BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1 Simpulan 1. Berdasarkan analisis lingkungan eksternal dengan menggunakan Analisis PEST dan Analisis 5 Kekuatan Porter, diperoleh hasil mengenai a. Gambaran kondisi Lingkungan Eksternal saat ini dan yang akan datang, sebagai berikut: i. Faktor Politik: isue outsourcing dan era Masyarakat Ekonomi Asean yang menciptakan keterbukaan bisnis di Asean menjadi kondisi yang perlu dipertimbangkan karena akan mempengaruhi industri Manajemen Proses Bisnis (Narasumber 2, 2016) Faktor ekonomi: peningkatan penggunaan internet di Indonesia yang semakin tinggi, tuntutan penyediaan layanan yang sesuai kebutuhan pelanggan dan efisiensi operasional akan mempengaruhi arah bisnis dan model pengelolaan operasional dalam industri Manajemen Proses Bisnis (Narasumber 2 dan 3, 2016) Faktor Sosial: adanya perubahan gaya hidup karena pengembangan layanan digital menuntut pelaku bisnis dalam industri Manajemen Proses Bisnis untuk menyesuaikan dengan produk atau layanan yang disediakannya (Narasumber 2, 2016) iv. Faktor Teknologi: pergeseran teknologi menuju pemanfaatan teknologi Internet Protocol mengharuskan perubahan teknologi 123
dalam penyelenggaraan produk atau layanan di industri Manajemen Proses Bisnis (Narasumber 4, 2016) b. Kondisi persaingan dalam industri Manajemen Proses Bisnis di Indonesia adalah Kuat. Kondisi ini disebabkan karena: i. Persaingan dalam industri, artinya perusahaan Manajemen Proses Bisnis harus memiliki kekuatan dan keunggulan dalam dalam hal produk dan layanan yang didukung dengan penyediaan teknologi dan infrastruktur yang handal. Selain hal tersebut unggul dalam kualitas layanan yang mendukung kepuasan dan loyalitas pelanggan akan menjadi faktor yang dipertimbangkan dalam memenangkan persaingan dalam industri tersebut (Narasumber 2 dan 3, 2016). Ancaman pendatang baru, artinya perusahaan Manajemen Proses Bisnis harus memiliki kapabilitas yang lebih unggul dari pesaing yang merupakan pendatang baru. Hal ini mengharuskan perusahaan memiliki tingkat inovasi yang unggul dan terdepan (Narasumber 1 dan 3, 2016) Kekuatan penawaran pembeli, artinya perusahaan Manajemen Proses Bisnis harus memiliki keunggulan dalam penyediaan produk dan layanan dengan harga yang kompetitif sehingga memiliki kekuatan dalam bersaing (Narasumber 3, 2016). 124
2. Menyikapi adanya beberapa kondisi lingkungan eksternal yang berdampak terhadap industri Manajemen Proses Bisnis, maka dapat disimpulkan Faktor Sukses Kunci Industri Manajemen Proses Bisnis di Indonesia, yaitu: a. Orientasi pada aspek Biaya i. Adanya Sentralisasi fungsi operasional yang bertujuan untuk melakukan efisiensi biaya operasional (Cx.1) Penyediaan solusi secara total bagi pelanggan (Cx.2) Implementasi Jaringan Awan/ cloud yang bertujuan meningkatkan kapabilitas jaringan dan menekan biaya operasional (Cx.3) iv. Teknologi infrastruktur yang handal (Cx.4) v. Implementasi sistem kerja alih daya yang sesuai regulasi. Pada prinsipnya efisien terjadi karena pola alih daya yang masih dilakukan namun dengan persyaratan mematuhi aturan ketenagakerjaan yang berlaku (Cx.5) vi. Efisien operasional mendukung harga yang kompetitif, antara lain seperti sentralisasi fungsi kontrol, pengetatan monitoring pencapaian KPI (Cx.6) b. Orientasi pada Aspek Keunikan/ Diferensiasi i. Peningkatan kapabilitas sumber daya manusia, artinya perusahaan harus memiliki sumber daya yang capable sehingga dapat menjalankan fungsi organisasi dengan baik menuju pencapaian tujuan perusahaan. (Ux.1) 125
Adanya kualitas layanan yang mendukung kepuasan pelanggan. (Ux.2) Melakukan Pengembangan layanan CRM Digital : sosial media, web dan mobil apps untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggan. (Ux.3) iv. Adanya Inovasi Produk yang unggul dan terdepan, artinya perusahaan mampu menghasilkan produk terdepan yang diatas harapan pelanggan. (Ux.4) 3. Berdasarkan analisis lingkungan internal perusahaan dengan menggunakan Analisis Rantai Nilai dan Analisis Keunggulan Bersaing Blok Bangunan, diperoleh gambaran mengenai kondisi lingkungan internal perusahaan yaitu: a. Aktifitas dalam Rantai Nilai Perusahaan dapat ditagorikan menjadi 4 katagori keunggulan bersaing antara lain: i. Keunggulan Efisien : dibentuk karena adanya efisiensi dalam pengelolaan SDM dan efisiensi operasional serta adanya sinergi dengan Telkom Grup dalam hal pengembangan produk, pemanfaatan jaringan, saluran distribusi, pemasaran dan penjualan (Data Produktifitas SDM & Narasumber 3) Keunggulan Kualitas : hal ini karena Infomedia fokus dalam pengembangan produk yang memberikan solusi kustomisasi produk, vertikalisasi produk, total solusi dan produk biaya rendah. Disamping itu keberadaan Infomedia Operation center mendukung adanya 126
operasional yang berkualitas dan menjadikan kepuasan pelanggan dan brand awareness yang tinggi (Laporan Tahunan, Narasumber 3 dan Hasil Survey Kepuasan Pelanggan Indo Survey, 2016) Keunggulan inovasi : dibentuk karena infomedia mengembangkan Teknologi CRM, Teknologi Contact Center Global, Integrasi Jaringan Telkom dan implementasi Jaringan Awan / Cloud (Laporan Tahunan, 2016 dan Narasumber 2) iv. Keunggulan customer responsiveness : karena adanya pencapaian KPI layanan sesuai kesepakatan atau bahkan melebihi ekspektasi pelanggan sehingga terciptanya kepuasan pelanggan (Laopran Performansi Operasional, 2016 dan Hasil Survey Kepuasan Pelanggan, Indo Survey 2016) 4. Infomedia memiliki keunggulan bersaing yang menjadi faktor sukses kunci industri Manajemen Proses Bisnis di Indonesia, kecuali faktor Inovasi produk yang unggul dan terdepan. Hal ini karena belum adanya produk baru unggulan yang dapat menguasasi pasar domestik maupun pasar regional (Narasumber 3, 2016) 5. Berdasarkan analisis Strategi Perusahaan dengan menggunakan Analisis Strategi Bersaing Generik Porter dapat disimpulkan bahwa Infomedia lebih tepat menjalankan Strategi Biaya Rendah, hal ini disebabkan karena: a. Infomedia memiliki banyak keunggulan bersaing dalam sisi biaya yang menjadi faktor sukses kunci industri Manajemen Proses Bisnis di Indonesia 127
b. Infomedia hanya memiliki keungggulan bersaing dalam sisi keunikan yaitu memiliki sistem pengembangan kapabilitas SDM yang handal, penyelenggaraan layanan yang berkualitas dan berstandar sertifikasi internasional, serta telah mengimplementasikan teknologi CRM (Customer Relationship Management). c. Infomedia tidak memiliki keunggulan bersaing Inovasi Produk yang menjadi faktor sukses kunci dalam industri Manajemen Proses Bisnis di Indonesia d. Namun Infomedia memiliki keunggulan bersaing dalam penyelenggaraan ekspansi internasional, dimana manfaatnya adalah diperoleh kapabilitas baru yang dapat dioptimalkan untuk memperkuat keunggulan bersaing perusahaan dari sisi pengelolaan operasional biaya rendah 5.2 Rekomendasi 1. Infomedia untuk saat ini harus fokus pada strategi biaya rendah dan terus meningkatkan keunggulan bersaing yang sudah dimiliki saat ini agar mampu memenangkan persaingan dalam industri manajemen proses bisnis di Indonesia. Sasaran utama adalah meningkatkan pangsa pasar di dalam negeri dengan menambah pelanggan dari pasar inhouse. Strategi diferensiasi belum dijalankan saat ini karena secara kapabilitas internal belum siap untuk menciptakan keunikan itu (Narasumber 1, 2 dan 3). 128
2. Infomedia perlu melakukan pengembangan kapabilitas perusahaan dalam hal inovasi produk agar menjadi keunggulan bersaing perusahaan, antara lain dengan penyediaan fungsi organisasi khusus yang mengelola inovasi, penyiapan sumber daya manusia yang berwawasan masa depan, peembentukan budaya berinovasi di semua level organisasi dan pengembangan produk yang tentunya menghasilkan biaya rendah (Narasumber 1, 2 dan 3). 3. Infomedia harus mengoptimalkan keunggulan dalam hal ekspansi internasional untuk mendukung penguatan keunggulan bersaing dari sisi pengelolaan operasional biaya rendah (Narasumber 1 dan 2). 4. Pada akhirnya diharapkan Infomedia mampu menciptakan produk inovasi terdepan yang memiliki diferensiasi dengan biaya rendah. Jadi keunikan itu sendiri yang akan didorong menciptakan biaya rendah untuk dapat memenangkan persaingan dalam industri Manajemen Proses Bisnis di Indonesia (Narasumber 1, 2 dan 3). 5. Karena adanya keterbatasan penelitian yang dilakukan penulis, yang hanya melakukan wawancara dan survey di kalangan internal perusahaan, maka penelitian selanjutnya diharapkan dapat lebih menggali pendapat dari para ahli dalam industri Manajemen Proses Bisnis di Indonesia maupun di kawasan Asia Pasific dan menggunakan data-data benchmark dari best practise provider dalam industri Manajemen Proses Bisnis di Asia Pasific atau di tingkat global, sehingga analisis menjadi lebih tajam dan komprehensif. 129