BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan dunia teknologi informasi yang semakin pesat membawa manfaat yang sangat besar bagi peradaban manusia. Banyak kegiatan yang sebelumnya menggunakan cara-cara konvensional saat ini seiring dengan perkembangan teknologi dan informasi yang cepat, relatif sudah digantikan dengan teknologi-teknologi modern untuk menunjang kehidupan manusia, seperti kegiatan komunikasi yang sebelumnya menggunakan alat-alat yang sangat rumit untuk menjalankannya sekarang kini sudah digantikan dengan perangkat mesin otomatis yang mempermudah dalam melakukan komunikasi. Salah satu perkembangan dunia teknologi informasi adalah tingginya pemanfaatan layanan internet yang digunakan manusia untuk keperluan sehari-hari. Saat ini pengguna layanan internet terbesar di dunia berdasarkan situs kominfo adalah negara China dengan jumlah pengguna sebanyak 643 juta orang sementara Indonesia berada pada urutan ke-6 dengan jumlah pengguna sebanyak 102,8 juta orang (http://kominfo.go.id, diakses 10 Februari 2016). Sedangkan berdasarkan sumber Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) pengguna layanan internet di Indonesia tahun 2016 memiliki jumlah pengguna mencapai 132,7 juta dari total populasi di Indonesia yang mencapai 256,2 juta orang, seiring dengan perkembangan dunia teknologi informasi. Hal tersebut dapat dilihat pada gambar 1.1. 1
Gambar 1.1 Penetrasi Pengguna Internet Indonesia Sumber: APJII (7 Februari 2017) Gambar 1.1 menampilkan grafik penetrasi pengguna internet indonesia yang mencapai 132,7 juta orang. Dalam perkembangan internet muncul ide bisnis yang dalam implementasinya menggunakan internet sebagai sarana jual beli barang dan atau perniagaan melalui internet yang memiliki istilah lain yaitu electronic commerce atau e-commerce, e- commerce dalam praktiknya adalah untuk memudahkan jual beli barang atau jasa antara penjual dan pembeli tanpa harus bertatap muka secara langsung baik antara organisasi bisnis dengan organisasi bisnis (B2B) maupun organisasi bisnis dengan konsumen (B2C). Perkembangan e-commerce di Indonesia melesat pesat berdasarkan riset yang diprakarsai oleh Asosiasi E-commerce Indonesia (idea), Google Indonesia, dan TNS (Taylor Nelson Sofres) memperlihatkan bahwa tahun 2013 nilai pasar e-commerce Indonesia mencapai US$8 miliar (Rp 94,5 triliun) dan di tahun 2016 diprediksi naik tiga kali lipat menjadi US$25 miliar (Rp 295 triliun), berdasarkan hal tersebut Indonesia dalam 2
perkembangan dunia bisnis e-commerce memiliki potensi peluang yang sangat tinggi untuk menggunakan e-commerce sebagai sarana jual beli. Melakukan perdagangan melalui e-commerce memang banyak kemudahan yang didapat namun bukan berarti terhindar dari tindak kejahatan dan kecurangan dari pihak lain, banyak potensi kejahatan yang dapat dilakukan oknum dalam penggunaan media e-commerce seperti kejahatan berupa penipuan, pembajakan kartu kredit (carding), pentransferan dana illegal dari rekening tertentu, dan lain sejenisnya sangatlah besar apabila sistem keamanan (security) infrastruktur e- commerce masih lemah maupun kejahatan dari sisi penjual yang melakukan penipuan, oleh karena itu platform e-commerce menjadi kajian penting untuk meningkatkan keamanan transaksi dalam e-commerce. Berikut merupakan gambar grafik kejahatan internet berdasarkan riset yang telah dilakukan oleh Internet Crime Complaint Center (IC3). Gambar 1.2 Grafik Kejahatan Internet Sumber : Internet Crime Complaint Center (IC3) (1 Oktober 2016) Berdasarkan data diatas kejahatan dalam dunia internet dapat menjadi ancaman yang nyata bagi keberlangsungan e-commerce, meskipun menggunakan infrastruktur e-commerce yang baik potensi kejahatan melalui e-commerce masih memiliki resiko yang tinggi, namun tingginya resiko yang ada tidak menyurutkan keberlangsungan intensitas transaksi 3
melalui e-commerce, kepercayaan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi niat beli dari konsumen, berdasarkan riset yang telah dilakukan oleh Sanghyun Kim dan Hyunsun Park (2013) dari School of Business Administration, Kyungpook National University mengungkapkan bahwa indikator kepercayaan adalah faktor kunci dalam terciptanya niat pembelian konsumen, begitu pula menurut Beldad (2014) kepercayaan telah didefinisikan sebagai salah satu critical success factors dalam transaksi online. Namun suatu rumusan faktor kepercayaan dibangun oleh dimensi lain yang memiliki pengaruh dalam membangun kepercayaan, menurut penelitian yang dilakukan Sanghyun Kim dan Hyunsun Park (2012) tiga dari tujuh nilai dimensi yang memiliki pengaruh kuat dalam membangun kepercayaan adalah reputasi, kemanan transaksi, dan komunikasi. Selain itu menurut penelitian yang dilakukan oleh Avinandan Mukherjee dan Prithwiraj Nath (2003) menyatakan bahwa Communication plays a significant positive role on trust. Serta menurut penelitian yang telah dilakukan oleh Ibnu Maulana Budihantoro (2012) menyatakan bahwa semakin baik reputasi maka semakin tinggi kepercayan nasabah. Kepercayaan yang terbentuk dapat mempengaruhi niat pembelian dari konsumen, hal ini sesuai dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Muhammad Ashur (2016) dan Sanghyun Kim dan Hyunsun Park (2013) yang menyatakan bahwa kepercayaan berpengaruh signifikan terhadap niat pembelian. Serta menurut penelitian İrem Eren Erdoğmuş dan Şahika Burçin Tatar (2015) menyatakan bahwa kepercayaan brand memiliki pengaruh positif terhadap niat pembelian konsumen pada sosial media. Pembeda dari penelitian ini adalah bagaimana pengaruh langsung dari faktor reputasi, keamanan transaksi, dan komunikasi terhadap niat beli dari konsumen. Merujuk dari uraian latar belakang di atas mengenai faktor pembentuk kepercayaan serta pengaruhnya terhadap niat beli dari beberapa 4
penelitian sebelumnya menunjukkan hubungan yang kuat antar variabelnya, namun beberapa penelitian tersebut dilakukan di wilayah yang berbedabeda dengan karakteristik yang berbeda juga tiap wilayahnya, penelitian ini akan dilakukan di wilayah provinsi DKI Jakarta karena berdasarkan data yang didapat dari (statistik.kominfo.go.id, diakses 8 Februari 2016). Berikut merupakan gambar 1.3 mengenai grafik pengguna internet berdasarkan kota di Indonesia. Gambar 1.3 Jumlah Pengguna Internet berdasarkan kota di Indonesia Tahun 2013 Sumber : Ditjen PPI (8 Februari 2016) Berdasarkan data di atas DKI Jakarta adalah provinsi dengan populasi jumlah pengguna internet tertinggi di Indonesia yaitu mencapai 3.538.000 jiwa yang menggunakan internet, selain itu di kota Jakarta adalah kota dengan nilai e-commerce paling tinggi di Indonesia. 5
PERSENTASE PENGGUNA E-COMMERCE JAKARTA TAHUN 2012 PERSENTASE PENGGUNA E-COMMERCE JAKARTA TAHUN 2016 Jakarta Wilayah lain Jakarta Wilayah lain 45% 55% 70% 30% Gambar 1.4 Persentase Pengguna E-Commerce Jakarta Tahun 2012 dan 2016 Sumber : Data diolah Menurut data yang dilansir oleh Rakuten yang dimuat pada portal berita detik, pada tahun 2012, proporsi e-commerce di Jakarta mencapai 55% dan sisanya oleh kota-kota lain di Indonesia. Hal ini berbanding lurus dengan pertumbuhan PDRB Provinsi DKI Jakarta untuk sektor perdagangan yang mencapai 6,4% pada rentang waktu 2012-2013 (Badan Pusat Statistik DKI Jakarta, 2013), meskipun tidak semuanya berasal dari e-commerce. Jadi, apabila nilai transaksi e-commerce pada tahun 2013 mencapai 140 triliun rupiah, maka nilai transaksi yang terjadi di Jakarta mencapai 77 triliun rupiah sedangkan pada tahun 2016 menurut mars Indonesia persentase pengguna e-commerce di Jakarta hanya mencapai 30% hal ini menunjukkan bahwa e-commerce di Indonesia saat ini mulai merata persebarannya. Dengan tingginya nilai transaksi e- commerce di Jakarta menjadi pertimbangan pemilihan wilayah DKI Jakarta sebagai objek penelitian, sehingga dengan dilakukannya penelitian di wilayah yang berbeda dengan karakteristik yang berbeda serta kombinasi beberapa variabel yang berbeda pula disetiap penelitian lainnya apakah hasilnya akan sama dengan penelitian sebelumnya atau bahkan bertentangan dengan penelitian sebelumnya, oleh karena itu peneliti menulis penelitian dengan judul, ANTESEDEN KEPERCAYAAN PENGGUNA PADA PENAWARAN E-COMMERCE DAN KONSEKUENSINYA TERHADAP NIAT BELI (STUDI PENGGUNA E- COMMERCE PROVINSI DKI JAKARTA). 6
1.2 Perumusan Masalah Perkembangan teknologi informasi yang sangat pesat salah satunya adalah internet, menjadikan beberapa kegiatan yang sebelumnya bersifat konvensional bergeser menjadi lebih modern, salah satu pemanfaatannya adalah e-commerce atau jual beli online dengan memenfaatkan internet sebagai sarana untuk jual beli, di Indonesia penggunaan jual beli online atau e-commerce melesat dengan pesat karena kemudahan dalam penggunaanya. Namun dibalik kemudahan e-commerce masih banyak orang yang takut untuk memanfaatkan e-commerce karena tidak semua orang percaya dan berani berbelanja online, kepercayaan dalam melakukan belanja online merupakan hal yang sangat penting bagi konsumen maupun penjual untuk melakukan jual beli online, dibalik kepercayaan yang tercipta bagi pembeli perlu ditelusuri melalui penelitian ini faktor-faktor yang mempengaruhi terciptanya kepercayaan dan pengaruh kepercayaan terhadap timbulnya niat untuk membeli dari konsumen. Penelitian ini dilakukan dengan mengambil beberapa variabel dari beberapa penelitian sehingga menghasilkan kombinasi dari beberapa variabel penelitian yang telah dilakukan di wilayah yang berbeda dengan karakteristik yang berbeda pula, yang membahas tentang faktor yang mempengaruhi terciptanya kepercayaan pengguna pada penawaran e-commerce yaitu reputasi, keamanan transaksi, dan komunikasi, dan bagaimana pengaruh langsung dari variabel reputasi, keamanan transaksi, dan komunikasi terhadap niat beli, serta bagaimana konsekuensi variabel kepercayaan terhadap niat beli pada konsumen. 1.3 Pertanyaan Penelitian Sesuai uraian serta penjelasan yang telah dikemukakan pada latar belakang maka pernyataan dalam penelitian ini adalah : 1. Bagaimana pengaruh reputasi vendor terhadap kepercayaan pengguna e-commerce? 7
2. Bagaimana pengaruh keamanan transaksi terhadap kepercayaan pengguna e-commerce? 3. Bagaimana pengaruh komunikasi terhadap kepercayaan pengguna e-commerce? 4. Bagaimana pengaruh reputasi vendor terhadap niat beli? 5. Bagaimana pengaruh keamanan transaksi terhadap niat beli? 6. Bagaimana pengaruh komunikasi terhadap niat beli? 7. Bagaimana pengaruh kepercayaan terhadap niat beli? 1.4 Tujuan Penelitian 1. Untuk mengukur pengaruh reputasi terhadap kepercayaan pengguna e-commerce. 2. Untuk mengukur pengaruh keamanan transaksi terhadap kepercayaan pengguna e-commerce. 3. Untuk mengukur pengaruh komunikasi terhadap kepercayaan pengguna e-commerce. 4. Untuk mengukur pengaruh reputasi terhadap niat beli. 5. Untuk mengukur pengaruh keamanan transaksi terhadap niat beli. 6. Untuk mengukur pengaruh komunikasi terhadap niat beli. 7. Untuk mengukur pengaruh kepercayaan terhadap niat beli. 1.5 Kegunaan Penelitian 1. Kegunaan Teoritis Penelitian ini digunakan untuk mengaplikasikan teori yang telah diperoleh selama perkuliahan. Serta untuk menyumbangkan khasanah teori atau konsep mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi terciptanya kepercayaan dan pengaruh kepercayaan terhadap timbulnya niat untuk membeli dari konsumen. Melengkapi konsep purchase behaviour/ niat dan perilaku pembelian melalui e-commerce. 2. Kegunaan Praktis 8
Diharapkan dengan adanya penelitian ini dapat memberi suatu masukan atau rekomendasi kepada penyusun kebijakan atau pemasaran melalui e-commerce, bagi pengguna e-commerce tentang bagaimana untuk membangun kepercayaan terhadap pelanggan sehingga meningkatkan niat pembelian. 1.6 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini adalah mengenai anteseden kepercayaan pengguna pada penawaran e-commerce dan konsekuensinya terhadap niat beli, penelitian ini dikhususkan untuk meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi kepercayaan diantaranya adalah berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh S. Kim, H. Park (2013) hasilnya adalah tiga faktor tertinggi yang mempengaruhi kepercayaan adalah reputation, transaction safety, dan communication, dengan nilai masing-masing adalah 0.459, 0.480, dan 0.418. Karena itu, variabel yang digunakan untuk diuji pada variabel kepercayaan adalah reputasi, keamanan transaksi, dan komunikasi. Selain itu pengujian antara variabel reputasi, keamanan transaksi, dan komunikasi terhadap variabel niat beli. Serta pengaruh antara variabel kepercayaan terhadap niat beli konsumen. Objek penelitian ini akan dilakukan pada masyarakat pengguna e- commerce di wilayah provinsi DKI Jakarta, karena berdasarkan data yang didapat dari (statistik.kominfo.go.id) DKI Jakarta adalah provinsi dengan populasi jumlah pengguna internet tertinggi di Indonesia yaitu mencapai 3.538.000 jiwa yang menggunakan internet 1.7 Sistematika Penelitian Pada laporan penelitian ANTESEDEN KEPERCAYAAN PENGGUNA PADA PENAWARAN E-COMMERCE DAN KONSEKUENSINYA TERHADAP NIAT BELI (STUDI PENGGUNA E- COMMERCE PROVINSI DKI JAKARTA), memiliki sistematika sebagai berikut : 9
1. BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisikan tentang uraian gambaran objek penelitian, latar belakang penelitian, perumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, dan sistematika penulisan. 2. BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LINGKUP PENELITIAN Bab ini berisikan teori-teori serta pembahasan dari hasil penelitan sejenis sebelumnya yang mendukung dan dapat dijadikan landasan oleh peneliti dalam melakukan penelitian. 3. BAB III METODE PENELITIAN Bab ini menjelaskan tentang lokasi penelitian, objek penelitian, operasional variabel, jenis dan sumber data, responden penenlitian, metode pengumpulan data, pengujian instrument penelitian, dan teknis analisis data. 4. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab ini memaparkan data penelitian serta hasil yang diperoleh dari penelitian kemudian disajikan dalam pembahasan yang menyeluruh sesuai dengan tujuan penelitian 5. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini menyajikan kesimpulan yang diperoleh dari hasil pembahaasan di bab sebelumnya yang disesuaikan dengan tujuan awal dari penelitian serta masukan atau saran yang disesuaikan dengan kekurangan yang masih ada hasil dari penelitian. 10