15 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan 1. Pengertian Pengetahuan adalah merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indra manusia yakni ; indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, raba, sebagian besar pengetahuan manusia di peroleh melalui mata dan telinga (Notoatmojo,2005). Manusia pada dasarnya selalu ingin tahu yang benar. Untuk memenuhi rasa ingin tahu ini, manusia sejak zaman dahulu telah berusaha mengumpulkan pengetahuan. Pengetahuan terdiri dari sejumlah fakta dan teori yang memungkinkan seseorang untuk dapat memecahkan masalah yang dihadapinya. Pengetahuan tersebut diperoleh, baik dari pengalaman langsung maupun melalui pengalaman orang lain (Notoatmojo, 2003). 2. Tingkat Pengetahuan Pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif mempunyai enam tingkatan, yaitu tahu, memahami, aplikasi, analisis, sintesis dan evaluasi. (a) Tahu. Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atu rangsangan yang telah diterima. (b) Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang telah diketahui dan dapat mengiterprestasikan materi tersebut 4
16 secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan, menyebtkan contohnya, menyimpulkan, meramalkan dan sebagainya terhadap objek yang dipelajari. (c) Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi real (sebenarnya). Aplikasi ini dapat diartikan aplikasi atau pengguna hukum-hukum, rumus, metode, prinsip dan sebagainya dalam konteks atau situasi lain. (d) Analisa adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau subjek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih dalam suatu struktur organisasi dan berkaitan satu sama lain. (e) Sintesis menunjukkan suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis ini suatu kemampuan untuk menyusun formulasi- formulasi yang ada. (f) Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penelitian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian ini berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada. B. Kontrasepsi Kontrasepsi adalah cara untuk menghindari/mencegah terjadinya pertemuan antara sel telur yang matang dengan sel sperma sehingga kehamilan tidak terjadi (Depkes, 2003). Adapun tujuan pelayanan kontrasepsi adalah untuk memberikan dukungan dan pemantapan penerimaan gagasan keluarga berencana yaitu dihayatinya NKBBS dan penurunan angka kelahiran yang bermakna (Hartnto, 2004).
17 Syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh suatu metode kontrasepsi yang baik adalah: (1) Aman/ tidak berbahaya; (2) Dapat diandalkan; (3) Sederhana; (4) Murah; (5) Dapat diterima orang banyak; (6) Pemakaian jangka panjang. Pada dasarnya, cara kerja kontrasepsi adalah meniadakan pertemuan antara sel telur (ovum) dengan sel mani (sperma). Ada tiga cara untuk mencapai tujuan ini, baik yang bekerja sendiri maupun bersamaan. Pertama adalah menekan keluarnya sel telur, kedua menahan masuknya sperma ke dalam saluran kelamin wanita dan ketiga adalah mencegah terjadinya nidasi (Hartanto, 2004). C. Kontrasepsi Suntik Kontrasepsi suntikan yang beredar di Indonesia ada 2 (dua) macam yaitu DMPA (Depo Medroxy Progesteron Acetat) yang lazim disebut Depo Provera, NET ON (Noritesteron oenathate) yang lazim disebut NORISTERAT. Depo Provera sebagai kontrasepsi suntikan diberikan dengan dosis 150 mg/3 cc, sedangkan Noristerat dengan dosis 200 mg/1 cc. 1. Jenis kontrasepsi suntik, terdiri 2 bagian yaitu (a) suntikan kombinasi. Jenis suntikan kombinasi adalah 25 mg depo medroksiprogesteron asetat dan 5mg estradiol sipionat yang diberikan injeksi I. M. Sebulan sekali (cyclofem) dan 50 mg neretindronenantat dan 5 mg estradiol valerat yang diberikan injeksi I. M sebulan sekali. Dapat dilihat dari segi (1) Cara kerja, yaitu menekan ovulasi, membuat lendir serviks menjadi kental sehingga penetrasi sperma terganggu, perubahan pada endometrium dengan implantasi terganggu, dan menghambat traportasi gamet oleh tuba.
18 (2) Efektivitas. Sangat efektif (0,1 0,4 kehamilan per100 perempuan) selama tahun pertama penggunaan. (3) Keuntungan, yaitu : tidak berpengaruh terhadap hubungan suami istri, tidak diperlukan pemeriksaan dalam, dan jangka panjang. (4) Efek Samping, yaitu : terjadi perubahan pola haid; mual, sakit kepala, nyeri payudara ringan, dan keluhan seperti ini akan hilang setelah Suntikan kedua atau ketiga; ketergantungan klien terhadap perlawanan kesehatan. Klien harus kembali setiap 30 hari untuk mendapatkan suntikan; penambahan berat badan; tidak menjamin perlindungan terhadap penularan infeksi menular seksual, hepatitis B, atau infeksi virus HIV; dan yang boleh menggunakan Suntikan Kombinasi. (5) Yang Boleh Menggunakan Suntikan Kombinasi, yaitu Usia Reproduksi; telah memiliki anak, ataupun yang belum memiliki anak; ingin menadapatkan kontrasepsi dengan efektivitas tinggi; menyusui ASI paskapersalinan 6 bulan; paskapersalinan dan tidak menyusui; dan haid teratur. (6) Yang Tidak Boleh Menggunakan Suntikan Kombinasi, yaitu : hamil atau diduga hamil; menyusui di bawah 6 minggu pasca persalinan; pendarahan Pervaginam tanpa tahu apa penyebabnya; penyakit hati akut; usia diatas usia 35 tahun yang merokok; keganasan payudara; danriwayat penyakit jantung, stroke, atau dengan tekanan darah tinggi (Saifuddin, 2003). (b) Suntikan progestin. Tersedia dalam dua jenis yaitu Depo Medroksiprogesteronasetat (DMPA), mengandung 150 mg DMPA yang diberikan setiap 3 bulan dengan cara disuntik I.M, Depo neretisteron enantat (Depo Noristerat) yang mengandung 200 mg noretindron enantat diberikan setiap 2 bulan sekali dengan cara disuntik I.M. Dapat dilihat dari cara (1) cara
19 kerja, yaitu : mencegah ovulasi; mengentalkan lendir serviks sehingga menurunkan kemampuan penetrasi sperma; dan menjadikan selaput lender rahim tipis dan atrofi. (b) Efektifitas kontrasepsi tersebut memiliki efektifitas yang dengan 0,3 kehamilan per 100 perempuan-tahun, asal penyuntikannya dilakukan secara teratur sesuai jadwal yang telah ditentukan. (c) Keuntungan, yaitu: sangat efektif, pencegahan kehamilan jangka panjang, tidak berpengaruh pada hubungan suami istri, tidak berpengaruh pada produksi ASI, membantu mancegah kanker endometrium dan kehamilan ektopik, menurunkan krisis anemia bulan sabit (sickle cell), dan mencecegah beberapa penyebab penyakit radang panggul. (c) Efek samping sering ditemukan gangguan haid seperti, pendarahan waktu haid, pendarahan tidak teratur atau pendarahan bercak (spotting); klien sangat tergantung pada sarana pelayanan kesehatan; permasalahan berat badan merupakan efek samping tersering; tidak menjamin perlindungan terhadap infeksi menular seksual, hepatitis B, infeksi virus HIV. (d) Yang boleh menggunakan suntikan progestin, yaitu usia reproduksi; nulipara dan yang telah memiliki anak; menghendaki kontrasepsi jangka panjang dan memiliki efektifitas tinggi; menyusui dan membutuhkan kontrasepsi sesuai; setelah melahirkan dan tidak menyusui; dan setelah abortus atau keguguran.
20 (e) Yang tidak boleh menggunakan suntikan progestin, yaitu: hamil atau dicurigai hamil; pendarahan pervaginaam yang belum jelas penyebabnya; tidak dapat menerima terjadinya gangguan haid; menderita kanker payu dara atau riwayat kanker payu dara, dan diabetes militus disertai komplikasi.