A. Judul Percobaan : Penentuan Kadar Glukosa Darah. B. Mulai Percobaan : Senin, 11 November 2013 C. Selesai Percobaan : Senin, 11 November 2013

dokumen-dokumen yang mirip
LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA. Penentuan Kadar Glukosa Darah

PENENTUAN KADAR GLUKOSA DALAM DARAH

Menyiapkan tabung reaksi yang bersih dan kering. Setelah itu dipipet 5 ml reagen benedict lalu dimasukkan kedalam tabung.

PENENTUAN KADAR GLUKOSA DALAM DARAH

PENENTUAN KADAR GLUKOSA DALAM DARAH KELOMPOK 10. Randi Hadianta (G ) Yovita Sari (G ) Kurrataa yun (G ) DEPARTEMEN BIOKIMIA

Uji Kualitatif Karbohidrat dan Hidrolisis Pati Non Enzimatis

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA II

Uji benedict (Semikuantitatif) Tujuan : Menghitung secara kasar kadar glukosa dalam urin. Dasar teori :

abc A abc a = koefisien ekstingsi (absorpsivitas molar) yakni tetap b = lebar kuvet (jarak tempuh optik)

I PENDAHULUAN Bab ini akan menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang Percobaan, (2) Tujuan Percobaan, (3) Prinsip Percobaan, dan (4) Reaksi Percobaan.

cincin ungu pada batas larutan fruktosa cincin ungu tua pada batas larutan glukosa cincin ungu tua pada batas larutan

PENENTUAN KADAR PROTEIN SECARA SPEKTROFOTOMETRI

PENENTUAN KADAR GULA METODE NELSON-SOMOGYI. Kelompok 8 Dini Rohmawati Nafisah Amira Nahnu Aslamia Yunus Septiawan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Waktu pelaksanaan penelitian pada bulan Juni 2013.

laporan praktikum penentuan kadar protein metode biuret

Lampiran 1. Kriteria penilaian beberapa sifat kimia tanah

LAPORAN PRAKTIKUM PENENTUAN KADAR GLUKOSA

Analisa Karbohidrat. Oleh: Ilzamha Hadijah Rusdan, S.TP., M.Sc

ANALISIS PROTEIN. Free Powerpoint Templates. Analisis Zat Gizi Teti Estiasih Page 1

ACARA IV PERCOBAAN DASAR ALAT SPEKTROFOTOMETER SERAPAN ATOM

LAPORAN KIMIA ANALITIK KI 3121 Percobaan modul 2 PENETAPAN ANION FOSFAT DALAM AIR

PENYEHATAN MAKANAN MINUMAN A

LAPORAN BIOKIMIA UJI BENEDICT PADA BUAH

A. Judul B. Tujuan C. Dasar Teori

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Instrumen Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan

LAPORAN PRAKTIKUM. ph METER DAN PERSIAPAN LARUTAN PENYANGGA

Laporan Praktikum ph Meter dan Persiapan Larutan Penyangga

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA II KLINIK

1. Dapat mengerti prinsip-prinsip dasar mengenai teknik spektrofotometri (yaitu prinsip dasar

KARBOHIDRAT II (KARAKTERISTIK ZAT PATI)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

PENDAHULUAN. Gambar 1 Ilustrasi hukum Lambert Beer (Sabrina 2012) Absorbsi sinar oleh larutan mengikuti hukum lambert Beer, yaitu:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pelaksanaan penelitian ini dilakukan pada bulan Juni 2013 dan

LAPORAN PRAKTIKUM METABOLISME GLUKOSA, UREA, DAN PROTEIN (TEKNIK SPEKTROFOTOMETRI) Yuliandriani Wannur ( )

LAPORAN PRAKTIKUM METABOLISME GLUKOSA, UREA, DAN PROTEIN (TEKNIK SPEKTROFOTOMETRI) BINAYANTI NAINGGOLAN ( )

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni - November 2011 :

1. Tujuan Menentukan kadar kafein dalam sample Dapat menggunakan spektofotometer uv dengan benar

3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Lampiran 1. Prosedur Analisis

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bersifat eksperimental yang dilakukan dengan

LAPORAN PRAKTIKUM METABOLISME GLUKOSA, UREA, DAN TRIGLISERIDA (TEKNIK SPEKTROFOTOMETRI)

UJI KUANTITATIF DNA. Oleh : Nur Fatimah, S.TP PBT Ahli Pertama

BAB III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari Bulan Januari sampai dengan bulan Juni 2015

Lampiran 1. Prosedur Analisis Karakteristik Pati Sagu. Kadar Abu (%) = (C A) x 100 % B

BAB III METODE PENELITIAN. A. Metodologi Penelitian. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metodologi

LAPORAN PRAKTIKUM METABOLISME GLUKOSA, UREA, DAN TRIGLISERIDA (TEKNIK SPEKTROFOTOMETRI)

ANALISIS. Analisis Zat Gizi Teti Estiasih

PRAKTIKUM KIMIA DASAR I

LAPORAN PRAKTIKUM METABOLISME GLUKOSA, UREA, DAN PROTEIN (TEKNIK SPEKTROFOTOMETRI)

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

PERCOBAAN 1 PENENTUAN PANJANG GELOMBANG MAKSIMUM SENYAWA BAHAN PEWARNA

Lampiran. Lampiran I. Rancangan Percobaan. Laaitan standar formaldehid. Sampel 2 macam. Persiapan sampel dengan. Penentuan Panjang gelombang optimum

PENENTUAN KADAR GLUKOSA DARAH

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari sampai Juni 2014 bertempat di

Kimia Pangan ~ Analisis Karbohidrat ~

BAB III METODE PENELITIAN. di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Laboratorium Kimia Analitik

LAPORAN PRAKTIKUM ANALISIS SPEKTROMETRI PENETAPAN ANION FOSFAT DALAM AIR. Disusun oleh. Sucilia Indah Putri Kelompok 2

Lampiran 1. Prosedur Karakterisasi Komposisi Kimia 1. Analisa Kadar Air (SNI ) Kadar Air (%) = A B x 100% C

BAB III METODE PENELITIAN

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM ANALISIS KLINIK PRAKTIKUM V PENETAPAN KADAR PROTEIN.

ANALISIS DUA KOMPONEN TANPA PEMISAHAN

METODOLOGI PENELITIAN

Ekstraksi dan Pengujian Aktivitas Enzim Amilase (Hidrolisis Pati secara Enzimatis)

LAPORAN PRATIKUM METABOLISME GLUKOSA, UREA, dan TRIGLISERIDA (TEKNIK SPEKTROFOTOMETRI) Yunita Wannur Azah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek atau bahan penelitian ini adalah cincau hijau. Lokasi penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

UJI KUALITATIF KARBOHIDRAT DAN PROTEIN

ANALISIS PROXIMATE PROF SIMON BW

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam hati dan otot rangka (Kee Joyce LeFever, 2007).

LAPORAN PRAKTIKUM 3 METABOLISME GLUKOSA TEKNIK SPEKTROFOTOMETRI SISKA MULYANI (NIM: ) HARI/TANGGAL PRAKTIKUM : KAMIS / 4 Agustus 2016

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metodologi penelitian

dimana a = bobot sampel awal (g); dan b = bobot abu (g)

LAPORAN PRAKTIKUM METABOLISME I (GLUKOSA, UREA, DAN TRIGLISERIDA) DAN SPEKTROFOTOMETRI

PENENTUAN KADAR BESI DALAM SAMPEL AIR SUMUR SECARA SPEKTROFOTOMETRI

Laporan Kimia Analitik KI-3121

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Kimia Analisis.

Lampiran 1. Prosedur Analisis Pati Sagu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset, Jurusan Pendidikan Kimia,

LAPORAN RESMI PABRIKASI GULA I PENGARUH WAKTU TERHADAP KERUSAKAN MONOSAKARIDA

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboratorium Biokimia dan Laboratorium Instrumentasi

A. Ekstraksi Minyak Buah Makasar (Brucea javanica (L.) Merr.) setiap hari selama 10 menit dilakukan pengadukan. Campuran divorteks

LAPORAN PRAKTIKUM III PRAKTIKUM METABOLISME GLUKOSA, UREA DAN TRIGLISERIDA (TEKNIK SPEKTROFOTOMETRI)

III. METODOLOGI PERCOBAAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2015 sampai Juni 2015 di

Bab IV Hasil dan Pembahasan

LAPORAN PRAKTIKUM 2 PH METER, PERSIAPAN LARUTAN PENYANGGA

Gambar 2. Perbedaan Sampel Brokoli (A. Brokoli yang disimpan selama 2 hari pada suhu kamar; B. Brokoli Segar).

BAB IV ANALISIS DENGAN SPEKTROFOTOMETER

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan Juni 2012.

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian,

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli 2012 sampai bulan Desember 2012 di

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bersifat eksperimen dengan menggunakan metode

BAB III MATERI DAN METODE. Kimia dan Gizi Pangan, Departemen Pertanian, Fakultas Peternakan dan

BAB III METODE PENELITIAN. Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini, antara lain: waterbath,

MATERI DAN METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Tourniquet Swab alkohol Tempat pembuangan yang tajam Jarum EDTA Tempat pembuangan yang kena darah

Transkripsi:

A. Judul Percobaan : Penentuan Kadar Glukosa Darah B. Mulai Percobaan : Senin, 11 November 2013 C. Selesai Percobaan : Senin, 11 November 2013 D. Tujuan : Menentukan kadar glukosa dalam darah. E. Dasar Teori : Glukosa adalah suatu aldoheksosa dan sering disebut dekstrosa, karena mempunyai sifat dapat memuta cahaya terpolarisasi ke arah kanan. Di alam, glukosa terdapat dala buah-buahan dan madu lebah. Darah manusia normal mengandung glukosa dalam jumlah atau konsentrasi tetap, yaitu antara 70 100 mg tiap 100 ml darah. pankreas. Insulin membantu glukosa dalam darah masuk ke sel untuk menghasilkan tenaga. Gula darah yang tinggi dapat berarti bahwa pankreas tidak memproduksi cukup insulin, atau jumlah insulin cukup namun tidak bereaksi secara normal. Hal ini disebut dengan resistensi insulin. Tingkat gula darah diatur melalui umpan balik negatif untuk mempertahankan keseimbangan di dalam tubuh. Level glukosa di dalam darah dimonitor oleh pankreas. Penentuan kadar glukosa darah dapat dilakukan dengan berbagai metode. Salah satu metode yang digunakan untuk penentuan kadar glukosa darah adalah reaksi reduksi ion kupri (Cu 2+ ) di dalam larutan kupritartrat oleh glukosa darah menjadi ion kupro (Cu + ) dalam suasana basa. Sebelumnya darah harus bebas protein (deproteinasi filtrat darah). Deproteinasi dilakukan karena dalam menentukan kadar glukosa darah maka albumin/protein dalam darah harus dihilangkan karena protein juga dapat bereaksi dengan Cu, ketika protein telah terdenaturasi maka tidak akan mengganggu absorbansi glukosa dengan analisis spektrofotometri UV-VIS sehingga didapatkan hasil yang valid untuk penentuan kadar glukosa.

Senyawa Cu 2 O yang terbentuk dari hasil penambahan larutan kupritartrat bereaksi dengan asam fosfomolibdat membentuk senyawa fosfomolibdenum oksida yangberwarna biru tua. Intensitas warna biru yang terbentuk sebanding dengan kadar glukosa didalam darah sampel sehingga dapat diukur serapannya secara spektrofotometri. Filtrat bebas protein dipanaskan dalam larutan tembaga alkalis akan menghasilkan Cu 2 O. Kemudian Cu 2 O direaksikan dengan asam fosfomolibdat yang akan menghasilkan warna biru yang dapat dibaca pada spektrofotometer pada panjang gelombang 660 nm. Intensitas warna biru molibdat ini merupakan ukuran banyaknya tembaga yang direduksi dengan demikian menyatakan jumlah glukosa yang diperoleh dibandingkandengan standar. Metode ini memiliki beberapa keuntungan, antara lain hanya dibutuhkan dua pelarut, filtrat yang terbentuk lebih netral, dan proses filtrasi ebih cepat. Spektrofotometer UV VIS adalah semacam alat ukur yang bekerja berdasarkan prinsip spektrofotometri. Sederhananya adalah berdasarkan penyerapan panjang gelombang. Prinsip kerja spektrofotometri berdasarkan Hukum Lambert Beer, bila cahaya monokromatik melewatisuatu media, maka sebagian cahaya tersebut diserap, sebagian dipantulkan, dan sebagiandipancarkan. Perubahan warna yang terjadi diamati dan intensitas warnanya diamati dengan spektronik -2 0 pada panjang gelombang maksimum yaitu 660 nm. A = k x c x l Dimana : A : absorbansi (serapan cahaya) k : koefisien ekstintik molar larutan l : tebal kuvet c : konsentrasi sampel Berdasarkan hukum lambert-beer, serapan cahaya berbanding lurus dengan konsentrasi. Konsentrasi glukosa darah merupakan faktor yang sangat penting untuk kelancaran kerja tubuh. Kadar normal glukosa dalam darah 70-90 mg/ 100 ml.

Keadaan dimana kadar glukosa berada di bawah 70-90 mg/ 100 ml disebut hipoglisemia, sedangkan di atas 90 mg/ 100 ml disebut hiperglisemia. F. Alat Dan Bahan: Alat 1. Spektrofotometer UV-VIS 2. Sentrifuge 3. Tabung reaksi 4. Penangas air 5. Larutan Cu alkalis 6. Gelas ukur 7. Gelas piala Bahan 1. Larutan Ba(OH) 2 0,3 N 2. Larutan ZnSO 4.7H 2 O 5% 3. Larutan standar glukosa 1 mg/l 4. Pereaksi arsenomolibdat

G. Alur Percobaan 1. Deproteinasi Filtrat Darah 0,1 ml darah oxalated - Dimasukkan ke dalam tabung sentrifuge yang berisi 1,9 ml akuades - Dicampur dengan baik (dengan pengaduk - Ditambah 1,5 ml Ba(OH) 2 0,3 N - Diaduk hingga rata - Ditambahkan lagi 1,5 ml ZnSO 4.7H 2 O 5% - Dicampur dengan baik - Didiaamkan selama 5 menit - Disentrifuge selama 10 menit - Didekantasi Residu Filtrat (filtrat darah bebas protein) Dilakukan uji biuret 3-5 tetes Hasil

2. Penentuan Kadar Glukosa dalam Darah 1,0 ml Filtrat darah bebas protein Hasil - Dimasukkan ke dalam tabung reaksi - Ditambah 1,0 ml pereaksi Cu alkalis - Dimasukkan ke dalam air mendidih selama 20 menit, kemudian dimasukkan dalam air dingin - Ditambahkan 1,0 ml pereaksi arsenomolibdat - Diaduk hingga merata - Dibaca absorbansinya 3. Pembuatan Kurva Standart 1 ml 1 ml 1 ml 1 ml 1 ml glukosa glukosa glukosa glukosa glukosa 0,1 mg/ml 0,2 mg/ml 0,3 mg/ml 0,4 mg/ml 0,5 mg/ml - Dipipet masing-masing dimasukkan dalam tabung reaksi - Ditambah 1,0 ml pereaksi Cu alkalis - Dimasukkan ke dalam air mendidih selama 20 menit - Dimasukkan ke dalam air dingin - Ditabahkan 1,0 ml pereaksi arsenomolibdat - Diaduk sampai merata - Dibaca absorbansinya Hasil Pengamatan

4. Larutan Blanko 1 ml larutan blanko - Dipipet masing-masing dimasukkan dalam tabung reaksi - Ditambah 1,0 ml pereaksi Cu alkalis - Dimasukkan ke dalam air mendidih selama 20 menit - Dimasukkan ke dalam air dingin - Ditabahkan 1,0 ml pereaksi arsenomolibdat - Diaduk sampai merata - Dibaca absorbansinya Hasil Pengamatan

H. Hasil Pengamatan No. Alur Kerja Hasil Pengamatan Dugaan/Reaksi Kesimpulan 1. 0,1 ml darah oxalated Sebelum - Aquades : tak berwarna Residu - Dimasukkan ke dalam tabung sentrifuge yang berisi 1,9 ml akuades - Dicampur dengan baik (dengan pengaduk - Ditambah 1,5 ml Ba(OH) 2 0,3 N - Diaduk hingga rata - Ditambahkan lagi 1,5 ml ZnSO 4.7H 2 O 5% - Dicampur dengan baik - Didiamkan selama 5 menit - Disentrifuge selama 10 menit - Didekantasi Filtrat (filtrat darah bebas protein) Hasil Dilakukan uji biuret 3-5 tetes - Ba(OH) 2 0,3 N : larutan jernih jernih tak berwarna - Darah : merah - ZnSO 4.7H 2 O : larutan jernih tidak berwarna Sesudah - Darah + aquades : merah - Setelah ditambah Ba(OH) 2 : larutan darah menjadi hijau kecokelatan.terdapat gelembung dan terbentuk 2 lapisan Lapisan atas : jernih dan tak berwarna Ba(OH) 2 sebagai suasana basa dan mengendapkan albumin ZnSO 4.7H 2 O membantu pengendapan protein dalam darah sehingga filtrat setelah didekantasi darah akan bebas dari protein Filtrat darah yang dihasilkan berwarna biru setelah dilakukan uji biuret. Sehingga filtrate darah yang dihasilkan masih mengandung protein.

Lapisan bawah: endapan hijau keruh - Setelah disentrifuge :larutan menjadi 2 lapisan yaitu lapisan atas jernih dan tak berwarna sedangkan lapisan bawah :endapan putih - Uji biuret : larutan berwarna biru. 2. Sebelum: 1,0 ml Filtrat darah bebas protein - Cu alkalis : larutan Hasil - Dimasukkan ke dalam tabung reaksi - Ditambah 1,0 ml pereaksi Cu alkalis - Dimasukkan ke dalam air mendidih selama 20 menit, kemudian dimasukkan dalam air dingin - Ditambahkan 1,0 ml pereaksi arsenomolibdat - Diaduk hingga merata - Dibaca absorbansinya berwarna biru jernih - Arsenomolibdat : larutan jernih tak berwarna. Sesudah : - Filtrat darah + Cu alkalis : larutan biru muda jernih. Glukosa darah akan mereduksi ion Cu + dalam suasana basa dan hasil reduksi akan bereaksi dengan asrsebomolibdat menghasilkan warna biru Diperoleh nilai absorbansi sebesar 0,020 Konsentrasi sampel adalah -0,180

- Setelah dipanaskan : terbentuk endapan putih (+), larutan biru jernih. - Setelah didinginkan : terbentuk endapan putih (++), larutan biru jernih - Absorbansi = 0,020 3. Sebelum : 1 ml glukosa 0,2 ppm 1 ml glukosa 0,2 ppm 1 ml glukosa 0,2 ppm - Dipipet masing-masing dimasukkan dalam tabung reaksi - Ditambah 1,0 ml pereaksi Cu alkalis - Dimasukkan ke dalam air mendidih selama 20 menit - Dimasukkan ke dalam air dingin - Ditabahkan 1,0 ml pereaksi arsenomolibdat - Diaduk sampai merata - Dibaca absorbansinya 1 ml glukosa 0,2 ppm 1 ml glukosa 0,2 ppm - Glukosa : larutan jernih tak berwarna. - Cu alkalis : larutan biru jernih. - Arsenomolibdat : larutan jernih tidak berwarna. Sesudah: - Glukosa + Cu alkalis : larutan berwarna biru jernih. - Setelah dipanaskan : Kadar gula normal adalah 70-90 mg/100ml Semakin besar konsentrasi maka semakin besar nilai absorbansi Semakin besar konsentrasi maka semakin besar nilai absorbansi y = 0,65521x + 0,13788 Hasil Pengamatan

Tabung 1 : larutan berwarna biru jernih (++). Tabung 2 : larutan berwarna hijau kebiruan, jernih (+) Tabung 3 : larutan berwarna hijau kebiruan (-) Tabung 4 : larutan berwarna merah kecokelatan (-), jernih Tabung 5 : larutan merah kecokelatan agak keruh (+) - Setelah ditambah arsenomolibdat : Tabung 1 : larutan biru jernih (++),ada gel yang naik Tabung 2 : larutan biru jernih + Tabung 3 : larutan biru jernih +++ Tabung 4 : larutan biru jernih +

4. 1 ml larutan blanko Sebelum - Dipipet masing-masing dimasukkan dalam tabung reaksi - Ditambah 1,0 ml pereaksi Cu alkalis - Dimasukkan ke dalam air mendidih selama 20 menit - Dimasukkan ke dalam air dingin - Ditabahkan 1,0 ml pereaksi arsenomolibdat - Diaduk sampai merata - Dibaca absorbansinya Hasil Pengamatan Tabung 5 : larutan biru ++++ - Nilai absorbansi Std.1 : 0,101 Std.2 : 0,358 Std.3 : 0,429 Std.4 : 0,355 Std.5 : 0,430 - Larutan balnko (akuades) : tidak berwarna - Cu alkalis : larutan berwarna biru jernih - Arsenomolibdat : larutan jernih tak berwarna. Sesudah - Blanko + Cu alkalis : biru jernih - Setelah ditambahkan arsenomolibdat : larutan hijau

I. Analisis Data 1. Denaturasi protein dalam darah Pada percobaan ini bertujuan untuk memperoleh sampel filtrat darah yang bebas protein. Yang pertama dilakaukan adalah 0,1 ml (2 tetes) darah yang oxalated dimasukkan ke dalam tabung sentrifuse, kemudian ditambahkan aquades sebanyak 1,9 ml. Penambahan aquades bertujuan untuk mengencerkan darah yang digunakan sehingga albumin dalam darah akan terlarut oleh aquades. Albumin adalah protein yang dapat larut dalam air serta dapat terkoagulasi oleh panas dan biasanya terdapat dalam serum darah. Kemudian ditambahkan 1,5 ml Ba(OH) 2 0,3 N (larutan tidak berwarna), larutan tetap tidak berwarna. Larutan Ba(OH) 2 tersebut berperan untuk mengendapkan albumin yang terlarut dalam air. Lalu ditambahkan 1,5 ml ZnSO 4 5% (larutan tak berwarna), larutan menjadi keruh berwarna hijau kecoklatan. Kemudia larutan didiamkan selama 5 menit. Tujuan didiamkan ini agar terjadi endapan albumin secara sempurna. Penambahan ZnSO 4 ini berfungsi sebagai katalisator untuk mempercepat reaksi pengendapan albumin oleh Ba(OH) 2. Selanjutnya larutan disentrifuge selama 10 menit agar terjadi endapan albumin secara sempurna, dan dihasilkan lapisan atas merupakan larutan bening dan tetap terdapat endapan berwarna hijau keruh. Dimana bagian yang bening/tak berwarna merupakan albumin darah yang merupakan filtrat darah bebas protein sedangkan bagian yang mengendap merupakan filtrat darah yang tak tersentrifuge secara sempurna. Kemudian dilakukan dekantasi pada larutan tersebut sehingga diperoleh filtrat darah bebas protein tak berwarna dan diuji dengan penambahan 2 tetes biuret (biru jernih), ternyata larutan tersebut tetap tak berwarna/bening, hal ini menandakan filtrat tersebut bebas dari protein. 2. Penentuan Kadar Glukosa Darah Pada percobaan ini bertujuan untuk menentukan kadar glukosa darah pada sampel filtrate bebas protein dari percobaan pertama diatas.

Pada penentuan kadar glukosa darah yang dilakukan adalah diambil 1 ml filtrat darah bebas protein hasil sentrifuge dan dimasukkan ke dalam tabung reaksi. Selanjutnya ditambahkan 1 ml larutan Cu alkalis (biru jernih) dan larutan menjadi berwarna biru mudda jernih. Dimana penambahan Cu alkalis ini berfungsi sebagai pereduksi glukosa dalam sampel tersebut. Kemudian larutan dimasukkan ke dalam air mendidih selama 20 menit, dimana pemanasan ini bertujuan untuk menambah laju reaksi oleh Cu alkalis menghasilkan endapan putih (+) dan larutan berwarna biru jernih. Lalu larutan didinginkan menghasilkan larutan warna biru jernih dan endapan putih (++) bertambah. Selanjutnya ditambahkan 1 ml pereaksi arsenomolibdat yang berwarna kuning jernih. Pada penambahan Cu alkalis terbentuk larutan berwarna hijau ketika ditambahkan pereaksi arsenomolibdat, karena larutan mengandung asam laktat dan ion Cu 2+. Hal ini sesuai dengan prinsip uji Tauber yang akan memberikan hasil positif (larutan biru) pada larutan yang mengandung monosakarida (glukosa). Ion kupri (Cu + ) akan direduksi oleh gula menjadi kupro (Cu 2+ ) dan mengendap sebagai Cu 2 O (kuprooksida). Penambahan pereaksi arsenomolibdat tersebut bertujuan agar Cu 2 O dapat larut kembali dan warna larutan berubah menjadi biru tersebut karena adanya oksidasi arsenomolibdat. Selanjutnya larutan diukur absorbansinya dengan metode spektofotometri. Spektrometer absorbsi adalah sebuah instrumen untuk mengukur absorbsi/penyerapan cahaya dengan energi (panjang gelombang) tertentu oleh suatu atom/molekul. Dalam praktikum ini pengukuran dilakukan pada panjang gelombang pada panjang gelombang 660 nm. Hasil pengukuran menunjukkan bahwa absorbansi glukosa yang diperoleh sebesar 0,020. Dan konsentrasi sampel -0,180.

3. Penentuan Kurva Standar Pada percobaan ini bertujuan untuk membuat kurva standar dan akan diperoleh kurva yang memiliki persamaan regresi untuk digunakan sebagai penentuan kadar glukosa darah darah pada percobaan kedua. Untuk membuat kurva standar tahap pertama yang harus dilakukan yaitu membuat larutan standar. Larutan standar dibuat dengan cara larutan glukosa 0,05 mg/ml. untuk larutan standart 0,01 mg/ml dibutuhkan 5 ml larutan glukosa 0,05 mg/ml yang diencerkan dengan aquades sampai volume 25 ml. Selanjutnya untuk membuat larutan glukosa 0,008 mg/ml; 0,006 mg/ml; 0,004 mg/ml; 0,002 mg/ml digunakan rumus pengenceran: M 1 x V 1 = M 2 x V 2 Tahap selanjutnya, masing-masing larutan standart yang telah dibuat dipipet 1 ml dan diletakkan pada lima tabung reaksiyang berbeda. Kemudian ditambahkan 1 ml Cu alkalis pada masing-masing tabung dan dihasilkan larutan yang berwarna biru jernih. Penambahan Cu Alkalis mengakibatkan ion kupri (Cu+) akan direduksi oleh glukosa menjadi kupro (Cu2+) dan mengendap sebagai Cu2O (kuprooksida). Setelah ditambahkan Cu Alkalis, tabung reaksi dipanaskan dalam air mendidih selama 20 menit. Pemanasan ini bertujuan untuk menambah laju reaksi oleh Cu alkalis, lalu didinginkan. Larutan berubah warna menjadi merah kecoklatan. Kemudian ditambahkan 1 ml pereaksi arsenomolibdat sehingga larutan berwarna hijau. Penambahkan pereaksi arsenomolibdat bertujuan agar Cu2O melarut lagi dan warna larutan akan berubah menjadi hijau yang disebabkan oleh adanya oksidasi. Lalu larutan diukur absorbansinya pada panjang gelombang 660 nm, pengukuran panjang gelombang dilakukan pada panjanggelombang tersebut karena warna hijau memiliki rentang panjang gelombang pada 610-750 nm. Adapun absorbansi yang didapat adalah sebagai berikut: - Glukosa 0,01 = 0,101 (hijau +++++)

Absorbansi - Glukosa 0,008 = 0,358 (hijau ++++) - Glukosa 0,006 = 0,429 (hijau +++) - Glukosa 0,004 = 0,355 (hijau ++) - Glukosa 0,002 = 0,430 (hijau +) Berdasarkan absorbansi yang didapat pada masing-masing larutan standart, dapat diperoleh kurva kalibrasi sebagai berikut: No. Konsentrasi Absorbansi 1 0,010 0,101 2 0,008 0,358 3 0,006 0,429 4 0,004 0,355 5 0,002 0,490 Penentuan Kurva Standar 0.6 0.5 0.4 0.3 0.2 0.1 0 y = 0.0775x + 0.1141 R² = 0.6835 y = -0.002x + 0.012 R² = 1 0 2 4 6 Konsentrasi Konsentrasi Absorbansi Linear (Konsentrasi) Linear (Absorbansi) 4. Pembuatan blanko Larutan blanko dibuat sebagai larutan standar dimana dari larutan blanko ini dapat diperoleh nilai absorbansi yang sebenarnya tanpa ada partikel partikel lain didalam larutan tersebut. Dengan perlakuan sebagai berikut : dipipet 1 ml aquades dan dimasukkan ke dalam tabung reaksi.

Selanjutnya ditambahkan 1 ml larutan Cu alkalis (biru jernih) dan larutan menjadi berwarna biru keruh. Kemudian larutan dimasukkan kedalam air mendidih selama 20 menit, dimana pemanasan ini bertujuan untuk menambah laju reaksi oleh Cu alkalis, lalu larutan didinginkan. Selanjutnya ditambahkan 1 ml pereaksi arsenomolibdat yang berwarna kuning jernih. Pada penambahan Cu alkalis terbentuk larutan berwarna hijau ketika ditambahkan pereaksi arsenomolibdat, karena larutan mengandung asam laktat dan ion Cu 2+. Hal ini sesuai dengan prinsip uji Tauber yang akan memberikan hasil positif (larutan biru) pada larutan yang mengandung monosakarida (glukosa). Ion kupri (Cu + ) akan direduksi oleh gula menjadi kupro (Cu 2+ ) dan mengendap sebagai Cu 2 O (kuprooksida). Penambahan pereaksi arsenomolibdat tersebut bertujuan agar Cu 2 O dapat larut kembali dan warna larutan berubah menjadi biru tersebut karena adanya oksidasi arsenomolibdat. Selanjutnya larutan diukur absorbansinya pada panjang gelombang 660 nm. Dan hasil absorbansi yang didapat dari larutan blanko yang besar, lebih dari 0,001. J. Diskusi Dalam percobaan ini didapatkan kurva absorbansi yang tidak linear. Hasil pengukuran kadar sampel filtrat darah bebas protein menunjukkan bahwa absorbansi glukosa yang diperoleh sebesar 0,020. Dan konsentrasi sampel -0,180. Hal ini disebabkan nilai absorbansi blanko pada percobaan kami terlalu besar, yaitu lebih dari 0,001, sehinga faktor pengurangnya terlalu besar mengakibatkan nilai absorbansi glukosa darah menjadi negatif. Seharusnya nilainya mendekati atau sama dnegan 0,001. Hal ini mungkin dikarenakan proses pengenceran sampel dan pengambilan larutan blanko yang tidak teliti. K. Kesimpulan Dari percobaan yang kami lakukan dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Filtrat darah yang digunakan dalam sampel telah bebas dari protein yang ditandai oleh pengujian biuret menghasilkan warna larutan yang tidak berwarna. 2. Hasil pengukuran kadar sampel filtrat darah bebas protein menunjukkan bahwa absorbansi glukosa yang diperoleh sebesar 0,020. Dan konsentrasi sampel -0,180. 3. Dengan pembuatan kurva larutan standar menghasilkan persamaan regresi : y = -0,002x + 0,012 4. Larutan blanko dihasilkan nilai absorbansi sangat besar, yaitu lebih dari 0,001. Sehingga berpengaruh pada nilai absorbansi darah, karena absorbansi blanko berperan sebagai faktor pengurangan. L. Daftar Pustaka Fesenden, J Ralp, dan Joan S. Fessenden. 2006. Kimia Organik Jilid 2. Terjemahan Aloysius Hadyana Pudjaatmaka. Jakarta: Erlangga. Imam. 2013. Laporan Praktikum Pemeriksaan Kadar Glukosa Darah. (online). http://imamri.wordpress.com/2013/06/13/laporan-praktikum-pemeriksaankadar-glukosa-darah/ diakses tanggal 27 oktober 2013. Lehninger, Albert L. 1992. Dasar-dasar Biokimia. Terjemahan Maggy Thenawidjaja. Jakarta: Erlangga. Tim. 2013. Penuntun Praktikum Biokimia. Surabaya : Universitas Negeri Surabaya.

M. Jawaban Pertanyaan 1. Tentukan kadar glukosa darah dalam mg glukosa/ 100 ml darah 2. Apa fungsi proses pendidihan pada percobaan diatas? Proses pendidihan pada percobaan di atas berfungsi untuk melepas ikatan siklik dari glukosa sehingga gugus aldehid dari glukosa dapat mereduksi ion kupri (Cu 2+ ) di dalam larutan kupritartrat menjadi ion kupro (Cu + ) dalam suasana basa. H 2 O H C O + 5OH - + 2CU 2+ H (sitrat) H C O - O + Cu 2 O (endapanmerahbata) 3. Jelaskan peranan hormon insulin dealam proses pengaturan kadar glukosa! Hormon insulin berfungsi untuk Merangsang pengubahan glukosa ke glikogen untuk disimpan dalam hati,membantu glukosa dalam darah masuk ke sel untuk menghasilkan tenaga.dan merangsang oksidasi glukosa untuk tujuan respirasi dalam sel. Sehingga Apabila kadar glukosa terlampau rendah, kurang dari jumlah normal, sel alfa pada kelenjar Langerhans akan mensekresikan lebih banyak hormon glukagon, kadar glukosa dalam darah akan naik, proses ini akan berlanjut sehingga kadar glukosa dalam darah berada pada jumlah normal.

LAMPIRAN PERHITUNGAN Untuk 0,5 mg/ml Untuk 0,4 mg/ml Untuk 0, 3 mg/ml Untuk 0,2 mg/ml Untuk 0,1 mg/ml

LAMPIRAN FOTO Alat yang digunakan Bahan yang digunakan Darah oxalated ditambah aquades Penambahan Ba(OH) 2 dan ZnSO 4 Disentrifuse selama 10 menit Setelah disentrifuse, darah bebas protein

Dimasukkan ke dalam 5 tabung Penambahan biuret (tetap tidak berwarna) Pengenceran sampel glukosa dan penambahan Cu Alkalis Dipanaskan selama 20 menit Setelah dipanaskan, sampel berubah warna menjadi merah kecoklatan Didinginkan, kemudian dibaca absorbansinya