BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan di SMP Nawa Kartika, Kecamatan Selogiri, Kabupaten Wonogiri, yang berlokasi di Jalan Raya Solo Wonogiri Km 25. SMP Nawa Kartika Selogiri merupakan sekolah yang diasramakan (boarding school) yang pertama di daerah Wonogiri. Penelitian dilaksanakan di SMP Nawa Kartika Selogiri dengan beberapa pertimbangan, diantaranya : a. Terdapat beberapa peserta didik yang memiliki masalah ketidakdisiplinan terhadap tata tertib sekolah, dengan beberapa ciri perilaku membolos, siswa datang terlambat, tidak segera memasuki kelas meskipun bel tanda masuk telah berbunyi, tidak mengerjakan tugas, siswa ngobrol saat upacara bendera dan berpakaian seragam tidak lengkap. b. SMP Nawa Kartika Selogiri merupakan sekolah peringkat II Ujian Nasional Se-Kabupaten Wonogiri tahun 2013/ 2014, untuk itu perlu ditingkatkan kedisiplinananya tehadap tata tertib sekolah. c. Penanganan perilaku tidak disiplin terhadap tata tertib sekolah masih dilakukan secara klasikal. d. Perlu adanya penanganan masalah ketidakdisiplinan secara lebih mendalam menggunakan layanan konseling kelompok dengan teknik self-management. 2. Waktu Penelitian Waktu yang direncanakan untuk mengadakan penelitian yaitu pada tahun ajaran 2015/2016. Penelitian dilaksanakan sesuai jadwal penelitian yang telah disusun agar penelitian dapat berjalan secara sistematis, efisien, dan efektif. Penelitian dilaksanakan selama duabelas bulan dengan pengaturan jadwal penelitian sebagai berikut: 50
51 Tabel 3.1. Rincian Waktu dan Jenis Kegiatan Penelitian Jenis Kegiatan Bulan Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des Jan 1. Mengurus Perizinan 2. Melakukan koordinasi dengan kepala sekolah dan guru 3. Menyusun proposal. 4. Menyusun angket disiplin terhadap tata tertib sekolah 5. Melakukan uji coba dan menganalisis hasil uji coba dan merevisi angket 6. Persiapan Penelitian Konseling Kelompok 7. Pelaksanaan pretest disiplin terhadap tata tertib sekolah 8. Pelaksanaan eksperimen 9. Pelaksanaan postest dan analisis 10. Laporan hasil penelitian 11. Pelaksanaan ujian skripsi dan revisi
52 B. Rancangan Penelitian 1. Jenis Penelitian Penelitian menggunakan bentuk rancangan pre-experimental design dengan bentuk one-group pretest-posttest design, yaitu pada rancangan penelitian ini mula-mula suatu kelompok diberikan pre-test (tes awal), kemudian dilaksanakan perlakuan dalam jangka waktu tertentu kemudian dilakukan pengukuran kembali (post-test) untuk membandingkan keadaan sebelum dan sesudah perlakuan. Subjek dalam penelitian adalah siswa yang memiliki perilaku tidak disiplin terhadap tata tertib sekolah. Subjek diberi perlakuan konseling kelompok dengan teknik self-management selama 3 kali. Setelah selesai diberi perlakuan, subjek diberikan angket kedisiplinan terhadap tata tertib sekolah sebagai post-test. Angket yang digunakan untuk post-test sama dengan angket pre-test. Hal tersebut dilaksanakan untuk mengetahui peningkatan kedisiplinan terhadap tata tertib sekolah pada subjek setelah diberi perlakuan konseling kelompok dengan teknik self-management. Untuk lebih jelasnya dapat digambarkan sebagai berikut : Pre-test Treatment Post-test T1 X T2 Gambar 3.1 Rancangan Penelitian Keterangan : T1 : Tes Awal (Pre-Test) sebelum pemberian perlakuan X : Treatment (perlakuan) adalah pemberian konseling kelompok dengan teknik Self-Management T2 : Tes Akhir (Post-Test) setelah pemberian perlakuan
53 Adapun prosedur dari one group pretest posttest design yang akan dilaksanakan pada penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Pemberian pre-test (T1) untuk mengukur skor kedisiplinan terhadap tata tertib sekolah. 2. Pelaksanaan perlakuan (Treatment) konseling kelompok dengan teknik Self-Management kepada subjek penelitian sebanyak tiga kali pertemuan. Pertemuan pertama mengenai pengelolaan waktu, pertemuan kedua mengenai pengelolaan diri dan pertemuan ketiga mengenai pengelolaan dan penyelesaian masalah. 3. Pemberian post-test (T2) untuk mengukur skor kedisiplinan terhadap tata tertib sekolah setelah dilaksanakan konseling kelompok dengan teknik Self-Management. 4. Membandingkan T1 dan T2 untuk mengetahui perbedaan skor yang berarti peningkatan kedisiplinan terhadap tata tertib sekolah sebelum dan sesudah perlakuan yaitu konseling kelompok dengan teknik Self-Management. C. Variabel Penelitian 1. Variabel terikat Variabel terikat dalam penelitian ini adalah disiplin terhadap tata tertib sekolah. a. Definisi Konseptual Pengertian disiplin terhadap tata tertib sekolah terhadap tata tertib sekolah adalah sebagai berikut : Soegeng P (dalam Tu u, 2004: 31) menyatakan bahwa disiplin terhadap tata tertib sekolah sebagai kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui proses dari serangkaian perilaku yang menunjukkan nilai-nilai ketaatan,kepatuhan,kesetiaan,keteraturan atau ketertiban. Berdasarkan pendapat diatas disiplin terhadap tata tertib sekolah adalah serangkaian perilaku yang menunjukkan nilai-nilai ketaatan,kepatuhan,kesetiaan,keteraturan atau ketertiban yang muncul dari dalam diri untuk mematuhi peraturan atau tata tertib sekolah.
54 b. Definisi Operasional Disiplin terhadap tata tertib sekolah adalah serangkaian perilaku sebagai perwujudan dari ketaatan, kepatuhan dan kesetiaan siswa terhadap peraturan sekolah baik yang berkaitan dengan pemakaian seragam, mengikuti pembelajaran, upacara bendera, ekstrakurikuler maupun kegiatan sekolah yang dijadwalkan. 2. Variabel Bebas Variabel bebas adalah variabel yang memiliki peran terhadap variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian adalah Konseling Kelompok dengn teknik self-management. a. Definisi Konseptual Menurut Winkel dan Hastuti (2007: 593 594) Self- Management dilakukan dalam suasana konseling kelompok agar siswa yang mengalami permasalahan akan lebih mudah membicarakan permasalahan yang dihadapi bersama-sama dengan anggota kelompok yang lain. Self-management merupakan suatu prosedur individu mengatur perilakunya sendiri. Berdasarkan pendapat tersebut konseling kelompok dengan teknik self-management merupakan teknik dalam konseling kelompok yang dapat digunakan untuk pengubah tingkah laku melalui pengarahan, pengaturan perilaku dan pemberian hadiah pada diri sendiri. b. Definisi Operasional Konseling Kelompok dengan teknik Self-Management merupakan suatu teknik dalam konseling kelompok melalui prosedur pengubahan tingkah laku klien yang menunjuk pada kemampuan individu untuk memonitor diri, mengarahkan perilaku sendiri dengan cara memodifikasi aspek-aspek lingkungan atau menciptakan konsekuensi-konsekuensi dan memberikan hadiah pada diri sendiri bila berperilaku sesuai yang diharapkan.
55 D. Subjek Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Nawa Kartika Selogiri tahun ajaran 2015/2016. Subjek diperoleh dari hasil pretest angket disiplin terhadap tata tertib sekolah. Siswa yang memiliki skor disiplin terhadap tata tertib sekolah rendah dijadikan subjek penelitian. Subjek penelitian diambil berdasarkan skor pretest angket disiplin, melalui observasi ysng dilakukan pada jam istirahat selama tiga hari dan rekomendasi dari guru BK berdasarkan angket kredit kedisiplinan siswa. Subjek dijadikan satu kelompok dengan jumlah anggota lima orang. Subjek diberi perlakuan konseling kelompok dengan teknik selfmanagement selama tiga kali. E. Pengumpulan Data Data yang dikumpulkan adalah disiplin terhadap tata tertib sekolah. Pengumpulan data menggunakan teknik angket yang menggunakan skala linkert yang dimodifikasi dengan empat alternatif jawaban yaitu sangat sering, sering, kadang-kadang, tidak pernah. Jumlah pernyataan angket direncanakan sebanyak 36 item yang terdiri dari 18 item favourable dan 18 item unfavourable. F. Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian 1. Uji Validitas Menurut Sugiyono (2006 : 1) Valid menunjukkan derajat ketepatan, yaitu ketepatan antara data yang sesungguhnya terjadi pada objek dengan data yang dapat dikumpulkan oleh peneliti. Pernyataan tersebut dapat dimaknai bahwa validitas merupakan ketepatan suatu alat ukur (instrumen) dalam mengungkap gejala yang akan di ukur secara benar. Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas tinggi. Intrumen yang valid akan menghasilkan data yang valid pula. Uji validitas pada penelitian ini menggunakan uji validitas item yang penghitungannya menggunakan rumus koefisien korelasi Product Moment dan penghitungannya akan dibantu dengan program IBM SPSS Statistic 20. Uji validitas dalam penelitian ini menggunakan tryout terpakai, yaitu hasil
validitas digunakan juga sebagai hasil pretest. Alasan menngunakan tryout terpakai yaitu karena kelas VIII hanya terdiri dari dua kelas dengan jumlah siswa 43. Selain itu tidak memungkinkan untuk dilaksanakan di sekolah lain dikarenakan kondisi sekolah berbeda-beda dan di Wonogiri SMP yang boarding school hanya ada di SMP Nawa Kartika Selogiri. Hasil uji validitas menunjukkan bahwa dari 36 item pernyataan terdapat 4 item tidak valid sehingga jumlah item yang valid adalah 32 item pernyataan. Berikut adalah rancangan angket yang akan diberikan untuk mengetahui tingkat disiplin terhadap tata tertib sekolah : Definisi Operasional Disiplin terhadap Tata Tertib Sekolah Tabel 3.2 Blue Print Disiplin terhadap Tata Tertib Sekolah Aspek Indikator No. Item Fav Unfav 56 Disiplin terhadap tata tertib sekolah adalah serangkaian perilaku yang menunjukkan nilainilai ketertiban dan keteraturan siswa terhadap tata tertib sekolah, ketaatan dan kepatuhan siswa terhadap tata tertib sekolah dan kesetiaan terhadap tata tertib sekolah 1. Ketertiban dan keteraturan siswa terhadap tata tertib sekolah. 2. Ketaatan dan kepatuhan siswa terhadap tata tertib sekolah. 1.1 Datang tepat waktu di sekolah 1.2 Tertib dalam kegiatan belajar mengajar 1.3 Berpenampilan rapi dan bersih di sekolah 2.1 Mengetahui dan melaksanakan peraturan yang berlaku di 1,2 18,19 17,18 3,4 5,6 23 21,22 7,8 sekolah 2.2 Bersedia 10,11 27,28 menerima reward dan punishment 2.3 Memiliki 25,26 15,16 motivasi tinggi
57 3. Kesetiaan terhadap tata tertib sekolah untuk melaksanakan ketertiban sekolah 3.1 Konsisten dalam melaksanakan tata tertib sekolah 3.2 Bertanggung jawab secara pribadi dan sosial dalam melaksanakan tata tertib sekolah 3.3 Berkemauan kuat untuk menaati tata tertib sekolah 29,30 11,12 13,14 31,32 33,34 35,36 Skor tiap butir angket ditentukan sebagai berikut : a) Untuk pernyataan positif Jawaban sangat sering diberi nilai 4 Jawaban sering diberi nilai 3 Jawaban kadang diberi nilai 2 Jawaban tidak pernah diberi nilai 1 b) Untuk pernyataan negatif Jawaban sangat sering diberi nilai 1 Jawaban sering diberi nilai 2 Jawaban kadang diberi nilai 3 Jawaban tidak pernah diberi nilai 4
58 2. Uji reliabilitas Arikunto (2010:221) menjelaskan Reliabilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Oleh karena itu, instrumen yang sudah reliabel akan menghasilkan data yang dapat dipercaya. Uji reliabilitas yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan koefisien Alpha Cronbach dengan bantuan program IBM SPSS Statistic 20. Hasil uji reliabilitas menunjukkan hasil koefisien Cronbach Alpha sebesar 0,742 sehingga dapat disimpulkan bahwa instrument yang berjumlah 32 item pernyataan tersebut memiliki reliabilitas yang baik (tinggi). G. Analisis Data Setelah data disiplin terhadap tata tertib sekolah yang diperlukan terkumpul, langkah selanjutnya adalah menganalisis data tersebut dengan menggunakan teknik statistik, dengan test ranking bertanda atau yang sering disebut (sign test wilcoxon). Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian adalah uji Wilcoxon. Uji Wilcoxon adalah uji untuk mengetahui signifikansi kelompok eksperimen antara mean pretest dengan mean posttest perilaku disiplin terhadap tata tertib sekolah. Alasan digunakannya uji Wilcoxon adalah: 1. Data yang dianalisis merupakan data yang berkorelasi, yaitu data dalam penelitian adalah data pre test dan posttest disiplin terhadap tata tertib sekolah. 2. Data dalam penelitian adalah data interval sebagai hasil dari angket disiplin terhadap tata tertib sekolah. Uji wilcoxon digunakan sebagai teknik analisis data digunakan untuk menguji hipotesis penelitian Penerapan Konseling Kelompok dengan teknik Self- Management dapat Meningkatkan Disiplin terhadap tata tertib sekolah pada siswa Kelas VIII SMP Nawa Kartika Selogiri.
59 H. Prosedur Penelitian Adapun prosedur yang dilakukan dalam penelitian ini adalah : 1. Tahap persiapan yang meliputi: a. Penyusunan proposal b. Penentuan lokasi penelitian c. Mengurus surat perijinan penelitian 2. Tahap pelaksanaan penelitian yang meliputi : a. Uji instrumen b. Pengumpulan data Pengumpulan data ada tiga tahap : 1) Tahap pemberian pre-test (a) Menyebarkan angket kedisiplinan belajar kepada sejumlah populasi (siswa kelas VIII SMP Nawa Kartika Selogiri). (b) Menganalisis hasil angket sehingga dapat diketahui siswa yang tidak disiplin terhadap tata tertib sekolah. (c) Siswa yang tidak disiplin terhadap tata tertib sekolah dijadikan sebagai subyek penelitian dalam satu kelompok konseling. 2) Tahap pemberian perlakuan Tahap-tahap pemberian treatment Konseling Kelompok dengan teknik Self-Management untuk meningkatkan Disiplin terhadap Tata Tertib Sekolah adalah sebagai berikut : (a) Pertemuan I (Pengelolaan waktu) (b) Pertemuan II (Pengelolaan diri) (c) Pertemuan III (Pengelolaan dan Penyelesaian Masalah) Pelaksanaan konseling kelompok dengan teknik self-management dapat diuraikan sebagai berikut : (a) Pertemuan Pertama Pelaksanaan treatment konseling kelompok dengan teknik self-management pada pertemuan pertama membahas mengenai pengelolaan waktu (time-management). Treatment dimulai dengan perkenalan dan ice breaking untuk pengakraban antar anggota
60 kelompok. Selanjutnya peneliti sebagai pemimpin kelompok menjelaskan tujuan konseling kelompok dengan teknik selfmanagement. Siswa diberikan kertas mengenai penggunaan waktu dan diajak berdiskusi mengenai penggunaan waktu selama satu hari. Lalu siswa diajak melakukan evaluasi penggunaan waktu yang berkaitan dengan masalah disiplin terhadap tata tertib sekolah, utamanya ketidakterlambatan masuk sekolah dan penggunaan waktu untuk belajar dan mengerjakan tugas. Melalui kegiatan diskusi, anggota kelompok membangun dinamika kelompok untuk menumbuhkan kesadaran terhadap pentingnya pengelolaan waktu. Selanjutnya subjek diberikan PR untuk menuliskan kegiatan yang berkaitan dengan pengelolaan waktu selama satu minggu. PR tersebut didiskusikan pada pertemuan berikutnya. Tujuan treatment pertemuan pertama adalah membangun kesadaran diri siswa mengenai pengelolaan waktu dan melakukan self-management dalam mengelola waktu. (b) Pertemuan Kedua Pelaksanaan treatment konseling kelompok dengan teknik self-management pada pertemuan kedua diawali dengan diskusi pengelolaan waktu yang menjadi PR pada pertemuan pertama. Selanjutnya membahas mengenai pengelolaan diri (selfmanagement). Siswa diberikan kertas mengenai cita-cita dan pengelolan diri. Siswa diajak melakukan evaluasi pengelolaan diri yang berkaitan dengan masalah cita-cita dan masa depan. Melalui diskusi kelompok, anggota kelompok membangun dinamika kelompok untuk menumbuhkan kesadaran terhadap pengelolaan diri. Pada pertemuan kedua siswa melakukan permainan balon kecemasan yaitu suatu permainan psikologis yang berfungsi untuk meredakan perasaan cemas, gelisah, marah, kecewa dan perasaan negatif lainnya yang dapat menghambat pencapaian tujuan.
61 Pertama-tama siswa menuliskan cita-cita mereka pada selembar kertas kecil yang dimasukkan kedalam balon lalu balon ditiup. Setelah itu, siswa menuliskan perasaan, kejadian, maupun masalah yang membuat mereka cemas dan menghambat kegiatan belajar serta menyebabkan ketidakdisiplinan di sekolah maupun pencapaian cita-cita. Setelah itu secara bersama-sama dengan anggota kelompok lain, balon dipecahkan dan siswa harus mengambil kertas kecil berisi cita-cita dan disiplin yang akan dilakukan di sekolah yang dimasukkan kedalam balon. Inti dari kegiatan permainan tersebut adalah memberikan gambaran kepada siswa bahwa dalam proses pencapaian cita-cita akan selalu ada masalah, hambatan, maupun perasaan dalam diri sendiri yang menghambat proses mewujudkan cita-cita tersebut, sehingga untuk mewujudkan cita-cita yang diinginkan, siswa harus memiliki selfmanagement agar selalu memiliki motivasi dan semangat pantang menyerah dalam mewujudkan cita-cita Siswa juga harus memiliki perilaku kedisiplinan untuk mendukung proses pencapaian cita-cita tersebut. Akhir pertemuan kedua subjek diberi PR mengenai kedisiplinan yang akan dilakukan setiap hari. (c) Pertemuan Ketiga Pelaksanaan treatment konseling kelompok dengan teknik self-management pada pertemuan ketiga diawali dengan diskusi membahas PR sebelumnya yaitu kedisiplinan yang akan dilakukan setiap hari oleh subjek. Selanjutnya membahas mengenai pemecahan masalah (problem-solving) terkait masalah disiplin terhadap tata tertib sekolah. Treatment dimulai dengan diskusi mengenai masalah tata tertib sekolah. Lalu siswa diberikan kertas mengenai pelanggaran terhadap tata tertib sekolah. Selanjutnya siswa diajak melakukan evaluasi terkait masalah disiplin terhadap tata tertib sekolah.
62 Membangun dinamika kelompok untuk menumbuhkan kesadaran terhadap pentingnya disiplin terhadap tata tertib sekolah. Treatment diakhiri dengan membuat perjanjian disiplin terhadap tata tertib sekolah. Kegiatan treatment yang ketiga bertujuan untuk membangun kesadaran siswa untuk memiliki sikap disiplin terhadap tata tertib sekolah kaitannya dengan proses pencapaian cita-cita. Treatment yang ketiga dilanjutkan dengan pembuatan pohon cita-cita yang memiliki tujuan membentuk persepsi positif siswa bahwa untuk dapat mewujudkan cita-cita maka siswa harus memiliki sikap pantang menyerah, optimis, rajin belajar dan berdoa. Selain itu pada pertemuan ketiga siswa diajak untuk mulai membiasakan diri menjadi pribadi yang disiplin untuk mewujudkan cita-cita yang diimpikan melalui pemutaran film pendek inspiratif berjudul Sang Pembuat Jejak. 3) Tahap pemberian post-test Memberikan angket disiplin terhadap tata tertib sekolah kepada subjek untuk mengetahui perubahan setelah diberikan konseling kelompok dengan teknik pengelolaan diri (self-management). 4) Analisis data 3. Penyusunan laporan