BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini jumlah kelompok lanjut usia (usia 60 tahun menurut Undang- Undang RI No. 13, Tahun 1998) di Indonesia adalah sebesar 7,28% dari jumlah penduduk. Diperkirakan pada Tahun 2020 nanti akan meningkat menjadi sebesar 11,34%. Indonesia memiliki jumlah warga lanjut usia keempat terbanyak di dunia, setelah Cina, India, dan Amerika Serikat (Kosasih dkk., 2004). Menurut Dinas Kependudukan Amerika Serikat (1999), jumlah populasi lansia berusia 60 tahun atau lebih diperkirakan hampir mencapai 600 juta orang dan diproyeksikan menjadi 2 miliar pada tahun 2050, pada saat itu lansia akan melebihi jumlah populasi anak (0-14 tahun). Proyeksi penduduk oleh Biro Pusat Statistik menggambarkan bahwa antara tahun 2005-2010 jumlah lansia akan sama dengan jumlah balita, yaitu sekitar 19 juta jiwa atau 8,5% dari seluruh jumlah penduduk (Maryam dkk., 2008). Proses menua (aging) adalah proses alami yang dihadapi manusia. Dalam proses ini, tahap yang paling krusial adalah tahap lansia (lanjut usia). Dalam tahap ini, pada diri manusia secara alami terjadi penurunan atau perubahan kondisi fisik, psikologis maupun sosial yang saling berinteraksi satu sama lain. Keadaan itu cenderung berpotensi menimbulkan masalah kesehatan secara umum (fisik) maupun kesehatan
jiwa secara khusus pada individu lanjut usia. Usia lanjut ditandai dengan perubahan fisik dan psikologis tertentu (Affandi, 2008). Issu dan kecenderungan masalah kesehatan gerontik pada lansia sering dijumpai terjadi perubahan perilaku diantaranya: daya ingat menurun, pelupa, sering menarik diri, ada kecenderungan merawat diri, timbulnya kecemasan karena dirinya sudah tidak menarik lagi, lansia sering menyebabkan sensitivitas emosional seseorang yang akhirnya menjadi sumber banyak masalah (Mubarak, dkk, 2006) Masalah kesehatan mental pada lansia dapat berasal dari 4 aspek yaitu fisik, psikologik, sosial dan ekonomi. Masalah tersebut dapat berupa emosi labil, mudah tersinggung, gampang merasa dilecehkan, kecewa, tidak bahagia, perasaan kehilangan, dan tidak berguna. Lansia dengan problem tersebut menjadi rentan mengalami gangguan psikiatrik seperti depresi, kecemasan, kegilaan atau kecanduan obat. Pada umumnya masalah kesehatan mental lansia adalah masalah penyesuaian. Penyesuaian tersebut karena adanya perubahan dari keadaan sebelumnya (fisik masih kuat, bekerja dan berpenghasilan) menjadi kemunduran (Akhmadi, 2009). Ada beberapa faktor yang sangat berpengaruh terhadap psikologi lansia. Faktor-faktor tersebut hendaklah disikapi secara bijak sehingga para lansia dapat menikmati hari tua mereka dengan bahagia. Adapun beberapa faktor yang dihadapi para lansia yang sangat mempengaruhi kesehatan psikologis mereka yaitu: penurunan fisik, penurunan fungsi dan potensi seksual, perubahan aspek psikososial, perubahan yang berkaitan
dengan pekerjaan, perubahan dalam peran sosial dimasyarakat. Dalam menghadapi berbagai permasalahan ini pada umumnya lansia yang memiliki keluarga bagi orang-orang kita (budaya ketimuran) masih sangat beruntung karena anggota keluarga seperti anak, cucu, dan sanak saudara bahkan kerabat umumnya ikut membantu merawat dengan penuh kesabaran dan pengorbanan. Namun bagi mereka yang tidak punya keluarga atau sanak saudara karena hidup membujang, atau punya pasangan hidup namun tidak punya anak dan pasangannya sudah meninggal, apalagi hidup dalam perantauan sendiri, seringkali menjadi terlantar (Arya, 2009). Bagi para orang lanjut usia yang tinggal jauh dari anak, cucu, ataupun tinggal di rumah perawatan, ternyata kehadiran orang lain sangat berarti (Hadi, 2004). Lansia mungkin dapat mengalami pengasingan dari anggota keluarga karena banyak alasan, seperti penyalahgunaan obat atau alkohol dan ketidak setujuan terhadap agama, orientasi seksual, pilihan terhadap pasangan pernikahan, masalah keturunan, atau masalah bisnis. Pengasingan dari anak dan cucu dapat sangat menyakitkan. Seiring dengan waktu, lansia dapat merindukan untuk membina ikatan keluarga yang pecah tahun-tahun sebelumnya. Merujuk pasien tersebut ke terapi keluarga dapat sangat efektif (Stockslager dan Liz, 2007). Dalam situasi ini lansia sangat membutuhkan dukungan dari orangorang yang berada didekatnya, yaitu keluarga (anak, dan cucu). Keluarga adalah unit terkecil dari suatu masyarakat yang terdiri dari kepala keluarga
dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal disuatu tempat dibawah satu atap dalam keadaan saling ketergantungan (Depkes, 1998). Beberapa alasan lansia perlu dirawat dilingkungan keluarga diantaranya: keluarga merupakan unit pelayanan dasar, tempat tinggal keluarga merupakan lingkungan atau tempat alamiah dan damai bagi lansia apabila keluarga harmonis, kesejahteraan keluarga dan kemampuan keluarga untuk menentukan diri sendiri merupakan prinsip-prinsip untuk mengarah kepada pengambilan keputusan, pengambilan keputusan yang terkait dengan kesehatan keluarga merupakan proses aktif, merupakan kesepakatan keluarga dan pemberi pelayanan kesehatan (Mubarak, dkk, 2006). Berdasarkan data dari Kelurahan Kedai Durian Kecamatan Medan Johor tahun 2010 bahwa terdapat sekitar 313 orang lansia. Dari jumlah data yang diperoleh maka peneliti ingin melakukan penelitian tentang peran keluarga dalam pemenuhan psikologis lansia di daerah tersebut dan. dikarenakan menurut peneliti Kelurahan itu mudah dijangkau dan memiliki jumlah lansia yang cukup. 1.2 Pertanyaan Penelitian Bagaimana peran keluarga dalam pemenuhan kebutuhan psikologis lansia di Kelurahan Kedai Durian Kecamatan Medan Johor? 1.3 Tujuan Penelitian Mengidentifikasi peran keluarga dalam pemenuhan kebutuhan psikologis lansia di Kelurahan Kedai Durian Kecamatan Medan Johor.
1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Pendidikan Keperawatan Diharapkan dapat menjadi sumber informasi yang berharga dalam meningkatkan ilmu pengetahuan dan pendidikan, baik bagian keperawatan keluarga maupun di bagian keperawatan komunitas. 1.4.2 Praktek Keperawatan Diharapkan dapat digunakan untuk meningkatkan pelayanan kesehatan sehingga menjadi tambahan informasi dalam fungsi keluarga dalam rentang sehat sakit. 1.4.3 Penelitian Keperawatan Dapat memberikan tambahan pengetahuan yang berharga bagi peneliti, dan dapat digunakan menjadi data ilmiah untuk penelitian selanjutnya. 1.4.4 Keluarga Lansia Diharapkan dapat memberikan tambahan pengetahuan kepada keluarga tentang guna interaksi keluarga dalam pemenuhan psikologis lansia.