Wawancara Presiden RI dg Nelayan pd Blusukan ke TPI Panimbang, di Pandeglang,Banten tgl. 23 Feb 2015 Senin, 23 Pebruari 2015 WAWANCARA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA DENGAN NELAYAN PADA BLUSUKAN KE TPI PANIMBANG DI PANDEGLANG, BANTEN TANGGAL 23 FEBRUARI 2015 Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh, Yang saya hormati Pak Menteri,
Pak Gubernur, Pak Bupati seluruh Jajaran Pemda, serta Bapak-Ibu seluruh warga nelayan di Panimbang, bener Panimbang? Yang saya hormati, yang saya cintai. Saya tadi ke sini ingin mendengar, mungkin kalo ada, moga-moga nggak ada, kalo ada keluhan-keluhan yang disampaikan dari nelayan. Mungkin juga ada masalah-masalah di bawah yang ingin disampaikan, saya persilakan. Kalo ada, kalo nggak ada jangan diada-adakan. Ada? Siapa? Tunjuk jari yang ingin bicara.. Ibu? Silakan.. 2, 3 aja, satu lagi, udah. Silakan Bu! Nelayan I: Bismillahirahmanirahim, Pak Jokowi saya punya keluhan nelayan ingin dibantu dengan apa yang Bapak mau membantu, silakan. Karena di sini nelayan saya keadaannya begini, belum ada bantuan. Ya apa, gimana Bapak aja bantuannya mah, bagaimana Bapak Bupati aja, eh Bapak Presiden aja. Yang kira-na nelayannya jalan gitu Pak. Ya udah.
Dipake untuk apa? Bantuannya dipake untuk apa? Nelayan II: Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh, Syukur alhamdulillah saya tidak menyangka, tidak melamun dan tidak mimpi ternyata Bapak Presiden kita tercinta telah datang ke tempat kami ini, terima kasih. Adapun Pak, jujur saya adalah anak nelayan asli sini yang lahir di sini. Jujur saja dengan, tentang ini Pak, PP Kepmen yang nomor 2 yang tahun 2015, jujur kami di sini adalah nelayan kecil Pak, dengan adanya peraturan itu, sebelum ada peraturan itu kami pun sebener-nya kondisinya belum stabil. Penghasilan kadang-kadang dapat kadang-kadang juga tidak. Jadi kami mohon, mohon dan memohon kepada Bapak agar supaya hal tersebut jadi pertimbangan. Jadi adapun hal-hal yang lain, kami juga di sini banyak nelayan yang membutuhkan alat-alat seperti waring atau tali-temali. Jadi kami atas nama masyarakat nelayan memohon kepada Bapak tentang keputusan Menteri Kelautan tersebut.
Presiden : Mengenai apa sih, keputusannya apa? Mengenai peralatan, alat tangkap Pak. Alat tangkapnya? Sekretariat Negara Republik Indonesia
Yang No 2 Tahun 2015 Ya, yang mengganggu yang mana? Ya kebetulan kami di sini adalah, adalah nelayan-nelayan kecil Pak dari seperti sondong seperti hal-hal yang lainnya alatnya itu. Jadi dengan penghasilan kami itu sehari kadang lima belas ribu, dua puluh ribu, kadang sampai tiga hari nggak dapat hasil, jadi tolonglah Pak kami pertimbangkan seperti itu.
Nggak aturannya apa, aturannya? Ya Pak. Oo.. pukat harimau? Bukan kan? Sekretariat Negara Republik Indonesia
Bukan Pak Bukan, bukan, bukan. Apa yang di, yang memberatkan apa? Ya sepertinya kalau yang di nelayan sini adalah apa, jaring congtrang seperti apa? Seperti ini Pak, sondong gitu Pak, seperti itu. Jadi hal-hal yang lainnya juga nelayan seperti nelayan Paganito juga membutuhkan apa, alat-alat seperti tali-temali ataupun waring, yang untuk bisa operasi di laut untuk mencarikan ikan.
Ada kelompoknya ndak? Ada kelompok nelayan ndak? Hah? Yang tadi Ibu, Ibu kelompok, kelompok apa? Nelayan belum ada kelompok? Terus kalau mau memberi bantuan ke siapa saya? Hah? Ada Pak, kalau kelompok ada, sebagian ada. Ada yang sudah ada kelompoknya nelayan. Iya. Saya mau bantu, saya berikan ke siapa? Yang di lapangan, yang di lapangan aja siapa, saya berikan ke siapa? Hah?
Ada Pak, satu kelompok kita namanya Duta Laut, ada di sini. Hah? Namanya Duta laut. Sekretariat Negara Republik Indonesia
Duka Laut? Duta Laut Presiden Duta Sekretariat Negara Republik Indonesia
Duta Oo. Duta, kayak Duka, Duka. Mana ketuanya mana, Duta Laut mana? Berapa orang? Berapa orang, anggotanya berapa? Nelayan II : Dua puluh Sekretariat Negara Republik Indonesia
Presiden Anggotanya berapa dua puluh? Terus yang lain yang nggak masuk ke sana gimana? Duta laut: Karena kita kan belum tekoodinir Pak tentang pembentukan kelompok, sebenarnya banyak kelompok Pak di Panimbang Pak. Ada kelompok pengolahan, ada kelompok KUB juga Pak. Siap Pak, kelompok banyak, sistem pengolahan ada 10 kelompok, KUB ada empat kelompok Pak. Oke. Saya kalau, saya kalau mau bantu, bantu ke siapa? Nggak, yang di pelaksana.
Ini ketuanya. Di pelaksanaan, di tingkat pelaksanaan siapa? Nelayan: Di sini Pak memang kita dikordinir oleh HNSI Pak, kecamatan. Sekretariat Negara Republik Indonesia
Ohh ya tahu, saya tahu himpunannya di HNSI saya tahu. Tapi yang di bawah. Nelayan: Kalau yang di Panimbang, terus terang diakomodir oleh saya Pak, dengan dari pengelola TPI Pak. Katanya tadi hanya 20 orang, masa segini banyak hanya 20 orang. Sekretariat Negara Republik Indonesia
Nelayan: Maksudnya itu, kelompok, anggota kelompok saya Pak. Kalau berbicara kelompoknya banyak Pak. Tapi kalo kelompok saya anggotanya 20 Pak. Hmm, oke, ya udah. Ya siapa lagi yang mau bicara? Nggak, yang terakhir siapa, ya siapa? Himpunan Nelayan mau bicara? Ya silakan. Himpunan Nelayan: Bismillahirahmanirahim,
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Terima kasih, selamat datang pada Bapak Presiden, Bapak Jokowi yang tercinta, Bapak Gubernur, Bapak Bupati, Bapak-bapak Petugas yang terkait di bidang kelautan yang saya hormati, Pada hari ini saya sangat bangga, supaya menempuh wajah bermasyarakat yang tadi dikatakan itu sebener-nya apa ini? Ada rambu-rambu alat tangkap yang mau digulung, jadi bagaimana alangkah baiknya nelayan itu rambu-rambu tambahan, ada tambal sulam yang benar anak-anak ini Pak. Jadi alat itu diberhentikan harus ada tambal sulam. Dari pemerintah bantuan-bantuan ini supaya jangan ada erosi perang baratayudha gitu, saya atas nama HNSI. Nah, kedua kalinya apa yang dikatakan oleh Bapak Bupati, sungai ingin dibantu supaya banyakan di sini masih kampung kena benturan pintu gerbangnya dengan ombak besar jadi banyak yang cilaka. Jadi saya mohon bantuannya karena di sini banyak erosi alam karena rumahnya di pinggir-pinggir pesisir banyak yang musibah Pak, kemaren juga terjadi kemaren ada 35 lebih di daerah saya di Sidamukti. Jadi, saya mohon bisa dijelaskan yang tadi itu maksudnya apa ini? Kelompok saya di tangan saya Pak. Saya juga bersama-sama dengan Dinas Kelautan dan Perikanan banyak bukan 20 kelompok Pak, banyak. Cuman tadi yang dikatakan oleh anak-anak ini karena punya sondong Pak, punya alat, punya truk kecil-kecilan. Andaikata alat itu dimusnahkan apa tambal sulamnya? Sementara dia tuh belum punya modal gitu, jadi ingin Pak, itu
maksudnya mah itu anak-anak ini nih. Itu aja Pak, kurang lebih saya terima kasih banyak, mudah-mudahan sehat semuanya, sehat pikiran dan sehat jasmani dan rohani. Akhir kata. Wasssalamua'laikum warahmatullahi wabarakatuh. Ya, gini aja ya, ini kan masalah yang sangat teknis ya. Nanti saya kirim ke sini Bu Susi aja ya? Iya? Ya harus, biar menyelesaikan. Karena, karena yang mengeluarkan peraturan itu di kementerian. Nanti biar Bu Menteri ke sini aja. Tadi saya lupa nggak saya ajak. Nanti biar ke sini secepatnya agar bisa menjelaskan pada seluruh nelayan yah. Udah. Di sana tadi 30, oke. Tadi yang ibu-ibu untuk yang apa tadi? Untuk ikan asin tadi sudah dibantu 30 ya dana, ini yang anu siapa? Asep tadi, sini. Tapi nanti untuk semua kelompok di anu semua ya? Dah ini aja, satu aja udah, tapi nanti dibagi dengan seluruh kelompok ya, 50 supaya semua dengar. Nanti yang untuk HNSI nanti saya kirim Bu Susi, bantuannya lewat, ini beda-beda. Beda-beda untuk jaring, untuk alat-alat, dan untuk perumahan nelayan nanti biar ke ke ketua, ya. Udah nggak ada lagi ya. Saya kira cukup, apa lagi, satu apa? Saya sudah ditunggu di pesantren. Nelayan III:
Assalamua'alaikum warahmatullahi wabarakatuh, Yang terhormat, yang saya hormati itu Bapak Presiden, Bapak Jokowi, Saya nelayan asli dari Labuhan karena mendengar kedatangan dari RI 1 ke daerah Panimbang, saya segera ke sini Pak. Saya ingin mempertanyakan Pak untuk daerah pelabuhan, khususnya daerah teluk, Pak. Itu kan ada perencanaan untuk pembuatan pelabuhan besar Pak, seperti pelabuhan perikanan pantai. Sedangkan itu di situ masyarakat nelayannya adalah yang notabene adalah numpang Pak tanahnya, akan dilaksanakan relokasi, yang saya inginkan Pak, perumahan Pak, perumahan nelayan Pak. Yang saya inginkan jangan sampe perumahan itu disamakan dengan untuk daerah Jakarta itu Pak, rusun. Karena apa? nelayan kalau istilahnya rusun misalkan yang dapat di atas itu Pak, bawa, bawa alat tangkap ke atas, waduh itu repot Pak. Yang saya inginkan Pak atas nama nelayan Labuhan ini Pak ya, itunya kecil tapi bentuknya semacam ini Pak, panggung. Di bawahnya itu buat naro alat-alat tangkap. Gitu Pak. Terima kasih, Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Nggak, itu yang mau buat rusun siapa? Ohh kan nggak ada yang ingin buat rusun di situ. Nanti kalo perumahan, mau ada pembangunan perumahan nanti dari menteri itu ya sesuai dengan kebutuhan nelayan tidak mungkin kita paksakan, nanti nelayan disuruh naik ke rusun ya, saya nangkep lah, udah. Saya kira udah. Kalo mau dibangun, rusunnya udah mau dibangun mau saya hentikan gitu loh. Nggak toh?
Nelayan III: Nggak Nggak, saya kira yang mau dibangun adalah kampung nelayan, tapi bukan rusun ya tetep kayak kampung tetapi dirapikan, ya. Nanti biar penjelasan komplitnya di Bu Susi, Bu Menteri Kelautan dan Perikanan. Itu yang bisa saya sampaikan pada kesempatan yang baik ini, terima kasih. Wassalamua'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Asisten Deputi Naskah dan Penerjemahan Deputi Bidang Dukungan Kebijakan Kementerian Sekretariat Negara RI