MINARNI SMA Negeri 1 Ngunut Kab. Tulungagung

dokumen-dokumen yang mirip
PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER

BAB II KAJIAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha yang mempunyai tujuan, yang dengan. didik (Sardiman, 2008: 12). Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang

Disusun oleh : Nurul Fitria Febriyanti ( ) Puput Wulandari ( ) Zafira Syajarotun ( ) Mega Ayu Setyana ( )

Penerapan Model Kooperatif Tipe NHT Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Di Kelas V SDn 3 Tonggolobibi

PENINGKATAN HASIL BELAJAR PANGKAT RASIONAL DAN BENTUK AKAR MENGGUNAKAN MEDIA LEMBAR SIMULASI

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MENGGUNAKAN MODEL KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) PADA SISWA KELAS 6 SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN METODE NUMBERED HEADS TOGETHER

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS. Hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian,

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT (NUMBERED HEADS TOGETHER) SISWA

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER

Peningkatan Hasil Belajar PKn Materi Organisasi melalui Model Numbered Head Together di Kelas V. Endah Tri Wahyuni

PROSIDING ISBN :

BAB I PENDAHULUAN. membosankan menurut siswa kelas X-5 SMA 17 Agustus Dengan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengetahuan, keterampilan maupun sikap, bahkan meliputi segenap aspek

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

: PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) DENGAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR DAN KETUNTASAN

Jl. Ir. Sutami no. 36 A, Kentingan Surakarta, , 3)

oleh : YOGI RAHAYU NPM : P

Desra Putri Devi. Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Kata kunci: Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT), Motivasi, Hasil Belajar.

BAB I PENDAHULUAN. sekitarnya. Pelajaran fisika menarik untuk dipelajari tetapi pada kenyatan siswa

I. PENDAHULUAN. Berdasarkan wawancara dengan guru bidang studi kimia SMA Budaya Bandar

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER

Kata-kata Kunci : Model Numbered Head Together (NHT), Media Manik-manik, Aktifitas, Hasil Belajar, Pembelajaran Matematika, Sekolah Dasar

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIIIC SMPN 3 PALOPO

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBER HEADS TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIIA SMP NEGERI 2 TUNTANG PADA MATERI SEGITIGA

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENDESKRIPSIKAN PAJAK MELALUI MODEL PEMBELAJARAN NHT DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL. Erni Baiti SMP Negeri 2 Comal-Pemalang

UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR IPS DENGAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIF NUMBER HEAD TOGETHER (NHT) Abstrak

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN. Menurut Gagne (dalam Slameto, 2007:43) lima kategori hasil belajar yaitu

PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DENGAN PEMBELAJARAN NUMBERED HEAD TOGETHER

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Oleh: Juminatun SDN 2 Kedungsigit, Karangan, Trenggalek

Nurmala SMP NEGERI 2 METRO Abstrak. Kata kunci: Hasil Belajar,Model pembelajaran Numbered Head Together (NHT)

I. PENDAHULUAN. Di SMK 2 Mei Bandar Lampung, mata pelajaran kimia merupakan salah satu mata

Langkah 1 : Penomoran Langkah 2 : Mengajukan Pertanyaan. Langkah 3 : Berpikir Bersama Langkah 4 : Menjawab METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB II KAJIAN TEORI DAN PENELITIAN YANG RELEVAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. Mata Pelajaran Geografi, yang diujikan dalam ujian nasional merupakan pelajaran

MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED INSTRUCTION (PBI) BERBANTUAN MEDIA MOVIE UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR SISWA

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

Peningkatan Ketuntasan Belajar Siswa Melalui Model

Prosiding Seminar Nasional Volume 03, Nomor 1 ISSN

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Vita Ariani Universitas Muhammadiyah Ponorogo. Erika Eka Santi, M. Si Dosen Universitas Muhammadiyah Ponorogo

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini penulis laksanakan pada SMA AL-YUSRA kota Gorontalo tepatnya pada

Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Pada Pelajaran IPS Melalui Tanya Jawab di Kelas IV SDN 3 Ogotua Kabupaten Tolitoli

ARTIKEL ILMIAH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBER HEAD TOGETHER

Saintifik pada materi himpunan kelas VII Semester Ganjil MTs GUPPI Sumberejo Tahun Pelajaran ?

Wiwik Astuti Guru Matematika SMA Negeri 1 Palu. Kata Kunci: Kooperatif, NHT, Hasil Belajar, Sinus, Cosinus, SMA Negeri

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. tindakan kelas merupakan salah satu upaya guru atau praktisi dalam bentuk

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. juga dalam bentuk kecakapan, kebiasaan, sikap, pengertian, penghargaan, minat,

Oleh: Bakim SDN 2 Ngembel Kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MAHASISWA MELALUI DIRECT INSTRUCTIONAL PADA MATAKULIAH PENGANTAR AKUNTANSI

KOLABORASI PENDEKATAN NUMBER HEAD TOGETHER (NHT) DAN SATE BOLA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI SMK NEGERI 1 SINGKEP

Jurnal Penelitian Pendidikan Geografi Volume 1 No. 1 April 2017

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS EKONOMI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBER HEAD TOGETHER PADA SISWA KELAS IX-H SMP NEGERI 1 BALONGBENDO

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MELALUI MODEL NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SEKOLAH DASAR

PROSES PEMBELAJARAN SHOLAT MELALUI METODE NHT. Siti Musta anah

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT PADA MATA PELAJARAN IPA UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. (PTK) atau disebut classroom action research.

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dengan Menggunakan Metode NHT (Numbered Head Together) Pada Pokok Bahasan Gaya Kelas V SDN 6 Tambun

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional yang saat ini diberlakukan mempunyai tuntutan

BAB I PENDAHULUAN. mengantisipasi, mengatasi persoalan-persoalan, dan tantangan-tantangan. yang terjadi dalam masyarakat pada kini dan masa depan.

UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN BERDISKUSI SISWA DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI DENGAN PENERAPAN METODE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) DISERTAI MODUL

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 9 ISSN X

I. PENDAHULUAN. pelajaran geografi di SMA merupakan indikasi bahwa selama ini proses

Hasmiati, Baharuddin, dan Sukayasa. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK

PENGGUNAAN PENDEKATAN NUMBERED HEADS TOGETHER UNTUK MENUMBUHKAN PEMBELAJARAN PKN YANG JOYFULL LEARNING DI KELAS VII A SMP NEGERI 1 WONOAYU SIDOARJO

PENINGKATAN KEMAMPUAN SISWA DALAM PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBER HEAD TOGETHER PADA

Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. X, No. 2, Tahun 2012 Istiningrum & Sukanti Halaman 64-79

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 Deskripsi Hasil Penelitian Pada bab terdahulu telah dikemukakan bahwa Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian tindakan kelas. Karakteristik

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PENINGKATAN HASIL BELAJAR ZAKAT FITRAH DAN MAL MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER

SITI ARFAH, S.Pd 1 ABSTRAK

Oleh: Asis Nuansa Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas PGRI Yogyakarta 2015 ABSTRAK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Hakekat Belajar Menurut Teori Konstruktivisme

II. TINJAUAN PUSTAKA. kemempuan belajar sendiri atau melakukan aktivitas seluas-luasnya kepada

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. pengamat maupun dari peneliti sendiri berdasarkan fokus penelitian

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas III Sekolah Dasar Alkhairaat Towera Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Number Head Together

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bisa untuk mencapai hasil yang optimal. Belajar adalah sebuah proses

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. 1. Implementasi model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted. siklus II naik menjadi 76,92%.

PENINGKATAN KEDISIPLINAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER

Oleh. Sarlin K. Dai Meyko Panigoro La Ode Rasuli Pendidikan Ekonomi

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI MELALUI IMPLEMENTASI

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER


PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBER HEADS TOGETHER

BAB I PENDAHULUAN. masih rendahnya mutu pendidikan di Indonesia.

Kata kunci: Minat, Hasil Belajar, Model Pembelajaran Kooperatif tipe Numbered Head

Fajar Suryanto 1) dan Istiqomah 2) Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa Yogyakarta 1)

II. TINJAUAN PUSTAKA. dan sasarannya. Sutikno (2005: 29) mengemukakan bahwa pembelajaran efektif

Transkripsi:

PENERAPAN PEMBELAJARAN NUMBERED HEAD TOGETHER PADA MATERI KOLONIALISME DAN IMPERIALISME BARAT DI INDONESIA UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PESERTA DIDIK KELAS XI IPS 1 SMA NEGERI 1 NGUNUT TAHUN PELAJARAN 2013/2014 MINARNI SMA Negeri 1 Ngunut Kab. Tulungagung Abstrak: Materi Kolonialisme dan Imperialisme Barat di Indonesia merupakan materi pembelajaran yang dianggap sulit karena cukup luas oleh sebagian besar peserta didik, hal ini mengakibatkan tingkat pemahaman peserta didik terhadap materi tersebut cenderung rendah. Berawal dari permasalahan ini maka perlu adanya perubahan dalam pembelajaran untuk mendapatkan tingkat pemahaman maksimal yang terlihat pada hasil prestasi belajarnya. Salah satu solusi untuk mengatasi hal diatas yaitu dengan menerapkan pembelajaran Numbered Head Together (NHT). Pembelajaran Numbered Head Together (NHT) adalah strategi pembelajaran yang mengutamakan adanya kerjasama antar peserta didik dalam kelompok untuk mencapai tujuan pembelajaran. Kata kunci: pembelajaran Numbered Head Together (NHT), prestasi belajar Pendahuluan Di dalam kelas guru mempunyai tugas mengarahkan anak dalam aktivitas belajar, karena kontrol berada pada guru, yang berwenang memberikan instruksi ataupun larangan pada anak didiknya (Suherman, 2003). G uru memiliki wewenang dalam mengatur aktivitas peserta didik dalam pembelajaran. Apa bila ada peserta didik melakukan kesalahan dalam aktivitas suatu pembelajaran maka seorang guru memberikan pengarahan kepada peserta didik agar dapat memberikan petunjuk yang benar. Jadi guru memberikan pengarahan dan mengarahkan aktivitas peserta didik. Pengarahan guru dapat membentuk peserta didik menjadi berkualitas dalam suatu mata pelajaran. Pelajaran sejarah sebagai salah satu mata pelajaran di sekolah dinilai cukup memegang peranan penting dalam membentuk peserta didik menjadi berkualitas dan berkepribadian, karena sejarah merupakan suatu sarana berpikir untuk mengkaji sesuatu secara logis dan sistematis. Karena itu, maka perlu adanya peningkatan mutu pendidikan sejarah. Salah satu hal yang harus diperhatikan adalah peningkatan prestasi belajar sejarah peserta didik di sekolah. Dalam pembelajaran di sekolah, sejarah merupakan salah satu mata pelajaran yang masih dianggap sulit dipahami oleh peserta didik. Oleh karena itu dalam proses pembelajaran sejarah diperlukan suatu metode mengajar yang tepat. Dalam upaya meningkatkan pendidikan peneliti menggunakan suatu pembelajaran kooperatif yakni Numbered Heads Together (NHT). Pembelajaran Kooperatif tipe NHT adalah salah satu metode pembelajaran kooperatif yang dimulai dengan pemberian nomor masing-masing anggota kelompok dengan nomor yang berbeda, pengajuan pertanyaan oleh guru, diskusi kelompok, dan penyampaian jawaban dalam diskusi kelas dengan cara guru mengacak nomor peserta didik yang harus menjawab pertanyaan. Pada model pembelajaran kooperatif tipe NHT peserta didik menempati posisi sangat dominan dalam proses pembelajaran dan terjadinya kerja sama dalam kelompok dengan ciri http://efektor.unpkediri.ac.id. 39

utamanya adanya penomoran sehingga semua peserta didik berusaha untuk memahami setiap maupun kalimat. Fungsi prestasi belajar adalah (1) sebagai indikator dari pengetahuan yang dimiliki materi yang diajarkan dan bertanggung jawab atas oleh peserta didik, (2) sebagai lambang nomor anggotanya masing-masing. Dengan pemenuhan keingintahuan, (3) informasi tentang pemilihan model ini, diharapkan pembelajaran yang terjadi dapat lebih bermakna dan memberi kesan yang kuat kepada peserta didik. prestasi belajar dapat menjadi perangsang untuk meningkatkan ilmu pengetahuan, dan (4) sebagai indikator daya serap dan kecerdasan peserta didik (Hamalik, 2001). Nilai dalam raport merupakan Kajian Teori perumusan akhir yang diberikan oleh guru Belajar merupakan kegiatan sadar yang dilakukan oleh peserta didik yang merupakan aktifitas mental dan psikis yang berlangsung dalam interaksi dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan pengetahuan, pemahaman, ketrampilan dan nilai sikap (Winkel, 1989). Belajar juga merupakan suatu proses, suatu kegiatan, dan bukan suatu hasil atau tujuan (Hamalik. 2001). Bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih luas mengenai kemajuan atau prestasi belajar (Nana, 2001). Prestasi belajar adalah hasil belajar yang telah dicapai menurut kemampuan yang tidak dimiliki dan ditandai dengan perkembangan serta perubahan tingkah laku pada diri seseorang yang diperlukan dari belajar dengan waktu tertentu, prestasi belajar ini dapat dinyatakan dalam bentuk nilai dan hasil tes atau ujian (Suryobroto, 2009). daripada hal itu yaitu mengalami. Hasil belajar Kemampuan yang telah didapat dengan bukan penguasaan hasil latihan, melainkan melakukan proses belajar sebagai bahan dari pengubahan tingkah laku. Belajar adalah untuk ujian. Hasil dari ujian tersebut dinyatakan perubahan tingkah laku yang relatif mantap berkat latihan dan pengalaman. Belajar juga menyangkut perubahan pada pengetahuan (Mayer, 2002) atau perilaku seseorang karena pengalaman yang secara relatif bersifat permanen (Seels, 1994). kedalam bentuk nilai atau tes ujian. Prestasi belajar peserta didik ditentukan oleh dua faktor yaitu intern dan ekstren. Faktor intern merupakan faktor-faktor yang berasal atau bersumber dari peserta didik itu sendiri, sedangkan faktor ekstern Prestasi belajar merupakan bukti merupakan faktor yang berasal atau bersumber keberhasilan yang telah dicapai oleh seseorang (Winkel, 1996). Prestasi belajar merupakan hasil dari luar peserta didik. Faktor intern meliputi prasyarat belajar, yakni pengetahuan yang sudah yang dicapai oleh seseorang setelah dimiliki oleh peserta didik sebelum mengikuti melaksanakan usaha belajar. Adapun prestasi pelajaran berikutnya, keterampilan belajar yang belajar di bidang pendidikan adalah hasil dimiliki oleh peserta didik yang meliputi cara-cara pengukuran terhadap peserta didik yang meliputi yang berkaitan dengan mengikuti mata pelajaran, faktor kognitif terukur lewat evaluasi tertulis mengerjakan tugas, membaca buku, belajar ataupun lisan, afektif (sikap peserta didik terhadap suatu materi belajar), psikomotorik (ketrampilan berupa karya). Secara umum semua bisa terukur melalui tes atau instrumen yang relevan. Prestasi belajar lebih bisa terukur hasilnya dalam penilaian yang dinyatakan dalam bentuk simbol, huruf kelompok mempersiapkan ujian, menindaklanjuti hasil ujian dan mencari sumber belajar, kondisi pribadi peserta didik yang meliputi kesehatan, kecerdasan, sikap, cita-cita, dan hubungannya dengan orang lain. Faktor ekstern antara lain meliputi proses belajar mengajar, sarana belajar 40 http://efektor.unpkediri.ac.id.

yang dimiliki, lingkungan belajar, dan kondisi sosial berbagi tugas, aktif bertanya, menghargai ekonomi keluarga. Prestasi belajar adalah hasil atau taraf pendapat orang lain, mau menjelaskan ide atau pendapat dan bekerja dalam kelompok. kemampuan yang telah dicapai peserta didik Langkah-langkah penerapan pembelajaran setelah mengikuti proses belajar mengajar dalam kooperatif tipe NHT (Baharudin, 2010) yaitu: waktu tertentu baik berupa perubahan tingkah 1. Persiapan laku, keterampilan dan pengetahuan dan Guru mempersiapkan rrancangan kemudian akan diukur dan dinilai yang kemudian pembelajaran dengan membuat Lembar Kerja diwujudkan dalam angka atau pernyataan Siswa (LKS) yang sesuai dengan model (Hudoyo, 1990). Nilai dari hasil proses balajar pembelajaran kooperatif tipe NHT. mengajar akan digunakan sebagai tolak ukur antara pengetahuan yang telah diterima. prestasi 2. Pembentukan kelompok Guru membagi para peserta didik menjadi belajar dapat pula dipandang sebagai beberapa kelompok yang bernggotakan 3-5 pencerminan dari pembelajaran yang ditunjukan oleh peserta didik melalui perubahan tingkah laku. Jadi prestasi belajar adalah hasil yang dicapai dari kemampuan yang yang telah didapatkan dalam belajar dalam waktu tertentu dan hasil yang dicapai dituangkan kedalam bentuk nilai atau tes orang peserta didik. Guru memberi nomor kepada peserta didik dalam kelompok dan nama kelompok berbeda. Kelompok yang dibentuk merupakan percampuran dari latar belakang sosial, ras, suku, dan kemampuan belajar yang berbeda. ujian. 3. Tiap kelompok harus memiliki buku paket atau Pembelajaran kooperatif tipe Number buku panduan Head Together (NHT) merupakan strategi Tiap kelompok harus memiliki buku paket atau pembelajaran yang mengutamakan adanya buku panduan untuk memudahkan peserta kerjasama antar peserta didik dalam kelompok didik dalam menyelesaikan masalah yang untuk mencapai tujuan pembelajaran. Tujuan diberikan oleh guru. dibentuknya kelompok kooperatif adalah untuk 4. Diskusi masalah memberikan peserta didik agar dapat terlibat Guru memberikan LKS atau masalah kepada secara aktif dalam proses berpikir dan dalam setiap peserta didik sebagai bahan yang akan kegiatan-kegiatan belajar. Ibrahim (2010) dipelajari. Dalam kerja kelompok setiap mengemukakan tiga tujuan yang hendak dicapai peserta didik berpikir bersama untuk dalam pembelajaran kooperatif dengan tipe NHT menggambarkan dan meyakinkan bahwa yaitu: (1) Hasil akad emik struktural, bertujuan untuk meningkatkan kinerja peserta didik dalam tugas-tugas akademik, (2) Pengakuan adanya setiap peserta didik mengetahui jawaban dari pernyataan yang telah ada dalam LKS atau pertanyaan yang telah diberikan guru. keragaman, bertujuan agar peserta didik dapat 5. Memanggil nomor anggota atau pemberian menerima teman-temannya yang mempunyai jawaban berbagai latar belakang, dan (3) Pengembangan Guru menyebu satu nomor dan para peserta keterampilan sosial, bertujuan untuk didik mengangkat tangan dan menyiapkan mengembangkan keterampilan sosial peserta jawaban kepada peserta didik di kelas. didik. Keterampilan yang dimaksud antara lain 6. Memberi kesimpulan http://efektor.unpkediri.ac.id. 41

Guru bersama peserta didik menyimpulkan jawaban akhir dari semua pertanyaan yang berhubungan dengan materi yang disajikan. Metode Penelitian Berdasarkan tujuannya, penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas. Penelitian tindakan kelas adalah sebuah penelitian yang dilakukan oleh guru di kelasnya sendiri (dilakukan dalam pembelajaran biasa bukan kelas khusus) dengan jalan merancang, melaksanakan, dan merefleksikan tindakan secara kolaboratif dan partisipasi dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru sehingga hasil belajar peserta didik dapat meningkat (Suryanto, 2010). Guru merancang, melaksanakan dan merefleksikan suatu pembelajaran untuk meningkatkan kinerja peserta didik, sehingga hasil dari suatu pembelajaran dapat meningkat dengan adanya pelaksanaan pembelajaran dari guru. Penelitian tindakan kelas pada penelitian ini dipilih karena masalah yang dipecahkan berasal dari praktik pembelajaran dikelas upaya untuk meningkatkan kemampuan peserta didik. Hal ini sesuai dengan karateristik penelitian tindakan kelas. Ciri dari penelitian tindakan kelas adalah upaya dalam memecahkan masalah sekaligus mencari dukungan ilmiahnya, misalnya di dalam kelas guru merasakan ada suatu masalah maka guru berupaya untuk menyelesaikan masalah tesebut dengan jalan merefleksi diri. Proses pelaksanaan penelitian ini dilaksanakan sengan 2 siklus menggunakan model Kemis dan Taggart yang meliputi: (1) pra -tindakan, (2) menyusun perencanaan, (3) pelaksanaan tindakan, (4) pengamatan, (5) refleksi (Suryanto, 2010). Subjek penelitian adalah peserta didik kelas XI-IPS-1 SMA Negeri 1 Ngunut-Tulungagung pada materi Kolonialisme dan Imperialisme Barat di Indonesia. Prosedur pengumpulan data yang digunakan adalah tes, observasi, wawancara, dan catatan lapangan. Hasil Penelitian dan Pembahasan Dari tindakan pendahuluan diketahui bahwa penelitian adalah kelas dengan peserta didik berkemampuan yang heterogen, hal ini diperkuat dari hasil nilai diperkuat dari hasil pre-tes yang menunjukkan bahwa ada peserta didik yang sudah dapat memahami materi dengan belajar sendiri dan ada juga dan ada juga peserta didik yang belum memahami materi. Dengan demikian diharapkan bahwa dalam kegiatan pembelajaran guru harus memiliki persiapan yang matang. Pada awal pertemuan pertama guru memberikan penjelasan bahwa pertemuan kali ini akan diadakan pembelajaran materi pokok pengertian kolonialisme dan imperialisme dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT). Dari model ini diharapkan materi dapat disampaikan secara terstruktur dan peserta didik menjadi peserta didik menjadi aktif dalam proses pembelajaran sejarah sehingga efisien waktu dapat terprogram dengan baik. Kegiatan pembelajaran seperti ini mulanya masih terasa agak berbeda bagi peserta didik, setelah beberapa pertemuan peserta didik dapat beradaptasi dengan pembelajaran tipe NHT, peserta didik tidak lagi bersikap pasif dan takut dalam bartanya maupun menyampaikan pendapatnya.berikut ini adalah merupakan rekap nilai yang diperoleh dari penelitian yang dilakukan. Tabel 1 Hasil Evaluasi Peserta didik No Kualifikasi Tidak tuntas Tuntas Jumlah % Jumlah % 1. Pretes 40 100 0 0 2. Postes I 10 25 30 75 3. Postes II 3 5 38 95 42 http://efektor.unpkediri.ac.id.

Hasil analisis pada setiap siklus meningkatkan efektivitas belajar peserta didik. Hal ini sesuai dengan hasil analisis dari pelaksanaan menunjukkan bahwa adanya peningkatan prestasi tindakan siklus I sampai pelaksanaan tindakan belajar terhadap materi Kolonialisme dan siklus II. Dari pembahasan ini menunjukkan bahwa Imperialisme Barat di Indonesia. Hal ini terlihat dari hasil postes siklus I dan II. Pada siklus I pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together pada ketuntasan belajar peserta didik memiliki materi Kolonialisme dan Imperialisme Barat di persentase 75 %, di mana dari 40 peserta didik, 30 peserta didik dinyatakan telah tuntas belajar dan 10 peserta didik belum tuntas belajar. Pada siklus II mengalami peningkatan yaitu sebesar 95 %, di mana dari 40 peserta didik. Sehingga ketuntasan Indonesia dapat meningkatkan prestasi belajar peserta didik. Berdasarkan hasil wawancara peserta didik diperoleh kesimpulan bahwa secara umum peserta didik senang belajar menggunakan model belajar peserta didik dikatakan telah tercapai yaitu pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head sebesar 95%. Berdasarkan data tersebut di atas Together. Dalam hal ini peserta didik belajar tidak dapat disimpulkan bahwa penerapan model dibebani dengan perasaan takut bertanya atau pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head menyampaikan pendapatnya atau menyampaikan Together pada materi Kolonialisme dan pendapatnya karena kalau ada peserta didik yang Imperialisme Barat di Indonesia dapat tidak bisa mengerjakan soal latihan, peserta didik meningkatkan prestasi belajar peserta didik. Aktivitas belajar peserta didik mengalami dapat bertanya kepada guru atau temannya tanpa merasa takut. Hal ini dikarenakan seringnya peningkatan, hasil observasi peserta didik pada peserta didik dilibatkan dalam proses siklus I menunjukkan guru dalam menjelaskan pembelajaran berlangsung, sehingga dapat materi masih belum jelas, kurang aktifnya peserta didik dalam proses pembelajaran, sikap malu-malu mengurangi rasa canggung yang ada dalam diri masing-masing peserta didik. dalam bertanya. Ini terbukti pada proses pembelajaran siklus I presentase aktivitas guru Simpulan terhitung dengan rata-rata sebesar 72,58% Pembelajaran melalui model kooperatif dengan kriteria keberhasilan tindakan tergolong tipe Numbered Head Together pada peserta didik baik. Sedangkan aktivitas peserta didik terhitung dapat meningkatkan prestasi peserta didik. sebesar 74,4% dengan kriteria keberhasilan Pembelajaran ini dilakukan dengan tahapan: (1) tindakan juga tergolong baik. Siklus II Kegiatan awal, guru memulai dengan salam, menunjukkan perubahan keaktifan yang cukup memberikan motivasi, memberikan tujuan baik, di mana presentase aktivitas guru tercatat dengan rata-rata sebesar 86,84% dengan kriteria pembelajaran dan memberikan motivasi pada peserta didik, (2) kegiatan inti, guru menjelaskan keberhasilan tindakan sangat baik, sedangkan dan menginformasikan sedikit materi dan presentase aktivitas peserta didik juga meningkat menjadi 87,5% dengan kriteria tindakan sangat baik. Berdasarkan data di atas, dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif memberikan contoh soal sebagai permasalahan yang harus diselesaikan, melakukan tanya jawab untuk membantu peserta didik dalam pemahaman materi, guru membantu peserta didik dalam tipe Numbered Head Together dapat mebentuk kelompok, masing-masing anggota http://efektor.unpkediri.ac.id. 43

kelompok diberikan penomoran oleh guru, peserta didik mengerjakan soal bersama kelompok, guru memanggil nomor anggota kelompok untuk mengerjakan hasil pekerjaannya dan bersama peserta didik mamberikan tanggapan, (3) kegiatan penutup, guru bersama peserta didik menyimpulkan hasil pembelajaran materi sekaligus refleksi terhadap kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan dan selanjutnya menutup kegiatan dengan salam. Daftar Pustaka Baharudin dan Esa Nur Wahyuni. 2010. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jogjakarta: Ar- Media. Hamalik, Oemar. 2001. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Bumi Aksara. I Gde Widja. 1988. Dasar-dasar Pengembangan Strategi dan Metode Pengajaran Sejarah. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Ibrahim, Muslimin. 2010. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Surabaya: Unesa University press. Mayer, Dave. 2002.: The Accelerated Learning, Bandung: Kaifa. Nana, Sujana 2001. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Seel, B.B. and Richey, R.C.1994. Instructional Technology: The Definition and Domains of The Field. Washington DC: Association fo School Year, Journal of Educational Communication and Technology. Suherman, Erman (ed). 2003. Strategi Pembelajaran Sejarah Kontemporer. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia. Suryanto. 2010. Penelitian Tindakan Kelas. Kediri: Universitas Nusantara PGRI Kediri. Suryosubroto. 2009. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta. Winkel.1996. Psikologi Pengajaran. Jakarta: Gramedia. 44 http://efektor.unpkediri.ac.id.