BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada penelitian ini akan dibahas tentang sintesis katalis Pt/Zr-MMT dan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. cahaya matahari.fenol bersifat asam, keasaman fenol ini disebabkan adanya pengaruh

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. karakterisasi luas permukaan fotokatalis menggunakan SAA (Surface Area

DAFTAR ISI. HALAMAN PENGESAHAN... ii. KATA PENGANTAR... iii. DAFTAR ISI...vii. DAFTAR TABEL... x. DAFTAR LAMPIRAN...xiii. 1.2 Perumusan Masalah...

AKTIVITAS KATALIS K 3 PO 4 /NaZSM-5 MESOPORI PADA TRANSESTERIFIKASI REFINED PALM OIL (RPO) MENJADI BIODIESEL

Pengaruh Kadar Logam Ni dan Al Terhadap Karakteristik Katalis Ni-Al- MCM-41 Serta Aktivitasnya Pada Reaksi Siklisasi Sitronelal

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV DATA DAN PEMBAHASAN

BAB III DASAR TEORI. (2008), prinsip dari MAOS (Microwave Assisted Organic Synthesis) adalah

III. METODOLOGI PENELITIAN. analisis komposisi unsur (EDX) dilakukan di. Laboratorium Pusat Teknologi Bahan Industri Nuklir (PTBIN) Batan Serpong,

Pemanfaatan Bentonit Dan Karbon Sebagai Support Katalis NiO-MgO Pada Hidrogenasi Gliserol

BAB III DASAR TEORI. 3.1 Katalis Heterogen. Katalis merupakan suatu zat atau spesies yang dapat mempercepat suatu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Disusun Oleh : Shellyta Ratnafuri M BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

4 Hasil dan Pembahasan

BAB 3 METODE PENELITIAN. Neraca Digital AS 220/C/2 Radwag Furnace Control Indicator Universal

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. hal ini memiliki nilai konduktifitas yang memadai sebagai komponen sensor gas

Pengaruh Metode Preparasi Terhadap Karakter Fisikokimiawi Montmorillonit Termodifikasi ZrO2 *

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. sol-gel, dan mempelajari aktivitas katalitik Fe 3 O 4 untuk reaksi konversi gas

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil analisis proses preparasi, aktivasi dan modifikasi terhadap zeolit

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil preparasi bahan baku larutan MgO, larutan NH 4 H 2 PO 4, dan larutan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. tahun 2011 di Laboratorium riset kimia makanan dan material untuk preparasi

MODIFIKASI ZEOLIT ALAM SEBAGAI KATALIS MELALUI PENGEMBANAN LOGAM TEMBAGA

SINTESIS KATALIS ZSM-5 MESOPORI DAN AKTIVITASNYA PADA ESTERIFIKASI MINYAK JELANTAH UNTUK PRODUKSI BIODISEL

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan Penelitian

Bab III Metodologi Penelitian

Sintesis ZSM-5 Mesopori menggunakan Prekursor Zeolit Nanocluster : Pengaruh Waktu Hidrotermal

HASIL DAN PEMBAHASAN. didalamnya dilakukan karakterisasi XRD. 20%, 30%, 40%, dan 50%. Kemudian larutan yang dihasilkan diendapkan

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

REAKSI AMOKSIMASI SIKLOHEKSANON MENGGUNAKAN KATALIS Ag/TS-1

HUBUNGAN ANTARA SIFAT KEASAMAN, LUAS PERMUKAAN SPESIFIK, VOLUME PORI DAN RERATA JEJARI PORI KATALIS TERHADAP AKTIVITASNYA PADA REAKSI HIDROGENASI CIS

BAB III BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan September

ABSTRAK ABSTRACT. Kata Kunci: katalis Cu/ZnBr 2 /γ-al 2 O 3, XRD, SEM-EDX, sitronelal.

HIDRORENGKAH FRAKSI BERAT MINYAK BUMI MENGGUNAKAN KATALIS LEMPUNG TERPILAR ALUMINIUM BERPENGEMBAN NIKEL

PENGARUH KONSENTRASI HIDROGEN KLORIDA (HCl) DAN TEMPERATUR PERLAKUAN HIDROTERMAL TERHADAP KRISTALINITAS MATERIAL MESOPORI SILIKA SBA-15 SKRIPSI

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Sebelum melakukan uji kapasitas adsorben kitosan-bentonit terhadap

Deskripsi. SINTESIS SENYAWA Mg/Al HYDROTALCITE-LIKE DARI BRINE WATER UNTUK ADSORPSI LIMBAH CAIR

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Etilendiaminopropil)-Trimetoksisilan). Perlakuan modifikasi ini diharapkan akan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. M yang berupa cairan berwarna hijau jernih (Gambar 4.1.(a)) ke permukaan Al 2 O 3

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan di Laboratorium Kimia Anorganik-Fisik Universitas

Hidrogenasi Katalitik Metil Oleat Menggunakan Katalis Ni/Zeolit dan Reaktor Sistem Fixed Bed. Dewi Yuanita Lestari 1, Triyono 2 INTISARI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

DAFTAR ISI. HALAMAN PENGESAHAN... i. LEMBAR PERSEMBAHAN... ii. KATA PENGANTAR... iii. DAFTAR GAMBAR... viii. DAFTAR TABEL... ix. DAFTAR LAMPIRAN...

DAFTAR ISI. HALAM JUDUL... i. HALAMAN PENGESAHAN... ii. HALAMAN MOTO...iii. HALAMAN PERSEMBAHAN... iv. KATA PENGANTAR... v. INTISARI...

HASIL DAN PEMBAHASAN. dengan menggunakan kamera yang dihubungkan dengan komputer.

Oleh : ENDAH DAHYANINGSIH RAHMASARI IBRAHIM DOSEN PEMBIMBING Prof. Dr. Ir. Achmad Roesyadi, DEA NIP

Kata kunci: surfaktan HDTMA, zeolit terdealuminasi, adsorpsi fenol

besarnya polaritas zeolit alam agar dapat (CO) dan hidrokarbon (HC)?

PEMBUATAN KATALIS HZSM-5 DENGAN IMPREGNASI LOGAM PALLADIUM UNTUK PERENGKAHAN MINYAK SAWIT

I. PENDAHULUAN. berbeda menjadi material baru yag memiliki sifat yang lebih baik dari material

Bab IV Hasil dan Pembahasan

KIMIA FISIKA (Kode : C-15) MODIFIKASI ZEOLIT ALAM MENJADI MATERIAL KATALIS PERENGKAHAN

4 Hasil dan Pembahasan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

KARAKTERISASI BENTONIT TERPILAR Fe 2 O 3 SEBAGAI ADSORBEN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian telah dilaksanakan selama tiga bulan, yaitu pada bulan September 2012

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Agustus 2011 di laboratorium Riset Jurusan Pendidikan Kimia Fakultas Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Anorganik Fisik Universitas

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Penelitian Penelitian yang telah dilakukan bertujuan untuk menentukan waktu aging

SINTESIS, KARAKTERISASI, DAN EVALUASI KATALITIK Cu-EDTA BERPENDUKUNG MgF 2 UNTUK PRODUKSI VITAMIN E. Oleh: SUS INDRAYANAH

HASIL DAN PEMBAHASAN. nm. Setelah itu, dihitung nilai efisiensi adsorpsi dan kapasitas adsorpsinya.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Sintesis dan Analisis Spektra IR, Difraktogram XRD, SEM pada Material Katalis Berbahan Ni/zeolit Alam Teraktivasi dengan Metode Impregnasi

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Anorganik / Fisik Fakultas

SINTESIS LEMPUNG TERPILAR TITANIA SYNTHESIS OF TITANIA PILLARED CLAY

AKTIVASI ABU LAYANG BATUBARA DAN APLIKASINYA SEBAGAI ADSORBEN TIMBAL DALAM PENGOLAHAN LIMBAH ELEKTROPLATING

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan di Laboratorium Biomassa Terpadu Universitas

ZAHRA NURI NADA YUDHO JATI PRASETYO

Bab IV Hasil dan Pembahasan. IV.2.1 Proses transesterifikasi minyak jarak (minyak kastor)

Direndam dalam aquades selama sehari semalam Dicuci sampai air cucian cukup bersih

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

3 Percobaan. Peralatan yang digunakan untuk sintesis, karakterisasi, dan uji aktivitas katalis beserta spesifikasinya ditampilkan pada Tabel 3.1.

SINTESIS HIBRIDA SILIKA-KARBON DENGAN METODE SOL-GEL UNTUK APLIKASI ADSORBENT

ALFA AKUSTIA WIDATI. DOSEN PEMBIMBING Dr. Didik Prasetyoko, M.Sc

SINTESIS KATALIS Ni-Cr/ZEOLIT DENGAN METODE IMPREGNASI TERPISAH

Bab IV Hasil dan Pembahasan

KATA PENGANTAR. Assalamu alaikum Wr.Wb. Alhamdulillahirobbil alamiin, buku Adsorpsi dan Katalisis Menggunakan Material berbasis Clay ini telah

SINTESIS LEMPUNG TERPILAR TITANIA

4013 Sintesis benzalasetofenon dari benzaldehida dan asetofenon

I. PENDAHULUAN. Kebutuhan pada senyawa berukuran atau berstruktur nano khususnya dalam

Bab IV Hasil dan Pembahasan

5013 Sintesis dietil 2,6-dimetil-4-fenil-1,4-dihidropiridin-3,5- dikarboksilat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

AKTIVITAS KATALIS CR/ZEOLIT ALAM PADA REAKSI KONVERSI MINYAK JELANTAH MENJADI BAHAN BAKAR CAIR

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ESTERIFIKASI ASAM LEMAK BEBAS DALAM MINYAK JELANTAH MENGGUNAKAN KATALIS H-ZSM-5 MESOPORI DENGAN VARIASI WAKTU AGING

BAB III EKSPERIMEN & KARAKTERISASI

PREPARASI, MODIFIKASI DAN KARAKTERISASI KATALIS BIFUNGSIONAL Sn-H-ZEOLIT ALAM MALANG

FOTODEGRADASI METILEN BIRU MENGGUNAKAN KATALIS TiO 2 -MONTMORILONIT DAN SINAR UV

BAB IV HASIL dan PEMBAHASAN

BAB III DASAR TEORI. elektron valensi memiliki tingkat energi yang disebut energi valensi.

PENGGUNAAN CANGKANG BEKICOT SEBAGAI KATALIS UNTUK REAKSI TRANSESTERIFIKASI REFINED PALM OIL

Info Artikel. Indonesian Journal of Chemical Science

Transkripsi:

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN Pada penelitian ini akan dibahas tentang sintesis katalis Pt/Zr-MMT dan uji aktivitas katalis Pt/Zr-MMT serta aplikasinya sebagai katalis dalam konversi sitronelal menjadi mentol dengan menggunakan metode Microwave Assisted Organic Synthesis (MAOS) yang dilakukan di Laboratorium Penelitian Kimia Prodi Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Islam Indonesia. Penelitian ini meliputi karakterisasi katalis hasil analisis dengan XRD, analisis luas permukaan katalis menggunakan SAA dengan metode Brunauer- Emmet-Teller (BET), serta analisis uji aktivitas katalis terhadap konversi sitronelal menggunakan GC-MS. 5.1 Sintesis Pt/Zr-MMT Katalis Pt/Zr-MMT disintesis dengan tahapan mengembankan logam Pt pada katalis ZrO 2 -Montmorillonit melalui tahap impregnasi dan tahap kalsinasi berdasarkan metode Fatimah et al. (2013). Pengembanan logam Pt dimulai dengan membuat larutan Pt dari larutan heksakloroplatinat sebesar 0,01236 ml untuk konsentrasi 0,4% (b/b) dan sebesar 0,03087 ml untuk konsentrasi 1,0 % (b/b). Larutan heksakloroplatinat sesuai dengan jumlah dilarutkan ke dalam suspensi ZrO 2 -Montmorillonit dengan pelarut aquades (3 gram/20 ml) disertai pengadukan. Pengadukan dilakukan selama semalam pada temperatur kamar untuk meningkatkan homogenitas logam Pt dalam ZrO 2 -Montmorillonit. Setelah itu dilakukan refluks selama 6 jam untuk menyempurnakan reaksi. Setelah refluks 29

30 selesai, dilakukan penguapan pelarut air dengan cara memanaskan di atas kompor. Selanjutnya padatan yang diperoleh dipanaskan di dalam oven pada suhu ±80 C selama 4 jam untuk menyempurnakan penguapan air yang masih terkandung didalamnya. Padatan yang sudah kering kemudian dikalsinasi pada suhu 500 o C selama 4 jam. Pemanasan pada kalsinasi dilakukan secara bertahap untuk menghindari kerusakan pada material yang di furnace. Tujuan kalsinasi sendiri adalah untuk mengubah bentuk kation Pt 4+ menjadi PtO serta mengoksidasi senyawa organik yang ada di dalam material. Tahap selanjutnya adalah padatan dihidrogenasi dengan menggunakan reaktor muffle furnace bersama dengan glasswool dan dialiri gas H 2 selama 3 jam pada suhu ±300 o C. Proses hidrogenasi sendiri berfungsi untuk mengubah PtO menjadi logam Pt. Stabilitas termal yang dimiliki logam Pt tinggi sehingga nantinya dapat teremban dengan baik terhadap katalis ZrO 2 -Montmorillonit. 5.2 Karakterisasi Katalis dengan Difraksi Sinar-X (XRD) Untuk mengetahui karakteristik kristal atau tidak pada material modifikasi katalis heterogen, maka dilakukan karakterisasi katalis Pt/Zr-MMT. Dalam penelitian ini, skema sintesis material disajikan pada Gambar 9.

31 Gambar 9. Representasi struktur Pt/Zr-MMT (Fatimah et al., 2008) Informasi mengenai perubahan basal spacing (d 001 ) dan kristalinitas suatu material dapat diketahui dari suatu data difraktogram dengan menggambarkan hubungan antara intensitas dengan sudut 2θ. Hasil karakterisasi katalis hasil preparasi Pt/Zr-MMT menggunakan metode X-ray Diffraction (XRD) dapat dilihat pada Gambar 10 dan Gambar 11. Gambar 10. Difraktogram katalis Zr-MMT (Fatimah et al., 2014)

32 Gambar 11. Difraktogram katalis Pt/Zr-MMT Sesuai dengan penelitian dari Fatimah et al. (2014), dan Fatimah et al. (2013), puncak-puncak montmorillonit itu muncul pada 2 =5-6,5 (d 001 ), 2 =19,89 (d 002 ) dan 2 =35,5 (d 006 ). Pada hasil penelitian ini (d 001 ) tidak muncul pada kedua sampel sedangkan pada (d 002 ) dan (d 006 ) muncul. Sudut refleksi dari (d 002 ) dari kedua sampel lebih kecil dibandingkan dengan hasil penelitian Fatimah et al. (2013). Pada penelitian ini didapatkan 2 =19,875 (d 002 ) dan 2 =35,29 (d 006 ) untuk sampel dengan konsentrasi 0,4% sedangkan pada sampel dengan

33 konsentrasi 1,0% menunjukkan 2 =19,995 (d 002 ) dan 2 =35,30 (d 006 ). Pada penelitian Fatimah et al. (2014), sudut refleksi untuk (d 001 ) ditunjukkan pada sudut 6,30, (d 002 ) pada 19,89 dan (d 006 ) pada 35,5. Ketidakmunculan refleksi (d 001 ) secara jelas pada kedua sampel disebabkan karena adanya kerusakan struktur dasar montmorillonit. Hal ini karena H 2 PtCl 6 bersifat sangat asam sementara lempung montmorillonit tidak stabil pada kondisi asam. Pada penelitian terdahulu oleh Fatimah et al. (2013), muncul puncak refleksi ZrO 2 pada 2 =30 dan 50 yang menunjukkan fase tetragonal amorf, akan tetapi dari penelitian ini munculnya ZrO 2 ditunjukkan pada 2 =28,13 pada Pt 0,4/Zr-MMT dan 2 =26,80 pada Pt 1,0/Zr-MMT. Menurut Davies et al. (2005) puncak sekitar 28 berkaitan dengan fase monoklinik ZrO 2. Hal ini kemungkinan karena adanya perubahan fase dari tetragonal menjadi monoklinik akibat pemanasan dan hidrogenasi. Selain itu dari kedua hasil analisis XRD tidak diperoleh adanya puncak yang berkaitan dengan Pt. Hal ini karena konsentrasi Pt pada kedua sampel sangat kecil. 5.3 Karakterisasi Katalis dengan Surface Area Analyzer (SAA) dengan metode Isoterm Brunauer-Emmet-Teller (BET) Karakterisasi katalis menggunakan metode Brunauer-Emmet-Teller (BET) berfungsi untuk mengetahui perubahan luas permukaan spesifik dan volume total pori yang terjadi pada montmorillonit setelah dilakukan pilarisasi dengan ZrO 2 dan dilakukan pengembanan Pt didalamnya. Pola adsorpsi-desorpsi N 2 oleh kedua sampel disajikan pada Gambar 12.

34 Gambar 12. Grafik isoterm adsorpsi-desorpsi N 2 dan distribusi ukuran pori dari katalis Pt/Zr-MMT. Kedua sampel menunjukkan kesesuaian dengan pola adsorpsi-desorpsi tipe IV. Pola adsorpsi-desorpsi tipe IV terjadi pada adsorben yang memiliki jarijari pori sebesar 20-500 Å. Saat nilai P/Po kecil, tipe isotermnya mirip tipe II

35 namun peningkatan adsorpsi menyolok sekali pada nilai P/Po yang lebih besar yakni saat kondensasi pori (kapilaritas) terjadi. Adanya perbedaan volume desorpsi gas N 2 yang lebih besar dari volume adsorpsinya menunjukkan bahwa terdapat distribusi ukuran pori mikropori dan mesopori. Data luas permukaan spesifik, rerata jejari pori dan volume pori disajikan pada Tabel 3. Tabel 3. Data rerata jejari pori, luas permukaan spesifik dan volume pori dari katalis Pt/Zr-MMT. Sampel Katalis Rerata Jejari Pori Luas Permukaan Volume Pori (Å) (m 2 /g) (cc/g) Pt 0,4/Zr-MMT 62,34 49,62 0,155 Pt 1,0/Zr-MMT 57,88 54,23 0,157 Zr-MMT* 8,20 97,50 1,94 x 10-3 *sesuai dengan Fatimah et al. (2014). Luas permukaan sampel yang diperoleh lebih kecil dibandingkan Zr- MMT yang digunakan yakni sebesar 97,50 m 2 /g. Hal ini mendukung hasil analisis XRD yang menunjukkan adanya kerusakan struktur. Perhitungan dapat dilihat pada Lampiran 6. Kerusakan struktur dapat menyebabkan rusaknya pilar disertai dengan penurunan luas permukaan spesifik. Sebab lain adalah masuknya Pt di sela-sela pori Zr-MMT. Pada kedua sampel Pt/Zr-MMT meskipun luas permukaan lebih kecil, akan tetapi rerata jejari pori dan volume pori dari sampel lebih tinggi daripada Zr-MMT. Hal ini kemungkinan disebabkan pembentukan rumah kartu (house of cards) sebagaimana ditunjukkan oleh Gambar 13.

36 Struktur rumah kartu terbentuk dikarenakan perubahan distribusi pori padatan yang disertai dengan tidak terlihatnya kenaikan basal spacing (d 001 ) dari montmorillonit. Adanya penurunan kristalinitas padatan montmorillonit dimungkinkan dihasilkan dari distribusi pori yang tidak merata pada Zr-MMT yang membentuk susunan acak pada antar lapis struktur montmorillonit sehingga menghasilkan mesopori. Mesopori terbentuk bukan dari kenaikan tinggi pilar antar lapis silika, sehingga menyebabkan tidak munculnya pergeseran basal spacing (d 001 ) pada analisis XRD (Fatimah dan Wijaya, 2006). Gambar 13. Struktur rumah kartu (house of cards) (Fatimah dan Kama, 2006) 5.4 Uji Aktivitas Katalis Aktivitas katalis Pt/Zr-MMT dapat diketahui melalui uji aktivitas katalis menggunakan metode microwave assisted organic synthesis (MAOS). Metode MAOS ini menggunakan radiasi gelombang mikro (microwave). Konversi sitronelal menjadi mentol, secara konvesional dapat dilakukan melalui dua tahap reaksi yaitu reaksi siklisasi sitronelal menjadi isopulegol sebagai intermediate dan reaksi hidrogenasi isopulegol menjadi mentol. Pada penelitian

37 ini, penggunaan katalis Pt/Zr-MMT diharapkan dapat mengkonversi sitronelal menjadi mentol melalui satu tahap reaksi, sehingga proses yang terjadi akan lebih efisien dan efektif karena tidak perlu dilakukan proses pembentukan isopulegol. Reaksi siklisasi sitronelal menjadi isopulegol terjadi secara langsung ketika terdapat katalis Zr-MMT yang berfungsi sebagai agen isomerisasi karena katalis tersebut mempunyai karakter keasaman padatan dan stereoselektivitas yang besar. Selain itu, adanya pilar-pilar ZrO 2 didalam lapisan antara silikat montmorillonit memberikan keuntungan dalam konversi sitronelal yaitu dapat meningkatkan luas permukaan spesifik dan aktivitas dari katalis (Yudha, 2014). Nie et al. (2007) dan Reddy et al. (2005) juga berpendapat bahwa katalis oksida Zr (ZrO 2 ) adalah katalis yang ekslusif pada suatu reaksi berdasar keasaman, kestabilan serta aktivitas dan selektivitas yang besar pada konversi sitronelal menjadi isopulegol. Laju reaksi dan spesifisitas produk dapat ditingkatkan melalui pengembangan pada padatan pendukung (solid support). Pada tahap hidrogenasi dalam menghasilkan mentol, katalis Pt sangat berperan di dalamnya sebagai agen hidrogenasi. Logam Pt tersebut sangat selektif dalam mengadsorpsi H 2 yang dihasilkan oleh senyawa amonium format. H 2 tersebut dapat teradsorpsi oleh Pt dikarenakan orbital kosong yang diiliki oleh logam Pt tersebut. H 2 akan bereaksi dengan logam Pt dan mengalami pemisahan secara homolitik sehingga proses hidrogenasi akan berlangsung. Reaksi yang terjadi dapat dilihat pada Gambar 14.

38 Gambar 14. Mekanisme reaksi sitronelal menjadi mentol dengan katalis Pt/Zr- MMT. Orbital kosong yang dimiliki oleh logam Zr akan berfungsi sebagai situs asam lewis yang nantinya akan berinteraksi dengan ikatan dan sepasang elektron dari gugus karbonil dari senyawa sitronelal (a). Reaksi antara logam Zr dengan elektron pada ikatan C=C dan C=O menyebabkan ikatan menjadi lemah, ikatan lemah tersebut adalah ikatan Van der Waals. Ikatan C=O bersifat lebih polar dibandingkan dengan ikatan C=C maka ikatan C=C bertindak sebagai nukleofil. Kemudian H + sebagai situs asam Bronsted dalam katalis ditarik oleh ikatan pada gugus karbonil. Perubahan pasangan elektron yang terjadi mengakibatkan lepasnya atom H pada gugus metil yang kemudian akan ditangkap oleh pasangan elektron bebas atom O, maka terbentuk senyawa isopulegol (b). Hidrogen yang dihasilkan dari amonium format digunakan oleh logam Pt untuk melakukan reaksi hidrogenasi sehingga akan terbentuk mentol (c) yang terjadi akibat adanya oksidasi pergeseran pasangan elektron.

39 Dari uji aktivitas katalis ini dapat diketahui banyaknya sitronelal yang terkonversi menjadi produk yang dihasilkan terhadap sitronelal yang bereaksi. Presentase sitronelal yang berubah menjadi produk tertentu ditunjukkan dari nilai konversinya sedangkan untuk menunjukkan perbandingan produk yang diinginkan dengan produk lain dalam hasil uji ditunjukkan oleh selektivitas produk (Fatimah et al., 2008). Perhitungan konversi dan selektivitas dapat dilakukan menggunakan rumus sebagai berikut (Ilahi, 2015): Konversi (%) = ( ) x 100% Selektivitas (%) = x 100% Pada penelitian sebelumnya yang telah dilakukan oleh Ilahi (2015), metode radiasi gelombang mikro ini memberikan hasil yang lebih cepat dalam mengkonversi sitronelal menjadi mentol yaitu dengan waktu iradiasi selama 15 menit, sehingga waktu iradiasi yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan waktu 15 menit. Pengujian dilakukan menggunakan standar sitronelal yang diuji menggunakan Gas Chromatography (GC). Hasil kromatogram gas pada sampel Pt 0,4/Zr-MMT dengan variasi berat katalis sebesar 0,03 gram dan kromatogram standar mentol dapat dilihat pada Gambar 15. Untuk data kromatogram secara keseluruhan dapat dilihat pada Lampiran 1-5.

40 Gambar 15. Kromatogram standar mentol dan kromatogram produk konversi dengan katalis Pt 0,4/Zr-MMT (0,03 gram) Pada hasil uji gas kromatografi dapat dilihat bahwa mentol telah terbentuk pada waktu retensi 10,630 dengan persen area sebesar 4,0953. Hal tersebut dapat diketahui dengan membandingkan hasil kromatogram dari sampel Pt 0,4/Zr-MMT dengan variasi berat katalis 0,03 gram dengan hasil kromatogram standar mentol pada Gambar 15. Waktu retensi dari standar mentol lebih besar

41 daripada waktu retensi yang dimiliki oleh sampel yaitu sebesar 10,786. Hal tersebut dikarenakan perbedaan waktu injeksi yang dilakukan dalam menginjeksi standar mentol dan sampel. Tabel 4. Identifikasi komponen produk katalis Pt/Zr-MMT Puncak Waktu Identifikasi Nama Area % Struktur Senyawa Retensi Senyawa 1. 9,813 Sitronelal 34,3006 2. 10,630 Mentol 4,0953 3. 11,600 Isopulegol 3,6171 Di dalam hal ini, dilakukan variasi berat katalis untuk mengetahui pengaruh variasi berat katalis terhadap reaksi dan produk yang dihasilkan. Tabel 5 menunjukkan bahwa berat katalis tampak tidak secara signifikan mempengaruhi total konversi dan selektivitas isopulegol dan mentol. Hal ini dapat dilihat bahwa konsentrasi 0,4% Pt dengan variasi berat katalis sebesar 0,01 gram memberikan konversi yang lebih rendah dibandingkan dengan 0,4% Pt dengan variasi berat katalis sebesar 0,03 gram. Pada Pt dengan konsentrasi 1,0% dengan variasi berat katalis sebesar 0,01 gram memberikan konversi yang lebih tinggi dibandingkan

42 dengan 1,0% Pt dengan 0,03 gram variasi berat katalis. Akan tetapi selektivitas dari isopulegol menurun pada pertambahan berat katalis dan selektivitas dari mentol bahkan tidak berpengaruh secara signifikan pada pertambahan berat katalis. Tabel 5. Konversi total sitronelal dan selektivitas dengan variasi berat katalis Sampel Pt 0,4/Zr- MMT Pt 1,0/Zr- MMT Berat Katalis (gram) Konversi Selektivitas Total (%) Isopulegol (%) Mentol (%) 0,01 95,76 14,99-0,03 96,21 5,51 6,23 0,01 95,93 9,09-0,03 95,51 11,52 11,96 Pengaruh persentase konsentrasi Pt terhadap konversi sitronelal tidak terlalu signifikan. Demikian halnya dengan pengaruh berat katalis terhadap konversi total. Sedangkan pada berat katalis yang lebih tinggi mentol dapat dihasilkan. Hal ini dikarenakan luas permukaan katalis Pt/Zr-MMT dengan berat katalis 0,03 gram lebih besar dibandingkan dengan luas permukaan katalis Pt/Zr- MMT dengan berat 0,01 gram yang dihasilkan dari hasil surface area.