BAB III: TINJAUAN UMUM PROYEK 3.1. Pengertian Proyek Menurut Nokes (2007), proyek adalah sebuah kegiatan yang bersifat sementara yang telah ditetapkan awal pekerjaanya dan waktu selesainya (dan biasanya selalu dibatasi oleh waktu, dan seringkali juga dibatasi oleh sumber pendanaan), untuk mencapai tujuan dan hasil yang spesifik dan unik. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi, dinyatakan bahwa jasa konstruksi adalah layanan jasa konsultansi perencanaan pekerjaan konstruksi, layanan jasa pelaksanaan pekerjaan konstruksi, dan layanan jasa konsultansi pengawasan pekerjaan konstruksi. Terkait laporan ini dan untuk pemahaman aktifitas kerja praktik, maka uraian ini hanya sebatas mengenai layanan jasa pelaksanaan pekerjaan konstruksi. Menurut Ervianto (2002), proyek konstruksi adalah suatu rangkaian kegiatan yang hanya satu kali dilaksanakan dan umumnya berjangka waktu pendek. Menurut Ervianto (2002), sebuah proyek konstruksi memiliki ciri sebagai berikut: Proyek bersifat unik yaitu tidak pernah terjadi rangkaian kegiatan yang sama persis (tidak ada proyek identik tapi proyek sejenis). Bersifat sementara dan selalu melibatkan grup pekerja yang berbeda Membutuhkan sumber daya (resources), membutuhkan 5M (manpower, material, machine, money, method) Membutuhkan Organisasi sebagai langkah awal untuk menyatukan visi menjadi satu tujuan yang ditetapkan organisasi Berdasarkan definisi diatas, proyek dapat diartikan sebagai suatu kegiatan yang bertujuan untuk mendapatkan suatu hasil dalam waktu tertentu. Dalam prosesnya, proyek dapat mengalokasikan sumber daya yang ada disekitarnya Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 16
3.2. Instansi Yang Terlibat Dalam Proyek 3.2.1. Pemberi Tugas atau Pemilik (Owner: PT. Bank Central Asia Tbk.) Menurut Ervianto (2002) dalam Putra, pemilik proyek (owner) adalah orang/ badan usaha yang memiliki proyek dan memberikan pekerjaan atau menyuruh memberikan pekerjaan kepada pihak penyedia jasa yang membayar biaya pekerjaan tersebut. Pengguna jasa dapat berupa perseorangan, badan/lembaga/instansi pemerintah maupun swasta. Pemberi tugas / owner adalah seseorang atau instansi yang memiliki proyek atau pekerjaan dan memberikannya kepada pihak lain yang mampu melaksanakannya sesuai dengan perjanjian kontrak kerja. Hak Owner: 1. Menunjuk penyedia jasa (konsultan dan kontraktor) 2. Meminta laporan secara periodik mengenai pelaksanaan pekerjaan yang telah dilakukan oleh penyedia jasa. 3. Ikut mengawasi jalannya pelaksanaan pekerjaan yang direncanakan dengan jalan menempatkan atau menunjuk suatu badan atau orang untuk bertindak atas nama pemilik. Kewajiban Owner: 1. Menyediakan fasilitas baik berupa sarana dan prasarana yang dibutuhkan oleh pihak penyedia jasa untuk kelancaran pekerjaaan. 2. Menyediakan lahan untuk pelaksanaan pekerjaan. 3. Menyediakan dana dan kemudian membayar kepada pihak penyedia jasa sejumlah biaya yang diperlukan untuk mewujudkan sebuah bangunan. 4. Mengesahkan perubahan dalam pekerjaan (bila terjadi). 5. Menerima dan mengesahkan pekerjaan yang telah selesai dilaksanakan oleh penyedia jasa jika produknya telah sesuai dengan apa yang dikehendaki. Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 17
3.2.2. Konsultan Perencana atau Biro Arsitek Konsultan Perencana adalah pihak yang ditunjuk oleh pemberi tugas untuk melaksanakan pekerjaan perencanaan, perencana dapat berupa perorangan atau badan usaha baik swasta maupun pemerintah. Hak Konsultan Perencana: 1. Berhak menerima imbalan jasa sesuai dengan peraturan dan kontrak. 2. Berhak menolak segala bentuk penilaian estetis dan hasil rancangan baik oleh pengawas atau pemberi tugas (owner). 3. Berhak mengembalikan tugas yang diberikan dengan alasan-alasan sbb : pertimbangan individu adanya kekuasaan diluar kedua belah pihak akibat kelalaian pemberi tugas Kewajiban : 1. Membuat perencanaan secara lengkap yang terdiri dari gambar rencana, rencana kerja, dan syarat-syarat, hitungan struktur, RAB. 2. Memberikan usulan serta pertimbangan kepada pengguna jasa dan pihak kontraktor tentang pelaksanaan pekerjaan. 3. Memberikan jawaban dan penjelasan kepada kontraktor tentang hal yang kurang jelas dalam gambar rencana dan RKS. 4. Membuat revisi bila ada perubahan. 5. Hadir dalam rapat koordinasi pengelolaan proyek. 3.2.3. Manajemen Konstruksi Manajemen konstruksi adalah ilmu yang mempelajari dan mempraktikkan aspekaspek manajerial dan teknologi industri konstruksi. Manajemen konstruksi juga dapat diartikan sebagai sebuah model bisnis yang dilakukan oleh konsultan konstruksi dalam memberi nasihat dan bantuan dalam sebuah proyek pembangunan. Construction Management Association of America (CMAA) menyatakan bahwa ada tujuh kategori utama tanggung jawab seorang manajer konstruksi, yaitu perencanaan Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 18
proyek manajemen, manajemen harga, manajemen waktu, manajemen kualitas, administrasi kontrak, manajemen keselamatan, dan dan praktik profesional. Peranan Manajemen Konstruksi dalam Industri Konstruksi adalah layanan yang sangat baik yang disediakan untuk mengkoordinasikan dan mengkomunikasikan seluruh proses konstruksi. Sebagai manajer proyek konstruksi akan menangani semua tahap konstruksi proyek Anda. Pada tahap pra-konstruksi, kita akan melakukan semua yang diperlukan studi kelayakan dan penelitian. Kemudian datang desain dan perencanaan. Setelah spesifikasi arsitektur dan tujuan penjadwalan yang didefinisikan dengan baik, pekerjaan dilanjutkan oleh pembangun dan kontraktor untuk memulai membangun aktual bawah pengawasan yang ketat kami. Menekankan pada independen dari para profesional lain yang terlibat dalam konstruksi. netralitas ini memungkinkan untuk secara objektif dan tidak memihak menyarankan klien pada pilihan consultans dan kontraktor, yang memungkinkan klien untuk mendapatkan manfaat maksimal. Berikut Hak dan Kewajiban manajemen konstruksi: 1. Meminta laporan dan penjelasan tentang pelaksanaan pekerjaan kepada pelaksana proyek baik secara lisan maupun tulisan. 2. Menghentikan atau menolak hasil pekerjaan apabila dalam pelaksanaan menyimpang dari spek yang telah ditentukan. 3. Mengesahkan adanya perubahan baik didalam desain maupun pekerjaan. 4. Memberikan keputusan terhadap perubahan waktu pelaksanaan dengan mempertimbangan segala resiko yang akan dihadapi. 5. Mengarahkan, mengelola, serta mengkoordinasikan pelaksanaan kontraktor dalam aspek mutu, biaya, waktu, dan keselamatan dalam pekerjaan. 6. Mengadakan rapat koordinasi yang dihadiri oleh konsultan perencana dan kontraktor. Rapat diadakan seminggu sekali. 7. Memeriksa gambar detail pelaksanaan (shop drawing). 8. Membuat laporan kemajuan pekerjaan di lapangan. Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 19
3.2.4. Kontraktor Kontraktor Pelaksana adalah badan hukum atau perorangan yang ditunjuk untuk melaksanakan pekerjaan proyek sesuai dengan keahliannya. Atau dalam definisi lain menyebutkan bahwa pihak yang penawarannya telah diterima dan telah diberi surat penunjukan serta telah menandatangani surat perjanjian pemborongan kerja dengan pemberi tugas sehubungan dengan pekerjaan proyek. Tugas dan tanggung jawab perusahaan kontraktor meliputi : 1. Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan gambar rencana, peraturan, syaratsyarat, penjelasan pekerjaan, dan syarat-syarat tambahan yang telah ditetapkan oleh pengguna jasa 2. Membuat gambar-gambar pelaksanaan yang disetujui oleh konsultan perencana 3. Merencanakan tentang perencanaan dan pengendalian waktu, biaya, kualitas, dan keselamatan kerja 4. Menyediakan alat keselamatan kerja seperti yang diwajibkan dalam peraturan untuk menjaga keselamatan pekerja dan masyarakat 5. Menyerahkan seluruh atau sebagian pekerjaan yang telah diselesaikannya sesuai dengan ketetapan yang berlaku. Tugas dan tanggung jawab lain dari perusahaan kontraktor, yaitu: 1. Meminta persetujuan untuk subkontraktor, contohnya untuk pengadaan bahan-bahan material (pekerjaannya minimal 30 % dari nilai proyek) 2. Memberikan jaminan pelaksanaan atau uang muka pelaksanaan proyek 3. Melaksanakan, menyelesaikan, dan memelihara pekerjaan 4. Memperbaiki cacat-cacat pada pelaksanaan proyek 5. Menyediakan bahan-bahan material, alat-alat pelaksanaan proyek, dan tenaga kerja pelaksanaan proyek. Hak yang dapat didapat oleh perusahaan kontraktor, yaitu: 1. Mendapat kepastian pekerjaan pelaksanaan proyek dalam artian bahwa pemilik proyek tidak akan membatalkan pelaksanaan proyek secara sepihak Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 20
selain ketentuan-ketentuan yang tertulis di dalam kontrak yang telah disetujui oleh kedua belah pihak 2. Mendapat kepastian pembayaran setelah pelaksanaan pekerjaan proyek selesai tepat waktunya 3. Mendapat jaminan asuransi kepada tenaga kerja yang akan melaksanakan pekerjaan proyek. 4. Hak dan kewajiban perusahaan kontraktor harus tertuang dalam kontrak pelaksanaan proyek. Ini untuk menjamin agar tidak ada satu pihak yang merasa dirugikan sehingga pelaksanaan pekerjaan proyek dapat selesai tepat pada waktunya. Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 21