BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berkaitan dengan penelitian yang telah dilakukan dengan menggunakan metode analisa kuantitatif sebagai metode utama dan metode analisa kualitatif sebagai metode tambahan dan menjawab pertanyaan penelitian yang telah ada pada bab sebelumnya, maka peneliti memiliki kesimpulan sebagai berikut : a) Sebagian besar tingkat kebahagiaan respondenberada pada tingkat cukup bahagia. b) Sebagian besar tingkat kepuasan hidup responden berada pada tingkat cukup puas. c) Ada hubungan antara kebahagiaan dengan kepuasan hidup. Selain kesimpulan yang bertujuan untuk menjawab pertanyaan penelitian yang ada pada bab sebelumnya, berikut ini kesimpulan lain yang merupakan hasil analisa tambahan, yaitu : a) Dalam hal usia, pendidikan, lama kerja dan lama recovery tidak berpengaruh terhadap kebahagiaan dan kepuasaan hidup pada konselor adiksi dengan latar belakang mantan pecandu. 115
116 b) Dalam hal usia, pendidikan, lama kerja dan lema recovery juga tidak berpengaruh terhadap kebahagiaan dan kepuasan hidup konselor adiksi dengan latar belakang mantan pecandu. Sehubungan dengan hubungan kebahagiaan dengan kepuasan hidup pada konselor adiksi dengan latar belakang mantan pecandu, peneliti juga melakukan analisa tambahan dengan menggunakan metode kualitatif. Adapun kesimpulan dari analisa tersebut adalah : a) Sebagai konselor adiksi dengan latar belakang mantan pecandu, pemulihan menjadi faktor yang mempengaruhi kebahagiaan dan kepuasan hidup. Hal ini dikarenakan ketika mereka menjalani pemulihan,terdapat konsep self help dan mutual help dan langkah ke- 12 dalam 12 langkah pemulihan Having had a spiritual awakening as a result of these steps, we tried to carry this message to addicts and to practise these principles in all our affairs. Kedua konsep inilah yang menyebabkan mereka meyakini bahwa melalui pekerjaan sebagai konselor adiksi, mereka dapat berbagi pengalaman, harapan dan kekuatan untuk membantu pecandu lain yang menjalani pemulihan untuk tetap bertahan hidup bersih dan pada akhirnya dapat bebas dari ketergantungan narkoba. Ketika mereka melakukan hal ini, mereka meyakini hal tersebut dapat pula membantu mereka untuk juga bertahan hidup bersih dan mempertahakan pemulihan yang mereka jalani. Maka dari itu, berdasarkan konsep yang terdapat dalam pemulihan itulah mereka merasa cukup bahagia dan cukup puas sebagai konselor adiksi.
117 b) Status pernikahan sebagai faktor yang mempengaruhi kepuasan hidup konselor adiksi memiliki hubungan dengan pendapatan dan tingkat kesejateraan. Hal ini disebabkan karena konselor adiksi dengan status menikah memiliki harapan memiliki penghasilan yang sesuai dengan kebutuhan rumah tangga sehingga tingkat kesejahteraan terpenuhi. Sedangkan bagi konselor adiksi dengan status belum menikah, pada umumnya merasa cukup puas dengan pendapatan dan tingkat kesejahteraan tersebut. 5.2 Diskusi Larsen dan Eid(2008), mengatakan bahwa The happiest subjects did not exercise significantly more, participate in religious activities significantly more, or experience more objectively defined good events. Diener and Seligman (2002) concluded that good social relations were necessary for happiness.the happiest group experienced generally positive, but not ecstatic feelings, most of the time, though they also reported occasional negative moods. This finding suggests that even very happy people have a responsive emotion system that reacts appropriately to life events. Secara singkat diartikan bahwa partisipasi subjek dalam kegiatan religius dapat membuat subjek memiliki pengalaman yang baik dan menyebabkan dirinya bahagia. Hubungan sosial yang baik adalah hal penting dalam kebahagiaan karena dengan hubungan sosial tersebut subjek dapat mendapatkan motivasi atau umpan balik (feedback) yang positif
118 sehingga walaupun mereka tidak bahagia tetapi tetap dapat bereaksi dengan baik terhadap kejadian hidup. Dalam analisa kualitatif penelitian ini, faktor agama dan kejadian penting dalam hidup sebagai faktor yang mempengaruhi kebahagiaan dirasakan sebagai pengalaman yang positif. Dengan agama mereka dapat beribadah dan mengadu kepada Tuhan sehingga merasa baik serta meningkatkan kekuatan hubungan vertikal subjek dengan Tuhan. Sedangkan hubungan sosial sebagai bagian dari kejadian penting dalam hidup dirasakan teman-teman dianggap komunitas yang dapat memberikan dukungan pada saat subjek merasa sedih dan dapat menerima subjek dalam kondisi apapun. Dalam bab sebelumnya, diketahui bahwa dalam berbagai penelitian di Amerika telah menemukan adanya korelasi yang signifikan antara kebahagiaan dengan keyakinan seseorang akan agamanya, kekuatan hubungan seseorang dengan Tuhannya, ibadah, serta partisipasi dalam kegiatan keagamaan (Eddington & Shuman, 2005). Hal ini dapat terjadi karena pengalaman religius ataupun kepercayaan yang dimiliki seseorang membuat seseorang memiliki perasaan bermakna dalam kehidupannya (Pollner, dalam Eddington & Shuman, 2005).Begitu pula dengan kejadian penting dalam hidup sebagai faktor yang mempengaruhi kebahagiaan menurut Kanner (dalam Eddington & Shuman, 2005) frekuensi dari kejadian yang positif memiliki korelasi dengan afek positif. Misalnya seseorang yang sering mengalami kejadian yang menurutnya
119 menyenangkan bagi dirinya, maka orang tersebut cenderung memiliki tingkat kebahagiaan yang tinggi. Adapun contoh dari kegiatan-kegiatan yang dianggap mampu memunculkan afek positif adalah hubungan pertemanan, terpenuhinya kebutuhan dasar seperti makanan dan minuman, hubungan seksual, dan pengalaman sukses (Scherer, dalam Eddington & Shuman, 2005). Oleh karena itu, berdasarkan hasil penelitian sebelumnya yang mengkaji kebahagiaan sebagai komponen subjektive well being dan hasil penelitian yang telah dilakukan peneliti berkaitan dengan hal tersebut khususnya pada konselor adiksi dengan latar belakang mantan pecandu dapat disimpulkan bahwa hipotesa kebahagiaan memiliki hubungan dengan kepuasan hidup dapat diterima. Adanya pengalaman positif yang dirasakan mempengaruhi kebahagiaan subjek melalui agama dan hubungan sosial sebagai kejadian penting dalam hidup berhubungan pula dengan kepuasan hidup. 5.3 Saran Karena penelitian ini tidak luput dari kekurangan, maka peneliti juga menyadari beberapa kelemahan, yaitu : Keterbatasan waktu yang dimiliki peneliti sehingga terdapat hal-hal yang belum sempat diteliti lebih dalam berkaitan dengan penelitian ini. Kurangnya referensi penelitan yang berkaitan dengan konselor adiksi khususnya dengan latar belakang mantan pecandu.
120 Pada bab sebelumnya dijelaskan bahwapenelitian ini memilikimanfaat teoritis untuk menambah pengetahuan tentang hubungan kebahagiaan (happiness) dan kepuasan hidup (life satisfaction) dari seorang konselor adiksi dengan latar belakang mantan pecandu dan dapat memperkaya penelitian-penelitian sebelumnya yang juga membahas aliran psikologi positif yang berkembang pesat akhir-akhir ini, terdapat pula manfaat praktis penelitian untuk memberikan tambahan informasi kepada pihak-pihak yang peduli dengan kesejahteraan konselor adiksi khususnya dengan latar belakang mantan pecandu. Berdasarkan maanfaat praktis tersebut, peneliti memberikan saran sebagai berikut : Bagi konselor adiksi, selain Agama sebagai motivasi, adanya hubungan sosial yang positif menjadi hal yang penting bagi konselor adiksi khususnya dengan latar belakang mantan pecandu. Hubungan sosial ini selain dapat dilakukan di tempat kerja, perlu adanya wadah/perkumpulan konselor adiksi dengan latar belakang mantan pecandu. Wadah tersebut diharapkan dapat menjadi sumber kekuatan dan berbagi informasi untuk meningkatkan mutu pelayanan dan memperkuat pemulihan. Bagi institusi terkait khusunya panti rehabilitasi baik pemerintah maupun swastas (LSM) agar dapat lebih memperhatikan kesejahteraan para konselor adiksi dengan lebih memperhatikan kesempatan dan dukungan bagi konselor adiksi untuk meningkatkan pendidikan, ketrampilan dan pengetahuannya dalam
121 bidang adiksi juga meningkatkan pula tingkat pendapatan konselor adiksi dengan memperhatikan jenjang pendidikan dan status pernikahan. Bagi penelitian selanjutnya dilakukan juga penelitian pada konselor adiksi dengan jenis kelamin perempuan dan latar belakang non pecandu.