BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN Perancangan interior UB Sport Center bertujuan untuk meningkatkan minat masyarakat. Perancangan interior bertema Fragment of Spirit dengan gaya kontemporer dikemas dengan memperhatikan konsumsi masyarakat saat ini terhadap ruang komersil dan gaya hidup sehat. Perancangan sebuah sport center memerlukan observasi dan pengumpulan data dan informasi mengenai keterkaitan masing-masing obyek dengan perancangan. Mengutamakan nilai-nilai fungsional tanpa menurunkan kualitas estetis tiap-tiap ruangan dengan interpretasi mengacu dari pemahaman masalah itu sendiri dapat menciptakan perspektif baru yang akan memberikan pengguna ruangan pengalaman dengan harapan pengguna dapat menggunakan berbagai macam fasilitas sarana untuk seterusnya. Pendekatan desain secara analogis akan memperkuat desain interior sesuai dengan tema yang dipilih. Tema Fragment of Spirit adalah penggambaran dari semangat, jiwa muda dan hasrat akan perubahan yang lebih baik dengan yang dilambangkan dengan bunga teratai. Gabungan dari berbagai macam jenis olahraga dan perbedaan tujuan tiap individu ini dilambangkan seperti kotak-kotak pada candi. Tema ini dipilih dengan pertimbangan keinginan klien, lokasi proyek dan pencitraan yang akan dihadirkan dalam perancangan. Penggunaan material dan warna yang diangkat dari teratai dan candi ini mampu memberikan suasana baru yang segar dan lebih dinamis tanpa harus 59
60 menghilangkan kesan dan citra Universitas Brawijaya. Warna yang diambil dari bunga teratai dan logo universitas di padukan pada desain grafis dan ilustrasi yang memberikan kesan energik. Pemilihan warna material pada furniture dan elemen pembentuk ruang memberikan kesan Universitas Brawijaya yang bermakna kebijaksanaan, kejayaan dan universal. Perancangan interior tidak boleh terfokus dalam meningkatkan nilai estetis. Area pada bangunan lantai satu mempertimbangkan sirkulasi dan prioritas masingmasing area. Pada area lobi, meja resepsionis dan meja keamanan menjadi satu bagian, penggabungan ini mempertimbangkan sirkulasi, zona pandang masyarakat dari luar bangunan dan jumlah cahaya yang masuk. Posisi lobi yang menghadap kea rah jalan, membuat jumlah cahaya matahari yang masuk lebih banyak sehingga meminimalisir penggunaan lampu pada siang hari. Pemilihan material kaca untuk dinding area pintu masuk, memungkinkan masyarakat luar dapat melihat bagian gedung lebih jelas dan dapat meingkatkan minat untuk datang. Sedangkan pada ruang-ruang lain, sirkulasi menjadi prioritas utama dalam mendesain dan me-layout furnitur per area disesuaikan dengan jenis bidang olahraga dan kegiatan apa saja yang dilakukan di dalam ruang.
61 B. SARAN 1. Perancangan interior UB Sport Center Malang diharapkan dapat meningkatkan kesehatan, menghilangkan stres, meningkatkan produktivitas dan prestasi para pengguna dan pengunjung, serta membantu melancarkan kegiatan wirausaha UB Sport Center Malang. 2. Hasil perancangan interior ini dapat bermanfaat dan mampu memecahakan permasalahan yang ada pada UB Sport Center yang akan di desain ulang. 3. Dari perancangan ini, diharapkan mahasiswa desain interior mampu mengembangkan pemahaman akan metode perancangan yang dipakai dengan lebih baik lagi dan dapat menganalisis dan memahami tiap permasalahan yang ada pada suatu desain. 4. Perlu mengetahui pengetahuan dasar mengenai konstruksi bangunan, sistem HVAC (sistem pemanasan, ventilasi dan pendingin udara) dan sistem akustik lebih baik untuk menghindari kesalahpahaman dengan pihak-pihak yang terkait dengan proses dan pelaksanaan perancangan.
DAFTAR PUSTAKA Baker, William J. (1988). Sports in the Western World. University of Illinois Press. Baskara, Ida B. (2011). Desain Interior Bali Fitness Centre di Jl. Teuku Umar, Denpasar-Bali, Institut Seni Indonesia Denpasar, Bali. De Chiara, Joseph, Julius Panero & Martin Zelnik. (1991), Time-Saver Standards for Interior Design and Space Planning, McGraw Hills.Inc, New York. Karlen, Mark. (2004), Space Planning Basic, 2nd Edition atau Dasar-dasar Perencanaan Ruang, Edisi Kedua, terjemahan Dian Nostikasari, Penerbit Erlangga, Jakarta. Karlen, Mark & James Benya. (2004), Lighting Design Basics atau Dasar-dasar Desain Pencahayaan, terjemahan Ir. Diana Rumagit, Penerbit Erlangga, Jakarta. Neufert, Ernst. (2002), Data Arsitek Edisi 33 Jilid II, terjemahan Dr. Ing Sunarto Thjahjadi & Dr. Ferryanto Chaidir, Penerbit Erlangga, Jakarta. Panero, Julius & Martin Zelnik. (1979), Human Dimension & Interior Space: A Source Book of Design Reference Standard, Whitney Library of Design, an Imprint of Watson-Guptill Publication, the United States. Pradana, Adita Rian. (2012), Pusat Pelatihan dan Gelanggang Olahraga Tenis Berstandar Internasional di Yogyakarta, Universitas Atma Jaya, Yogyakarta. Santosa, Adi. (2005), Pendekatan Konseptual dalam Proses Perancangan Interior, Dimensi Interior: Jurnal Dessain Interior, Vol III/02, Universitas Petra, Surabaya. Teneues. (2007), Café & Restaurant Design, Teneues Publishing Group, Italy. 58
59 Website : http://www.syncronia.com/ 04 Januari 2016, pukul 03:02 wib. http://3dwarehouse.sketchup.com/ 16 April 2016, pukul 18.44 wib. http://dezeen.com/ 8 April 2016, pukul 11.30 wib.