Melalui Strategi Pembelajaran Ekspositori Dapat Meningkatkan Prestasi Belajar Perkembangbiakan Tumbuhan Siswa Kelas VI/A SD Negeri 20 Sabang

dokumen-dokumen yang mirip
Meningkatkan Hasil Belajar Perkembangan Sistem Administrasi Wilayah Indonesia Melalui Metode Belajar Kelompok Siswa Kelas VI/A SD Negeri 2 Sabang

Penerapan Metode Simulasi Untuk Meningkatkan Hasil Belajar PKn Materi Organisasi Siswa Kelas V SD Negeri 26 Sabang

IRMAWATI Guru PKn Dengan Tugas Tambahan Sebagai Kepala SD Negeri 19 Sabang

MAMAD IDWAR Guru Dengan Tugas Tambahan Sebagai Kepala Sekolah SD Negeri 20 Sabang

Meningkatkan hasil belajar PKn materi musyawarah untuk mufakat melalui penerapan model time token siswa kelas V/A SD Negeri 2 Sabang

Penggunaan Metode Fernald Untuk Meningkatkan Prestasi Membaca Braille Siswa Tunanetra Kelas II SDLB Negeri Sabang

Melalui pembelajaraan kooperatif setting inklusif dapat meningkatkan hasil belajar pengukuran siswa tunadaksa kelas VI SDLB Negeri Sabang

Melalui teknik dramatisasi dengan media cerita bergambar dapat meningkatkan kemampuan berekspresi sastra siswa kelas III/B SD Negeri 3 Sabang

Meningkatkan Motivasi Belajar Pendidikan Agama Islam Melalui Pemberian Tugas Pada Siswa Kelas IV SD N 23 Sabang

Naomi Edy Kantor Kemenag Kota Kupang, Jl. SK Lerik, Kota Baru Kupang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Peningkatan Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran IPA Melalui Metode Inquiri di Kelas IV SD Inpres 4 Kasimbar

Setyagung Budi Cahyono 4

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan terjemahan dari Classroom Action

BAB III METODE PENELITIAN. sebagai upaya untuk memperbaiki kegiatan belajar mengajar berdasarkan

Oleh: Sri Isminah SDN 2 Watulimo Kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek

Upaya Guru Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran PKn Dengan Menggunakan Peta Konsep Di Kelas IV SDN 1 Bale

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas V SDN Mimbala Pada Pokok Bahasan Proses Pencernaan Melalui Penerapan Pembelajaran Quantum Teaching

BAB III METODE PENELITIAN. Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Negeri 1 Talang Jawa Kecamatan

Oleh: Sumarji SD Negeri Semarum, Durenan, Trenggalek

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Metode Tanya Jawab Pada Mata Pelajaran IPS di Kelas IV SDN No. 4 Siboang

BAB III METODE PENELITIAN TINDAKAN KELAS. A. Metode Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian tindakan (action research), karena

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. research), karena penelitian dilakukan untuk memecahkan masalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Tentang Kegunaan Daun Pada Tumbuhan Melalui Metode Inkuiri Pada Siswa Kelas IV SDN 1 Bobalo

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan (action research), karena

WAHANA INOVASI VOLUME 4 No.2 JULI-DES 2015 ISSN :

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPA Dengan Metode Demonstrasi Dikelas V SDN 10 Biau

Peningkatan Prestasi Belajar IPS Melalui Metode Pembelajaran Group Investigation Pada Siswa Kelas IV SDN 1 Tinauka

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas III Dengan Menggunakan Model Kooperatif Tipe STAD Pada Mata Pelajaran PKn Di SDK Lengaruh

BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas V SDK Ogomojolo Pada Materi Perjuangan Bangsa Indonesia Sebelum Kemerdekaan Melalui Metode Resitasi

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 1 Panjang Selatan Kecamatan Panjang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini berjenis Penelitian Tindakan Kelas (Classroom action

Gambar 3.1. Prosedur Penelitian Tindakan Kelas

PENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENGHEMATAN AIR MELALUI METODE PEMBELAJARAN STRUKTURAL SISWA KELAS V SD. Sunarti

Penerapan Pendekatan Inquiri untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran IPA di SDN Siumbatu

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Melalui Metode Eksperimen Pada Siswa Kelas IV MIS Margapura Kecamatan Bolano Lambunu

BAB III METODE PENELITIAN

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN MENGGUNAKAN METODE DISKUSI PADA SISWA KELAS IV SDN INTI OLAYA KECAMATAN PARIGI. Oleh. Sartin

Firman P., I Made Tangkas, dan Ratman. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako

BAB III METODE PENELITIAN. pelajaran 2013/2014 selama 3 (tiga) bulan mulai dari bulan Juli sampai

BAB III METODE PENELITIAN

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE DISKUSI PADA MATA PELAJARAN PKN DI KELAS V SDN NO MEDAN DELI

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (classroom action

Jurnal Ilmiah d ComPutarE Volume 2 Juni 2012

Meningkatkan Hasil Belajar IPA Melalui Strategi Belajar Peta Konsep Pada Siswa Keas IV SDN 3 Siwalempu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan (action research), karena

Meningkatkan prestasi belajar pentingnya hidup rukun melalui pembelajaran cooperatif learning media stik berjalan siswa kelas II SD Negeri 15 Sabang

Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Pair Share

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Ahmad Rifai, Kamaluddin, dan Amiruddin Kasim. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK

Penerapan Metode Penugasan untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Materi Perubahan Wujud Benda dalam Pembelajaran IPA Kelas IV SDN 21 Ampana

Jurnal Serambi PTK, Volume III, No.2, Desember 2016 ISSN :

Hasmiati, Baharuddin, dan Sukayasa. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK

III. PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. mengidentifikasi unsur intrinsik cerita anak melalui teknik discovery ini

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT PADA MATA PELAJARAN IPA UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas V SDN 2 Kabinuang Dalam Mata Pelajaran IPA Melalui Metode Diskusi Kelas

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Melalui Penerapan Metode Kerja Kelompok di Kelas IV SD Inpres I Mepanga

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (classroom action

Kanti Sukowati 9. Kata Kunci: metode demonstrasi, hasil belajar. Guru Kelas VI A SDN Darungan 01 Kec. Tanggul

Seminar Nasional Pendidikan Matematika Matematika dan Pembelajarannya, Menyongsong Kurikulum 2013 Surabaya, 01 Juni 2013

Oleh : Burhanah Farida SD Negeri 4 Tanggung ABSTRAK

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA TENTANG MAKHLUK HIDUP DENGAN MODEL COOPERATIVE LEARNING. Rochimah

Oleh: Gunawan SD N 1 Wonoanti, Trenggalek

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang difokuskan

BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN. Metode penelitian tindakan kelas atau Classroom Actions research.

Penerapan Metode Diskusi Dapat Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Kelas IV SDN 1 Tonggolobibi Mata Pelajaran IPS

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang

BAB III METODE PENELITIAN. metode yang dianggap tepat adalah metode Penelitian Tindakan Kelas (Action

Minarlin Listiani 12. Guru SDN 2 Tamansari Situbondo

BAB III METODOLOGI PENELITIAAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian. sistematis, terencana, dan dengan sikap mawas diri.

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MATERI AKTIVITAS EKONOMI MELALUI MODEL MAKE A MATCH DI KELAS IV SDN II ARYOJEDING KABUPATEN TULUNGAGUNG

Penerapan metode eksperimen untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi perpindahan panas di kelas IV SD Negeri 16 Sabang

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SD Negeri 2 Tatura

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA SISWA KELAS IV SDN 1 GIMPUBIA. Oleh.

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran PKn Melalui Pendekatan Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Kelas IV SD Inpres Koyoan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Penelitian ini berupa penelitian tindakan kelas (class action research),

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 9 ISSN X

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 8 ISSN X. Indri

Suyono 20. Kata kunci : Media Pembelajaran, Media Gambar, IPA, Hasil Belajar. Guru SDN 3 Tlogosari Situbondo

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS VI-B SD NEGERI 38 AMPENAN FLORA. Guru SD Negeri 38 Ampenan

Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Sains Alat Pernapasan Pada Manusia dan Hewan Kelas V SDN No.

Oleh: Soejiati SDN 1 Wonoanti Kecamatan Gandusari Kabupaten Trenggalek

BAB III RENCANA PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas Kolaboratif,

Kemmis & Mc. Taggart (Basrowi, 2008: 26) memandang PTK sebagai

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS PENUGASAN PADA SISWA KELAS X1 SMA NEGERI 1 MARE

Meningkatkan Hasil Belajar Melalui Metode Demonstrasi Pada Pembelajaran IPA di Kelas V SDN Taopa Kabupaten Parigi Moutong

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan (action research), karena

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN A.

Transkripsi:

Jurnal Ekonomi, Pendidikan dan Sains (JEPS) Jurnal Ekonomi, Pendidikan dan Sains, 1(1), 2017,59-68 Melalui Strategi Pembelajaran Ekspositori Dapat Meningkatkan Prestasi Belajar Perkembangbiakan Tumbuhan Siswa Kelas VI/A SD Negeri 20 Sabang SALWIYAH Guru Kelas Pada SD Negeri 20 Sabang Abstrak. Penelitian yang berjudul Melalui strategi pembelajaran ekspositori dapat meningkatkan prestasi belajar perkembangbiakan tumbuhan siswa kelas VI/A SD ini mengangkat masalah apakah melalui strategi pembelajaran ekspositori dapat meningkatkan prestasi belajar siswa materi perkembangbiakan tumbuhan. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan prestasi belajar perkembangbiakan tumbuhan melalui strategi pembelajaran ekspositori. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VI/A semester I SD Negeri 20 Sabang tahun pelajaran 2012/2013, yang berjumlah 11 siswa yang terdiri dari 5 siswa laki-laki dan 6 siswa perempuan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian tindakan kelas Pengumpulan data dilakukan secara teknik tes dan obsevasi. Hasil analisis data menunjukkan bahwa melalui strategi pembelajaran ekspositori berdampak positif untuk meningkatkan prestasi belajar siawa, kemampuan rata-rata atau nilai rata-rata siswa dalam memahami perkembangbiakan tumbuhan adalah 73,6 pada siklus I dan 87,3 pada siklus II. Berdasarkan kategori nilai yang menjadi acuan peneliti, nilai rata-rata 87,3 berada pada kategori cukup baik. Dengan demikian, kemampuan rata-rata siswa dalam memahami materi perkembangbiakan tumbuhan berdasarkan hasil penelitian ini tergolong cukup baik. Disarankan penelitian yang berhubungan dengan perkembangbiakan tumbuhan pada jenjang SD/MI dapat dilanjutkan oleh peneliti lain sehingga dapat terungkap hal-hal yang belum terungkap melalui penelitian ini, misalnya perkembangbiakan hewan. Kata kunci: Perkembangbiakan Tumbuhan, Strategi Ekspositori. Received: 01 September 2016, Revision: 04 Oktober 2016, Accepted: 11 Desember 2016 Print ISSN: 2549-7189 Copyright@2017. Published by Yayasan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat Lestari Jaya. 59 Jurnal Ekonomi, Pendidikan dan Sains Vol.1 No.1 2017

Pendahuluan Pembelajaran merupakan kegiatan yang formal yang dilakukan di sekolah. Dalam pembelajaran ini terjadi kegiatan belajar dan mengajar. Sagala, (2008:16), menjelaskan bahwa Pembelajaran ialah membelajarkan siswa menggunakan asas pendidikan maupun teori belajar merupakan penentu utama keberhasilan pendidikan. Pembelajaran merupakan proses komunikasi dua arah, mengajar dilakukan oleh pihak guru sebagai pendidik, sedangkan belajar dilakukan oleh peserta didik. Dalam teori-teori belajar modern kegiatan belajar mengajar harus dibangun berdasarkan hubungan timbal balik antara guru dengan siswa, yaitu kedua belah pihak berperan dan berbuat baik secara aktif dalam suatu kerangka kerja dan dengan menggunakan cara dan kerangka berfikir yang seyogianya di pahami dan di sepakati bersama. Dalam pembelajaran terdapat beberapa komponen penting di mana salah satunya adalah guru. Menurut supardi (dalam Sagala, 2008;8) mengatakan Guru merupakan faktor strategi lain yang mempunyai pengaruh nyata terhadap keberhasilan terhadap proses belajara mengajar. Begitu pentingnya kedudukan guru sebagai faktor strategi belajar mengajar, sehingga strategi belajar mengajar dapat dibataskan sebagai usaha meningkatkan daya guna interaksi dan siswa. Guru mempunyai daya kuasa yang besar untuk menetapkan bagaimana proses belajar mengajar itu dilaksanakan. Guru merupakan titik sentral dan kunci proses belajar mengajar yang menentukan pola membentuk lingkungan, menetapkan tujuan, dan menyusun bahan serta proses penilaian belajar mengajar. Kekuasaan yang dimilki guru tentunya harus dipergunakan demi kepentingan siswa. Sebagai pengatur sekaligus pelaku dalam proses belajar mengajar, gurulah yang mengarahkan bagaimana proses pembelajaran itu dilaksanakan. Karena itu guru harus dapat membuat suatu pengajaran menjadi lebih efektif juga menarik sehingga bahan pelajaran yang disampaikan akan membuat siswa merasa senang dan merasa perlu untuk mempelajari bahan pelajaran tersebut. Meier (2002 : 54) mengatakan bahwa belajar adalah berkreasi bukan mengkonsumsi. Pengetahuan bukanlah suatu yang diserap oleh pembelajaran, melainkan sesuatu yang diciptakan oleh pembelajar. Demikian pula halnya dengan pembelajaran IPA di sekolah dasar. IPA merupakan salah mata pelajaran yang diikut sertakan dalam ujian nasional pada akhir masa penyelesaian suatu jenjang pendidikan di tingkat akhir SD. Untuk itu mata pelajaran IPA sudah selayaknya harus mendapatkan perhatian yang lebih ekstra, sama dengan mata pelajaran matematika ataupun bahasa indonesia, agar pada saat penyelesaian jenjang akhir nantinya para siswa dapat berhasil seperti yang diharapkan. Namun dalam pembelajaran IPA selama ini sering ditemui kendala yang sangat berarti, baik yang berhubungan dengan guru maupun dengan siswa. Sehingga apa bila kendala tersebut tidak segera diatasi akan menimbulkan dampak yang sangat buruk, misalnya dikarenakan materi pembelajaran yang disampaikan guru tidak tercapai, sebab siswa tidak menguasai materi pembelajaran tersebut yang pada akhirnya hasil pembelajaran tidak sesuai dengan apa yang diharapkan. Seperti halnya siswa kelas VI/A semester I SD Negeri 20 Sabang tahun pelajaran pembelajaran 2012/2013 pada pembelajaran IPA khususnya materi pokok perkembangbiakan tumbuhan dilihat dari hasil ulangan harian semester I, dimana dari 11 siswa yang ada di kelas tersebut hanya 3 orang siswa atau 27,3% yang menguasai secara tuntas, 3 orang siswa atau 27,3% agak menguasai dan 5 orang siswa atau 45,5% lagi belum tuntas belajar. Pada hal sekolah telah menetapkan KKM untuk mata pelajaran IPA sebesar 65. Berdasarkan ulangan harian tersebut diatas maka secara klasikal siswa kelas VI/A semester I SD Negeri 20 Sabang tahun 60 Jurnal Ekonomi, Pendidikan dan Sains Vol.1 No.1 2017

pelajaran 2012/2013 dinyatakan belum tuntas dalam pembelajaran perkembangbiakan tumbuhan. Idealnya seorang siswa telah tuntas belajar bila telah mencapai skor 65% atau nilai 65, dan kelas disebut tuntas belajar bila di kelas tersebut terdapat 85% siswa yang telah mencapai daya serap lebih dari atau sama dengan 65. Salah satu strategi pembelajaran yang memungkinkan siswa belajar secara optimal untuk memecahkan masalah diatas adalah melalui strategi pembelajaran ekspositori. Karena strategi pembelajaran ekspositori merupakan strategi pembelajaran yang menekankan kepada proses penyampaian materi secara verbal dari seorang guru kepada sekelompok siswa dengan maksud agar siswa dapat menguasai materi pelajaran secara optimal. Wina Sanjaya (2006:177). Menurut Roy Killen (dalam Soemantri, 2001:45), menanamkan strategi ini sebagai istilah strategi pembelajaran langsung (Direct Introduction) karena materi pembelajaran tersebut langsung disampaikan kepada siswa. Strategi pembelajaran ekspositori merupakan bentuk dari pendekatan pembelajran yang berorientasi kepada guru, dikatakan demikian sebab dalam strategi ini guru memegang peranan yang sangat penting atau dominan. Berdasarkan alasan tersebut, peneliti ingin memecahkan masalah diatas melalui penelitian tindakan kelas dengan judul Melalui strategi pembelajaran ekspositori dapat meningkatkan prestasi belajar perkembangbiakan tumbuhan siswa kelas VI/A SD. Metodologi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kelas VI/A SD Negeri 20 Sabang pada pembelajaran IPA. Alasan peneliti melakukan penelitian di SD Negeri 20 Sabang di karenakan sekolah tersebut belum pernah melaksanakan penelitian sejenis sebelumnya. Penelitian ini dilaksanakan pada semester I tahun pelajaran 2012/2013, mengacu pada kelender akademik sekolah. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VI/A semester I SD Negeri 20 Sabang tahun pelajaran 2012/2013. Siswa kelas VI/A semester I SD Negeri 20 Sabang tahun pelajaran 2012/2013 berjumlah 11 orang siswa, terdiri dari 5 siswa laki-laki dan 6 siswa perempuan. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober 2012 di kelas VI/A semester I SD Negeri 20 Sabang tahun pelajaran 2012/2013, untuk mata pelajaran IPA pada materi perkembangbiakan tumbuhan. Instrumen dan teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik observasi dan tes. a. Observasi, diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian (Zuriah N,2003:17). Pengamatan dan pencatatan yang dilakukan terhadap objek di tempat atau berlangsungnya peristiwa. Ada dua jenis observasi yang dilakukan, diantaranya: (a) Observasi langsung, yaitu observasi yang dilakukan dimana observer berada bersama objek yang diselidiki, dan (b) Observasi tidak langsung, yaitu observasi atau pengamatan yang dilakukan tidak pada saat berlangsungnya suatu peristiwa yang diteliti. Dengan menggunakan teknik ini, melakukan catatan terhadap hasil observasi dengan menggunakan daftar cek (chek list). b. Tes, dalam penelitian ini tes yang digunakan adalah tes formatif terdiri atas keaktifan dan keseriusan siswa dalam mengikuti pembelajaran. Tes formatif ini diberikan setiap akhir putaran. Bentuk tes yang diberikan adalah tes praktek (objektif) yang hasilnya akan dilaksanakan dalam bentuk skor. Teknik analisis data merupakan proses mencari dan mengatur secara sistematis transkrip observasi, catatan lapangan dan bahan-bahan lain yang telah dihimpun oleh peneliti. Pekerjaan analisis meliputi kegiatan mengerjakan data, menata, membagi menjadi 61 Jurnal Ekonomi, Pendidikan dan Sains Vol.1 No.1 2017

satuan-satuan yang dapat dikelola, mensistensiskannya, mencari pola, menemukan apa yang penting dan apa yang akan peneliti laporkan (Zuriah N, 2003;10). Untuk menganalisis tingkat keberhasilan atau persentase keberhasilan siswa setelah proses belajar mengajar setiap putarannya dilakukan dengan cara memberikan evaluasi berupa soal tes praktek pada setiap akhir putaran. Analisis ini dihitung dengan menggunakan statistik sederhana yaitu: 1. Untuk Menilai Ulangan atau Tes Formatif Peneliti melakukan penjumlahan nilai yang diperoleh siswa, yang selanjutnya dibagi dengan jumlah siswa yang ada di kelas tersebut sehingga diperoleh rata-rata, tes formatif (praktek) dapat dirumuskan: X X N Dengan : X= Nilai rata-rata (mean) ΣX =Jumlah semua nilai siswa Σ N = Jumlah siswa (Sumber: Johns Hopkins, dalam Nur & Wikandari 2000:147) Pembelajaran IPA materi perkembangbiakan tumbuhan dianggap tuntas bila perolehan hasil evaluasi siswa rata-rata hasil hitungan > 65, dan siswa dianggap tuntas dalam memahami perkembangbiakan tumbuhan memperoleh nilai cukup yaitu > 65. Keterangan : A. 90-100 = sangat baik. B. 70-89 = baik C. 60-69 = cukup D. 50-59 = kurang E. 0-49 = kurang sekali 2. Analisis Ketuntasan Belajar Ada dua kategori ketuntasan belajar yaitu secara perorangan dan secara klasikal. Berdasarkan petunjuk pelaksanaan belajar mengajar kurikulum 2006 (Depdiknas, 2006), yaitu seorang siswa telah tuntas belajar bila telah mencapai skor 65% atau nilai 65, dan kelas disebut tuntas belajar bila di kelas tersebut terdapat 85% yang telah mencapai daya serap lebih dari atau sama dengan 65%. Untuk menghitung persentase ketuntasan belajar digunakan rumus sebagai berikut: Siswa. yang. tuntas. belajar P x100 % Siswa (Sumber: Kurikulum Depdiknas, 2006) 3. Untuk Lembar Observasi Aktivitas Guru dan Siswa Untuk menghitung lembar observasi pembelajaran melalui strategi pembelajaran ekspositori digunakan rumus sebagai berikut: P 1 _ P X 2 2 Dimana : P=pengamatan 1 dan P2 = pengamat 2 Untuk menghitung lembar observasi aktifitas guru dan siswa digunakan rumus sebagai berikut: % = x x x 100 % dengan Jumlah. hasil. pengama tan X = = Jumlah. pengama tan Dimana : % = Presentase pengamatan X x = Rata-rata = Jumlah rata-rata P1 = Pengamat 1 P2 = Pengamat 2 (Sumber: Suharsimi Arikunto, 2001:208) P1 P2 2 Yang menjadi indikator keberhasilan tindakan ini adalah bilamana prestasi belajar siswa dalam memahami perkembangbiakan tumbuhan mencapai tingkat keberhasilan 85% secara klasikal dan induvidual 65 %, dan aktivitas guru dan siswa mencapai 85%. 62 Jurnal Ekonomi, Pendidikan dan Sains Vol.1 No.1 2017

Penelitian ini menggunakan rancangan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). PTK adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di dalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri, dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa menjadi meningkat (Wardani I.G.A.K. 2005; 88). Penelitian Tindakan Kelas sebagaimana dinyatakan oleh Kemmis dan Mc Taggart (dalam Sugiarti, 2000;9) yaitu berbentuk spiral dari siklus yang satu ke siklus yang berikutnya. Setiap siklus meliputi (planning) perencanaan, (action) tindakan, (observation) observasi, dan (reflection) refleksi. Penelitian tindakan ini dilaksanakan dalam siklus, tiap-tiap siklus di kenai perlakuan yang sama. Penelitian tindakan ini dapat dimulai darimana saja dari keempat fase yaitu; perencanaan (pleaning) dalam mempersiapkan perencanaan guru harus serius dan tidak memberikan kesan keasalan sehingga dalam pelaksanaan tidak menemukan hambatan yang berarti, tindakan (action) pada kegiatan ini guru harus benarbenar jeli dalam bersikap dan memperhatikan setiap tindakan yang diambil baik oleh siswa maupun guru, observasi (observation), guru harus benar-benar mengamati dan mencatat secara sistematik terhadap gejala yang tampak dan refleksi (reflection) guru harus benarbenar jeli dalam mengkaji dan mempertimbangkan atau dampak yang ditimbulkan. Hasil Penelitian Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di kelas VI/A semester I SD Negeri 20 Sabang tahun pelajaran 2012/2013, maka diperoleh data yang menunjukan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran. Selain dari itu terdapat beberapa hasil pembelajaran yang diperoleh setelah peneliti melakukan penelitian. Adapun hasil dari penelitian pada mata pelajaran IPA di kelas VI/A semester I SD Negeri 20 Sabang tahun pelajaran 2012/2013 materi perkembangbiakan tumbuhan melalui strategi pembelajaran ekspositori dapat dilihat pada analisis data persiklus berikut : A. Siklus I Siklus I terdiri dari empat tahap, yakni perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi, seperti berikut ini : 1. Perencanaan a. Peneliti melakukan analisis kurikulum untuk menentukan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang akan di sampaikan kepada siswa pada pembelajaran IPA melalui strategi pembelajaran ekspositori. b. Membuat rencana pembelajaran (RPP), lembar kerja siswa, menyusun alat evaluasi pembelajaran IPA melalui strategi pembelajaran ekspositori. 2. Pelaksanaan Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus I dilaksanakan pada tanggal 16 Oktober 2012 di kelas VI/A semester I dengan jumlah siswa 11 siswa. Adapun proses belajar mengajar mengacu pada rencana pelajaran yang telah dipersiapkan. Pengamatan (observasi) dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan belajar mengajar. Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes formatif I dengan tujuan untuk mengetahui keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar yang telah dilakukan. Adapun data hasil penelitian pada siklus I adalah sebagai berikut: 1) Kemampuan Guru bahwa kemampuan guru pada aspek-aspek yang mendapatkan kriteria kurang baik adalah, menghubungkan materi pelajaran dengan pengalaman siswa, dan membimbing dan mengamati siswa baik secara individu maupun kelompok. Kedua aspek tersebut diatas merupakan suatu kelemahan yang terjadi pada siklus I dan akan direvisi pada siklus berikutnya. Hasil observasi perolehan skor rata-rata persentase aktivitas guru dalam pembelajaran siklus I masih tergolang rendah yaitu 3,2 atau 80,6%. Skor 80,6 dinyatakan belum berhasil, karena skor dikatakan berhasil harus mencapai lebih atau sama dengan 85%. 63 Jurnal Ekonomi, Pendidikan dan Sains Vol.1 No.1 2017

2) Aktivitas Siswa bahwa aktivitas siswa pada aspek-aspek yang mendapatkan kriteria kurang baik adalah; keikutsertaan siswa berperan dalam merumuskan hasil diskusi kelompok, dan memberikan kesimpulan. Kedua aspek yang mendapat nilai kurang baik di atas, merupakan suatu kelemahan yang terjadi pada siklus I dan akan dijadikan bahan kajian untuk refleksi dan revisi yang akan dilakukan pada siklus berikutnya. Hasil observasi perolehan skor rata-rata aspek aktivitas siswa dalam pembelajaran siklus I adalah 3.1 atau 77,8%. Skor 77,8% dinyatakan belum berhasil karena skor dikatakan berhasil harus mencapai lebih atau sama dengan 85%. 3) Hasil Belajar Siswa Siklus I bahwa melalui strategi pembelajaran ekspositori diperoleh nilai rata-rata pada siklus I adalah 73,6. dan ketuntasan mencapai 72,7% atau ada 8 siswa dari 11 siswa sudah tuntas belajar dan masih ada 27,3% atau ada 4 siswa lagi yang belum tuntas belajar. Pada siklus I ini sudah ada peningkatan ketuntasan belajar sebesar 18% bila dibandingkan dengan sebelum dilaksanakan tindakan. Namun demikian pada siklus I secara klasikal siswa kelas VI/A semester I SD Negeri 20 Sabang tahun pelajaran 2012/2013 belum tuntas belajar, karena seorang siswa dikatakan telah tuntas belajar bila telah mencapai skor 65% atau nilai 65, dan kelas disebut tuntas belajar bila di kelas tersebut terdapat 85% yang telah mencapai daya serap lebih dari atau sama dengan 65%. 3. Observasi 1) Ranah Psikomotor - Siswa yang mendapat nilai 50 tidak ada (0,0%) - Siswa yang mendapat nilai 60 sebanyak 3 siswa (27,3%) - Siswa yang mendapat nilai 70 sebanyak 1 siswa (9,1%) - Siswa yang mendapat nilai 80 sebanyak 7 siswa (63,6%) - Siswa yang mendapat nilai 90 tidak ada (0,0%) - Siswa yang mendapat nilai 100 tidak ada (0,0%) - Berarti secara klasikal termasuk kategori belum tuntas. 2) Ranah Afektif - Siswa yang mendapat nilai D tidak ada (0%) - Siswa yang mendapat nilai C sebanyak 3 siswa (27,3%) - Siswa yang mendapat nilai B sebanyak 8 siswa (72,7%) - Siswa yang mendapat nilai A tidak ada (0,0%) - Berarti secara klasikal termasuk kategori belum tuntas. 4. Refleksi Setelah permasalahan utama yang menjadi fokus perbaikan pada pembelajaran IPA materi perkembangbiakan tumbuhan, peneliti mencoba memperbaiki terhadap proses pembelajaran serta meminta bantuan kepada kolaborasi/teman sejawat untuk mengidentifikasi faktor penyebab rendahnya tingkat penguasaan terhadap materi pelajaran yang disampaikan. Dan akhirnya dari hasil refleksi dan diskusi dengan teman sejawat ditemukan beberapa penyebab, antara lain adalah sebagai berikut : 1) Guru kurang maksimal dalam menghubungkan materi pelajaran dengan pengalaman siswa, 2) Guru kurang maksimal dalam membimbing dan mengamati siswa baik secara individu maupun kelompok. 3) Siswa kurang maksimal dalam keikutsertaan serta berperan dalam merumuskan hasil diskusi kelompok, memberikan kesimpulan. 4) Siswa kurang maksimal dalam memberikan kesimpulan. Setelah permasalahan utama pada perbaikan pembelajaran pada siklus I dilaksanakan, peneliti merasa tidak puas dengan hasil yang diperoleh, maka penelitian ini harus 64 Jurnal Ekonomi, Pendidikan dan Sains Vol.1 No.1 2017

dilanjutkan pada siklus II. Pada siklus II peneliti akan memperbaiki kesalahankesalahan pada siklus I, sehingga kesalahankesalahan pada siklus I tidak terulang pada B. Siklus II. Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran yang terdiri dari rencana pelajaran 2, soal tes formatif 2 dan alat-alat pengajaran yang mendukung. 1. Perencanaan Pada siklus II ini dilakukan perencanaan yang lebih baik dari pada siklus I, agar kesalahan-kesalahan pada siklus I tidak terjadi pada siklus II ini. Perencanaan yang dipersiapkan adalah : a. Memberikan motivasi kepada kelompok agar lebih aktif lagi dalam pembelajaran. b. Lebih intensif membimbing kelompok yang mengalami kesulitan. c. Meningkatkan aktivitas proses pembelajaran guru dan siswa. d. Membuat perangkat pembelajaran strategi ekspositori materi perkembangbiakan tumbuhan yang lebih baik. 2. Pelaksanaan Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus II dilaksanakan pada tanggal 18 Oktober 2012 di kelas VI/A semester I dengan jumlah siswa 11 siswa. Adapun proses pembelajaran mengacu pada rencana pelajaran yang telah dipersiapkan. Pengamatan (observasi) dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan belajar mengajar. 1) Kemampuan Guru bahwa aktivitas guru dalam melaksanakan pembelajaran melalui strategi pembelajaran ekspositori sudah menunjukkan hasil yang lebih baik. Hasil observasi perolehan skor rata-rata aspek aktivitas guru dalam proses belajar mengajar IPA pada siklus II sudah menunjukkan banyak perubahan, hal ini dapat dilihat dari kriteria skor rata-rata pencapaian adalah 3,8 atau 94,4%. Skor 94,4% dapat dikatakan berhasil karena kriteria skor dikatakan berhasil harus mencapai lebih atau sama dengan 85 %. 2) Aktivitas Siswa bahwa aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran melalui strategi pembelajaran ekspositori sudah menunjukkan hasil yang menggembirakan. Hasil observasi perolehan skor rata-rata aspek aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar siklus II sudah menunjukkan banyak perubahan, hal ini dapat dilihat dari kriteria skor rata-rata pencapaian adalah 3,7 atau 91,7%. Skor 91,7% dapat dikatakan berhasil karena kriteria skor dikatakan berhasil harus mencapai lebih atau sama dengan 85 %. 3) Hasil Belajar Siswa bahwa melalui strategi pembelajaran ekspositori diperoleh nilai rata-rata pada siklus II adalah 87,3. dan ketuntasan mencapai 100%. Pada siklus II ini persentase ketuntasan belajar meningkat sebesar 45,5% bila dibandingkan dengan sebelum dilaksanakan tindakan, dan apabila dibandingkan dengan siklus I persentase ketuntasan belajara meningkat sebesar 27,8%. Jadi dengan demikian pada siklus II secara klasikal siswa kelas VI/A semester I SD Negeri 20 Sabang tahun pelajaran 2012/2013 telah tuntas belajar, karena seorang siswa dikatakan telah tuntas belajar bila telah mencapai skor 65% atau nilai 65, dan kelas disebut tuntas belajar bila di kelas tersebut terdapat 85% yang telah mencapai daya serap lebih dari atau sama dengan 65%. 3. Tahap Obsservasi 1) Ranah Psikomotor - Siswa yang mendapat nilai 50 tidak ada (0,0%) - Siswa yang mendapat nilai 60 tidak ada (0,0%) - Siswa yang mendapat nilai 70 sebanyak 1 siswa (9,1%) 65 Jurnal Ekonomi, Pendidikan dan Sains Vol.1 No.1 2017

- Siswa yang mendapat nilai 80 sebanyak 3 siswa (27,3%) - Siswa yang mendapat nilai 90 sebanyak 5 siswa (45,5%) - Siswa yang mendapat nilai 100 sebanyak 2 siswa (18,2%) - Berarti secara klasikal termasuk kategori tuntas. 2) Ranah Afektif - Siswa yang mendapat nilai 50 tidak ada (0,0%) - Siswa yang mendapat nilai 60 tidak ada (0,0%) - Siswa yang mendapat nilai 70 sebanyak 1 siswa (9,1%) - Siswa yang mendapat nilai 80 sebanyak 3 siswa (27,3%) - Siswa yang mendapat nilai 90 sebanyak 5 siswa (45,5%) - Siswa yang mendapat nilai 100 sebanyak 2 siswa (18,2%) - Berarti secara klasikal termasuk kategori tuntas. 4. Tahap Refleksi Pada tahap ini akan dikaji apa yang telah terlaksana dengan baik maupun yang masih kurang baik dalam proses belajar mengajar melalui strategi pembelajaran ekspositori. Dari data-data yang telah diperoleh dapat diuraikan sebagi berikut : a) Selama proses belajar mengajar guru telah melaksanakan semua pembelajaran dengan baik. Meskipun ada beberapa aspek yang belum sempurna, tetapi persentase pelaksanaanya untuk masingmasing aspek cukup besar. b) Berdasarkan data hasil pengamatan diketahui bahwa siswa aktif selama proses pembelajaran berlangsung. c) Kekurangan pada siklus sebelumnya sudah mengalami perbaikan dan peningkatan sehingga menjadi lebih baik. d) Hasil belajar siswa pada siklus II mencapai ketuntasan. Pada siklus II pembelajaran melalui strategi pembelajaran ekspositori pada pembelajaran IPA materi perkembangbiakan tumbuhan guru telah menerapkannya dengan baik dan dilihat dari aktivitas siswa serta hasil belajar siswa dalam pelaksanaan proses pembelajaran sudah berjalan dengan baik pula. Maka tidak diperlukan revisi terlalu banyak, tetapi yang perlu diperhatikan untuk tindakan selanjutnya adalah memaksimalkan dan mempertahankan apa yang telah ada dengan tujuan agar pelaksanaan proses belajar mengajar dapat tercapai. Pembahasan 1. Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Melalui hasil penelitian ini menunjukkan bahwa melalui strategi pembelajaran ekspositori memiliki dampak positif dapat meningkatkan prestasi belajar perkembangbiakan tumbuhan pada pembelajaran IPA siswa kelas VI/A semester I SD Negeri 20 Sabang tahun pelajaran 2012/2013. Hal ini dapat dilihat dari semakin baiknya prestasi belajar siswa pada materi yang disampaikan guru (nilai rata-rata siswa meningkat pada setiap siklusnya) yaitu masing-masing pada siklus I 73,6 dan pada siklus II 87,3. Nilai ketuntasan belajar pada siklus II telah mencapi 100%. Jadi pada siklus II pembelajaran IPA melalui strategi pembelajaran ekspositori dapat meningkatkan prestasi belajar perkembangbiakan tumbuhan. Secara klasikal siswa kelas VI/A semester I SD Negeri 20 Sabang tahun pelajaran 2012/2013 telah tuntas belajar, karena seorang siswa dikatakan telah tuntas belajar bila telah mencapai skor 65% atau nilai 65, dan kelas disebut tuntas belajar bila di kelas tersebut terdapat 85% yang telah mencapai daya serap lebih dari atau sama dengan 65%. 2. Kemampuan Guru Dalam Mengelola Pembelajaran Berdasarkan analisis data aktifitas guru selama pembelajaran telah melaksanakan langkah-langkah model pembelajaran 66 Jurnal Ekonomi, Pendidikan dan Sains Vol.1 No.1 2017

kooperatif talking stick untuk meningkatkan hasil belajar PKn materi nilai-nilai juang dalam proses perumusan Pancasila pada siswa kelas VI semester I SD Negeri 23 Sabang tahun pelajaran 2014/2015 dengan baik. Hal ini dapat dilihat dari aktivitas guru yang muncul. Berdasarkan analisis data menunjukkan perolehan kriteria skor ratarata adalah, pada siklus I 2,6 atau 63,9% dan pada siklus II 3,9 atau 97,2%. Skor 97,2% sudah dapat dikatakan berhasil karena skor dikatakan berhasil adalah skor sama atau lebih besar dari 85% dalam dan aktivitas guru dikategorikan aktif dan penuh semangat. 3. Aktivitas Siswa Dalam Mengikuti Pembelajaran Sedangkan untuk aktifitas siswa dalam mengikuti proses pembelajaran perkembangbiakan tumbuhan melalui strategi pembelajaran ekspositori menunjukkan adanya peningkatan aktivitas belajar siswa dengan rata-rata pencapaian yaitu pada siklus I 3,1 atau 77,8%, dan pada siklus II 3,7 atau 91,7%. Skor 91,7% sudah dapat dikatakan berhasil karena skor dikatakan berhasil adalah sama atau lebih besar dari 85%. Dengan pencapaian tersebut maka dapat dikatakan bahwa aktifitas siswa dikategorikan aktif dan bersemangat. Simpulan Dari hasil kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan selama dua siklus dan berdasarkan seluruh pembahasan serta analisis yang telah dilakukan dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Melalui strategi pembelajaran ekspositori memiliki dampak positif dalam meningkatkan prestasi belajar perkembangbiakan tumbuhan siswa kelas VI/A semester I SD Negeri 20 Sabang tahun pelajaran 2012/2013 yang ditandai dengan peningkatan ketuntasan belajar siswa dalam setiap siklusnya, yaitu siklus I (72,7%), dan siklus II (100%), sedangkan untuk nilai rata-rata yaitu siklus I (73,6), dan siklus II (87,3). 2. Melalui strategi pembelajaran ekspositori memiliki dampak positif pada aktifitas guru dalam proses pembelajaran perkembangbiakan tumbuhan dengan rata-rata persentase pencapaian adalah pada siklus I 3,2 atau 80,6% dan pada siklus II menjadi 3,8 atau 94,4%. 3. Melalui strategi pembelajaran ekspositori memiliki juga berdampak positif pada aktifitas siswa dalam mengikuti pembelajaran perkembangbiakan tumbuhan dengan rata-rata persentase pencapaian adalah pada siklus I 3,1 atau 77,8% dan pada siklus II menjadi 3,7 atau 91,7%. 4. Melalui strategi pembelajaran ekspositori menciptakan kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan menjadi lebih menarik dan menyenangkan bagi siswa. Saran Dari hasil penelitian yang diperoleh dari uraian sebelumnya agar proses belajar mengajar lebih efektif dan lebih memberikan hasil yang optimal bagi siswa, maka disampaikan saran sebagai berikut: 1. Untuk melaksanakan pembelajaran melalui strategi pembelajaran ekspositori memerlukan persiapan yang cukup matang, sehingga guru harus mampu menentukan atau memilih topik yang benar-benar bisa diterapkan dengan strategi pembelajaran ekspositori dalam proses belajar mengajar sehingga diperoleh hasil yang optimal. 2. Dalam rangka meningkatkan hasil belajar siswa, guru hendaknya lebih sering melatih siswa dengan berbagai metode pembelajaran, walau dalam taraf yang sederhana, dimana siswa nantinya dapat menemukan pengetahuan baru, memperoleh konsep dan keterampilan, sehingga siswa berhasil atau mampu memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya. 3. Perlu adanya penelitian yang lebih lanjut, 67 Jurnal Ekonomi, Pendidikan dan Sains Vol.1 No.1 2017

karena hasil penelitian ini hanya dilakukan di SD Negeri 20 Sabang kelas VI/A semester I tahun pelajaran 2012/2013. 4. Untuk penelitian yang serupa hendaknya dilakukan perbaikan-perbaikan agar diperoleh hasil yang lebih baik. Daftar Pustaka Arikunto Suharsimi, 2001. Dasar-dasar evaluasi pendidikan, prosedur Penulisan Suatu Pendekatan Praktis. Jakarta: Bina Aksara. Depdiknas, 2006, Kurikulum Berbasis Kompetensi, PT. Remaja Rasda Karya, Bandung. Djamarah, Syaiful Bahri, 2004. Prestasi Belajar dan kompetensi Guru. Surabaya: Usaha Nasional. Roy Killen (Terjemahan oleh Soemantri, 2001:45)), Strategi Belajar mengajar. Jakarta:Depdikbud Sagala, 2008. Managemen Strategi dalam Peningkatan Mutu Pendidikan. Bandung: Alfabeta. Sanjaya Wina, 2006. Strategi Pembelajaran, Jakarta: Kencana. Slameto, 2003. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta. Wardani, I.G.A.K. 2005. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Universitas terbuka Departemen Pendidikan Nasional. Zuriah, N. 2003. Penelitian Tindakan dalam Bidang Pendidikan dan Sosial. Edisi Pertama. Malang: Bayu Media Publishing. Johns Hopkins, (Terjemahan oleh Nur & Wikandari), 2000. A Teacher Guide To Classroom Research Buckingham : Open Unuversity Press. Kemmis, Mc Taggart (Terjemahan oleh Sugiarti), 2000. Prosedur penelitia Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Reneksa Cipta. Kemp (Terjemahan oleh Abu Ahmad dan Joko Triprasetyo) 2005. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia. Meier. 2002. Teori-teori Belajar. Jakarta: Erlangga. Muhibbin, 2003. Psikologi Pendidikan, Suatu Pendekatan Baru. Bandung: Remaja Rosdakarya. Nurkencana, 2000. Evaluasi Hasil Belajar Mengajar. Surabaya: Usaha Nasional. Priyono dan Titik Sayekti, 2008. Ilmu Pengetahuan Alam SD Kelas VI. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional. 68 Jurnal Ekonomi, Pendidikan dan Sains Vol.1 No.1 2017