ANALISIS INDEKS POTENSI LAHAN (IPL) TERHADAP PRODUKTIVITAS LAHAN PERTANIAN DI KABUPATEN SRAGEN

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS POTENSI LAHAN PERTANIAN SAWAH BERDASARKAN INDEKS POTENSI LAHAN (IPL) DI KABUPATEN WONOSOBO PUBLIKASI KARYA ILMIAH

KAJIAN INDEKS POTENSI LAHAN TERHADAP PEMANFAATAN RENCANA TATA RUANG WILAYAH MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DI KABUPATEN SRAGEN

EVALUASI RENCANA TATA RUANG WILAYAH BERDASARKAN INDEKS POTENSI LAHAN MELALUI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DI KABUPATEN SRAGEN

Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan Mencapai derajat Sarjana S-1 Fakultas Geografi

ANALISIS POTENSI KEKERINGAN GEOMORFOLOGI MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DI KABUPATEN PURWOREJO

ANALISIS TINGKAT RAWAN KEKERINGAN LAHAN SAWAH DENGAN PEMANFAATAN PENGINDERAAN JAUH DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DI KABUPATEN SRAGEN TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Pengantar

ANALISIS SPASIAL AGIHAN LAHAN KRITIS DI KABUPATEN SRAGEN PROVINSI JAWA TENGAH NASKAH PUBLIKASI ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dan daerah yang memiliki sumber daya alam yang terbatas. Kemiskinan

BAB IV METODE PENELITIAN

RINGKASAN RANCANGAN APBD MENURUT ORGANISASI DAN URUSAN PEMERINTAHAN

Pemetaan Potensi Lahan di Kabupaten Tapin Kalimantan Selatan Menggunakan Sistem Informasi Geografis (SIG)

ANALISIS POTENSI LAHAN PERTANIAN (PRODUKSI PANGAN) BERDASARKAN NILAI INDEKS POTENSI LAHAN KABUPATEN BANTUL ALAAN JUDUL PUBLIKASI KARYA ILMIAH

PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

ANALISIS POTENSI LAHAN PADI SAWAH DI KABUPATEN MAJALENGKA PROVINSI JAWA BARAT

TOMI YOGO WASISSO E

ANALISIS KESELARASAN PEMANFAATAN RUANG KECAMATAN SEWON BANTUL TAHUN 2006, 2010, 2014 TERHADAP RENCANA DETAIL TATA RUANG KAWASAN (RDTRK )

EVALUASI RENCANA TATA RUANG WILAYAH BERDASARKAN INDEKS POTENSI LAHAN MELALUI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DI KABUPATEN SRAGEN

Seminar Nasional Penginderaan Jauh ke-4 Tahun Kata kunci: evaluasi kemampuan lahan, Citra Landsat 8 OLI, penggunaan lahan, perencanaan

ANALISIS DAN PEMETAAN DAERAH KRITIS RAWAN BENCANA WILAYAH UPTD SDA TUREN KABUPATEN MALANG

BAB II METODE PENELITIAN

ANALISIS TINGKAT RAWAN KEKERINGAN LAHAN SAWAH DENGAN PEMANFAATAN PENGINDERAAN JAUH DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DI KABUPATEN SRAGEN TAHUN 2014

ANALISIS PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN KECAMATAN SEWON KABUPATEN BANTUL TAHUN 2006 DAN 2014 BERDASARKAN CITRA QUICKBIRD

Jurnal Geodesi Undip Oktober 2014

ANALISIS DAN PEMETAAN DAERAH KRITIS RAWAN BENCANA WILAYAH UPTD SDA TUREN KABUPATEN MALANG

ANALISIS KESESUAIAN ARAHAN FUNGSI KAWASAN TERHADAP PENGGUNAAN LAHAN DENGAN PEMANFAATAN SIG DI KABUPATEN PATI TAHUN 2016

EVALUASI ARAHAN PEMANFAATAN LAHAN TAMBAK DI KABUPATEN SAMPANG MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Geo Image (Spatial-Ecological-Regional)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENGENALAN WILAYAH POTENSI DAN PERMASALAHAN KEC. SAMBIREJO DAN KEC. GESI

ANALISIS TINGKAT KERAWANAN KEBAKARAN PERMUKIMAN DENGAN PEMANFAATAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DI KECAMATAN PAKUALAMAN, KOTA YOGYAKARTA

III. METODOLOGI PENELITIAN

EVALUASI KESESUAIAN LAHAN UNTUK KAWASAN INDUSTRI DI WILAYAH PENGEMBANGAN INDUSTRI KABUPATEN KARAWANG

IDENTIFIKASI KONSENTRASI SPASIAL INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH KABUPATEN SRAGEN

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian survei. Survei adalah

ANALISIS POTENSI LAHAN PERTANIAN (PRODUKSI PANGAN) BERDASARKAN NILAI INDEKS POTENSI LAHAN KABUPATEN BANTUL HALAMAN JUDUL SKRIPSI

KESESUAIAN LAHAN PENGEMBANGAN PERKOTAAN KAJANG KABUPATEN BULUKUMBA

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ANALISIS KESESUAIAN MEDAN UNTUK BANGUNAN MENGGUNAKAN PENGINDERAAN JAUH DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DI KECAMATAN PAJANGAN KABUPATEN BANTUL

ANALISIS KESESUAIAN LAHAN PERMUKIMAN TERHADAP KERAWANAN BENCANA DI KECAMATAN CILONGOK KABUPATEN BANYUMAS

KAJIAN JENIS TANAH TERHADAP TINGKAT BAHAYA EROSI DI KECAMATAN PATIKRAJA DENGAN APLIKASI SISTEM INFORMASI GEOGRAFI (SIG)

BUPATI SRAGEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SRAGEN NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG

ANALISIS KESESUAIAN MEDAN UNTUK BANGUNAN MENGGUNAKAN PENGINDERAAN JAUH DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DI KECAMATAN PAJANGAN KABUPATEN BANTUL

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ANALISIS POTENSI LAHAN PERTANIAN SAWAH BERDASARKAN INDEKS POTENSI LAHAN (IPL) DI KABUPATEN WONOSOBO

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN

Prosiding Seminar Nasional Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Berbasis Masyarakat untuk Hutan Aceh Berkelanjutan Banda Aceh, 19 Maret 2013

ANALISIS POTENSI TANAH LONGSOR DI KECAMATAN DLINGO, KABUPATEN BANTUL MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (SIG) TAHUN 2016

BAB III METODE PENELITIAN

1 BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Analisis Kesesuaian Lahan Untuk Padi Sawah Kecamatan Demak Kabupaten Demak. Usulan Penelitian Untuk Skripsi S-1 Program Studi Geografi

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1. Jumlah Penduduk Kabupaten Bantul

ANALISIS DAERAH POTENSI LONGSORLAHAN DENGAN APLIKASI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DI KECAMATAN SLOGOHIMO KABUPATEN WONOGIRI

Pemanfaatan Citra landsat 8 dan SIG untuk Pemetaan Kawasan Resapan Air (Lereng Barat Gunung Lawu)

PEMETAAN TINGKAT KERAWANAN TANAH LONGSOR JALUR SOLO- SELO-BOROBUDUR DI KECAMATAN CEPOGO DAN KECAMATAN SELO KABUPATEN BOYOLALI

Geo Image 1 (10) (2012) Geo Image.

APLIKASI PENGINDERAAN JAUH DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFI UNTUK KESESUAIAN LAHAN PERMUKIMAN KOTA BEKASI. Dyah Wuri Khairina

EVALUASI PENEMPATAN LOKASI POS PEMADAM KEBAKARAN DI KOTA SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PEMANFAATAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (SIG) UNTUK PENATAGUNAAN LAHAN DI DAS ULAR SUMATERA UTARA

TATA CARA PENELITIAN. B. Metode Penelitian dan Analisis Data. kuisioner, pengambilan gambar dan pengumpulan data sekunder. Menurut

NASKAH PUBLIKASI Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan Mencapai derajat Sarjana S-1 Fakultas Geografi

EVALUASI PERUBAHAN TUTUPAN LAHAN DAERAH RAWAN BANJIR DI KOTA PADANG ABSTRACT

PENDAHULUAN Latar Belakang

Pemodelan Hidrologi Untuk Identifikasi Daerah Rawan Banjir Di Sebagian Wilayah Surakarta Menggunakan SIG

ANALISIS KERAWANAN DAN KEJADIAN TANAH LONGSOR DI KABUPATEN KULON PROGO DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

Gambar 7. Peta Lokasi Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB III DESKRIPSI INSTANSI. A. Sejarah Singkat Kantor Pelayanan Pajak Pratama Karanganyar

ANALISIS KEMAMPUAN LAHAN DI KECAMATAN BANDAR KABUPATEN BATANG PROVINSI JAWA TENGAH NASKAH PUBLIKASI

PERUBAHAN DAYA DUKUNG LAHAN PERTANIAN DI KECAMATAN TASIKMADU KABUPATEN KARANGANYAR TAHUN

METODE PENELITIAN Kerangka Pendekatan

IDENTIFIKASI PERUBAHAN POLA DAN STRUKTUR RUANG KAWASAN PERMUKIMAN KABUPATEN SRAGEN DAN FAKTOR-FAKTOR PENYEBABNYA

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PEMANFAATAN CITRA PENGINDERAAN JAUH DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS UNTUK PEMETAAN LAHAN KRITIS DI DAERAH KOKAP DAN PENGASIH KABUPATEN KULONPROGO

PENGGUNAAN SISTIM INFORMASI GEOGRAFIS UNTUK PEMETAAN TINGKAT RAWAN BANJIR DI KABUPATEN BANJAR PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

ANALISIS POTENSI KEKERINGAN FISIK LAHAN DI KABUPATEN KULON PROGO TAHUN 2016

ARAHAN PEMANFAATAN LOKASI PERUMAHAN BERDASARKAN FAKTOR KEBENCANAAN (Wilayah Studi Kelurahan Balai Gadang, Kecamatan Koto Tangah)

ANALISIS POTENSI DAERAH RESAPAN AIR HUJAN DI SUB DAS METRO MALANG JAWA TIMUR

ANALISIS PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN KECAMATAN SEWON KABUPATEN BANTUL TAHUN 2006 DAN 2014 BERDASARKAN CITRA QUICKBIRD

Rizqi Agung Wicaksono Zuharnen Fakultas Geografi, Universitas Gadjah Mada Yogyakarta ABSTRACT

IDENTIFIKASI KONSENTRASI SPASIAL INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH KABUPATEN SRAGEN

EVALUASI TINGKAT EROSI TANAH DI KECAMATAN SUKOREJO KABUPATEN KENDAL. Evaluation of The Level Of Soil Erosion Sukorejo in District Of Kendal

PEMETAAN ARAHAN FUNGSI PEMANFAATAN LAHAN UNTUK KAWASAN FUNGSI LINDUNG DI KECAMATAN GISTING KABUPATEN TANGGAMUS

Gambar 7. Lokasi Penelitian

ANALISIS KESESUAIAN LAHAN PERUMAHAN KELAS MENENGAH MENGGUNAKAN DATA PENGINDERAAN JAUH DENGAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DI KOTA SURABAYA

ESTIMASI POTENSI LIMPASAN PERMUKAAN MENGGUNAKAN PENGINDERAAN JAUH DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DI DAERAH ALIRAN SUNGAI SERANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

ANALISIS HARGA DAN NILAI LAHAN DI KECAMATAN SEWON DENGAN MENGGUNAKAN PENGINDERAAN JAUH DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS.

PEMETAAN DAERAH RAWAN LONGSOR KABUPATEN KARO PROVINSI SUMATERA UTARA

PEMETAAN DAERAH RAWAN LONGSOR DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS STUDI KASUS KABUPATEN BONDOWOSO

commit to user BAB I PENDAHULUAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian adalah sebuah cara yang digunakan untuk mencapai

ANALISIS POTENSIAL KAWASAN PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN DI KECAMATAN LAHOMI KABUPATEN NIAS BARAT DENGAN PEMANFAATAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS T E S I S

Transkripsi:

ANALISIS INDEKS POTENSI LAHAN (IPL) TERHADAP PRODUKTIVITAS LAHAN PERTANIAN DI KABUPATEN SRAGEN Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Geografi Fakultas Geografi Oleh: DEVY MEIDA ANDINI E 100 160 175 PROGRAM STUDI GEOGRAFI FAKULTAS GEOGRAFI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2017 i

i

ii

iii

ANALISIS INDEKS POTENSI LAHAN (IPL) TERHADAP PRODUKTIVITAS LAHAN PERTANIAN DI KABUPATEN SRAGEN Abstrak Kabupaten Sragen merupakan salah satu kabupaten yang menjadi lumbung padi di Provinsi Jawa Tengah. Luas lahan pertanian di Kabupaten Sragen sekitar 68.753 ha atau sekitar 73,02 % dari total luas wilayah Kabupaten Sragen. Hal tersebut membuat Kabupaten Sragen mampu memenuhi kebutuhan produksi beras untuk daerahnya sendiri maupun daerah lain. Indeks Potensi Lahan merupakan usaha penilaian lahan guna menghasilkan suatu lahan untuk dapat dimanfaatkan sesuai dengan potensi lahannya. Melalui Indeks Potensi Lahan, pemanfaatan lahan diharapkan menghasilkan produktivitas yang optimal dan menjaga lahan tetap lestari. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persebaran Indeks Potensi Lahan di Kabupaten Sragen, dan menganalisis kesesuaian potensi lahan pertanian dengan produktivitas lahan pertanian di Kabupaten Sragen. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah survey lapangan dengan analisis SIG secara kuantitatif berjenjang dan kualitatif. Parameter yang digunakan dalam penilaian potensi lahan yaitu: lereng, jenis tanah, litologi, hidrologi, dan kerawanan bencana. Hasil yang diperoleh dari Indeks Potensi Lahan di Kabupaten Sragen terbagi menjadi 3 kelas, yaitu kelas rendah seluas 4.042,850 ha, yang berada di Kecamatan Mondokan, Gesi, Tangen, dan Jenar; kelas sedang seluas 57.854,816 ha, di Kecamatan Miri, Sumberlawang, Mondokan, Sukodono, Gesi, Tangen, Jenar, Gemolong, Plupuh, dan Tanon; dan kelas tinggi seluas 37.555,776 ha, di Kecamatan Masaran, Sidoharjo, Sragen, Ngrampal, Sambungmacan, Gondang, Sambirejo, Kedawung, dan Karangmalang. Kesesuaian potensi lahan dengan produktivitas lahan pertanian didominasi oleh kelas sesuai, yaitu kelas rendah dan kelas sedang, sebesar 30.559,001 ha (58,45%). Ketidaksesuaian terjadi pada potensi lahan kelas tinggi yang memiliki produktivitas kelas sedang. Ketidaksesuaian dipengaruji oleh faktor eskternal seperti cuaca, hama, penggunaan pupuk, dan kontaminasi limbah pabrik. Kata kunci: Indeks Potensi Lahan, Produktivitas Pertanian, Lahan Pertanian Abstracts Sragen regency is one of the districts that become rice granary in Central Java Province. The total area of agricultural land in Sragen regency is about 68,753 ha or about 73,02 % from total area of Sragen regency. It makes Sragen regency able to fulfill rice production requirement for its own region and other area. The Land Potential Index is a land valuation effort to produce a land to be utilized in accordance with the potential of the land. Through the Land Potential Index, land use is expected to produce optimal productivity and keep the land 1

sustainable. This study aims to determine the spread of Potential Land Index in Sragen regency, and analyze the suitability of agricultural land potential with agricultural land productivity in Sragen regency. The method used in this research is field survey with GIS analysis quantitatively tiered and qualitative. Parameters used in the assessment of potential land, ie slope, soil type, lithology, hydrology, and disaster vulnerability. The results obtained from the Land Potential Index in Sragen regency are divided into 3 classes, namely low class area of 4.042,850 ha, located in Mondokan, Gesi, Tangen and Jenar Subdistricts; Middle class area of 57.854,816 ha, in Miri District, Sumberlawang, Mondokan, Sukodono, Gesi, Tangen, Jenar, Gemolong, Plupuh, and Tanon; And high class area of 37.555,776 ha, in Masaran Sub-district, Sidoharjo, Sragen, Ngrampal, Sambungmacan, Gondang, Sambirejo, Kedawung, and Karangmalang. The suitability of land potential with agricultural land productivity is dominated by the appropriate class, ie low grade and medium class, amounted to 30.559,001 ha (58,45 %). Non-conformity occurs in the potential of high-class land that has moderate productivity. Non-conformances are tested by external factors such as weather, pests, fertilizer use, and plant waste contamination. Keywords: Land Potential Index, Agricultural Productivity, Agricultural Land 1. PENDAHULUAN Lahan merupakan salah satu komponen penting yang dibutuhkan dalam kehidupan manusia. Arsyad (1989), mengatakan bahwa lahan diartikan sebagai lingkungan fisik yang terdiri atas iklim, relief, tanah, air dan vegetasi serta benda yang ada di atasnya sepanjang ada pengaruhnya terhadap penggunaan lahan. Segala macam bentuk kegiatan manusia tidak mampu terlepas dari kebutuhan akan lahan. Perkembangan penduduk yang semakin meningkat, membawa dampak dalam kebutuhan lahan yang semakin meningkat pula. Kebutuhan tersebut seperti kebutuhan penduduk untuk membangun permukiman, namun disisi lain secara otomatis kebutuhan pangan juga meningkat yang mempengaruhi kebutuhan untuk lahan pertanian juga semakin besar. Saat ini, terlihat semakin gencarnya alih fungsi lahan pertanian menjadi non pertanian yang menyebabkan semakin berkurangnya lahan pertanian. Berdasarkan Rencana Strategis (RENSTRA) Kemetrian Pertanian 2015, terdapat permasalahan yang dihadapi dalam pembangunan pertanian terkait dengan lahan, antara lain konversi lahan yang tidak terkendali, keterbatasan dalam 2

pencetakan lahan baru, penurunan kualitas lahan, rata-rata kepemilikan lahan yang sempit, dan ketidakpastian status kepemilikan lahan. Kabupaten Sragen memiliki luas lahan pertanian yang cukup besar, yaitu sebesar 68.753 ha atau sekitar 73,02 % dari total luas wilayah Kabupaten Sragen (BPS, 2016). Namun pada kenyataannya, Kabupaten Sragen tidak terlepas dari permasalahan akan lahan, yaitu adanya alih fungsi lahan pertanian ke non pertanian sebagai akibat dari pertumbuhan penduduk, dan perluasan investasi. Faktor pertumbuhan penduduk memberikan andil yang cukup besar terhadap permasalahan lahan di Kabupaten Sragen. Setiap tahunnya, pertumbuhan penduduk di Kabupaten Sragen terus mengalami peningkatan sebesar 0,42% (BPS, 2016). Informasi tentang potensi lahan sangat diperlukan bagi masyarakat untuk melakukan pemanfaatan dan pengelolaan lahan secara maksimal sesuai dengan kemampuan lahan tersebut. Pemanfaatan lahan yang sesuai dengan potensi lahannya, akan dapat mengurangi terjadinya degradasi lahan dan kerusakan lingkungan. Pemanfaatan lahan yang memiliki potensi tinggi akan menghasilkan tanaman yang memiliki kualitas tinggi dan produktivitas lahan yang lebih baik. Pengelolaan dan pemanfaatan lahan sesuai dengan potensinya setidaknya dapat tetap menjaga tingkat kesuburan tanah dan produktivitas lahan. Indeks Potensi Lahan merupakan salah satu metode yang dapat digunakan untuk mengetahui potensi dari suatu lahan. Hal ini akan sangat bermanfaat dalam pengelolaan berkelanjutan pada lahan, sesuai dengan kemampuan dan potensi yang ada pada lahan tersebut. Penentuan Indeks Potensi Lahan dilakukan dengan menggunakan beberapa parameter, yaitu: lereng, hidrologi, jenis tanah, litologi, dan kerawanan bencana. Melalui penentuan Indeks Potensi Lahan, dapat diketahui sebaran potensi lahan berdasarkan kelas Indeks Potensi Lahan. Pemanfaatan lahan yang sesuai dengan potensinya, tentunya akan mempengaruhi produktivitas dari lahan tersebut. Lahan yang memiliki potensi tinggi, akan menghasilkan produktivitas yang tinggi pula, sehingga produktivitas pertanian menjadi parameter kesesuaian dari penentuan Indeks Potensi Lahan. 3

Hasil produktivitas lahan merupakan sesuatu yang penting dari pemanfaatan suatu lahan. Produktivitas lahan tersebut mampu menjadi tolok ukur tingkat kesesuaian pemanfaatan lahan dengan potensi lahannya. Kondisi produktivitas yang mengalami peningkatan maupun penurunan setiap tahunnya, dapat dipengaruhi oleh banyak faktor, diantaranya: cuaca, hama, penggunaan pupuk, dan kontaminasi limbah. Penelitian potensi lahan pertanian di Kabupaten Sragen sangat di butuhkan oleh masyarakat, mengingat sektor pertanian merupakan mata pencaharian utama dan terbesar di wilayah Kabupaten Sragen. Sistem Informasi Geografis (SIG) adalah sistem yang terdiri dari perangkat keras, perangkat lunak, data, manusia (brainware), organisasi dan lembaga yang digunakan untuk mengumpulkan, menyimpan, menganalisis, dan menyebarkan informasi-informasi mengenai daerah-daerah di permukaan bumi (Chrisman, 1997). Teknologi SIG dapat dikatakan sebagai sistem informasi khusus yang mengelola data yang memiliki informasi spasial (bereferensi keruangan). Teknologi tersebut sangat tepat bila digunakan dalam melakukan pengolahan data guna mengetahui sebaran Indeks Potensi Lahan di Kabupaten Sragen. Berdasarkan dari latar belakang permasalahan yang telah dirumuskan tersebut maka penelitian ini diharapkan mampu menjawab pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut: 1. bagaimana sebaran tingkat Indeks Potensi Lahan di Kabupaten Sragen?, dan 2. bagaimana kesesuaian hubungan tingkat potensi lahan pertanian terhadap produktivitas pertanian di Kabupaten Sragen?. Berdasarkan rumusan masalah yang telah disebutkan sebelumnya, maka penelitian ini memiliki tujuan sebagai berikut: 1. mengetahui sebaran tingkat Indeks Potensi Lahan di Kabupaten Sragen, dan 2. menganalisis kesesuaian hubungan tingkat potensi lahan pertanian terhadap produktivitas pertanian di Kabupaten Sragen. 4

Adapun hasil akhir dalam penelitian ini, diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 1. memberikan informasi sebaran potensi lahan sehingga dapat digunakan untuk perencanaan pemanfaatan lahan di Kabupaten Sragen, dan 2. memberikan informasi kesesuaian hubungan tingkat potensi lahan pertanian terhadap produktivitas pertanian di Kabupaten Sragen. 2. METODE Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey lapangan. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling yang dilakukan pada setiap kelas Indeks Potensi Lahan (IPL). Selain itu, dalam menunjang hasil akhir dilakukan wawancara dengan informan kunci yang dalam penelitian ini, yaitu kepala Dinas Pertanian dan petani. Metode analisis yang digunakan yaitu secara kuantitatif berjenjang dan kualitatif dengan teknologi SIG. Metode analisis secara kuantitatif berjenjang, yaitu melalui pengharkatan setiap parameter dalam penentuan Indeks Potensi Lahan. Metode kualitatif digunakan untuk melakukan penilaian kesesuaian potensi lahan pertanian terhadap produktivitas pertanian. Hasil dianggap sesuai apabila potensi lahan pertanian dengan produktivitas pertanian memiliki kelas klasifikasi yang sama (tinggi, sedang, atau rendah), namun hasil dianggap tidak sesuai apabila potensi lahan pertanian dengan produktivitas tidak memiliki kelas klasifikasi yang sama. Unit analisis yang digunakan dalam penelitian yaitu lahan pertanian pada setiap kelas Indeks Potensi Lahan di Kabupaten Sragen. 2.1 METODE PENGUMPULAN DATA Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data primer dan data sekunder. Data primer terdiri dari citra Landsat 8 tahun 2016 yang diturunkan menjadi peta penggunaan lahan pertanian dan data produktivitas pertanian yang diperoleh dari wawancara mendalam terhadap informan kunci. Metode pengumpulan data primer dilakukan dengan interpretasi citra penginderaan jauh, survey lapangan dan wawancara mendalam. Data sekunder terdiri dari peta 5

administrasi, peta lereng, peta hidrologi, peta tanah, peta litologi, dan peta kerawanan bencana Kabupaten Sragen. Metode pengumpulan data sekunder dilakukan dengan cara survei instansional, yaitu mengambil data yang dibutuhkan dalam penelitian ke instansi BAPPEDA Kabupaten Sragen. 2.2 METODE PENGOLAHAN DATA 2.2.1 Tahap pembuatan Peta dan Penentuan Indeks Potensi Lahan (IPL) Dalam penentuan Indeks Potensi Lahan (IPL), terlebih dahulu dilakukan pengharkatan (skoring) pada masing-masing parameter berdasarkan tabel acuan yang telah ditentukan. a. Faktor Lereng (R) Tabel 1. Harkat Faktor Kemiringan Lereng Kelas Kemiringan Lereng Harkat I 0 5 % 5 II 5 15 % 4 III 15 25 % 3 IV 25 45 % 2 V >45 % 1 Sumber: Suharsono, dkk (1994, dalam Yentri 2016) b. Faktor Jenis Tanah (T) Tabel 2. Harkat Faktor Jenis Tanah Kode Jenis Tanah Harkat 1 Regosol, Litosol, Organosol 1 2 Podsolik, Andosol 4 3 Aluvial Coklat, Mediteran 5 4 Gley Humus, Renzina, Podsol 3 5 Grumusol, Latosol, Aluvial Kelabu 2 Sumber: Suharsono, dkk (1994, dalam Yentri 2016) 6

c. Faktor Litologi (L) Tabel 3. Harkat Faktor Litologi Kode Jenis Batuan Harkat Lb Batuan Beku Masif 5 Lp Bahan Piroklastik 8 Lk Sedimen Klastik berbutir kasar 5 Lh Sedimen Klastik berbutir halus 2 Lg Sedimen Gamping dan Metamorf 3 Ll Batu Gamping 5 La Aluvium/Coluvium 10 Sumber: Suharsono, dkk (1994, dalam Yentri 2016) d. Faktor Hidrologi (H) Tabel 4. Harkat Faktor Hidrologi Kode Hidrologi Harkat A1 Produktifitas tinggi, penyebaran luas 5 A2 Produktifitas sedang, penyebaran luas 4 A3 Produktifitas sedang-tinggi setempat (lokal) 3 A4 Produktifitas kecil-sedang setempat (lokal) 2 A5 Langka airtanah 0 Sumber: Suharsono, dkk (1994, dalam Yentri 2016) e. Faktor Kerawanan Bencana (B) Tabel 5. Harkat Faktor Kerawanan Bencana Kode Banjir Harkat B1 Sering Tergenang 0,6 B2 Kadang Tergenang 0,7 B3 Jarang Tergenang 0,8 B4 Tanpa 1,0 Sumber: Riyadi (1999, dalam Yentri 2016) Penentuan Indeks Potensi Lahan didasarkan pada perhitungan skor total dari harkat dimasing-masing parameter. Perhitungan skor total tersebut menggunakan rumus sebagai berikut: 7

IPL = (R + L + T + H) * B Keterangan: IPL R L T H B = Indeks Potensi Lahan = Harkat faktor Lereng = Harkat faktor Litologi = Harkat faktor Jenis Tanah = Harkat faktor Hidrologi = Harkat Kerawanan Bencana atau faktor pembatas Penentuan Indeks Potensi Lahan dilakukan dengan menggunakan metode kuantitatif berjenjang, yaitu dengan melakukan tumpang susun (overlay) terhadap seluruh parameter, yaitu lereng, litologi, jenis tanah, hidrologi, dan kerawanan bencana yang digunakan sebagai faktor pembatas. Setiap parameter terlebih dahulu diberikan harkat sesuai dengan tingkat pengaruhnya terhadap potensi lahan. Harkat dari parameter lereng, litologi, jenis tanah, dan hidrologi di jumlahkan, kemudian di kalikan dengan harkat kerawanan bencana. Indeks Potensi Lahan diklasifikasikan menjadi tiga kelas, yaitu kelas I (tinggi), kelas II (sedang), dan kelas III (rendah). 2.2.2. Tahap pembuatan Peta Penggunaan Lahan Pertanian Pembuatan peta Penggunaan Lahan Pertanian, dilakukan dengan interpretasi citra penginderaan jauh Landsat 8 tahun perekaman 2016. Interpretasi tersebut belum menghasilkan peta sesuai dengan keadaan saat ini, sehingga dilakukan survey lapangan dengan metode purposive sampling yang pengambilan sampel hanya dilakukan pada hasil interpretasi yang dianggap meragukan oleh interpreter. Setelah survey lapangan, dilakukan reinterpretasi sehingga menghasilkan peta penggunaan lahan pertanian sesuai dengan keadaan saat ini. 2.2.3. Tahap pembuatan Peta Potensi Lahan Pertanian 8

Pembuatan peta Potensi Lahan Pertanian dilakukan melalui proses tumpang susun (overlay) antara peta Indeks Potensi Lahan dengan peta Penggunaan Lahan Pertanian di Kabupaten Sragen. 2.2.4. Tahap perolehan data Produktivitas Lahan Pertanian Perolehan data produktivitas pertanian dilakukan dengan cara survey lapangan dan wawancara mendalam. Survey lapangan digunakan untuk mengetahui dan memperoleh data produktivitas pertanian pada setiap kelas Indeks Potensi Lahan (IPL) dengan teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah Purposive Sampling. Dalam tahap ini, perolehan informasi didukung dengan wawancara mendalam. Wawancara dilakukan terhadap informan kunci, yaitu kepala Dinas Pertanian dan petani yang dianggap mengetahui perkembangan dan kondisi produktivitas lahan pertanian di Kabupaten Sragen. 2.2.5. Tahap penentuan Kesesuaian Potensi Lahan Pertanian terhadap Produktivitas Pertanian Penentuan Kesesuaian Potensi Lahan Pertanian terhadap Produktivitas Pertanian dilakukan melalui proses join table data produktivitas pertanian ke dalam peta Potensi Lahan Pertanian. Proses tersebut nantinya dapat menunjukkan kesesuaian potensi lahan pertanian terhadap produktivitas pertanian di Kabupaten Sragen. 3. HASIL DAN PEMBAHASAN Penilaian potensi lahan dilakukan dengan menggunakan metode kuantitatif berjenjang, yang dilakukan dengan tumpangsusun seluruh parameter. Penilaian potensi lahan tersebut menghasilkan 3 kelas potensi lahan, yaitu kelas rendah, sedang, dan tinggi. Wilayah dengan potensi lahan tinggi di Kabupaten Sragen seluas 37.438,170 ha, yang tersebar di Kecamatan Masaran, Sidoharjo, Sragen, Ngrampal, Sambungmacan, Gondang, Sambirejo, Kedawung, dan Karangmalang. Potensi lahan sedang, merupakan potensi lahan yang mendominasi di wilayah Kabupaten Sragen, yaitu seluas 57.718,429 ha, yang tersebar di Kecamatan Miri, Sumberlawang, Mondokan, Sukodono, Gesi, Tangen, Jenar, Gemolong, Plupuh, dan Tanon. Potensi lahan rendah merupakan potensi lahan terendah di wilayah 9

Kabupaten Sragen yang hanya seluas 4.011,450 ha, yang hanya tersebar di beberapa bagian di wilayah Kecamatan Mondokan, Gesi, Tangen, dan Jenar. Luas wilayah berdasarkan Indeks Potensi Lahan di Kabupaten Sragen dapat dilihat pada Tabel 6. berikut. Sebaran Indeks Potensi Lahan di Kabupaten Sragen seperti yang terlihat pada Gambar 1. berikut. Tabel 6. Luas Wilayah berdasarkan Indeks Potensi Lahan Kabupaten Sragen Indeks Potensi Lahan Kelas Potensi Lahan Luas (ha) Luas (%) 7-9,8 Rendah 4.042,850 4,07 10-17 Sedang 57.854,816 58,17 18-23 Tinggi 37.555,776 37,76 Sumber: Analisis Data, 2017 Potensi lahan pertanian merupakan hasil dari tumpangsusun antara penggunaan lahan pertanian dengan potensi lahan di Kabupaten Sragen. Penggunaan lahan pertanian diperoleh dari digitasi citra Landsat 8 perekaman tahun 2017 didukung dengan survey lapangan. Sebaran lahan pertanian dapat dilihat pada Gambar 2. berikut. Potensi lahan pertanian di wilayah Kabupaten Sragen didominasi oleh potensi lahan pertanian kelas sedang, yaitu seluas 29.679,018 ha, yang tersebar di Kecamatan Miri, Sumberlawang, Mondokan, Sukodono, Gesi, Tangen, Jenar, Gemolong, Plupuh, dan Tanon. Potensi lahan pertanian kelas tinggi seluas 21.718,134 ha, yang tersebar di Kecamatan Masaran, Sidoharjo, Sragen, Ngrampal, Sambungmacan, Gondang, Sambirejo, Kedawung, Plupuh, Tanon, dan Karangmalang. Sedangkan potensi lahan pertanian yang terendah, yaitu potensi lahan pertanian kelas rendah yang hanya seluas 879,983 ha, dan tersebar di beberapa bagian kecil di Kecamatan Jenar, Tangen, Gesi, Sukodono, dan Mondokan. Sebaran potensi lahan pertanian dapat dilihat pada Gambar 3. berikut. Kesesuaian antara potensi lahan dengan produktivitas lahan pertanian di Kabupaten Sragen didominasi oleh kelas yang sesuai, yaitu pada kelas rendah dan sedang, sebesar 30.559,001 ha (58,45 %). Ketidaksesuaian terjadi pada potensi lahan kelas tinggi yang memiliki produktivitas lahan pertanian kelas sedang. Sebaran kesesuaian antara potensi lahan pertanian dengan produktivitas pertanian 10

dapat dilihat pada Gambar 4. berikut. Ketidaksesuaian selain dipengaruji oleh faktor internal berupa faktor fisik lahan, juga eskternal seperti cuaca, hama, penggunaan pupuk, dan kontaminasi limbah pabrik. Gambar 1. Peta Indeks Potensi Lahan Kabupaten Sragen Gambar 2. Peta Lahan Pertanian Kabupaten Sragen 11

Gambar 3. Peta Potensi Lahan Pertanian Kabupaten Sragen Gambar 4. Peta Kesesuaian Potensi Lahan Pertanian terhadap Produktivitas Pertanian di Kabupaten Sragen 12

4. PENUTUP Indeks Potensi Lahan di Kabupaten Sragen terbagi menjadi 3 kelas, yaitu kelas rendah seluas 4.042,850 ha, yang berada di Kecamatan Mondokan, Gesi, Tangen, dan Jenar; kelas sedang seluas 57.854,816 ha, di Kecamatan Miri, Sumberlawang, Mondokan, Sukodono, Gesi, Tangen, Jenar, Gemolong, Plupuh, dan Tanon; dan kelas tinggi seluas 37.555,776 ha, di Kecamatan Masaran, Sidoharjo, Sragen, Ngrampal, Sambungmacan, Gondang, Sambirejo, Kedawung, dan Karangmalang. Kesesuaian antara potensi lahan dengan produktivitas lahan pertanian didominasi oleh kelas sesuai, yaitu kelas rendah dan kelas sedang, sebesar 30.559,001 ha (58,45 %). Ketidaksesuaian terjadi pada potensi lahan kelas tinggi yang memiliki produktivitas kelas sedang. Lahan dengan potensi dan produktivitas sedang-tinggi diharapkan tidak dilakukan alih fungsi lahan, dan diperlukan pengawasan serta pengelolaan yang tepat sehingga produktivitas lahan pertanian dapat dipertahankan dan ditingkatkan. Diperlukan peranan dari pemerintah dan masyarakat guna memperhatikan dalam pemanfaatan lahan sesuai dengan potensi lahannya. DAFTAR PUSTAKA Arsyad, S. 1989. Konservasi Tanah dan Air. Bogor: IPB Badan Pusat Statistik. 2016. Kabupaten Sragen Dalam Angka. Sragen: BPS Christman, Nicholas. 1997. Exploring Geographic Information System. John Wiley and Sons,Inc. New York Kementerian Pertanian. 2015. Rencana Strategis (RENSTRA) Kementrian Pertanian 2015-2019. (Online) (http://www.pertanian.go.id/file/renstra_2015-2019.pdf, diakses pada: Kamis, 9 Februari 2017) Yentri, Vivi Febrida. 2016. Analisis Potensi Lahan Padi Sawah di Kabupaten Majalengka Provinsi Jawa Barat. Skripsi. Sukoharjo: Universitas Muhammadiyah Surakarta 13