dan tarif impor kedelai? 18 Ikbar, Yanuar, 2007, Ekonomi Politik Internasional 2 : Implementasi Konsep Dan Teori, Bandung : Refika Aditama. Hal 118. 15

C. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah menggambarkan intervensi yang dilakukan pemerintah terhadap kedelai melalui kebijakan impor yang terkait dengan tata niaga impor kedelai dan tarif impor kedelai. D. Manfaat penelitian Gambaran mengenai intervensi pemerintah dan analisisnya dengan studi kasus saat krisis kedelai tahun 2012 diharapkan bisa memberikan penjelasan tentang intervensi yang dilakukan pemerintah. Analisis yang menggambarkan intervensi pemerintah hendaknya dijadikan pelajaran dalam menganalisis intervensi yang pernah dilakukan pemerintah sehingga bisa memilih intervensi yang lebih tepat jika kejadian yang sama terulang lagi atau sebagai gambaran tindakan preventif untuk menciptakan kondisi pangan di Indonesia yang lebih baik di masa depan. Penelitian ini juga diharapkan menambah wawasan baru mengenai ekonomi politik dengan konteks kejadian ekonomi dalam ilmu administrasi publik. 16