KREATIF LEWAT MENGGUNTING DAN MENEMPEL

dokumen-dokumen yang mirip
BUKU PANDUAN BAGI GURU DALAM MENSTIMULASI PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK USIA 3-4 TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. pembinaan dan pengembangan potensi anak dari usia 0-6 tahun. Untuk itu

MENINGKATKAN KETERAMPILAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN MELIPAT KERTAS

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. dalam memasuki jenjang pendidikan selanjutnya. kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan

Rentang perhatian pada anak pra-sekolah sangat dipengaruhi oleh banyak faktor, misalnya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Usia dini (0 6 tahun) merupakan usia peka dimana pada usia ini anak memiliki

Tulisan yang mempunyai pengait kata Alat Permainan edukatif APE kreatif ala TBIF

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. lakukan sendiri dan bagaimana mereka dapat melakukannya. Perpindahan

BAB I PENDAHULUAN. Setiap manusia akan melalui tahap perkembangan dari masa bayi hingga

BAB I PENDAHULUAN. mudah bosan, sulit memecahkan suatu masalah dan mengikuti pelajaran

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung dengan sangat cepat, hal ini terlihat dari sikap anak yang terlihat jarang

1. PENDAHULUAN. lanjut, pendidikan dimulai dari sejak dini hingga akhir kelak. Dalam hal ini

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan kegiatan universal dalam kegiatan manusia.

BAB I PENDAHULUAN. ditujukan untuk anak usia 0-6 tahun. Aspek yang dikembangkan dalam

BAB I PENDAHULUAN. dalam menghadapi persaingan global yang semakin ketat di zaman modren saat. Pendidikan Nasional Pasal 1 ayat 14 dinyatakan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. yang di miliki. Di dalam diri mereka telah melekat harkat dan martabat sebagai

AKTIVITAS PEMBELAJARAN MOTORIK HALUS

BAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan otak diusia balita akan berdampak pada usia dewasanya nanti,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini (early childhood education) merupakan suatu

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan anak adalah suatu proses perubahan perilaku yang belum matang menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Tubuh manusia merupakan hal yang bisa dipelajari, baik bentuk maupun

MEMAHAMI PSIKOLOGI PERKEMBANGAN ANAK BAGI PENGEMBANGAN ASPEK SENI ANAK USIA DINI Oleh: Nelva Rolina

Tinjauan Mata Kuliah Masa TK : perkembangan fisik dan kemampuan anak berlangsung sangat cepat. Perkembangan Motorik Perkembangan motorik identik denga

HUBUNGAN KEGIATAN MONTASE DENGAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK DI KELOMPOK B1 TK ALKHAIRAAT TONDO PALU

BAB I PENDAHULUAN. bagi seorang anak bermain sambil belajar adalah suatu kegiatan di mana

Al-Hikmah Jurnal Kependidikan dan Syariah

NAMA : ELNI NIM : :

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG UPI Kampus Serang Nova Sri Wahyuni, 2016

BAB I PENDAHULUAN. kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.dalam standar

I. PENDAHULUAN. dan mengembangkan kemampuan anak, baik secara mental dan fisik. Para ahli

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini merupakan pendidikan yang dimulai dari usia 0-

SKRIPSI. DiajukanUntukMemenuhi Sebagian Syarat Guna MemperolehGelarSarjanaPendidikan (S.Pd) PadaProgram Studi PG-PAUD

BAB II KAJIAN PUSTAKA. hanya melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu saja dan dilakukan oleh otot-otot kecil

Pengembangan Keterampilan Motorik Halus melalui Menjahit Untuk Anak Usia Dini *

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan fisik, motorik, kognitif, sosial emosi serta perkembangan bahasa.

BAB I PENDAHULUAN. tetapi hanya melibatkan sebagian anggota halus yaitu mengenggam, melipat, menggunting, menempel menganyam dan menyusun.

PERANAN KEGIATAN MENGGAMBAR DALAM MENINGKATKAN MOTORIK HALUS PADA ANAK DI KELOMPOK B TK BUNGAMPUTI DWP UNTAD PALU

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN MEMBUTSIR DENGAN MENGGUNAKAN PLAYDOUGH DI PAUD KAMBOJA KOTA GORONTALO JURNAL OLEH

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. anak usia dini merupakan pendidikan yang. diselenggarakan untuk mengembangkan pribadi, pengetahuan,

BAB I PENDAHULUAN. dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No.2 Tahun 1989 pasal 4. Untuk mencapai tujuan Pendidikan Nasional tersebut, perlu

BAB 1 PENDAHULUAN. maupun anak anak. Sebagai contoh dalam memegang benda benda kecil

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS MELALUI PERMAINAN MELIPAT KERTAS PADA ANAK KLAS B TK ABA MERBUNG KLATEN SELATAN TAHUN AJARAN 2012/2013

UKDW BAB Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN

Peningkatan Perkembangan Motorik Halus Anak Usia Dini Melalaui Kegiatan Mozaik Di Taman Kanak-Kanak Pembina Agam. Lolita Indraswari ABSTRAK

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH PENGEMBANGAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN MENGGUNTING GAMBAR PADA KELOMPOK B TK PERINTIS MONGKRONG WONOSEGORO

UPAYA MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN KREATIVITAS DAN MOTORIK HALUS MELALUI KEGIATAN ORIGAMI PADA ANAK KELOMPOK B BA AISYIYAH NGALAS II

I. PENDAHULUAN. anak belajar menguasai tingkat yang lebih tinggi dari aspek-aspek gerakan,

BAB I PENDAHULUAN. masa keemasan karena pada masa itu keadaan fisik maupun segala. kemampuan anak sedang berkembang cepat.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan

Membangun Kreatifitas dengan Mainan Edukatif 'Building Block'

TUMBUH KEMBANG ANAK USIA DINI. Rita Eka Izzaty

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia tersebut adalah pendidikan. 31 ayat (1) menyebutkan bahwa Setiap warga Negara berhak mendapat

BAB I PENDAHULUAN. mengatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

SKRIPSI. Oleh Fitria Indriyani NIM

BAB II KAJIAN PUSTAKA Pengertian Keterampilan Motorik Halus

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Neneng Nurhayati, 2014

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang 1.2 Rumusan masalah 1.3 Tujuan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. adalah aktivitas motorik yang melibatkan aktivitas otot-otot kecil yang

PENGARUH ALAT PERMAINAN EDUKATIF TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK DI KELOMPOK B3 TK AISYIYAH V PALU

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I1 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. usia dini yang berfungsi untuk membantu meletakkan dasar-dasar kearah

BAB I PENDAHULUAN. kandungan hingga usia 8 tahun. Pendidikan bagi anak usia dini dilakukan melalui

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Deskripsi Pra Tindakan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Anak usia dini pada hakikatnya merupakan anak yang berusia 0-6 tahun

BAB I PENDAHULUAN. hubungannya antar sel syarat otak (sinap) terus berkembang. Begitu. melalui pendidikan anak usia dini (Suyanto, 2005:7).

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN MENGANYAM DI KELOMPOK B TK ABA II PANTOLOAN

ELMI SUSRIANTI NIM / 10127

TUMBUH KEMBANG ANAK USIA DINI. Rita Eka Izzaty

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu jenjang pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan modal dasar untuk menyiapkan kualitas diri bagi

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang tepat bagi anak sejak masa usia dini. aspek perkembangan kecerdasan intelektual, emosional, dan spiritual mengalami

BAB I PENDAHULUAN. berhasil dari mereka. Sebaliknya tidak ada orang tua di muka bumi ini yang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Ea Siti Julaeha, 2014 Meningkatkan keterampilan motorik halus dengan alat peraga edukatip (APE) berbasis bahan lingkungan sekitar

2014 MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK USIA DINI MELALUI KEGIATAN MENGANYAM

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peranan penting dalam perkembangan dan

BAB I PENDAHULUAN. Secara alamiah anak-anak sangat suka menggambar atau membuat coretancoretan

BAB I PENDAHULUAN. dapat menemukan potensi tersebut. Seorang anak dari lahir memerlukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Usia lahir sampai dengan memasuki pendidikan dasar merupakan masa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. l.1 Latar Belakang. Golden age atau masa keemasan anak adalah masa paling penting pada

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. merupakan salah satu TK yang berada di Kabupaten Gorontalo, di mana proses pembelajarannya

Niluh Sri Murdiani 1 ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. dan melakukan berbagai kegiatan fisik lainnya. Bermain dapat membebaskan

I. PENDAHULUAN. Tugas Akhir Mainan edukasi 1

KURIKULUM TULIS bimba-aiueo

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas sehingga mampu memajukan dan mengembangkan bangsa atau negara,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Taman Kanak-kanak merupakan pendidikan untuk anak

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan alat komunikasi manusia di samping sebagai makhluk individu yang

PENGARUH METODE PEMBERIAN TUGAS TERHADAP KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK KELOMPOK B2 DI TK SAMPOROA DHARMA WANITA PERSATUAN KOTA PALU. Ari Okta Pratiwi 1

Transkripsi:

KREATIF LEWAT MENGGUNTING DAN MENEMPEL [Admin TK, TK ST. CAROLUS BENGKULU] - Berita Umum Sering kita sebagai orangtua melarang anak memegang gunting karena takut tangannya luka. Demikian juga ketika anak melakukan sebuah kegiatan tempel- menempel orang tua sering malarang anaknya bermain lem dengan alasan tangannya menjadi kotor dan jorok. Padahal semua alasan itu tak perlu dikhawatirkan lagi karena saat ini sudah bisa kita mendapatkan gunting yang dirancang sedemikian rupa sehinggan aman digunakan oleh anak. Banyak manfaat yang akan anak dapatkan dari kegiatan menggunting dan menempel.inilah beberapa manfaat dari menggunting dan menenmpel( Dra.Sandra Talogo,Psi.MSc Spectrum Treatment and Education Centre,Bintaro,Banten) 1. Melatih motorik halus. Menggerak-gerakkan gunting, mengikuti alur guntingan kertas merupakan kegiatan yang efektif untuk mengasah kemampuan motorik halus anak. Begitu juga dengan kegiatan menempel. Membuka perekat lalu menempelkan ditempat yang sudah ditentukan membuat jari jemari anak jadi lebih terlatih. 2. Melatih koordinasi tangan-mata, dan konsentrasi. Semua ini bermanfaat untuk merangsang pertumbuhan otak yang lebih maksimal mengingat di usia ini merupakan masa pertumbuhan otak yang sangat pesat.

3. Meningkatkan kepercayaan diri. Ketika anak berhasil menggunting dan menempel, dia akan melihat hasilnya. Hal ini merupakan suatu reward positif yang akan meningkatkan kepercaya dirinya untuk melakukan kegiatan itu kembali. 4. Lancar menulis. Gerakan-gerakan halus yang dilakukan saat latihan menggunting dan menempel kelak akan membantu anak lebih mudah belajar menulis. Anak-anak SD yang sangat kaku memegang pensil dan yang tulisannya tidak beraturan, bisa jadi akibat kemampuan motorik halusnya tidak dilatih dengan baik sewaktu kecil. 5. Ungkapan ekspresi. Menggunting dan menempel dapat menjadi sarana untuk mengungkapkan ekspresi dan kreativitas anak. 6. Mengasah kognitif. Koordinasi mata dan tangan pada kegiatan menggunting dan menempel akan menstimulus kerja otak sehingga kemampuan kognitif anak pun akan makin terasah. CARA MENSTIMULASI Tentang kapan saat tepat menstimulasi anak untuk menggunting, menurut Sandra, bisa dimulai sejak usia 2-3 tahun. Walau tentunya ia masih akan mengalami kesulitan dalam memegangnya, tapi tak ada salahnya dicoba. Tak berbeda dengan menggunting, anak bisa dilatih menempel saat usia batita. Namun untuk latihan menggunting serta menempel yang lebih banyak bisa dilakukan saat ia berusia 4 tahun. Sebelum menstimulasi, saran Sandra, kenali dulu kemampuan si kecil karena masing-masing anak akan memiliki "modal" kecakapan yang berbeda-beda. Mungkin saja, anak yang satu lebih mahir ketimbang anak lainnya. Keterampilan anak juga akan dipengaruhi usia. Kemampuan menggunting dan menempel anak 3 tahun akan berbeda dengan anak berusia 5 tahun, misalnya.

BERBAGAI BENTUK STIMULASI Cara menstimulasi anak dalam kegiatan menggunting dan menempel: 1. Berikan contoh memegang gunting yang aman dengan posisi benar. Jelaskan jari mana yang harus masuk ke lubang bagian bawah dan jari yang harus masuk ke lubang bagian atas. Lalu praktekkan cara menggunting dengan belajar menggerak-gerakkan jari tangan dari atas ke bawah. Dengan memiliki dasar yang benar setidaknya anak akan lebih mudah melakukannya. 2. Ulangi contoh dengan kata-kata halus jika anak memegang gunting dengan cara yang masih salah. Dengan begitu ia masih mau mencobanya kembali. 3. Perhatikan keamanan anak dan orang-orang di sekitarnya. Cegahlah jika anak akan melakukan hal-hal yang berbahaya, misal mengacung-acungkan gunting ke sana ke mari, membawa gunting sambil berlari, atau memasukkan gunting ke dalam mulut. 4. Mulailah dengan menggunting bebas. Setelah anak mampu melakukannya tingkatkan dengan mencoba hal-hal yang lebih sulit, seperti menggunting dengan mengikuti garis lurus, lingkaran, kotak, dan sebagainya. Setelah makin mahir, ajaklah si kecil menggunting gambar dengan mengikuti alurnya. 5. Untuk mengajarkan menempel, berikan contoh cara membuka stiker dan menempelkannya. Memberi contoh dengan dipraktekkan akan lebih dimengerti dibandingkan penjelasan dengan kata-kata. 6. Kelima jari si kecil harus digunakan saat berlatih menggunting dan menempel. Jangan hanya menggunakan jari telunjuk atau ibu jari saja, misalnya. Bila perlu, pakailah kedua tangan secara bergantian agar terjadi keseimbangan antara tangan kanan dan kiri sehingga kerja otak pun menjadi lebih baik. 7. Jika hasil guntingan dan tempelannya belum memuaskan tak perlu memberikan komentar negatif, namun arahkan ia kembali. Sebaliknya, bila si kecil sukses melakukan latihannya, berikan reward berupa pujian yang sewajarnya. JIKA TERLAMBAT MENSTIMULASI Jika selepas masa balita, keterampilan motorik halus anak masih terlihat kurang, jangan langsung beranggapan bahwa ia mengalami gangguan. "Jika anak tidak bisa menggunting dan menempel dengan baik, tidak bisa memegang alat tulis, menggaris, dan menulis dengan benar, telusuri dulu sebabnya. Jangan-jangan hanya karena kurang dilatih," ujar Sandra.

Keterlambatan stimulasi umumnya akan mempengaruhi banyak hal mengingat keterampilan motorik halus sangat diperlukan dalam kehidupan sehari-hari. Salah satunya, anak jadi tak mandiri alias selalu tergantung pada orang lain. Daya kreativitas dan kepercayaan dirinya pun tidak tumbuh dengan optimal. Kembali lagi, bila masalahnya hanya kurang stimulasi, orang tua masih bisa mengejarnya dengan memberikan stimulasi susulan. Tak perlu terlalu cemas, karena menurut Sandra, keterampilan motorik halus anak masih bisa dilatih hingga usia 8 tahun. TAHAP KECAKAPAN MENGGUNTING * Usia 3-4 Tahun Anak sudah bisa dilatih memegang gunting dan dapat menggunting dengan cara yang benar. * Usia 4-5 Tahun Sanggup menggunting dengan mengikuti garis lurus atau melengkung. * Usia 5-6 Tahun Bisa menggunting bentuk lingkaran, segi tiga, atau segi empat. Tak lupa Sandra mengingatkan agar orang tua jangan mengharapkan hasil instan. Anak 5 tahun yang baru pertama kali dilatih menggunting, misalnya, tentu belum sanggup menggunting bentuk bulatan atau kotak. Bahkan sangat wajar jika ia malah kebingungan dan mengalami kesulitan saat memegang gunting. Nah, tugas orang tualah untuk memberikan arahan. TAHAP KEMAHIRAN MENEMPEL * Usia 3-4 Tahun Anak sudah dapat menempel stiker di sembarang tempat. * Usia 4-5 Tahun Sudah bisa menempel stiker secara sembarangan di tempat yang diminta.

* Usia 5-6 Tahun Sudah mampu menempel stiker di tempat yang dituju walau masih melewati garis. PERMAINAN MOTORIK HALUS LAINNYA Banyak cara melatih keterampilan motorik halus anak. Selain menggunting dan menempel, bisa juga dengan puzzle, meronce, dan papan alur. Puzzle dapat menstimulasi keterampilan motorik halus karena permainan tersebut mendorong jari jemari anak untuk mengangkat dan menyusun kepingan-kepingannya. Begitu juga dengan meronce. Jari-jari si kecil menjadi terampil saat harus memasukkan buah-buah ronce ke dalam tali. Sedangkan papan alur dapat membuat gerakan tangan anak menjadi luwes kala tangannya mengikuti alur yang berkelok-kelok. Dengan permainanpermainan ini, anak juga akan dilatih untuk berkonsentrasi, kreatif, dan berlatih menyelesaikan masalah yang dihadapi. Ia juga dapat berlatih berhitung, mengenal warna, dan mengenal bentuk. "Sangat baik bila sejak kecil anak sudah difasilitasi mainan seperti ini," kata Sandra. (tabloid-nakita) Label: Kreatifitas