28 BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL 3.1. Kerangka Konsep Penelitian Berdasarkan tujuan penelitian yang telah disebutkan sebelumnya, maka kerangka konsep pada penelitian ini adalah: Variabel Independen Variabel Dependen Overweight Kadar Gula Darah Puasa 3.2. Definisi Operasional Definisi Operasional dari penelitian perlu dijabarkan untuk menghindari perbedaan persepsi dalam menginterpretasikan masing-masing variabel penelitian. Adapun definisi operasional dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 3.2.1. Overweight Overweight adalah kelebihan berat badan pada Pedagang Pusat Pasar Medan dari hasil perhitungan Indeks Massa Tubuh (IMT) yang sudah ditetapkan WHO untuk populasi Asia. Cara Ukur : Perhitungan IMT dengan rumus IMT = Berat badan(kg) [Tinggi Badan]2 (m2) Alat Ukur Hasil Ukur : Timbangan Injak, Meteran Tinggi Badan : Overweight Pria/Wanita 20-59 tahun : IMT 23-29,9
29 Hasil Pengukuran : Skala Nominal 3.2.2. Kadar Gula Darah Kadar gula darah adalah jumlah kandungan glukosa dalam plasma darah puasa. Cara Ukur: : Diukur dengan gluko meter digital dengan melakukan pengambilan sampel darah kapiler dengan menggunakan lancet. Alat Ukur Hasil Ukur Skala Pengukuran : Gluko Meter Digital (Accu-Check) : Kadar Gula darah dalam mg/dl Meningkat Kadar Gula Darah Puasa > 100 mg/dl (Soegondo dan Gustavani, 2007) Normal Kadar Gula darah Puasa 100 mg/dl : Skala Nominal 3.3. Hipotesis Adapun hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah ada hubungan antara overweight dengan peningkatan kadar gula darah pada Pedagang Pusat Pasar Medan.
30 BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1. Jenis Penelitan Penelitian ini dilakukan dengan metode analitik observasional dan desain studi Cross Sectional. 4.2. Waktu dan Tempat Penelitian Adapun tempat dilakukannya penelitian ini adalah di Pusat Pasar Medan. Waktu pelaksanaan penelitian pada bulan Juli-November 2012. 4.3. Populasi dan Sampel Penelitan 4.3.1. Populasi Penelitian Populasi terjangkau pada penelitian ini adalah Pedagang Pusat Pasar Medan. 4.3.2. Sampel Penelitian Sampel penelitian diambil dengan menggunakan metode consecutive sampling, yaitu seluruh sampel yang datang dan memenuhi kriteria inklusi dimasukkan dalam penelitian sampai jumlah subjek penelitian terpenuhi. Sampel yang akan diambil diuji menggunakan kriteria-kriteria berikut: Kriteria inklusi: 1. Pedagang Pusat Pasar Medan baik pria maupun wanita usia 20-59 tahun. 2. Bersedia untuk menjadi sampel penelitian dan mengisi Informed Concent. 3. Indeks massa tubuh (IMT) 23-29,9
31 Kriteria Ekslusi: 1. Memiliki riwayat Diabetes Melitus/penggunaan obat anti diabetes 2. Memiliki riwayat penyakit pada pankreas dan hati 3. Memiliki riwayat gangguan hormonal seperti hormon pertumbuhan dan tiroid 4. Berolahraga sebelum pemeriksaan dilakukan 5. Menggunakan alkohol sebelum pemeriksaan dilakukan 6. Sedang hamil dan menstruasi 4.3.3. Besar Sampel Penelitian Besarnya sampel penelitian ini dihitung dengan menggunakan rumus penentuan besar sampel untuk estimasi proporsi suatu populasi terbatas (Wahyuni, 2009), sebagai berikut: Keterangan: n = besar sampel minimum Z1- α/2 = nilai distribusi normal baku (tabel Z) pada α tertentu P = harga proporsi di populasi D = kesalahan (absolut) yang dapat ditolerir N = jumlah populasi Perhitungan besar sampel secara kasar: Z1- α/2 = 1,960 P = 0,5 D = 0,1 N = 100
32 = 49,24 ~ 49 orang Berdasarkan perhitungan didapatkan bahwa jumlah sampel penelitian digenapkan minimal 50 orang 4.4. Teknik Pengumpulan Data Adapun data yang digunakan pada penelitian ini adalah jenis data primer. Data primer penelitian ini adalah data pedagang yang memiliki overweight yang didapat melalui hasil pengukuran Indeks Massa Tubuh (IMT) kemudian dilakukan pemeriksaan kadar gula darah puasa pada sampel yang telah dipilih. Sebelum data diukur, subjek penelitian yang diperiksa harus memenuhi semua kriteria inklusi yang telah ditetapkan dalam penelitian ini. Peneliti akan meminta informed consent kepada semua sampel sebelum data diambil. Semua subjek penelitian akan dijelaskan maksud dan tujuan penelitian, kemudian diminta kesediaan untuk dilakukan pengukuran berat badan dengan timbangan injak, tinggi badan dengan meteran tinggi badan, kemudian ditentukan responden overweight dengan melakukan perhitungan indeks massa tubuh selanjutnya sampel diminta untuk berpuasa selama minimal 8 jam sebelum dilakukan pengambilan darah untuk pengukuran kadar gula darah keesokan harinya. 4.5. Pengolahan dan Analisis Data Untuk mendapatkan hasil yang akurat, dibutuhkan pengolahan dan analisis data secara tepat. Pada penelitian ini, setelah dikumpulkan, data diolah, disajikan dalam tabel distribusi frekuensi, dan dianalisis. Dalam menganalisis data, pengujian data dilakukan dengan menggunakan uji statistik korelasi untuk mengetahui sejauh mana kekuatan hubungan overweight dengan kadar gula darah. Pengolahan data dengan menggunakan program komputer SPSS.
33 BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1. Hasil Penelitian 5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Pusat Pasar Medan yang terletak di Jalan Pusat Pasar,kelurahan Pusat Pasar, kecamatan Medan Kota. Pasar ini merupakan pusat perbelanjaan di Kota Medan dimana terdapat banyak populasi yang setiap harinya melakukan jual-beli baik antar pedagang dengan pembeli dan pedagang dengan pedagang. Aktivitas sehari-hari yang biasa dilakukan para pedagang adalah duduk dan berjualan dari pagi sampai sore hari. Pasar ini merupakan pusat jual beli bahan makanan pokok dan barang kebutuhan sehari-sehari. 5.1.2. Deskripsi Karakteristik Responden Subjek yang menjadi responden pada penelitian ini adalah pedagang pusat pasar medan. Pada awalnya diambil 100 responden, dilakukan pengukuran terhadap berat dan tinggi badan kemudian ditentukan Indeks Massa Tubuh (IMT) nya. Dari 100 sampel tersebut, diambil 50 orang sampel yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi serta setuju untuk menjadi responden penelitian. Tabel 5.1. Klasifikasi Index Massa Tubuh Pada Subjek Penelitian Klasifikasi IMT Frekuensi (n) Persentase (%) Underweight < 18.5 6 6.1 Normoweight 18.5 22.5 13 13.1 Overweight 23.0 29.9 72 72,7 Obesitas tingkat 1 30.0 34.9 4 4,0 Obesitas tingkat 2 35.0-39.9 2 2,0 Obesitas tingkat 3 > 40 3 2,1
34 Total 100 100 Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli 2012 Agustus 2012. Semua data yang diperoleh adalah data primer. Yaitu berasal dari pengukuran langsung terhadap penelitian. Jumlah responden yang terlibat dalam penelitian ini adalah 50 orang. Berikut adalah data demografi dari responden penelitian : 5.1.2.1. Distribusi Karakteristik Subjek Penelitian Berdasarkan usia, didapati sampel penelitian terbanyak pada usia 40-<49 tahun 19 orang (38.0%). Berdasarkan jenis kelamin, didapati sampel overweight terbanyak adalah Perempuan 37 orang (74%). Berdasarkan suku, didapati sampel terbanyak suku Batak 36 orang (72%). Berdasarkan pendidikan, sampel terbanyak pendidikan SMA/SMK 27 orang (54%). Hal ini dapat dilihat pada tabel 5.2. dibawah: Tabel 5.2. Deskripsi Karakteristik Subjek Penelitian Karakteristik Subjek Frekuensi (n) Persentase (%) (n=30) Umur 20 - <29 tahun 5 10 30 - <39 tahun 17 34 40 - <49 tahun 19 38 50 - <59 tahun 9 18 Jenis Kelamin Laki laki 13 26 Perempuan 37 74 Suku Batak 36 72 Jawa 10 20 Aceh 1 2 Minang 3 3 Pendidikan SD 1 2 SMP 2 4 SMA/SMK 27 54
35 Diploma 7 14 Sarjana 13 26 5.1.2.2. Berat Badan Berdasarkan berat badan, dari 50 subjek penelitian, berat badan terendah adalah 50 kg dan tertinggi adalah 88 kg. Rata-rata berat badan responden adalah 69,28 dengan standar deviasi 9,68. Dapat dilihat pada tabel 5.5. dibawah ini: Tabel 5.3. Deskripsi Berat Badan Subjek Penelitian Karekteristik Berat Badan Nilai (kg) Nilai Minimum 50 Nilai Maksimum 88 Mean 69,28 Standar Deviasi 9,689 5.1.2.3. Tinggi Badan Berdasarkan tinggi badan, dari 50 subjek penelitian, tinggi badan terendah adalah 145 cm dan tertinggi adalah 178 cm. Rata-rata tinggi badan subjek adalah 159,94 dengan standar deviasi 8,91. Dapat dilihat pada tabel 5.6. dibawah ini : Tabel 5.4. Deskripsi Tinggi Badan Subjek Penelitian Karakteristik Tinggi Badan Nilai (cm) Nilai Minimun 145 Nilai Maksimum 178 Mean 159,94 Standar Deviasi 8,915
36 5.1.2.4. Kadar Gula Darah Puasa Berdasarkan kadar gula darah puasa, dari 50 subjek penelitian kadar gula darah (KGD) puasa terendah adalah 78 mg/dl dan tertinggi adalah 120 mg/dl. Rata-rata KGD puasa subjek penelitian ini adalah 94,80 dengan standar deviasi 11,27 Dapat dilihat pada tabel 5.8. dibawah ini : Tabel 5.5. Deskripsi Kadar Gula Darah Puasa Subjek Penelitian Karakteristik KGD Puasa Nilai (mg/dl) Nilai Maksimum 120 Nilai Minimum 78 Mean 94,80 Standar Deviasi 11,272 KGD Puasa dinyatakan terganggu apabila hasil pemeriksaan gula darah puasa > 100 mg/dl. Berikut merupakan distribusi KGD Puasa Terganggu pada subjek penelitian. Dapat dilihat pada tabel dibawah ini : Tabel 5.6. Distribusi Kadar Gula Darah Puasa Terganggu Pada Subjek Penelitian KGD Jumlah (orang) Persentase (%) <100 39 78 >100 11 22 Total 50 100
37 5.1.3. Hasil Analisis Statistik Penelitian ini ingin mengetahui hubungan antara Overweight yang dapat diukur dengan Indeks Massa Tubuh (IMT) dengan Peningkatan Kadar Gula Darah. Untuk mengetahui hubungan antara kedua variabel tersebut digunakan uji korelasi Pearson yang dinyatakan melalui tabel berikut: Tabel 5.7. Analisis Uji Korelasi Pearson Hubungan Overweight dengan Peningkatan Kadar Gula Darah Variabel Penelitian Pearson Correlation P value IMT 0.001 0.995 KGD Penelitian ini menggunakan hipotesis dua arah (two-tailed) dengan tingkat kepercayaan 95%, yang berarti jika didapati nilai p > 0.005 berarti hipotesis nol penelitian diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan Overweight dengan Peningkatan Kadar Gula Darah. Untuk menilai kekuatan hubungan antara kedua variabel tersebut, dilakukan interpretasi dari nilai koefisien korelasi Pearson. Menurut (Wahyuni, 2007), berdasarkan besar nilai r, maka tingkat hubungannya dapat ditafsirkan sebagai berikut: 0,000 0,199 : Hubungan sangat lemah 0,200 0,399 : Hubungan lemah 0,400 0,599 : Hubungan sedang 0,600 0,799 : Hubungan kuat 0,800 1,000 : Hubungan sangat kuat Dalam penelitian ini didapati nilai koefisien korelasi Pearson (r = 0,001). Tanda positif menyatakan arah hubungan, yakni bila semakin tinggi IMT maka semakin tinggi nilai Peningkatan Kadar Gula Darah. Sedangkan 0,001 menyatakan besarnya kekuatan hubungan antara IMT dengan Peningkatan Kadar Gula Darah dalam penelitian ini adalah sangat lemah.
38 5.2. Pembahasan Dari penelitian terhadap 50 responden yang overweight, didapati 38 sampel berumur 40-49 tahun (38%) dan 74% subjek yang mengalami overweight adalah perempuan (Tabel 5.2). Umur dan jenis kelamin merupakan faktor yang tidak dapat diubah pada banyak faktor risiko seperti pada kejadian overweight. Penelitian yang dilakukan Kantachuvessiri et al (2005) dalam Justitia (2012) menyatakan bahwa seseorang yang berumur 40-59 tahun cenderung mengalami kenaikan berat badan dibandingkan dengan umur yang lebih muda. Hal ini disebabkan oleh banyak faktor beberapa diantaranya frekuensi konsumsi pangan yang sering, aktivitas yang kurang, fungsi pencernaan dan metabolisme yang smakin melambat serta kurang memperhatikan ukuran tubuhnya dibanding pada umur yang lebih muda. Dalam penelitian ini wanita lebih banyak yang mengalami overweight (74%) daripada pria (26%). Lelaki mempunyai massa otot lebih banyak dan menggunakan kalori lebih banyak dari wanita dikarenakan aktivitas yang lebih banyak dan pembakaran kalori oleh otot yang lebih banyak dibanding wanita. Dengan demikian, perempuan lebih mudah bertambah berat badan berbanding lelaki dengan asupan kalori yang sama menurut (Gayle Galletta, 2005). Berdasarkan Riskesdas (2007), kelompok umur 15 tahun ke atas kelebihan berat badan (overweight) pada wanita (23.8%) terjadi lebih dominan dibandingkan pada pria (13.9%). Dilihat kejadian overweight berdasarkan suku yang paling banyak adalah Suku Batak, dimana terdapat 23 responden (34%). Untuk saat ini belum ada penelitian menjelaskan teori yang spesifik mengenenai pengaruh IMT terhadap suku. Dari hasil analisis data penelitian (Tabel 5.7.), didapatkan bahwa tidak terdapat hubungan antara overweight dengan peningkatan kadar gula darah (p > 0.05). sehingga didapat bahwa overweight belum mempengaruhi kadar gula darah dibanding dengan obesitas. Penelitian sebelumnya yang dilakukan Amsriza (2007) mengenai hubungan IMT terhadap kadar gula darah menunjukkan tidak
39 ada pengaruh yang bermakna antara kedua variabel tersebut. Sedangkan penelitian Justitia (2012) menunjukkan adanya hubungan antara obesitas dengan peningkatan kadar gula darah. diduga hal ini karena adanya faktor-faktor lain yang mempengaruhi seperti herediter, pola makan, aktivitas fisik, tingkat pendidikan yang menyebabkan terjadinya perbedaan hasil penelitian ini dengan penelitian-penelitian sebelumnya dimana peneliti tidak melakukan penilaian terhadap faktor-faktor tersebut.
40 BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan Dari uraian-urain yang telah dipaparkan sebelumnya, maka dari penelitian ini dapat diambil beberapa kesimpulan, yaitu : 6.1.1. Klasifikasi Indeks Masa Tubuh pedagang pusat pasar Medan yaitu terdiri dari Underweight sebanyak 6 orang (6,1%), Normoweight sebanyak 13 orang (13,1%), Overweight sebanyak 72 orang (72.7%), Obesitas tingkat 1 sebanyak 4 orang (4%), Obesitas tingkat 2 sebanyak 2 orang (3%), dan Obesitas tingkat 3 sebanyak 2 orang (2%). 6.1.2. Rata-rata Kadar Gula Darah pedagang pusat pasar Medan adalah 94,80. 6.1.3. Tidak ada hubungan Overweight dengan peningkatan Kadar Gula Darah pada pedagang pusat pasar Medan. 6.2. Saran 6.2.1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan menggunakan sampel lebih besar, agar dapat memperkaya data. 6.2.2. Perlu dilakukan pemeriksaan kadar gula darah puasa dan 2 jam pp dalam waktu yang bersamaan. 6.2.3. Perlu dilakukan perubahan life style dan pemeriksaan kadar gula darah teratur untuk sampel yang memiliki kadar gula darah >100